Anda di halaman 1dari 25

KETENTUAN UUD NRI TAHUN 1945 DALAM KEHIDUPAN.

BERBANGSA DAN BERNEGARA.

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI

TUGAS KELOMPOK

MATA PELAJARAN : PPKN

DISUSUN OLEH :.

1. CREYSILIA NATHASA
2. REYANDRA RAMAWAN.
3. RAIHAN DANI WIBOWO
4. KEVIN ARDIANSYA
5. ROBERTO
6. ZETO ZEFANYA NISSI HUTAGAL
7. FLORENSIUS DANI
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan
karunia dan Limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.

kami ucapkan terima kasih kepada Pihak? Yang telah membantu dalam
Pembuatan makalah ini, Yaitu kepada ibu Emeransiana Nani. 5.Pd. Selaku guru
mata Pelajaran Pendidikan Pancasica dan kewarga negaraan Yang memberi tugas
makalah. Teman ? Satu kelompok Yang saling membantu Penyelesaian tugas
makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak Kekurangan. Oleh
karena itu, kami bersedia untuk menerima kritik Serto Saran dari Pembaca agar
terwujud sebuah makalah Yang lebih baik.

Akhir kata, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................. i


Daftar isi .................................. ii
BAB I
A. Latar Belakang .................................. 1
B. Rumusan Permasalahan .................................. 1
C. Manfaat .................................. 1
D. Tujuan .................................. 2
BAB II
A. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia .................................. 3
B. Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Negara .................................. 7
C. kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di .................................. 11
Indonesia
D. Sistem Pertahanan dan keamanan Negara .................................. 12
BAB III
A. Kesimpulan .................................. 14
B. Saran .................................. 14
C. Daftar Pustaka .................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan konstitusi negara


kita tercinta. Sebagai konstitusi negara, di dalamnya tentu Saja diatur hac ?
mendasar yang berkaitan dengan Wilayah kesatuan Republik Indonesia, warga
negara dan Penduduk Indonesia, kewarga Kemerdekaan beragama, Pertahanan
dan keamanan negara.

Pada hakikatnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara


kebangsaan Modern Negara kebangsaan Modern atacan hegara Yang
Pembentukannya didasarkan Pada Semangat kebangsaan atau nasionalisme,
Yaitu tekad sebuah masyarakat untuk membangun masa depan bersama dacam
safu negara yang sama walaupun berbeda-beda.

Berdasarkan Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Yang


menyatakan bahwa," Negara kesatuan Republik Indonesia atalah sebuah negara
kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah Yang batas ? dan hak? nya
oleh undang-undang.

Didalam suatu negara terdapat warga negara. Menurut UU Nomor 12 tahun


2006 menyatakan bahwa," warga negara Indonesia jalah. berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan dan/atau berdasarkan Perjanjian Pemerintah Republik
Indonesia dengan negara lain sebelum berlakunya un Lelah men Jadi warga
negara Indonesia." Seseorang. Yang menjadi warga negara bisa berasal dari
manapun dan harus Sesuai dengan Peraturan dan disahkan dengan undang-
undang. (Nur Maharani, 2013.26).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia?


2. Bagaimana Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia?
3. Seperti apakah Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indoensia ?
4. Bagaimana Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia?

1
C. TUJUAN

1. Mengetahui Wilayah Negara Kesatuan Republik Indoensia


2. Mengetahui Kedudukan Warga Negara ndan Penduduk Indonesia
3. Mengetahui Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia
4. Mengetahui Sistem Pertahanan dan Keamana Negara Republik Indonesia

2
BAB II

ISI

A. WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Wilayah negara merupakan daerah atau lingkungan yang menunjukkan


batas batas suatu negara, dimana dalam wilayah tersebut negara dapat
melaksanakan kekuasaanya, menjadi tempat berlindung bagi rakyat sekaligus
sebagai tempat untuk mengorganisir dan menyelenggarakan pemerintahannnya.

Wilayah negara mencakup:

a. Daratan
Penentuan batas-batas suatu wilayah daratan, baik yang mencakup dua
negara atau lebih, pada umumnya berbentuk perjanjian atau traktat.
Misalnya:
1. Traktat antara Belanda dan Inggris pada tanggal 20 Juli 1891
menentukan batas wilayah Hindia Belanda di Pulau Kalimantan.
2. Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai garis-garis
batas tertentu dengan Papua Nugini yang ditandatangani pada tanggal
12 Februari 1973.
b. Lautan
Pada awalnya, ada dua konsepsi (pandangan) pokok mengenai wilayah
lautan, yaitu res nullius dan res communis.
1. Res nullius adalah konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu dapat
diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara. Konsepsi ini dikem-
bangkan oleh John Sheldon (1584 - 1654) dari Inggris dalam buku Mare
Clausum atau The Right and Dominion of The Sea.
2. Res communis adalah konsepsi yang beranggapan bahwa laut itu
adalah milik masyarakat dunia sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki
oleh masing-masing negara.
Dalam bentuk traktat multilateral, batas-batas laut terinci sebagai berikut :
a. Batas Laut Teritorial
Setiap negara mempunyai kedaulatan atas laut teritorial yang jaraknya
sampai 12 mil laut, diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai.

3
b. Batas Zona Bersebelahan
Sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial atau 24 mil dari pantai
adalah batas zona bersebelahan.
c. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
ZEE adalah wilayah laut dari suatu negara pantai yang batasnya 200 mil
laut diukur dari pantai.
d. Batas Landas Benua
Landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang lebih dari 200
mil laut.
c. Udara
Pada saat ini, belum ada kesepakatan di forum internasional mengenai
kedaulatan di ruang udara. Pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang kemudian
diganti oleh pasal 1 Konvensi Chicago 1944 menyatakan bahwa setiap
negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan eksklusif di ruang udara di
atas wilayahnya. Mengenai ruang udara (air space), di kalangan para ahli
masih terjadi silang pendapat karena berkaitan dengan batas jarak
ketinggian di ruang udara yang sulit diukur. Sebagai contoh, Indonesia,
menurut Undang-undang No. 20 Tahun 1982 menyatakan bahwa wilayah
kedaulatan dirgantara yang termasuk orbit geo-stationer adalah 35.761 km.
Sebagai acuan, berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli
mengenai batas wilayah udara sebagai berikut;
a. Lee
Lee berpendapat bahwa lapisan atmosfir dalam jarak tembak meriam
yang dipasang di darat dianggap sama dengan udara teritorial negara.
Di luar jarak tembak itu, harus dinyatakan sebagai udara bebas, dalam
arti dapat dilalui oleh semua pesawat udara negara mana pun.
b. Van Holzen Dorf
Holzen menyatakan bahwa ketinggian ruang udara adalah 1.000 meter
dari titik permukaan bumi yang tertinggi.
c. Henrich's
Menyatakan bahwa negara dapat berdaulat di ruang atmosfir selama
masih terdapat gas atau partikel-partikel udara atau pada ketinggian 196
mil. Di luar atmosfir, negara sudah tidak lagi mempunyai kedaulatan.

4
Di samping pendapat para ahli tentang batas wilayah udara ada
beberapa teori tentang konsepsi wilayah udara yang dikenal pada saat ini.
Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut;

a. Teori Udara Bebas (Air Freedom Theory


Penganut teori ini terbagi dalam dua aliran, yaitu kebebasan ruang udara
tanpa batas dan kebebasan udara terbatas.
1. Kebebasan ruang udara tanpa batas. Menurut aliran ini, ruang udara
itu bebas dan dapat digunakan oleh siapa pun. Tidak ada riegara yang
mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara.
2. Kebebasan udara terbatas, terbagi menjadi dua. Hasil sidang Institute
de Droit International pada sidangnya di Gent (1906), Verona (1910)
dan Madrid (1911).
a. Setiap negara berhak mengambil tindakan tertentu untuk
memelihara keamanan dan keselamatannya.
b. Negara kolong (negara bawah, subjacent state) hanya
mempunyai hak terhadap wilayah / zona teritorial.

b. Teori Negara Berdaulat di Udara (The Air Sovereignity)

Ada beberapa teori yang menyatakan bahwa kedaulatan suatu negara


harus terbatas.

1. Teori Keamanan. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara mempunyai


kedaulatan atas wilayah udaranya sampai yang diperlukan untuk
menjaga keamanannya. Teori ini dikemukakan oleh Fauchille pada
tahun 1901 yang menetapkan ketinggian wilayah udara adalah 1.500 m.
Namun pada tahun 1910 ketinggian itu diturunkan menjadi 500 m.
2. Teori Pengawasan Cooper (Cooper's Control Theory). Menurut Cooper
(1951), Kedaulatan negara ditentukan oleh kemampuan negara yang
bersangkutan untuk mengawasi ruang udara yang ada di atas
wilayahnya secara fisik dan ilmiah,
3. Teori Udara (Schacter). Menurut teori ini, wilayah udara itu haruslah
sampai suatu ketinggian di mana udara masih cukup mampu
mengangkat (mengapungkan) balon dan pesawat udara.

5
d. Daerah Ekstrateritorial

Daerah Ekstrateritorial adalah daerah atau wilayah kekuasaan hukum


suatu negara yang berada dalam wilayah kekuasaan hukum Negara lain.
Berdasarkan hukum internasional yang mengacu pada hasil Reglemen
dalam Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres Aachen tahun 1818, pada
perwakilan diplomatik setiap negara terdapat daerah ekstrateritorial.

e. Batas Wilayah Negara

Penentuan batas wilayah negara, baik yang berupa daratan dan atau
lautan (perairan), lazim dibuat dalam bentuk perjanjian (traktat) bilateral
serta multilateral. Batas antara satu negara dengan negara lain dapat
berupa batas alam (sungai, danau, pegunungan, atau lembah) dan batas
buatan, misalnya pagar tembok, pagar kawat berduri, dan tiang-tiang
tembok. Ada juga negara yang menggunakan batas menurut geofisika
berupa garis lintang.

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai perbatasan darat


dengan 3 (tiga) negara tetangga (Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste)
serta 11 perbatasan laut dengan negara tetangga (India, Thailand,
Malaysia, Singapura, Vietnam, Philipina, Palau, Federal State of
Micronesia, Papua Nugini, Timor Leste dan Australia).

Permasalahan perbatasan yang muncul dari luar (eksternal) adalah:


adanya berbagai pelanggaran wilayah darat, wilayah laut dan wilayah
udara kedaulatan NKRI. Disini rawan terjadi kegiatan illegal seperti:

 illegal logging,
 illegal fishing,
 illegal trading,
 illegal traficking dan
 trans-national crime
Hal tersebut merupakan bentuk ancaman faktual disekitar perbatasan
yang akan dapat berubah menjadi ancaman potensial apabila pemerintah
kurang bijak dalam menangani permasalahan tersebut.

6
Sedangkan permasalahan perbatasan yang muncul dari dalam (internal)
adalah: tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikan SDM yang masih
rendah, kurangnya sarana prasarana infrastruktur dan lain-lain sehingga
dapat mengakibatkan kerawanan dan pengaruh dari negara tetangga.
Oleh karena itu wilayah perbatasan bukan merupakan bidang masalah
tunggal tetapi merupakan masalah multidemensi yang memerlukan
dukungan politik nasional untuk mengatasinya.
Dengan demikian setiap ada permasalahan terkait batas wilayah
negara diharapkan dapatn diselesaikan dengan cara diplomasi dan
perundingan walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama.

B. KEDUDUKAN WARGA NEGARA DAN PENDUDUK INDONESIA

a. Status Warga Negara Indonesia


1. Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat
tinggal atau menetap dalam suatu negara, sedang yang bukan penduduk
adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak
bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut.
2. Warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah orang yang
secara hukum merupakan anggota dari suatu negara, sedangkan bukan
warga negara disebut orang asing atau warga negara asing.

Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga negara, secara


konstitusional tercantum dalam Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yaitu:

1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang.

Undang-Undang Kewarganegaraan yang pernah berlaku di Indonesia


diantaranya:

7
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1946 tentang
Kewarganegaraan Indonesia.
2. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1958 tentang Penyelesaian Dwi
Kewarganegaraan Antara Indonesia dan RRC.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 62 tahun 1968 tentang
Kewarganegaraan Indonesia sebagai penyempurnaan UU Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 1946.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
b. Asas-asas Kewarganegaraan Indonesia
 Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan.
 Asas ius soli (asas kedaerahan), yaitu kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya.
 Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaran di beberapa
negara dapat menimbulkan dua kemungkinan status kewarganegaraan
seorang penduduk yaitu:
1. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak
mempunyai kewarganegaraan.
2. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua
macam kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap).

Dalam menetukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu


negara lazim menggunakan dua stelsel, yaitu:

1. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu


secara aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
2. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga
negara tanpa melakukan sutu tindakan hukum tertentu (naturalisasi
Istimewa)

Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu
negara pada dasarnya mempunyai:

8
1. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif)
2. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel
pasif)

Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang


Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam
penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut:

1. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan


seseorang berdasarkan keturunan,bukan bersasarkan negara tempat
dilahirkan.
2. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak seseuai dengan ketentuan yang
diatur undang-undang.
3. Asas kewarganegraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang.
c. Syarat-Syarat menjadi Warga Negara Indonesia
1. Naturalisasi biasa
Orang dari bangsa asing yang yang akan mengajukan permohonan
pewarganegaraan dengan cara naturalisasi bisa, harus memenuhi syarat
sebagaimana yang ditentukan oleh pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 12
tahun 2006, sebagai berikut:
1) telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
2) pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;
3) sehat jasmani dan rohani;
4) dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

9
5) tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara satu tahun lebih;
6) jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda;
7) mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
8) membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.

2. Naturalisasi Istimewa

Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi
Istimewa diberikan kepada orang asing yang telah berjasa kepada negara
Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara, setelah
memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Naturalisasi istimewa batal diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut
berkewarganegaraan ganda.

d. Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006,
seorang Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang
bersangkutan:
1. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain;
3. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas kemauannya
sendiri, dengan ketentuan:
1. telah berusia 18 tahun;
2. bertempat tinggal di luar negeri;
1. masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari Presiden;
2. masuk dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri, yang mana jabatan
dalam dinas tersebut di Indonesia hanya dapat dijabat oleh Warga Negara
Indonesia;
3. mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut atas dasar kemauan sendiri;
4. turut serta dalam pemilihan seseuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing, meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya;

10
5. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau
surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih
berlaku dari negara lain atas namanya;
6. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima
tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang
sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun tersebut berakhir
C. KEMERDEKAAN BERAGAMA DAN BERKEPERCAYAAN DI INDONESIA
Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna bahwa
setiap manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan
dan kepercayaannya, dan dalam hal ini tidak boleh dipaksa oleh siapapun, baik
itu oleh pemerintah, pejabat agama, masyarakat, maupun orang tua sendiri.
Kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia dijamin oleh UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pasal 28 E ayat (1) dan (2)
disebutkan bahwa:
1. Setiap orang bebas, memeluk agama dan beribadat menurut agamanya
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Di samping itu, dalam pasal 29 UUD Negara Republik Indonesia Tahun


1945 ayat (2) disebutkan, bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing- masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan ketentuan tersebut, diperlukan hal-hal


berikut:

 Adanya pengakuan yang sama oleh pemerintah terhadap agama-agama


yang dipeluk
 Tiap pemeluk agama mempunyai kewajiban, hak dan kedudukan yang sama
dalam negara dan pemerintahan.

11
 Adanya kebebasan yang otonom bagi setiap penganut agama dengan
agamanya itu, apabila terjadi perubahan agama, yang bersangkutan
mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan menentukan agama yang ia
kehendaki.
 Adanya kebebasan yang otonom bagi tiap golongan umat beragama serta
perlindungan hukum dalam pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan
keagamaan lainnya yang berhubungan dengan eksistensi agama masing-
masing.
D. SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1. Subtansi Pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia
Perubahan UUD 1945 semakin memperjelas sistem pertahanan dan
keamanan negara kita. Hal tersebut di atur dalam pasal 30 ayat (1) sampai
(5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa :
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentarra Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara, sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Republik Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam
menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warrga negara dalam
usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan gambaran


bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan dengan
menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta

12
(Sishankamrata). Sishankamrata hakikatnya merupakan segala upaya menjaga
pertahanan dan keamanan negara yang seluruh rakyat dan segenap sumber
daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara
sebagai suatu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan:

1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabadikan


oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya
pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan
kondisi geografi sebagai negara kepulauan.
2. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan
Negara
Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa "setiap warga negara berhak dan waib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan
kesediaan berbakti pada negara dan berkorban demi membela negara.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negarra yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Indonesia adalah negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 25 A


UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh
undang-undang

Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia

a. Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat


tinggal atau menetap dalam suatu negara, sedang yang bukan penduduk
adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak bertujuan
tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut.
b. Warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah orang yang
secara hukum merupakan anggota dari suatu negara, sedangkan bukan warga
negara disebut orang asing atau warga negara asing.

Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan mengandung makna bahwa


setiap manusia bebas memilih, melaksanakan ajaran agama menurut keyakinan
dan bera, jabal Þjabalagama, masyarakat, tidak bolehandrasendeh siapapun, baik
itu oleh

Perubahan UUD 1945 semakin memperjelas sistem pertahanan dan


keamanan negara kita. Hal tersebut di atur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai (5)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

B. SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki baik dari tulisan
maupun bahasa yang kami sajikan, oleh karena itu, kami mohon diberikan
saranya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam
memahami paragraf.

14
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Idrus dan Karim Suryadi. (2008). Hak Asasi Manusia (HAM). Jakarta:
Universitas Terbuka..

Asshiddiqie, Jimly. (2004). Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran


Kekuasaan dalam UUD 1945. Yogyakarta. FH-Uil Press.

Bakry, Noor Ms. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar. Budiardjo, Miriam. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Budimansyah, Dasim. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.


Bandung: Ganesindo

Busrizalti, H. M. (2013). Hukum Pemda: Otonomi Daerah dan Implikasinya,


Yogyakarta : Total Media.

Busroh, Abu Daud. )2009). Ilmu Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmodihardjo, Dardji. dkk. (1991). Santiaji Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional,


Erwin, Muhammad. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Bandung: Refika Aditama.

Gaffar, Affan. (2004). Politik Indonesia; Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Gadjong, Agussalim Andi. (2007). Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Jimnung, Martin (2005). Politik Lokal dan Pemerintah Daerah dalam Perspektif
Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pustaka Nusatama.

Ismail, Taufik. (2004). Katastrofi Mendunia; Marxisme, Leninisma, Stalinisma,


Maoisme, Narkoba. Jakarta: Yayasan Titik Infinitum.

Kansil, C. S. T. Dan Christine S. T. Kansil. (2008). Hukum Tata Negara Republik


Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,

15
Kansil, C.S.T.1992. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

Kansil, C.S.T dan Christine S.T Kansil. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya
Paramita. Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Konstekstual; Konsep dan
Aplikasinya. Bandung: PT Refika Aditama.

Kosim, H.E. (2000). Pancasila: Pandangan Hidup Bangsa dan Dasar Negara
Republik Indonesia. Bandung: Sekolah Tinggi Bahasa Asing YAPARI-ABA.

Kusnadi, Moh. dan Harmaily Ibrahim. (1993). Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia. Jakarta: FHUI.

Kusnardi, Mohammad dan Hermaily Ibrahim. (1983). Pengantar Hukum Tata


Negara. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.

Latif, Yudi.(2012). Negara Paripurna; Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas


Pancasila. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lemhanas.(1997). Wawasan Nusantara. Jakarta: PT Balai Pustaka.

. (1997). Ketahanan Nasional. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Makarao,Mohammad Taufik. (2004). Hukum Acara Pidana dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

Marbun, B.N. (2010). Otonomi Daerah 1945-2010; Proses dan Realita. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.

Moeljatno. (2003). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara.


MPR RI.(1998). Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. [Online]. Tersedia: http://www. dpr.go.id.
Html [12 September 2015].

.(2002). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta:


Sinar Grafika.

(2002) Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik


Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015].

16
(2003). Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015].

_.(2004) Undang-Undang RI Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional


Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015].

(2006). Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan


Republik Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September
2015].

(2008). Undang-Undang RI 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara [Online].


Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015].

(2009). Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas


Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung. [Online].
Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015]. (2009).Undang-Undang
RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah. [Online]. Tersedia: http:// www.dpr.go.id. Html [12 September 2015].

(2009). Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.


[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015].

(2009). Undang-Undang RI Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-


Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum. [Online]. Tersedia:
http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015].

(2009). Undang-Undang RI Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama. [Online].
Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12 September 2015]. _.(2009). Undang-
Undang RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. [Online]. Tersedia:
http://www.dpr. go.id. Html [12 September 2015].

(2012). Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal dan Ayat. Jakarta:
Sekretariat Jenderal MPR RI.

17
(2012). Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI. (2012). Empat Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.

(2012). Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI. (2012). Empat Pilar
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.

(2014). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.


[Online]. Tersedia: http://www.dpr. go.id. Html [12 September 2015].

_.(2015). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang


Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah. [Online]. Tersedia: http://www.dpr. go.id. Html [12 September
2015].

(2015). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang


Organisasi Kementerian Negara.[Online]. Tersedia: http://www.dpr.go.id. Html [12
September 2015].

Nuryadi, Heri M.S. Faridy, (2010). Pendidikan Kewarganegaraan:Wawasan


Kebangsaan, Jakarta, BSNP-BSE.

Pasha, Musthafa Kamal. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education),


Yogyakarta: Citra Karsa mandiri. กษ

Rahardiansyah, Trubus. (2012). Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta:


UniversitasTrisakti.

Riyanto, Astim. (2006). Negara Kesatuan; Konsep, Asas, dan Aplikasinya. Bandung:
Yapemdo

Sanusi, Ahmad. (2006). "Memberdayakan Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar


Demokrasi" dalam Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarga-
negaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

18
Santoso, H.M. Agus. (2013). Menyingkap Tabir Otonomi Daerah di Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Simanjuntak, DH. (2011). Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum dan Kontrak
Franchise.[Online] Tersedia: http://www.repository.usu. ac.id. Html [14 November
2013]

Soeharyo, Sulaeman dan Nasri Efendi.(2001). Sistem Penyelenggaraan Pemerintah


Negara Republik Indonesia. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Soekanto, Soerjono. (2002). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.


Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Somardi. (2007). "Hukum dan Penegakkan Hukum" dalam Materi dan Pembelajaran
PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sundawa, Dadang. (2007). "Kerangka Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan


Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia" dalam Materi dan Pembelajaran PKn SD.
Jakarta: Universitas Terbuka

Suwardi, Harsono. dkk. (2002). Politik Demokrasi dan Manajemen Komunikasi.


Yogyakarta: Galang Press.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2006). Ilmu Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium


Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tim Penyusun. (1986). 30 Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta: Balai Pustaka Tolib.
(2006). Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK. Jakarta: Studia Press.

Sumber Gambar: Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka,


http://wapikweb.org/article/detail/AA-01161. php

Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, http://wapikweb.org/article/detail/AA-01161.

Php Diunduh tanggal 12 November 2015, http://bkd.surabaya.go.id/berita-detail.


php?id_berita=20

Diunduh tanggal 16 November 2015, http://www.eftianto.files.wordpress.com


Diunduh tanggal 16 November 2015, http://www.indotekhnoplus.com/news/
view/260/4

19
Diunduh tanggal 17 November 2015,http://en.wikipedia.org/wiki/Munir_Said_ Thalib

Diunduh tanggal 17 November 2015, http://www.elsam.or.id

Diunduh tanggal 17 November 2015, http://www.mpr.go.id

Diunduh tanggal 17 November 2015, http://wisatapujonkidul.blogspot.com/p/ profil-


desa.html

Diunduh tanggal 17 November 2015, http://sport.news.viva.co.id/news/ read/322168

Diunduh tanggal 17 November 2015, http://cjzarah.blogspot.com/2013/11/ Diunduh


tanggal 22 November 2015, http://korem073makutarama.wordpress.

com

Diunduh tanggal 22November 2015, http://www.vhrmedia.com

Diunduh tanggal 26 November 2015, http://kepustakaan-presiden.pnri.go.id/en/


photo/

Diunduh tanggal 26 November 2015, http://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_


Indonesia_Bersatu_II

Diunduh tanggal 29 November 2015, http://blog.rawins.com/2011/05/

Diunduh tanggal 29 November 2015, http://strategi-militer.blogspot.com/2013/07/


Diunduh tanggal 3 Desember 2015, http://www.pasti.co.id

Diunduh tanggal 3 Desember 2015, http://www.merdeka.com

Diunduh tanggal 4 Desember 2015, http://www.antarafoto.com/peristiwa/


v1359195018/

Diunduh tanggal 4 Desember 2015, http://nasional.kompas.com/

read/2013/12/16/1121479/

Diunduh tanggal 7 Desember 2015, http://www.primaironline.com Diunduh tanggal 7


Desember 2015, http://www.hukumonline.com

20
Diunduh tanggal 12 Desember 2015, http://kulonprogonews.wordpress.
com/2015/04/13

Diunduh tanggal 12 Desember 2015, http://hasprabu.blogspot.com/2015/06/


Diunduh tanggal 15 Desember 2015, http://liputan6.com/2015/06/

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://www.merdeka.com/politik/siapa- menteri-


yang-berani-berani-remehkan-presiden-jokowi.html

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, https://ajengrahmap.wordpress.

com/2013/03/10/peta-wilayah-indonesia-wilayah-indonesia-yang-berbatasan
dengan-negara-luar/

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, https://belajar.kemdikbud.go.id/Sumber Belajar/

tampilajar.php?ver=12&idmateri=110&lvl1=4&lvl2=1&lvl3=3&kl=10

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://nooreva.deviantart.com/art/Indonesian-


farmer-121043694

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://www.antaranews.com/berita/511633/

budayawan-praktik-pemeliharaan-toleransi-beragama-belum-tuntas

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://dprd-ntbprov.go.id/dihujani-intrupsi- pada-


rapat-paripuran-dprd-ntb/

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://nanaulana.blogspot.co.id/2012/02/


kenangan-di-sma-negeri-31-jakarta.html

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, https://en.wikipedia.org/wiki/National_ Monument


(Indonesia)

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://mosoklali.com/blog/2013/11/20/ wonderful-


indonesia-yang-bikin-yogyakarta-terasa-istimewa/

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid Raya_


Baiturrahman

21
Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://ekbis.rmol.co/read/2015/10/23/221892/
Freeport-dan-Janji-Sudirman-Said-yang-Bukan-'Ansor'-

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, https://www.triptrus.com/destination/843/ gedung-


sate

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://mustafa-loekman.com/index.php/ image-


gallery/animals

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://pascasarjana-stiami.ac.id/2013/05/


reformasi-pelayanan-publik-dalam-kerangka-good-governance/

Diunduh tanggal 19 Januari 2016,

http://www.tribunnews.com/

regional/2013/10/15/bentrok-antarwarga-terjadi-di-pesawaran-lampung

Diunduh tanggal 19 Januari 2016, http://esemanis.blogspot.co.id/2011/11/hari-


pahlawan.html

22

Anda mungkin juga menyukai