Anda di halaman 1dari 4

C.

Wilayah Udara
Wilayah udara merupakan wilayah yang berada dia aas wilayah daratan dan lautan (perairan) Negara itu. Kedaulatan negaa tehadap wilayah udaranya terdapat berbagai aliran, yaitu :

1. Teori udara bebas a. Kebebasan ruang tanpa batas : yaitu ruang udara dapat digunakan oleh siapapun. Negara tidak berhak dan berdaulat di ruang udara. b. Kebebasan ruang terbatas : terbagi menjadi dua : 1. Negara kolong berhak berhak melakukan tindakan untuk memelihara keamanan dan keselamatan negaranya, 2. Negara kolong hak sebatas terhadap wilayah tertentu. Dasar teori yang menyatakan kebebasan ruang terbatas : a) Teori keamanan : Negara punya daulat di udara untuk menjaga keamanan b) Teori penguasaan : menurut Copper, kedaulatan udara ditentukan oleh kemampuan Negara yang bersangkutan c) Teori udara Schacter : ketinggian wilayah udara pada ketinggian udara kurang dari 30 mil dari muka bumi

2. Teori Negara berdaulat di udara Belum ada kesepakatan intenasional tentang teori ini

3. Unsur Dasar Wawasan Nusantara


Konsep ini mengandung tiga unsur dasar, yaitu wadah, isi dan tata laku. Ketiga unsur ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Wadah (Contour)

Wadah ini meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba Nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.

b. Isi (Content) Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai diatas, bangsa ini harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinnekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.

c. Tata Laku (Conduct) Merupakan hasil interakti antara wadah dan isi yan terdiri atas tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia. Adapaun tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia. Kedua diatas akan mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa Indonesia. Secara singkat, tata laku batiniah adalah sikap, jiwa, dan semangat setiap warga Negara untuk mendukung konsepsi Wawasan Nusantara. Tata laku lahiriah adalah perilaku dan tindakan warga Negara utuk mewujudkan konsepsi Wawasan Nusantara.

4.

Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara


A. Tujuan Wawasan Nusantara Hakikat wawasan nusantara adalah Keutuhan Nusantara atau Nasional. Dalam pengertian : cara pandang yang selalu utuh menyeluuh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia, yaitu keseluruhan bangsa dan wilayah nasional. Tujuan Wawasan Nusantara teridir atas dua, yaitu :

1. Tujuan ke dalam : menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, yaitu politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. 2. Tujuan ke luar : terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang sesuai dengan amanat Pancasila. B. Manfaat Wawasan Nusantara Manfaat adalah sebagai berikut : 1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan asas Negara kepulauan berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai Negara kepulauan yang diakui oleh dunia internasional. 2. Pertambahan luas wilayah territorial Indonesia. Berdasrkan Ordonansi 1939 wilayah territorial Indonesia hanya seluas 2 juta km2. Dengan adanya konsepsi wawasan nusantara maka luas wilayah Indonesia menjadi 5 juta km2 sebgai satu kesatuan wilayah. 3. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat. Sumber daya tersebut terutama sumber minyak yang ditemukan di wilayah territorial dan landas kontinen Indonesia. 4. Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang tentag keutuhan wilayah Nusantara yang perlu dipertahankan oleh bangsa Indonesia. 5. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional. Misalnya tercermin dalam semboyan Bhinnekan Tunggal Ika.

Perlu kiranya dikemukakan pula berbagai implikasi persoalan yang dapat timbul dari penerapan konsep Wawasan Nusantara. Beberapa persoalan yang kemungkinan muncul dari konsep Nusantara ini adalah : a. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan Negara lain yaitu batas darat, laut, dan udara. Misalnya Indonesia dengan Malaysia mengenai pulau Sipadan dan Ligitan, dan kasus Ambalat. b. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridiksi Indonesia yang tidak terkendali dan terawasi. Misalnya masuknya nelayan asing ke wilayah

perairan Indonesia, kasus perompakan dilaut, melintasnya pesawat perang Negara lain di wilayah udara Indonesia. c. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terlua Indonesia. Pulaupulau tersebut menjadi tempat potensial bagi pencarian ikan secara illegal, tempat transit kejahatan lintas Negara, penyelundupan narkoba, dll. Ada 12 pulau yang didentifikasi sebagai pulau terluar di Indonesia, yaitu : 1) Pulau Rondo, berbatasan dengan India dan Thailand. 2) Pulau sekatung, berbatasan dengan Vietnam. 3) Pulau Nipa, berbatasan dengan Singapura. 4) Pulau Berhala, berbatasan dengan Malaysia. 5) Pulau Marore, berbatasan dengan Filipina. 6) Pulau Miangas, berbatasan dengan Filipina. 7) Pulau Maramptit, berbatasan dengan Filipina. 8) Pulau Batek, berbatasan dengan Timor Leste. 9) Pulau Dana, berbatasan dengan Australia. 10) Pulau Fani, berbatasan dengan Republik Palau. 11) Pulau Fanildo, berbatasan dengan Republik Palau. 12) Pulau Bras, berbatasan dengan Republik Palau. d. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat melemahkan pembangunan ber-Wawasan Nusantara. Misalnya, suatu daerah tertutup bagi pendatang, penolakan warga transmigran oleh penduduk lokal, pejabat publik daerah harus putra daerah yang bersangkutan, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai