Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NEGARA SEBAGAI SUBJEK HUKUM HI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Internasional


DOSEN PEMBIMBIN: Muhajir, S.Ag., L.L.M

Disusun Oleh:

Kelompok 7

Maulana Suhadi (2042019012)


Muhammad Azmi (2042019020)
Fadli Ariansyah (2042019004)

FAKULTAS : SYARIAH
JURUSAN : HPI
SEMESTER :6
UNIT :1

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LANGSA

TAHUN 2022
PENGANTAR

Puji serta syukur penulis berikan kepada hadirat Allah Yang Maha Esa. Karena

limpahan berkat serta rahmat dan juga karunia Allah SWT sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini penulis akan membahas

tentang Negara Sebagai Subjek Hukum HI.

Makalah ini dibuat dengan berbagai pemikiran dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

mengerjakan Makalah ini. Dalam hal ini, penulis mengucapkan penyampaian terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan makalah ini dengan baik. Penulis menerima kritik konstruktif dari dosen

untuk penyempurnaan Makalah selanjutnya. Akhir kata penulis harapkan Makalah ini

dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Langsa, 27 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................................... 3


A. Kualifikasi Negara Menurut HI ...................................................................
B. Wilayah Negara ..........................................................................................4
C. Cara Memperoleh Wilayah Negara .............................................................7
D. Faktor Penyebab Kehilangan Wilayah Negara .............................................7
E. Doktrin Hak dan Kewajiban Negara ............................................................8
F. Macam-Macam Bentuk Negara ...................................................................9

BAB III : PENUTUP ................................................................................................ 16


A. Kesimpulan ................................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara adalah organisasi yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan

kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat

menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan itu. Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup.

Pengertian Negara sebagai subjek hukum internasional adalah organisasi kekuasaan yang

berdaulat, menguasai wilayah tertentu, penduduk tertentu dan kehidupan didasarkan pada

sistem hukum tertentu.

Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan tentang Negara Sebagai Subjek

Hukum HI. Penulis akan memaparkan mengenai kualifikasi negara menurut HI, wilayah

negara, cara memperoleh wilayah negara, faktor penyebab kehilangan wilayah negara,

doktrin hak dan kewajiban negara, macam-macam bentuk negara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan diatas, maka dapat diambil

rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kualifikasi negara menurut HI?

2. Bagaimanakah penjelasan mengenai wilayah negara?

3. Bagaimanakah cara memperoleh wilayah negara?

4. Bagaimanakah faktor penyebab kehilangan wilayah negara?

5. Bagaimanakah doktrin hak dan kewajiban negara?

1
6. Bagaimankah macam-macam bentuk negara?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis jelaskan diatas, adapun tujuan dari

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tentang kualifikasi negara menurut HI.

2. Mengetahui tentang wilayah negara.

3. Mengetahui tentang cara memperoleh wilayah negara.

4. Memahami tentang faktor penyebab kehilangan wilayah negara.

5. Mengetahui tentang doktrin hak dan kewajiban negara.

6. Mengetahui tentang macam-macam bentuk negara.

2
BAB II

NEGARA SEBAGAI SUBJEK HUKUM HI

A. Kualifikasi Negara Menurut HI

Negara menjadi subjek utama dalam hukum internasional. Dalam konteks hukum

internasional, negara yang dimaksud adalah negara yang berdaulat dan memiliki

pemerintahannya sendiri. Organisasi nasional bertugas untuk turut serta menyelesaikan

pelanggaran hukum internasional. Negara yang menjadi subyek hukum internasional

adalah negara yang merdeka, berdaulat dan tidak merupakan bagian dari suatu negara.

Artinya, mempunyai pemerintahan sendiri secara penuh dan kekuasaan penuh terhadap

warga negara dalam lingkungan kewenangan negara itu.

Menurut Konvensi Montevideo 1949 mengenai Hak dan Kewajiban Negara,

kualifikasi suatu negara sebagai subyek hukum internasional adalah mempunyai penduduk

yang tetap, wilayah tertentu, pemerintahan yang sah dan kemampuan mengadakan

hubungan dengan negara lain. Negara dinyatakan sebagai subyek hukum internasional

yang pertama karena kenyataan menunjukkan bahwa yang pertama melakukan hubungan

internasional adalah negara.

Aturan-aturan yang disediakan masyarakat internasional berupa aturan tingkah laku

yang harus ditaati oleh negara apabila negara-negara saling mengadakan hubungan. Negara

yang menjadi subyek hukum internasional adalah negara yang merdeka, berdaulat dan tidak

merupakan bagian dari suatu negara. Artinya, mempunyai pemerintahan sendiri secara

penuh dan kekuasaan penuh terhadap warga negara dalam lingkungan kewenangan negara

itu.

3
B. Wilayah Negara

Wilayah adalah tempat dimana menetapnya rakyat dan merupakan tempat

penyelenggaraan pemerintahan Negara. 1 Adapun wilayah negara yaitu sebagai berikut di

bawah ini:

1. Wilayah darat.

Wilayah darat yaitu wilayah yang meliputi segala sesuatu yang tampak dipermukaan

bumi, misalnya seperti rawa, sungai, gunung, lembah. Mengenai batas wilayah daratan

suatu Negara ditentukan dengan perjanjian antar Negara yang wilayahnya berbatasan.

Macam-macam perbatasan Negara bisa berupa: perbatasan alam, perbatasan ilmu pasti,

perbatasan buatan.

2. Wilayah Laut.

Wilayah suatu Negara yang disebut lautan atau perairan territorial.

Pada umumnya batas lautan territorial dihitung dari pantai pada saat air surut. Laut di

luar perairan territorial disebut lautan bebas (mere liberium).

Terdapat dua pandangan dalam sejarah hokum laut international:

a. Res Nuilis

Res Nuilis adalah laut tidak ada yang memilikinya oleh sebab itu laut bisa

diambil serta dimiliki tiap Negara.

b. Res Communis

Res Communis adalah laut milik bersama masyarakat dunia oleh sebab itu tidak

bisa diambil dan dimiliki oleh suatu Negara.

1
Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, UII Pres, Yogyakarta, 2003, hlm. 74-75.

4
3. Wilayah Udara.

Merupakan daerah udara yang berada di atas daerah Negara di permukaan bumi baik di

atas wilayah perairan maupun diatas wilayah daratan.

4. Wilayah Ekstra territorial (Wilayah konvensional).

Wilayah yang menurut hokum International di akui sebagai wilayah kekuasaan suatu

Negara, walaupun sebetulnya wilayah itu secara nyata berada di wilayah Negara lain.

C. Cara Memperoleh Wilayah Negara

Dalam hukum internasional dikenal beberapa cara untuk memperoleh wilayah

negara yakni sebagai berikut di bawah ini :

1. Akresi

Penambahan wilayah yang disebabkan oleh proses alamiah. Misalnya terbentuknya

pulau yang disebabkan oleh endapan lumpur muara sungai; mengeringnya bagian

sungai disebabkan oleh terjadinya perubahan aliran sungai; terbentuknya pulau baru

disebabkan oleh letusan gunung berapi.

2. Cessi

Penyerahan wilayah secara damai yang biasanya dilakukan melalui perjanjian

perdamaian untuk mengakhiri perang, atau dengan cara-cara yang berbeda,

misalnya pembelian Alaska pada tahun 1816 oleh AS dari Rusia, atau ketika

Denmark menjual beberapa daerahnya di West Indies kepada AS pada tahun 1916.

Contoh lain adalah Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan oleh Austria

kepada Prusia,(Jerman).

5
3. Okkupasi

Okupasi merupakan penegakan kedaulatan atas wilayah yang tidak berada di bawah

penguasaan negara manapun, baik wilayah yang baru ditemukan, ataupun yang

ditinggalkan oleh negara yang semula menguasainya. Penguasaan tersebut harus

dilakukan oleh negara dan bukan oleh orang perorangan, secara efektif dan harus

terbukti adanya kehendak untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai bagian dari

kedaulatan negara. Hal itu harus ditunjukkan misalnya dengan suatu tindakan

simbolis yang menunjukkan adanya penguasaan terhadap wilayah tersebut,

misalnya dengan pemancangan bendera atau pembacaan proklamasi.

4. Preskripsi

Preskripsi adalah suatu tindakan yang mencerminkan kedaulatan atau penguasaan

terhadap suatu wilayah dengan cara-cara damai dalam waktu tertentu dengan tanpa

adanya keberatan dari negara-negara lain. Wilayah yang dimaksud sebelumnya

adalah milik negara lain Karenanya jangka waktunya lebih lama.

5. Aneksasi

Menurut kamus aneksasi merupakan pengambilan dng paksa tanah (wilayah) orang

(negara) lain untuk disatukan dng tanah (negara) sendiri; penyerobotan;

pencaplokan.

6. Referendum

Cara-cara diperolehnya wilayah ini telah banyak berkurang menjadi

dipertunjukannya suatu kontrol dan kewenangan baik oleh negara yang mengklaim

kedaulatan ataupun oleh suatu negara dari mana negara yang mengklaim kedaulatan

dapat membuktikan bahwa hak tersebut telah dirampas. Satu cara tambahan

diperolehnya kedaulatan teritorial, yang tidak termasuk dalam kategori yang

6
dikemukakan di atas, yang perlu diperhatikan yaitu keputusan oleh Konferensi

negara-negara. Hal ini biasanya terjadi apabila suatu Konferensi negara-negara

pemenang perang pada akhir peperangan menyerahkan kepada negara tertentu

sehubungan dengan suatu penyelesaian perdamaian umum.

D. Faktor Penyebab Kehilangan Wilayah Negara

Adapun faktor yang menjadi penyebab kehilangan wilayah negara adalah faktor

alam dan faktor sosial. Runtuhnya negara karena faktor sosial adalah negara yang

sebelumnya sudah berdiri dan diakui oleh negara-negara lain, tetapi dikarenakan faktor

sosial maka negara tersebut runtuh. Runtuhnya sebuah negara karena faktor sosial dapat

disebabkan oleh adanya penaklukan, adanya suatu revolusi atau kudeta yang berhasil,

adanya perjanjian, dan adanya penggabungan. Runtuhnya negara karena faktor alam adalah

suatu negara yang sebelumnya sudah tercipta, tetapi hilang atau lenyap karena faktor alam.

Kondisi alam menyebabkan hilangnya suatu wilayah yang berarti hilanglah negara

tersebut. Runtuhnya negara karena faktor alam dapat disebabkan oleh gunung meletus yang

menyebabkan hilangnya suatu wilayah. Pulau ditelan air laut, maka hilanglah negara yang

terbentuk atas pulau tersebut.

E. Doktrin Hak dan Kewajiban Negara

Adapun hak dari negara yaitu sebagai berikut yang akan penulis jelaskan di bawah

ini:

1. Hak atas kemerdekaan.

2. Hak untuk melaksanakan juridiksi terhadap wilayah, orang dan benda yang ada di

wilayahnya.

3. Hak untuk menjalankan pertahanan diri sendiri atau kolektif.

7
4. Hak untuk mendapatkan kedudukan hukum yang sama dengan negara-negara

lain. 2

Adapun kewajiban dari negara yaitu sebagai berikut yang akan penulis jelaskan di

bawah ini:

1. Kewajiban untuk tidak melakukan intervensi terhadap masalah yang ada di negara

lain.

2. Kewajiban untuk menyelesaikan sengketa secara damai.

3. Kewajiban untuk tidak menggunakan senjata atau ancaman senjata.

4. Kewajiban untuk tidak menggerakan pergolakan sipil di negara lain.

5. Kewajiban untuk menjaga negaranya agar tidak membahayakan perdamaian dan

keamanan internasional.

6. Kewajiban untuk tidak mengakui negara-negara yang diperoleh dengan cara

kekerasan.

F. Macam-Macam Bentuk Negara

Bentuk negara yang terpenting dan banyak dianut berbagai negara di dunia ialah

negara kesatuan (Unitarianisme) dan negara serikat (Federasi). Disamping dua bentuk itu,

dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk Negara dapat digolongkan ketiga

kelompok yaitu Monarki, Oligarki, dan Demokrasi. Dan monarki terbagi menjadi tiga

yaitu: Monarki absolute, Monarki konstitusional, dan Monarki parlamenter. 3

Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu kala

dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Jika seorang kepala negara diangkat

2
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1987,
hlm. 2.
3
Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981, hlm. 29.

8
berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut monarchie dan

Kepala Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala negara dipilih melalui suatu pemilihan

umum untuk masa jabatan yang ditentukan, maka bentuk negaranya disebut republik dan

Kepala Negaranya adalah seorang Presiden.

Ada cukup banyak bentuk-bentuk negara yang kemudian diterapkan oleh setiap

negara. Bentuk-bentuk ini disesuaikan dengan kebijakan dari setiap negara. Adapun

beberapa macam-macam bentuk negara yang saat ini digunakan antara lain adalah sebagai

berikut : 4

1. Negara Kesatuan

Negara kesatuan merupakan bentuk negara dengan pemerintahan tertinggi berada

di tangan pemerintah pusat yang didasarkan pada aturan dalam perundang-

undangan yang diberlakukan. Tidak hanya itu saja, pemerintah pusat juga

mempunyai hak untuk melimpahkan kekuasaan terhadap tingkat daerah yang lebih

kecil seperti provinsi.

2. Negara Federasi

Negara federasi atau juga dikenal sebagai negara serikat merupakan bentuk negara

yang biasanya digunakan oleh negara dengan kawasan yang sangatlah luas,

sehingga perlu dilakukan pembagian seperti negara bagian, provinsi, republik,

wilayah, dan lain sebagainya. Kedaulatan bentuk negara ini pada dasarnya tetap

berada di tangan pemerintah pusat, tetapi negara bagian juga mempunyai otoritas

yang terbilang besar untuk menjalankan aturan terhadap rakyat masing-masing.

Dengan begitu negara federal cenderung lebih mudah mengatur sistem

pemerintahannya dibanding negara kesatuan.

4
Azhary, M. Tahir, Negara Hukum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), Hal. 63

9
3. Negara Konfederasi

Negara konfederasi adalah bentuk negara yang digunakan tidak secara permanen.

Hal ini dkarenakan adanya perjanjian yang telah disepakati oleh negara yang

berkonfederasi untuk mencapai tujuan bersama dalam mempertahankan kedaulatan.

Meskipun begitu masing-masing negara mengatur urusan dalam negerinya sendiri,

kecuali jika menyangkut urusan bersama.

4. Negara Monarki

Negara monarki adalah salah satu bentuk negara yang pemerintahannya dilakukan

hanya oleh satu orang yang biasanya disebut raja, ratu, sultan dan sejenisnya. Hak

untuk urusan memerintah negara hanya dijalankan oleh satu orang saja yang telah

ditunjuk dan keputusannya tidak dapat diganggu gugat oleh pihak manapun. Contoh

negara yang pernah menggunakan bentuk monarki misalnya Arab Saudi, Britania

Raya, Maroko, Swaziland, Thailand, Spanyol, Kuwait, Qatar, Jepang, Monako,

Luksemburg, Brunei, Oman, Malaysia, dan Vatikan.

5. Negara Oligarki

Negara oligarki adalah bentuk negara dengan pemerintah yang biasanya berasal dari

suatu kelompok yang dikenal sebagai kelompok feodal. Selain memegang

pemerintahan, kelompok tersebut juga memegang kekusaan politik. Contoh negara

oligarki misalnya Uni Soviet dan Aparteid Afrika Selatan.

6. Negara Demokrasi

Negara demokrasi adalah suatu negara yang kekuasaan pemerintahannya secara

penuh berada di tangan rakyat dengan kata lain rakyat bebas melakukan

pengendalian terhadap pemerintahan sesuai dengan suara yang diinginkan oleh

rakyat secara mayoritas.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara yang menjadi subyek hukum internasional adalah negara yang merdeka,

berdaulat dan tidak merupakan bagian dari suatu negara. Artinya, mempunyai

pemerintahan sendiri secara penuh dan kekuasaan penuh terhadap warga negara dalam

lingkungan kewenangan negara itu. Adapun faktor yang menjadi penyebab kehilangan

wilayah negara adalah faktor alam dan faktor sosial. Bentuk negara yang terpenting dan

banyak dianut berbagai negara di dunia ialah negara kesatuan (Unitarianisme) dan negara

serikat (Federasi). Disamping dua bentuk itu, dari sisi pelaksana dan mekanisme

pemilihannya, bentuk Negara dapat digolongkan ketiga kelompok yaitu Monarki, Oligarki,

dan Demokrasi.

B. Saran

Demikianlah pemaparan makalah tentang Negara Sebagai Subjek Hukum HI.

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis menyarankan agar pembaca untuk mempelajari dan

mencari tahu lebih banyak lagi tentang kualifikasi negara menurut HI, wilayah negara,

cara memperoleh wilayah negara, faktor penyebab kehilangan wilayah negara, doktrin hak

dan kewajiban negara, macam-macam bentuk negara. Akhir kata semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat yang banyak bagi kita sekalian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Atmosudirdjo, Prajudi. 1981. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Azhary, M. Tahir. 1995. Negara Hukum. Jakarta: Bulan Bintang.

Choir, Much Abdul dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

Sukoharjo: Pustaka Abadi Sejahtera Sukoharjo.

HR, Ridwan. 2003. Hukum Administrasi Negara. Yogyakarta: UII Pres.

Rahayu, Ani Sri. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Zain, Badudu. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

12

Anda mungkin juga menyukai