Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Dosen Pengampu : Dr. Andi Sugiati,M.Pd.

Disusun Oleh :
Isti anna (105951101122)

FAKULTAS PERTANIAN
KEHUTANAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan dengan judul
“Hubungan Warga Negara Dan Negara”. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata Pendidikan kewarganegaraan di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Barru, 15 April 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar belakang............................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Pengertian Negara ....................................................................... 3
1. Unsur Negara ....................................................................... 3
2. Bentuk Negara ..................................................................... 4
3. Bentuk Kenegaraan .............................................................. 4
4. Peran Negara ........................................................................ 4
B. Pengertian Warga Negara ........................................................... 5
C.. Hubungan Negara dan Warga Negara ........................................ 7
1. Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara .................. 8
2. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan
Negara .................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Warga negara memiliki peran yang penting bagi keberlangsungan
sebuah negara. Oleh karena itu, hubungan antara warga negara dan negara
sebagai institusi yang menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang
diatur dengan peraturan yang berlaku di negara tersebut. Agar dapat memiliki
status yang jelas sebagai warga negara, pemahaman akan pengertian, sistem
kewarganegaraan serta hal-hal lain yang menyangkut warga negara
hendaknya menjadi penting untuk diketahui. Dengan memiliki status sebagai
warga negara, orang memiliki hubungan dengan negara. Hubungan ini
nantinya tercermin dalam peran, hak dan kewajiban secara timbal balik antara
warga negara dengan negaranya.
Terbentuknya negara indonesia di latar belakangi oleh perjuangan
seluruh bangsa, sudah sejak lama indonesia menjadi incaran banyak negara
atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayah yang luas
dengan kekayaan alam yang banyak, kenyataannya ancaman datang tidak
hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam. Terbukti setelah perjuangan
bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari
dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai yang ideologis.
Meski demikian, bangsa Indonesia memegang suatu komitmen bersama
untuk tegaknya NKRI. Dorongan kesadaran negara yang dipengaruhi kondisi
dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba
berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai, salah
satu unsur penting dalam membangun masyarakat demokratis ke dalam
peranan negara, negara demokratis adalah yang ikut terlibat dalam
pertumbuhan masyarakat demokratis, pada saat yang sama masyarakat
demokratis harus bersinergi dengan negara dalam membangun peradaban
demokrasi.

1
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakanag di atas, maka dapat di uraikan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Negara dan Warga Negara?
2. Apa saja Hak dan kewajiban Negara dan warga Negara?
3. Bagaimana Hubungan Negara dan warga Negara?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok manusia yang
mendiami suatu wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan
yang mengurus tata tertib dan keselamatan kelompok tersebut. Negara juga
diartikan sebagai suatu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan
melalui hokum yang mengikat masyarakatnya demi ketertiban sosial.
Negara merupakan alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan antar manusia dalam masyarakat. Negara dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan.
Tugas utama Negara yaitu :
a. Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat
yang bertentangan satu sama lain.
b. Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan golongan untuk
menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan
Negara.
1. Unsur Negara
a. Konstitutif : Negara meliputi wilayah udara, darat, perairan, rakyat,
dan pemerintahan yang berdaulat.
b. Wilayah : Batas wilayah suatu negara ditentukan dalam perjanjian
dengan negara lain. Perjanjian itu disebut Perjanjian Internasional,
Perjanjian dua negra disebut Perjanjian Bilateral, sedangkan apabila
dilakukan oleh banyak negara disebut Perjanjian Multilateral
c. Rakyat : Harus ada orang yang berdiam di negara tersebut dan untuk
menjalankan pemerintahan.
d. Pemerintah : Negara harus mempunyai suatu badan yang berhak
mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan peraturan
yang mengikat rakyatnya.

3
2. Bentuk Negara
a) Negara Kesatuan (Unitarisme)
Negara yang merdeka dan berdaulat, dimana kekuasaannya atau
pemerintahannya berada di Pusat.
b) Bentuk Negara Kesatuan
c) Negara dengan sistem sentralisasi
Segala sesuatu dalam negara diatur langsung oleh pemerintah pusat
Dampak Positif:
• Berlakunya peraturan yang sama di setiap wilayah Negara
• Penghasilan daerah dapat digunakan untuk keperluan seluruh
Negara.

3. Bentuk Kenegaraan
a) Negara Dominion : Bentuk ini hanya terdapat di lingkungan kerajaan
Inggris. Negara Dominion adalah semua Negara jajahan Inggris, dan
tetap mengakui Raja Inggris sebagai rajanya walaupun Negara
tersebut sudah merdeka. Negara-negara tersebut tergabung dalam
“The British Commonwealth of Nations”.
b) Negara Uni : Gabungan dua negara dengan satu kepala Negara.
• Uni Riil : Terjadi karena adanya perjanjian
• Uni Personil : Terjadi karena kebetulan
c) Negara Protektorat : Negara yang berada di bawah perlindungan
Negara lain.

4. Peran negara
Warga negara juga memiliki peran yang penting dalam hubungan
dengan negara. Warga negara memiliki tanggung jawab untuk
mematuhi hukum dan aturan yang dibuat oleh negara, serta
berpartisipasi dalam proses politik seperti pemilihan umum. Selain
itu, warga negara juga harus aktif dalam memperjuangkan hak-
haknya dan memperbaiki kondisi kehidupan di dalam masyarakat.

4
B. Pengertian Warga Negara
Warga Negara adalah orang yang terkait dengan sistem hukum Negara
dan mendapat perlindungan Negara.Warga Negara secara umum ada Anggota
suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal balik dengan
negaranya.Warga negara adalah orang yg tinggal di dalam sebuah negara dan
mengakui semua peraturan yg terkandung di dalam negara tersebut.Warga
Negara Indonesia menurut Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-orang bangsa
Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga
Negara.Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang
yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan
ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya.\
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan
ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang
ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang
WNI.
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.

5
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan
ibu WNI, yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi:
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing.
2. Anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah
sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan.
3. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh
kewarganegaraan Indonesia.
4. Anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara
sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang
termasuk dalam situasi sebagai berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan
bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya
memperoleh kewarganegaraan Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat
anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga
negara Indonesia.
Jadi, warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan
keterkaitan hukum dan peraturan yang ada dalam negara tersebut serta diakui

6
oleh negara, baik warga asli negara tersebut atau pun warga asing dan negara
tersebut memiliki ketentuan kepada siapa yang akan menjadi warga
negaranya.

C. Hubungan Negara dan Warga Negara


Hubungan antara negara dan warga negara identik dengan adanya hak
dan kewajiban,antarawarganegaradengannegaranya ataupun sebaliknya.
Negara memiliki kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan,
perlindungan terhadap warga negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi
dan dihormati. Sebaliknya warga negara wajib membela negara dan berhak
mendapatkan perlindungan dari negara.
Di Indonesia seringkali terjadi adanya kesenjangan antara peranan
negara dengan kehidupan warga negara. Masalah-masalah politik, sosial,
ekonomi, dan budaya misalnya, seringkali terjadi karena adanya kesenjangan
antara peranan negara serta kehidupan warga negaranya.
Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara
jelas mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara
jelas juga harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu.
Melalui tangan Legislatif suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif
kewajiban negara, hak rakyat dipenuhi, dan di tangan yudikatif aturan-aturan
pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya
sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan seberapa jauh negara
menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara
menuntut haknya.
Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya
yang selama ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan
menjaga serta menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas
dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai
pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian memberikan
sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari
setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak

7
rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk
mendapatkan kerja serta hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum
seperti kesehatan, rumah, dan tentunya hak untuk mendapatkan pendidikan.
Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negara, karena itulah tanggung
jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak
bisa disebut sebuah negara.
1. Teori Hubungan Negara dengan Warga Negara
1) Teori Marxis
Menurut teori Marxis, negara hanyalah sebuah panitia
yang mengelola kepentingan kaum borjuis, sehingga sebenarnya
tidak memiliki kekuasaan yang nyata. Justru kekuasaan nyata
terdapat pada kelompok atau kelas yang dominan dalam
masyarakat (kaum borjuis dalam sistem kapitalis dan kaum
bangsawan dalam sistem feodal).
2) Teori Pluralis
Dalam pandangan teori pluralis, negara merupakan alat
dari masyarakat sebagai kekuatan eksternal yang mengatur negara.
Dalam masyarakat terdapat banyak kelompok yang berbeda
kepentingannya, sehingga tidak ada kelompok yang terlalu
dominan. Untuk menjadi mayoritas, kepentingan yang beragam ini
dapat melakukan kompromi.
3) Teori Organis
Menurut teori Organis, negara bukan merupakan alat dari
masyarakatnya, tetapi merupakan alat dari dirinya sendiri. Negara
mempunyai misinya sendiri, yaitu misi sejarah untuk menciptakan
masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, negara harus dipatuhi
oleh warganya sebagai lembaga diatas masyarakat. Negaralah yang
tahu apa yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan. Pandangan
ini merupakan dasar bagi terbentuknya negara-negara kuat yang
seringkali bersifat otoriter bahkan totaliter.

8
4) Teori Elite Kekuasaan
Teori ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori
pluralis. Menurut teori ini, meskipun masyarakatnya terdiri dari
bermacam-macam kelompok yang pluralitas, tetapi dalam
kenyataannya kelompok elite penguasa datang hanya dari
kelompok masyarakat tertentu, meskipun secara hukum semua
orang memang bisa menempati jabatan-jabatan dalam
negara/pemerintah

2. Asas, Sifat, Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara


1) Asas Hubungan Warga Negara dengan Negara
Asas hubungan warga negara dengan negara ada 2 yaitu, asas
demokrasi dan asas kekeluargaan. Asas demokrasi meliputi:
a. Pancasila
b. Pembukaan UUD 1945 alinea III dan IV
c. UUD 1945
d. Pasal 33 UUD 1945
Asas Kekeluargaan mencakup isi Batang Tubuh UUD 1945 dan
Jiwa kekeluargaan dalam hukum adat dan pembangunan
2) Sifat Hubungan Warga Negara dengan Negara
a) Hubungan yang bersifat hukum
Hubungan hukum yang sederajat dan timbal balik,
adalah sesuai dengan elemen atau ciri-ciri negara hukum
Pancasila, yang meliputi :
a. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat
berdasarkan asas kerukunan
b. Hubungan fungsional yang proporsional antara
kekuasaan lembaga negara
c. Prinsip fungsional yang proporsional antara kekuasaan
lembaga negara

9
d. Prinisp penyelesaian snegketa secara musyawarah dan
peradilan merupakan sarana terakhir.
e. Keseimbangan antara hak dan kewajiban (Hadjoen,
1987: 90)
Di dalam pelaksanaan hubungan hukum tersebut
harus di sesuaikan juga dengan tujuan hukum di negara
Pancasila yaitu “... Memelihara dan mengembangkan budi
pekerti kemanusiaan serta cita-cita moral rakyat yang luhur
berdasarkan ketuhanan yang maha esa” (Klili Rasjididan
Arief Sidharta, 1988: 172).
b) Hubungan yang bersifat politik
Kegiatan poliik (Peran politik) warga negara ldama
bentuk partisipasi (mempengaruhi pembuatan
kebijaksanaan) dan dalam bentuk subyek (terlibat dalam
pelaksanaan kebijaksanaan) misalnya : Menerima perauran
yang telah di tetapkan.
Sifat hubungan politik antara warganegara dengan
pemerintah di Indonesia yang berdasarkan kekeluargaan,
akan dapat menunjang terwujudnya pengambilan keputusan
politik secara musyawarah mufakat, sehingga kehidupan
politik yang dinamis dalam kestabilan juga masih terwujud.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Warga Negara adalah sebuah rakyat yang mendiami sebuah wilayah
dalam sebuah komunitas atau bisa disebut dengan Negara, Negara adalah
suatu wilayah yang memiliki sistem atau aturan yang berlaku bagi semua
Kelompok atau individu di wilayah tersebut, Warga Negara dan Negara
saling bekaitan terlihat dari sejarah terbentuknya suatu Negara, Hukum
Negara harus di patuhi karena hokum Negara bersifat mutlak.

B. Saran
Kita harus berhati-hati dalam bertindak karena setiap tindakan kita
pasti akan memiliki tanggung jawab, contohnya seperti kasus di berita di atas,
seorang gubernur menghabiskan uang rakyat,dan akhirnya gubernur tersebut
berhasil di cekal dengan pasal-pasal yang berlaku di Indonesia,sekiranya itu
saja saran dari semoga bermanfaat. Kurang lebihnya mohon maaf.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dwiyatmi, Sri Harini, dkk.. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan.cet. 1.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Herdiawanto, Heri dan Jumanta Hamdayama. (2010). Cerdas,Kritis, dan Aktif
Berwarganegara. Jakarta:Erlangga
Liputan6.com. 2013. http://news.liputan6.com/read/2113308/saksi-kasus-alkes-
banten-dan-wisma-atlet-diperiksa-kpk. Diunduh pada hari Selasa, 17
Oktober 2017.
Pandanwulan. 2011. https://pandanwulan.wordpress.com/2011/11/06/tugas-ilmu-
sosial-dasar-warga-negara-dan-negara/. Diunduh pada hari Selasa, 17
Oktober 2017.
Salim, Arkal dan A. Ubaidillah. (2000). Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani.
Jakarta: IAIN Jakarta Press Hidayat, Komaruddin dan Azra, Azyumardi.
Pendidikan Kewarganegaraan. (Jakarta : Kencana). 2010.
Wiralabut. 2014. https://wiralabut.wordpress.com/2014/04/15/hubungan-negara-
dan-warga-negaranya/. Diunduh pada hari Selasa, 17 Oktober 2017.

12

Anda mungkin juga menyukai