KEWARGANEGARAAN
Sulkarnaim, S.Pd., M.Pd.
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
OLEH KELOMPOK 3
ELYANA
NIM. 2204030099
PUTRI
NIM. 2204030089
ATNAN MAHAS
NIM. 2204030103
2022
KATA PENGANTAR
Tak lupa pula kami ucapkan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, terlebih
kepada dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yakni Bapak Sulkarnaim,
S.Pd., M.Pd. yang telah membantu secara moril dan materil serta memberikan
panduan sistematis kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Nasihat, kritik serta saran daripada pembaca sangat kami harapkan untuk
kebaikan kita semua serta evaluasi bagi kami selaku penulis daripada makalah ini
agar dapat memperbaiki makalah yang kami buat untuk kedepan nanti. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya kepada
khalayak umum. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Makalah........................................................................2
D. Manfaat Makalah......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan.....................3
B. Warga Negara dan Bukan Warga Negara.................................5
C. Konsep Dasar Tentang Warga Negara......................................7
D. Asas Kewarganegaraan.............................................................9
E. Unsur-Unsur Kewarganegaraan................................................11
F. Problem Status Kewarganegaraan.............................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komponen yang ada dalam suatu bangsa adalah keberadaan penghuni
(ingezetenen) atau individu. Penduduk atau penghuni suatu bangsa adalah individu-individu
yang sekaligus menduduki wilayah kekuasaan negara tersebut. Mereka secara humanistik
biasanya disebut "individu" negara, khususnya perkumpulan yang disatukan oleh perasaan
korespondensi dan yang bersama-sama memiliki wilayah tertentu.
Negara sebagai substansi adalah unik, yang memberikan kesan sebagai komponen negara
sebagai individu, domain dan pemerintah. Salah satu komponen negara adalah individu.
Individu yang tinggal di wilayah bangsa menjadi penghuni bangsa yang bersangkutan.
Penduduk sangat penting untuk jumlah penduduk di suatu negara. Penduduk memiliki
hubungan dengan negaranya. Situasinya sebagai penduduk menjadikan koneksi sebagai
pekerjaan, hak istimewa dan komitmen, yang proporsional.
Tulisan ini kami buat untuk membahas tentang isu-isu yang berhubungan dengan
percakapan penduduk dan kewarganegaraan. Mulai dari pemahaman hingga persoalan terkait
status kewarganegaraan seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari warga negara dan kewarganegaraan?
2. Apa yang membedakan antara warga negara dan bukan warga negara?
3. Apa konsep dasar tentang warga negara?
4. Apa saja asas-asas kewarganegaraan yang berlaku di dunia dan di Indonesia?
5. Apa saja unsur-unsur dari kewarganegaraan?
6. Apa saja yang menjadi problematika dalam status kewarganegaran
1
C. Tujuan Makalah
Untuk menjelaskan pengertian dari warga negara dan kewarganegaraan.
Untuk menjelaskan perbedaan antara warga negara dan bukan warga negara.
Untuk mengetahui konsep dasar dari warga negara.
Untuk menjelaskan asas-asas kewarganegaraan yang digunakan di dunia dan di Indonesia.
Untuk mengetahui unsur-unsur dari kewarganegaraan.
Untuk menjelaskan problematika yang sering ditemui dalam status kewarganegaraan
seseorang.
D. Manfaat Makalah
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang isu-isu yang berhubungan
dengan penduduk dan status kewarganegaraan mulai dari pemahaman, perbedaan antara
penduduk dan bukan penduduk, standar dan komponen kewarganegaraan dan isu-isu tentang
status kewarganegaraan dalam suatu bangsa, termasuk Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Koerniatmanto S., mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai anggota
negara, seorang warga negara memiliki kedudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia
memiliki hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Austin Ranney, mendefinisikan warga negara adalah orang-orang yang memiliki kedudukan
resmi sebagai anggota penuh suatu negara.
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958, menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah
orang-orang bangsa indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara Indonesia.
Selain istilah penduduk, ada istilah yang berbeda, seperti individu dan penduduk. Individu
pada tingkat yang lebih besar merupakan ide politik dan menyinggung individu yang berada
di bawah satu pemerintahan dan bergantung pada administrasi itu. Istilah individu sebagian
besar bertentangan dengan penguasa. Sedangkan penghuni adalah individu yang tinggal di
suatu wilayah negara untuk jangka waktu tertentu. Individu yang hidup dalam suatu ruang
bangsa dapat dikenali sebagai penghuni dan bukan penghuni. Selain itu, penduduk suatu
bangsa dapat dipisahkan menjadi penduduk dan orang luar atau bukan penduduk.
2. Kewarganegaraan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi kewarganegaraan adalah hal yang
berhubungan dengan warga negara dan keanggotaan sebagai warga negara. Sedangkan
menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang
4
berhubungan dengan warga negara. Dalam bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan
kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara
dengan warga negara.
Kewarganegaraan memiliki keanggotaan yang memperlihatkan hubungan antar negara dan
warga negaranya. Pengertian kewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Kewarganegaraan dalam arti yuridis
Kewarganegaraan dalam pengertian ini digambarkan dengan adanya hubungan yang sah
antara individu dengan negaranya. Adanya ikatan legitimasi tersebut memiliki akibat tertentu,
khususnya individu-individu tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang bersangkutan.
Indikasi adanya ikatan legitimasi ini dapat ditunjukkan dengan adanya akta kelahiran, surat
proklamasi, pembuktian kewarganegaraan, dan lain-lain.
5
Sementara itu, bukan penduduk atau yang lebih sering disebut sebagai orang luar adalah
orang-orang yang berada dalam lingkup suatu negara tetapi bukan merupakan penduduk yang
sah dari negara yang bersangkutan. Meski bukan penduduk, mereka juga harus tetap
menyesuaikan diri agar tidak sepenuhnya diselesaikan oleh otoritas publik negara yang
bersangkutan. Namun, yang membedakan penduduk dan bukan penduduk terletak pada hak
istimewa dan komitmen di mana kebebasan dan komitmen yang terkait dengan penduduk
tidak dimiliki oleh individu yang bukan penduduk suatu negara.
Di Indonesia, klasifikasi tentang siapa saja yang menjadi warga negara indonesia sudah
dijelaskan dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang menegaskan bahwa Warga Negara Indonesia adalah:
Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum undang-undang ini
berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia;
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara Indonesia;
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan ibu
warga negara Asing;
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Asing dan ibu
warga negara Indonesia;
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atas hukum negara asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
Anak yang lahir dalam tegang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
6
Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia;
Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Asing yang
diakui oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
ststus kewarganegaraan ayah dan ibunya;
Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui;
Anak yang baru lahir wilayah negara Republik Indonesia apabila ayahnya dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
Anak yang dilahirkan diluar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan ibu
warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraan,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau
menyatakan janji setia.4
7
Dalam kehidupan sehari-hari pentingnya penduduk sering dibandingkan dengan individu dan
masyarakat, meskipun hal ini tidak benar, mengingat pentingnya masing-masing dan
perbedaan itu penting.
Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Penduduk
Penduduk adalah orang yang mendiami suatu wilayah suatu negara dalam jangka waktu
tertentu, penduduk di suatu negara juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu penduduk dan
pendatang. Orang luar adalah orang yang untuk waktu yang singkat atau selamanya tinggal di
suatu negara tertentu, tetapi tidak berdomisili sebagai penduduk, mereka adalah penduduk
dari satu negara lagi yang dengan persetujuan pemerintah setempat bertempat tinggal di
negara yang bersangkutan.
Bukan Penduduk
Adalah individu yang hanya tinggal sebentar di ruang negara. Misalnya, orang Australia
yang berada di Bali untuk pergi dalam jangka waktu tertentu bukanlah penduduk Indonesia,
sedangkan orang Jerman yang karena kewajibannya harus tinggal atau mendapatkan
kenyamanan Jakarta adalah penduduk Indonesia. Di suatu negara terdapat berbagai individu
yang memiliki situasi dengan penduduk maupun penghuni, dan jumlah penghuni yang bukan
penduduk (orang luar). Kontras status atau kedudukan sebagai penghuni dan bukan penghuni,
serta sebagai penghuni dan bukan penghuni
Negara membuat perbedaan dalam hak istimewa dan komitmen.
D. Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya
seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Perlunya asas
kewarganegaraan adalah supaya orang yang sudah memiliki
8
kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau wewenang negara lain. Negara lain tidak
berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum kepada orang yang bukan warga negaranya.
Secara teoritis penentuan status kewarganegaraan terdapat dua teori yang sangat populer,
yaitu asas ius soli dan asas ius sanguinis. Asas ius soli adalah asas daerah kelahiran, artinya
status kewarganegaraan seseorang ditentukan daripada tempat kelahirannya. Sedangkan asas
ius sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya status kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya.5 Adanya ketentuan- ketentuan yang tegas
mengenai status kewarganegaraan untuk mencegah adanya penduduk yang berstatus apatride
dan bipatride. Ketentuan-ketentuan itu juga penting untuk membedakan hak dan kewajiban
antara warga negara dan bukan warga negara.
Selain kedua teori diatas, Ruslan (2015) menjelaskan setiap negara bebas dalam menentukan
asas-asas kewarganegarannya. Adapun asas-asas tersebut antara lain:
Asas kelahiran (ius soli), adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau
daerah daripada kelahiran seseorang. Pada awalnya, asas kewarganegaraan hanya terdiri dari
ius soli saja, akan tetapi dengan tingginya mobilitas manusia maka diperlukan asas lainnya
yang tidak berpatokan pada asas kelahiran sebagai realitas bahwa orang tersebut dilahirkan di
tempat salah satu orang tuanya
9
(misal di tempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan, maka si anak tersebut
tidak berhak mendapatkan status kewarganegaraan ayahnya. Atas dasar hal tersebut, maka
muncullah asas ius sanguinis.
Asas keturunan (ius sanguinis), adalah penentuan status kerwarganegaraan berdasarkan
pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis, maka
seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara maka
anaknya juga berhak mendapatkan status kewarganegaraan orang tuanya.
Asas perkawinan, adalah penentuan status kewarganegaraan yang didasarkan pada aspek
perkawinan yang memiliki asas kesatuan hukum. Selain itu, asas perkawinan juga
mengandung asas persamaan derajat. Hal ini dikarenakan suatu perkawinan tidak
menyebabkan perubahan status kewarhanegaraan masing-masing pihak.
Asas pewarganegaraan (naturalisasi). Naturalisasi dibagi menjadi dua, yakni naturalisasi aktif
dan naturalisasi pasif. Naturalisasi aktif yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak untuk
memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara. Sedangkan
naturalisasi pasif yaitu seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau
tidak mau diberikan status warga negara dari suatu negara, maka orang tersebut dapat
menggunakan hak repudiasi atau hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan dari suatu
negara tersebut.6
10
Nomor 62 Tahun 1958 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.7
E. Unsur-Unsur Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan seseorang dapat ditentukan oleh ketentuan daripada masing-
masing negara yang bersangkutan. Warga negara mempunyai kedudukan khusus terhadap
negaranya dan mempunyai hubungan timbal balik terhadap negaranya dan dari suatu negara
pasti mempunyai unsur-unsur kewarganegaraan. Adapun unsur-unsur kewarganegaraan
antara lain:
Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis)
11
Dalam unsur ini, cara memperoleh suatu kewarganegaraan didasarkan pada kewarganegaraan
dari orang tuanya. Artinya, kewarganegaraan orang tuanya menentukan kewarganegaraan
dari anaknya.9
Prinsip ini merupakan prinsip asli yang telah berlaku sejak dulu kala. Hal ini dibuktikan
dengan sistem kesukuan, dimana seorang anak yang lahir dalam suatu suku dengan
sendirinya ia langsung menjadi bagian daripada suku tersebut. Prinsip ini sekarang diterapkan
di beberapa negara di dunia, misalnya Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Jepang, dan juga
Indonesia.
Unsur Daerah Tempat Kelahiran (ius soli)
Pada unsur ini, kewarganegaraan dari seseorang dapat ditentukan berdasarkan daerah tempat
ia dilahirkan.10 Terkecuali anggota-anggota korps diplomatik atau tentara asing yang masih
terikat dalam ikatan dinas tugas. Prinsip ius soli ini juga sama berlaku di negara Inggris,
Amerika Serikat, Perancis, dan Indonesia.11
Unsur Pewarganegaraan (naturalisasi)
Seseorang yang tidak memenuhi syarat kewarganegaraan baik dari unsur ius soli maupun ius
sanguinis tetap bisa mendapatkan atau memperoleh kewarganegaraan, yaitu dengan
pewarganegaraan atau sering disebut juga naturalisasi. Proses naturalisasi harus memenuhi
beberapa persyaratan yang sudah ditentukan dalam peraturan kewarganegaraan yang
bersangkutan. Di Indonesia, masalah kewarganegaraan ini sudah diatur dalam UU No. 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang ini
menyatakan bahwa kewarganegaraan dapat juga diperoleh melalui permohonan
pewarganegaraan. Permohonan pewarganegaraan ini bisa diperoleh dengan memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu.
12
Persyaratan atau prosedur pewarganegaraan disesuaikan menurut kebutuhan yang berdasar
pada kondisi dan situasi negara.
13
kewajiban untuk membayar pajak. Contohnya: Orang China (negara penganut asas
keturunan/ius sanguinis) pergi ke Amerika (negara penganut asas tempat lahir/ ius soli) dan
melahirkan anak di Amerika. Sang anak diakui sebagai warga negara Amerika karena lahir di
Amerika. Di sisi lain, sang anak juga diakui sebagai warga negara China karena orang tuanya
keturunan warga negara China. Artinya, sang anak menjadi bipatride (memiliki dua
kewarganegaraan).
Selain apatride dan bipatride, ada juga istilah status kewarganegaraan multipatride.
Multipatride adalah orang yang memiliki dua atau lebih status kewarganegaraan. Hal ini bisa
terjadi jika seseorang yang telah memiliki kewarganegaraan ganda, saat dewasa menerima
atau meminta status kewarganegaraan dari negara lain dengan tidak melepas status
kewarganegaraan yang lama. Namun, hanya sedikit negara yang memberikan status
multipatride untuk warganya.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga negara dan kewarganegaraan memiliki pengertian yang tak serupa. Warga negara
sering kali diartikan dengan orang-orang yang sebagian dari suatu penduduk wilayah yang
menjadi unsur negara. Sedangkan kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara.
Perbedaan yang mencolok antara seorang warga negara dan bukan warga negara terletak pada
hak dan kewajiban dimana hak dan kewajiban yang melekat pada warga negara tidak
dipunyai oleh orang- orang yang bukan warga negara dari suatu negara.
Dalam keseharian, pengertian warga negara sering kali disamakan dengan pengertian
penduduk. Padahal seorang penduduk belum tentu merupakan seorang warga negara dari
suatu negara.
Secara teoritis, asas kewarganegaraan terbagi menjadi dua yaitu asas kelahiran (ius soli) dan
asas keturunan (ius sanguinis).
Setiap negara pasti mempunyai unsur-unsur kewarganegaraan, misalnya unsur darah
keturunan, unsur daerah tempat kelahiran, dan unsur pewarganegaraan.
Dalam status kewarganegaraan, ada dua problem yang umumnya kita temui di kehidupan
yakni apatride (seseoarang yang tidak memiliki kewarganegaraan) dan bipatride (seseorang
yang memiliki kewarganegaraan ganda).
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan yakni perlu adanya diskusi lanjutan untuk membahas
makalah yang kami tulis. Karena kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Kami berharap saran dan kritik dari
pembaca untuk evaluasi makalah kami ke depannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
17