Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“NEGARA DAN KONSTITUSI “

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

KELOMPOK 5

M. Irham Swandaru : 2371020135

Ricky Arisandi : 2371020146

Siti Nur Hasanah : 2371020029

Program Studi Sistem Informasi


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1445 H/ 2023 M

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah serta petunjuknya, makalah dengan judul "Negara dan Konstitusi".
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan- kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan makalah.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Fidian Abron, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan yang telah memberikan tugas kepada kami. Tulisan ini dapat penuh
diselesaikan berkat adanya kerja sama antar sesama anggota Oleh karena itu, sudah
sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua anggota. Semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini bermanfaat.

Bandar Lampung 18 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................................................ 2

BAB II.................................................................................................................................... 3

A. Pengertian Negara dan Konstitusi ................................................................................... 3

B. Fungsi Negara Dan Konstitusi ..................................................................................... 13

C. Tujuan Negara Dan Konstitusi ...................................................................................... 15

D. Hubungan Antara Negara Dan Konstitusi..................................................................... 17

BAB III.................................................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 19

B. Saran ............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara adalah suatu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada
dasarnya setiap warga masyarakat wajib menjadi anggota suatu negara di bawah
kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah didalamnya,
masyarakat ingin mencapai tujuan tertentu seperti terwujudnya ketentraman, ketertiban,
kesejahteraan masyarakat. Negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat pada saat ini. Negara itu organisasi yang terdiri atas unsur rakyat, wilayah,
dan pemerintah. Secara umum setiap negara memiliki konstitusi, karena berdirinya
suatu negara tidak dapat dipisahkan dari keberadaan konstitusi.
Konstitusi adalah hukum yang paling utama suatu negara sebagai suatu organisasi,
sehingga suatu konstitusi akan memberikan arah dan berdasar ketentuan hukum yang
ada dan peraturan. Dalam konstitusi harus ada suatu sistem yang efektif, bersifat tetap
dalam menjalankan pemerintahan. Tujuan utama suatu konstitusi adalah
mempertahankan dan menjaga kekuasaan untuk menghormati hak asasi manusia karena
hak asasi manusia adalah hak yang dipunyai makhluk hidup sejak lahir. Konstitusi suatu
negara adalah seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara pemerintah dan
rakyat serta antara lembaga negara dalam suatu negara. Konstitusi juga mengatur hak
dan kewajiban warga negara dan proses pemilu. Konstitusi suatu negara terdiri dari
beberapa dokumen, seperti UUD, peraturan perundang-undangan, keputusan MK, dan
kebijakan pemerintah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan negara dan konstitusi ?

2. Sebutkan beberapa fungsi negara dan konstitusi ?

3. Apa saja tujuan dari negara dan konstitusi ?

4. Apa hubungan antara negara dan konstitusi ?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu negara dan konstitusi

2. Untuk mengetahui fungsi dari negara dan konstitusi

3. Untuk mengetahui tujuan dari negara dan konstitusi

4. Untuk memahami apa hubungan antara negara dan konstitusi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara dan Konstitusi

 Pengertian Negara

Secara historis pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan


kondisi masyarakat saat ini. Pengertian tentang negara telah banyak di definisikan
oleh para ahli filsuf Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan, sampai abad modern.
Menurut Aristoteles, negara adalah komunitas keluarga dan kumpulan keluarga yang
sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan berkecukupan. Sedangkan, menurut
Miriam Budiardjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warganya untuk ketaatan melalui
kekuasaan yang sah.

Negara adalah suatu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Pada dasarnya setiap warga masyarakat wajib menjadi anggota suatu negara di bawah
kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah didalamnya,
masyarakat ingin mencapai tujuan tertentu seperti terwujudnya ketentraman,
ketertiban, kesejahteraan masyarakat. Negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat ini. Negara itu organisasi yang terdiri atas unsur rakyat,
wilayah, dan pemerintah. Menurut O. Hood Phillips, dkk. Negara atau state adalah
“An independent political society occupying a defined territory, the member of which
are united together for the purpose of resisting external force and the preservation of
internal order” (Asshiddiqie, 2010: 9). Dengan ungkapan lain dapat dinyatakan bahwa
negara adalah masyarakat politik independen yang menempati wilayah tertentu, dan
yang anggotanya bersatu dengan tujuan untuk menghadapi tantangan atau kekuatan
dari luar dan mempertahankan tatanan internal.

3
1.1 Unsur – Unsur Negara

Dengan memperhatikan pengertian negara sebagaimana dikemukakan oleh beberapa


pemikir kenegaraan di atas, dapat dikatakan bahwa negara memiliki 3 (tiga) unsur yaitu:

a. Rakyat Rakyat suatu negara dapat dibedakan antara penduduk dan bukan
penduduk. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal menetap
atau berdomisili di suatu negara. Kalau seseorang dikatakan bertempat tinggal
menetap di suatu negara berarti sulit untuk dikatakan sampai kapan tempat
tinggal itu. Sedangkan yang bukan penduduk adalah orang-orang yang
bertempat tinggal di suatu negara hanya untuk sementara waktu, dan bukan
dalam maksud untuk menetap. Penduduk yang merupakan anggota yang sah
dan resmi dari suatu negara dan dapat diatur sepenuhnya oleh pemerintah
negara yang bersangkutan dinamakan warga negara. Sedangkan di luar itu
semua dinamakan orang asing atau warga negara asing. Warga negara yang
lebih erat hubungannya dengan bangsa di negara itu disebut warga negara
asli, yang dibedakan pengertiannya dengan warga negara keturunan.

b. Wilayah dengan batas-batas Tertentu Wilayah suatu negara pada umumnya


meliputi wilayah darat, wilayah laut, dan wilayah udara. Walaupun ada negara
tertentu yang karena letaknya di tengah benua sehingga tidak memiliki
wilayah laut, seperti Afganistan, Mongolia, Austria, Hungaria, Zambia,
Bolivia, dan sebagainya. Di samping wilayah darat, laut, dan udara dengan
batas-batas tertentu, ada juga wilayah yang disebut ekstra teritorial. Yang
termasuk wilayah ekstra teritorial adalah kapal di bawah bendera suatu negara
dan kantor perwakilan diplomatik suatu negara di negara lain. Batas wilayah
negara Indonesia ditetapkan dalam perjanjian dengan negara lain yang
berbatasan. Batas wilayah negara Indonesia ditentukan dalam beberapa
perjanjian internasional yang dulu diadakan oleh pemerintah Belanda dengan
beberapa negara lain. Berdasarkan pasal 5 Persetujuan perpindahan yang
ditetapkan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB), perjanjian-perjanjian
internasional itu sekarang berlaku juga bagi negara Indonesia. Perjanjian-
perjanjian tersebut adalah Konvensi London 1814 di mana Inggris

4
menyerahkan kembali wilayah Hindia Belanda kepada 31 Kerajaan Belanda,
dan beberapa traktat lainnya berkenaan dengan wilayah negara (Utrecht,
1966: 308).

c. Pemerintah yang Berdaulat Kata “kedaulatan” artinya adalah kekuasaan


tertinggi. Dengan demikian pemerintah yang berdaulat artinya pemerintah
yang mempunyai kekuasaan tertinggi, kekuasaan yang tidak berada di bawah
kekuasaan lainnya. Kedaulatan negara dapat diartikan sebagai kedaulatan ke
dalam dan kedaulatan ke luar. Kedaulatan ke dalam adalah kekuasaan
tertinggi untuk mengatur rakyatnya sendiri. Sedangkan kedaulatan ke luar
adalah kekuasaan tertinggi yang harus dihormati oleh negara-negara lain.
Dengan kedaulatannya pemerintah berhak mengatur negaranya sendiri tanpa
campur tangan dari negara lain. Menurut Jean Bodin (Samekto dan
Kridalaksana, 2008: 33) kedaulatan sebagai atribut negara merupakan ciri
khusus dari sebuah negara. Kedaulatan merupakan kekuasaan yang mutlak
dan abadi, tidak terbatas dan tidak dapat dibagi-bagi. Menurutnya tidak ada
kekuasaan lain yang lebih tinggi yang dapat membatasi kekuasaan negara.
Kedaulatan membawakan sifat-sifat:
1) Asli, dalam arti tidak diturunkan dari kekuasaan yang lain;
2) Tertinggi, dalam arti tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang dapat
membatasi kedaulatan;
3) Abadi atau kekal, dalam arti keberadaannya tetap;
4) Tidak dapat dibagi, dalam arti hanya ada satu kekuasaan teringgi saja
dalam negara. Dengan ungkapan lain ada yang menyatakan bahwa kedaulatan
itu membawakan sifat permanen, asli, tidak dapat dibagi-bagi, dan tidak
terbatas.

5
1.2 Bentuk – Bentuk Negara

a. Negara Kesatuan (unitaris)

Negara kesatuan adalah negara yang tersusun tunggal, negara yang hanya berdiri satu negara
saja, tidak terdapat negara dalam suatu negara.dalam pelaksanaan pemerintah derah di negara
kesatuan dapat di laksanakan dengan dua alternative system, yaitu:

1. Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan keleluasaan dan kekuasaan


untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi)
2. Sistem sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam negara tersebut langsung
diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut
pemerintahan dan kekuasaan di daerah.

b. Negara Serikat (federasi)

Negara serikat adalah negara yang merupakan gabungan dari beberapa, kemudian
menjadi negara-negara bagian dari pada suatu negara serikat. Berdasarkan berbagai teori
terjadinya negara, kedaulatan Negara, serta bentuk dan tujuan negara, maka negara Indoneia
yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, dapat dijelaskan secara teoristis yaitu
lahirnya Negara Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dalam Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara
Kesatuan RI bukanlah merupakan tujuan terakhir perjuangan bangsa Indonesia, melainkan
merupakan alat untuk melanjutkan perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-cita,
membentuk masyarakat adil makmur, aman sentosa berlandaskan pancasila. Ditinjau
berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir semua negara memiliki kesamaan,
namun ditinjau dari segi tumbuh dan terbentunya negara serta susunan negara, setiap negara
di dunia ini memiliki spesifikasi serta ciri khas masing-masing.

6
1.3. Batas - Batas Negara

Wilayah negara adalah daerah atau lingkungan yang menunjukkan batas-batas suatu
negara, dimana dalam wilayah tersebut negara yang bersangkutan dapat melaksanakan
kekuasaannya, sehingga menjadi tempat berlindung bagi rakyat sekaligus sebagai tempat bagi
tempat untuk mengorganisir dan penyelenggarakan pemerintahannya. Berkenaan dengan
wilayah perairan ada 3 (tiga) batas wilayah laut Indonesia. Batas- batas tersebut adalah: a)
Batas Laut Teritorial Laut teritorial adalah laut yang merupakan bagian wilayah suatu negara
dan berada di bawah kedaulatan negara yang bersangkutan. Batas laut teritorial tersebut
semula diumumkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Sesuai pengumuman
tersebut, batas laut teritorial Indonesia adalah 12 mil yang dihitung dari garis dasar, yaitu
garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar Indonesia, di mana jarak
dari satu titik ke titik lain yang dihubungkan tidak boleh lebih dari 200 mil.

Pokok-pokok azas negara kepulauan sebagaimana termuat dalam deklarasi diakui dan
dicantumkan dalam United Nation Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) tahun
1982. Indonesia meratifikasi UNCLOS 1982 melalui UU. No. 17 tahun 1985 pada tanggal 31
Desember 1985. b) Batas Landas Kontinen Landas kontinen (continental shelf) adalah dasar
lautan, baik dari segi geologi maupun segi morfologi merupakan kelanjutan dari kontinen
atau benuanya. Pada tahun 1969 pemerintah Indonesia mengeluarkan pengumuman tentang
Landas Kontinen Indonesia sampai kedalaman laut 200 meter, yang memuat pokok-pokok
sebagai berikut:

1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam kontinen Indonesia adalah milik
eksklusif negara Republik Indonesia;

2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan garis batas landas kontinen dengan negara-
negara tetangga melalui perundingan;

3) Jika tidak ada perjanjian garis batas, maka batas landas kontinen Indonesia adalah suatu
garis yang ditarik di tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dan titik terluar wilayah
negara tetangga;

7
4) Tuntutan (claim) di atas tidak mempengaruhi sifat dan status perairan di atas landas
kontinen serta udara di atas perairan itu.

Batas landas kontinen dari garis dasar tidak tentu jaraknya, tetapi paling jauh 200 mil. Kalau
ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landas kontinen, maka batas landas
kontinen negara-negara itu ditarik sama jauhnya dari garis dasar masing-masing. Sebagai
contoh adalah batas landas kontinen Indonesia dan Malaysia di Selat Malaka sebelah selatan.
Kewenangan atau hak suatu negara dalam landas kontinen adalah kewenangan atau hak untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di dalam dan di bawah wilayah landas
kontinen tersebut. c) Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Pada tanggal 21 Maret 1980
pemerintah Indonesia mengumumkan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Pengumuman pemerintah ini kemudian disahkan dengan Undang-undang No. 5 tahun


1983. Batas ZEE adalah 200 mil dari garis dasar ke arah laut bebas. Kewenangan negara di
wilayah ZEE adalah kewenangan memenfaatkan sumber daya, baik di laut maupun di bawah
dasar laut. Dalam Konperensi Hukum laut tercapai kesepakatan bahwa di ZEE ini negara
tidak memiliki kedaulatan penuh tetapi memiliki hak dan yurisdiksi terbatas pada bidang-
bidang tertentu. Dalam pasal 56 Konvensi Hukum Laut tahun 1982 ditentukan bahwa negara
pantai memiliki hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi sumber-sumber
kekayaan alam hayati dan non hayati, dan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi tersebut seperti pembuatan energi arus dan angin. Sedangkan
kewajiban negara di kawasan ZEE merupakan kewajiban yang berkaitan dengan status ZEE
sebagai perairan laut lepas, di mana negara pantai tidak boleh menghalangi kebebasan
berlayar, penerbangan di atas ZEE, dan pemasangan kabel-kabel di bawah laut. 33 Negara
pantai juga berkewajiban melakukan konservasi kekayaan laut, yaitu menjaga keseimbangan
hidup sumber daya yang ada di laut.1

 Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar

1. Konstitusi

1
Anugrah, E. KETERKAITAN NEGARA DAN KONSTITUSI. osf.io; 2023;.

8
Konstitusi berasal berasal dari bahasa Inggris Contitution, atau bahasa Belanda
Contitute, yang artinya undang-undang dasar. Orang Jerman dan Belanda dalam
percakapan sehari-hari menggunakan kata Grondwet yang berasal dari suku kata
grond = dasar dan wet = undang-undang, yang kedua-duanya menunjuk pada naskah
tertulis. Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaran umumnya dapat berarti
pertama lebih luas dari undang-undang dasar karena pengertian undang-undang dasar
hanya meliputi konstitusi tertulis saja pada hal masih terdapat konstitusi tidak tertulis
yang tidak tercakup dalam undang-undang dasar. Keduanya sama pengertiannya
dengan undang-undang dasar karena hanya berisi aturan tertulis. Dalam praktek
ketatanegaraan Republik Indonesia konstitusi sama dengan pengertian undang-undang
dasar. Hal ini terbukti dengan disebutkannya istilah konstitusi Republik Indonesia
Serikat bagi undang-undang dasar Republik Serikat ( Kaelan, 2000:99). Di Indonesia
Undang-Undang Dasar pada dasarnya adalah suatu hukum dasar tertulis (konstitusi
negara). Pengertian hukum dasar adalah aturan-aturan dasar yang dipakai sebagai
landasan dasar dan sumber bagi berlakunya seluruh hukum/peraturan/perundang-
udangan dan penyelenggaraan pemerintahan negara pada suatu negara. Hukum dasar
dibedakan menjadi dua, seperti berikut ini. Pertama hukum tertulis adalah suatu
konstitusi negara yang menjadi dasar dan sumber dari peraturan-peraturan lain atau
perundang-undangan lain yang berlaku di suatu negara, atau aturan dasar yang
mengatur penyelenggaran negara yang dituangkan dalam bentuk tertulis, contohnya
UUD 1945. Oleh karena sifatnya yang tertulis maka Undang-Undang Dasar itu
rumusnya tertulis dan tidak mudah berubah.

Menurut ECS Wade dalam Costitutional Law, bahwa Undang-Undang Dasar


menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan
tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu negara dan menentukan
pokok-pokok cara kerja badan tersebut. Prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap
sistem pemerintahan diatur dalam Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar
menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerjasama dan
menyesuaikan diri satu sama lain dan Undang-Undang Dasar juga merekam
hubungan-hubungan kekuasaan satu sama lain (Miriam Budiardjo, 1981: 95-96). Di
dalam Undang-Undang Dasar 1945 hanya berisi 37 pasal, maka sifat Undang-
Undang Dasar adalah singkat dan supel. Maknanya Undang-Undang Dasar hanya
memuat aturan-aturan pokoknya saja. Supel mengandung makna masyarakat itu

9
selalu berubah dan mengalami perkembangan, maka kita harus menjaga supaya
tidak ketinggalan zaman. Menurut Padmowahyono seluruh kegiatan negara
dikelompokkan menjadi dua macam:

a. Penyelenggaraan kehidupan negara


b. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Oleh karena sifatnya tertulis maka Undang-Undang Dasar rumusnya jelas


yaitu merupakan hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara
negara dan setiap warga negara. Aturan-aturan pokoknyaharus selalu dikembangkan
dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. UndangUndang Dasar 1945 dalam
tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi,
disamping sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum positif yang lebih
rendah dalam hierarkis tertib hukum Indonesia. Sifat hukum dasar tertulis tersebut
dapat dirinci sebagai berikut :

a. peraturan perundangan yang tertinggi dalam negara,


b. memuat aturan-aturan pokok ketatanegaraan,
c. mengikat hak pada pemerintah, lembaga-lembaga kenegaraan, lembagalembaga
kemasyarakatan, warga negara dan penduduk dimana saja berada,
d. menjadi alat pengontrol dan alat pengecek apakah peraturan hukum dan
peraturan perundang-undangan dibawahnya sesuai dengan ketentuan
UndangUndang Dasar,
e. menjadi dasar dan sumber hukum bagi peraturan hukum dan peraturan
perundangan dibawahnya.

Kedua hukum dasar tidak tertulis atau konstitusi tidak tertulis, yaitu konvensi
ketatanegaraan atau kebiasan ketatanegaraan. Konversi merupakan aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaran negara. Hukum dasar
tidak tertulis dapat timbul dalam praktek penyelenggaran negara meskipun tidak
dalam bentuk tertulis contohnya adalah naskah pidato Presiden tiap tanggal 16
Agustus menjelang pelaksanaan perayaaan hari kemerdekaan Indonesia. Sifat
hukum dasar tidak tertulis adalah :

10
a. tidak bertentangan dengan isi, arti, dan maksud hukum dasar tertulis,
b. melengkapi, mengisi kekosongan ketentuan yang tidak diatur secara jelas dalam
hukum dasar tertulis,
c. memantapkan pelaksanaan hukum dasar tertulis,
d. terjadi berulangkali dan dapat diterima oleh masyarakat,
e. hanya terjadi pada tingkat nasional,
f. merupakan aturan dasar sebagai komplementasi bagi Undang-Undang Dasar.

2. Undang-Undang Dasar 1945

Undang-Undang Dasar 1945 adalah suatu hukum dasar tertulis atau konstitusi negara
yang mejadi dasar dan sumber dari peraturan-peraturan lain atau perundang-udangan lain yng
berlaku di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. Undang- Undang Dasar 1945
merupakan sebuah naskah yang meliputi : a. pembukaan, yang terdiri dari 4 alinea; batang
tubuh, yang terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan
Tambahan dan penjelasan, yang terdiri dari penjelasan umum dan penjelasan pasal demi
pasal. b. ditetapkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945, c. diundangkan dalam berita RI tahun
II nomor 7 tanggal 15 Februari 1946. Dinamakan Undang-Undang Dasar 1945 karena
Undang-undang Dasar tersebut disusun dan ditetapkan pada tahun 1945. Undang-Undang
Dasar lain yang pernah dimiliki dan digunakan oleh bangsa Indonesia adalah: 1) Undang-
Undang Dasar 1949 Konstitusi RIS 1949); 2) Undang-Undang Dasar 1950 (UUDS 1950).
UUD 1945 bukanlah hukum biasa, malainkan hukum dasar. Sebagai hukum dasar maka UUD
merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum seperti Undang-undang, peraturan atau
keputusan pemerintah, dan setiap tindakan kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan
bersumberkan pada peraturan yang lebih tinggi yang pada akhirnya dapat
dipertanggungjawabkan pada ketentuan-ketentuan UUD 1945.2

3. Pentingnya Konstitusi Dalam Suatu Negara

2
BAB, IV. "A. Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1. Konstitusi." staffnew.uny.ac.id,

11
Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan suatu
hal yang sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan terbentuk sebuah negara.
Hampir tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusinya. Hal ini menunjukan betapa
urgenya konstitusi sebagai suatu perangkat negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata
uang yang satu samalain tidak terpisahkan. Pertanyaannya, mengapa konstitusi menjadi
sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan ketatanegaraan suatu negara? Jawabannya
adalah karena konstitusi merupakan sekumpulan aturan yangmengatur organisasi negara,
serta hubungan antara negara dan warga negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling
berkerjasama. Menurut A. Hamid S. Attamimi, konstitusi dalam negara sangat penting
sebagai pemberi “pegangan” dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan dalam
mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan.11 Dalam konteks pentingnya
konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi
dilihat dari fungsinya terbagi ke dalam dua (2) bagian, yakni membagi kekuasaan dalam
negara, dan membatasi kekuasaan pemerintahan atau penguasa dalam negera. Lebih lanjut, ia
mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan
menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga
atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimama kekuasaan dibagi diantara beberapa
lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif.12 Selain
sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk menjamin hak-hak
warga negara. Hak-hak tersebut mencangkup hak-hak asasi, seperti hak untuk hidup,
kesejahteraan hidup dan hak kebebasan. Mengingat pentingnya konstitusi dalam suatu negara
ini, Struycken dalam bukunya “Het Staatscrecht van Het Koninkrijk der Nederlander”
sebagaimana yang dikutip oleh Tim ICCE UIN Jakarta, menyatakan bahwa Undang-Undang
Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen formal yang berisikan: hasil perjuangan
politik bangsa di waktu yang lampau, tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan
bangsa, pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk sekarang
maupun untuk waktu yang akan datang, dan suatu keinginan, dimana perkembangan
kehidupan ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.13 Berdasar uraian tersebut di atas, dapat
dinyatakan arti penting konstitusi dalam negara, dapat dijadikan sebagai barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan dan pedoman bagi generasi penerus
bangsa dalam menjalankan suatu negara. Pada prinsipnya, semua agenda penting kenegaraan

12
serta prinsip-prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, telah ter-cover
dalam konstitusi.3

B. Fungsi Negara Dan Konstitusi

2.1. Fungsi Negara

Setiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan tujuan dibentuknya negara
tersebut. Fungsi negara dapat diartikan sebagai kegiatan negara untuk mencapai cita-cita dan
harapan sesuai tujuan negara agar menjadi kenyataan. Fungsi negara menurut para ahli yaitu
menurut Charles E. Meriam, fungsi yang harus dijalankan oleh negara meliputi:

a. Fungsi keamanan ekstern;


b. Fungsi ketertiban intern;
c. Fungsi keadilan;
d. Fungsi kesejahteraan umum;
e. Fungsi kebebasan.

Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa secara garis besar fungsi yang harus
dijalankan oleh negara meliputi:

a. Mengupayakan kesejahteraan warganya agar dapat menikmati kehidupan yang


layak;
b. Meningkatkan kecerdasan dan membina budi pekerti warganya;
c. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat;
d. Mempertahankan negara dari gangguan eksternal;

3
Mu'allifin, MDA. Hubungan Konstitusi dengan Tugas dan Fungsi Negara. Jurnal
Ahkam.ejournal.uinsatu.ac.id;2016

13
e. Mewujudkan keadilan bagi masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut harus
diselenggarakan oleh negara yang dalam hal ini adalah pemerintah negara yang
bersangkutan agar tujuan negara tersebut dapat diwujudkan.

2.2. Fungsi Konstitusi

Sejalan dengan perlunya kosntitusi sebagai instrumen untuk membatasi kekuasaan dalam
suatu negara, Miriam Budiharjo mengatakan bahwa:“Di dalam negara-negara yang
mendasarkan dirinya astas Demokrasi Konstitusional, Undang-undang Dasar mempunyai
fungsi yang khas yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak
warga negara akanlebih terlindungi”. Pada prinsipnya, adanya konstitusi memiliki tujuan
untuk membatasi kewenangan pemerintahan dalam menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan, yang berdaulat, yang secara ringkas dapat
dikategorikan menjadi tiga tujuan, yaitu: memberikan pembatasan sekaligus pengawasan
terhadap kekuasaan politik; melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri,
memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan kekuasaanya.
Menghubungkan konstitusi dengan hukum pada umumnya, dapat dipahami bahwa tujuan dari
hukum adalah, menghendaki adanya keseimbangan kepentingan, ketertiban, keadilan,
ketentraman dan kebahagiaan setiap manusia. Berangkat dari tujuan hukum tersebut dapat
diperinci secara garis besar fungsi dari tujuan hukum tersebut sebagai berikut: sebagai alat
ketertiban dan keteraturan masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial
lahir batin, sebagai alat penggerak pembangunan, sebagai alat kritik (fungsi kritis)/sarana
pengawas, dan sebagai sarana untuk menyelesaikan pertikaian.4

Jiimly mengemukakan terdapat 10 fungsi konstitusi, yaitu :


4
Putri, S Octa. Negara Dan Konstitusi. repository.unikom.ac.id; 2015;

14
1. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara.

2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara.

3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antarorgan negara dengan warga negara.

4.Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara.

5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (rakyat)
kepada organ negara.

6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu.

7. Fungsi simbolik sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan.

8. Fungsi seimbolik sebagai pusat upacara (ceremony).

9. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit hanya di bidang
politik maupun dalam arti luas mencakup bidang sosial dan ekonomi.

10. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaharuan masyarakat, baik dalam arti sempit
maupun dalam arti luas5

C. Tujuan Negara Dan Konstitusi

Dalam mewujudkan tujuan hukum Negara Indonesia politik hukum memainkan peran
yang penting. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai keterkaitan
antara politik hukum dengan pembentukan hukum yang responsif dalam mewujudkan tujuan
negara Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan pemikiran peneliti guna untuk
menjawab permasalahan yang ada berkaitan dengan politik hukum. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan konseptual. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa dalam mewujudkan tujuan negara Indonesia secara

5
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme di Indonesia, Penerbit
Sinar Grafika, Jakarta, 2010

15
langsung akan berhubungan dengan hukum responsif ditinjau dari perspektif politik hukum.
Politik hukum berperan penting dalam membuka ruang bagi masyarakat untuk turut serta
dalam berpartisipasi dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang responsif

Setiap pembentukan negara, selalu mem- punyai tujuan dan cita-cita termasuk Indo-
nesia, tercermin dalam suatu Undang Undang Dasar, untuk Indonesia adalah Undang
Undang- Dasar 1945. Untuk mencapai tujuan negara diperlukan suatu mekanimsme
pencapaian tujuan yaitu melalui sederet ketentuan atau kebijakan-kebijakan, yang mendasar
sifatnya. karena negara Indonesia adalah negara yang berdasar hukum sesuai dengan
ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 mekanisme pencapaian tujuan negara
selalu berlandas- kan hukum, hukum hendaknya dapat dipahami dan dikembangkan sebagal
kesatuan sistem,

sebagai suatu konsep hukum." Hukum sebagai suatu kesatuan sistem terdapat (1)
elemen kelembagaan (elemen institutional); (2) elemen kaedah aturan (element)
instrumental): dan elemen perilaku para subjek hukum yang menyandang hak dan kewajiban

yang ditentukan oleh norma aturan itu (elemen subyektif dan kultural).

Untuk mencapai tujuan negara, dalam suatu negara sebagai suatu organisasi, maka
diperlukan naskah aturan (hukum) yang disebut konstitusi atau Undang Undang Dasar³,
karena pengertian konstitusi menurut Brian Thompson adalah ... a constitution is a document
which contains the rules for the opereation of an organization", sehingga sebenarnya
konstitusi dalam pengertian yang terluas dan umum ada- lah aturan untuk menjalankan suatu
organisasi apapun bentuknya dan komplek strukturnya, terutama organisasi yang berbentuk
badan hukum (legal entity), tidak terkecuali suatu organisasi (kekuasaan) yang disebut
negara, seperti halnya negara Indonesia.6

6
Tan, K, Disemadi, HS. Politik Hukum Pembentukan Hukum yang Responsif dalam Mewujudkan Tujuan Negara
Indonesia. Jurnal Meta-Yuridis. journal.upgris.ac.id; 2022;.

16
D. Hubungan Antara Negara Dan Konstitusi

Hubungan Konstitusi (Hukum) dengan Tugas dan Fungsi Negara adalah untuk Negara
mempunyai tugas,pertama, mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang
bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antagonisme yang membahayakan. Kedua,
tugas negara untuk mengorganisir dan mengintegritasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan ke arah tercapinya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya. Sedangkan fungsi
yang harus dijalankan negara adalah pertama, melaksanakan penertiban (law and order) untuk
mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat. Kedua,
mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Ketiga, pertahanan, untuk menjaga
kemungkinan serangan dari luar. Keempat, menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan
melalui badanbandan pengadilan. Dan dalam rangka mewujudkan tugas dan fungsi negara,
negara mempunyai sifat memaksa dengan menggunakan (konstitusi-hukum) atau peraturan
perundang-undangan yang dibuat harus ditaati. Dengan demikian penertiban dalam
masyarakat tercapai serta timbulnya anarki bisa dicegah, maka negara memiliki sifat
memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Alat
negara untuk memaksa antara lain polisi dan tentara. Konstitusi memiliki arti penting bagi
negara, contohnya sebagai berikut :

1. Terlepas dari masalah-masalah tersebut, konstitusi memiliki arti penting bagi negara.
Menurut penulis, negara tanpa konstitusi ibarat orang yang berjalan di hutan gelap
dan tidak tahu jalan, karena tidak memiliki kompas untuk menentukan arah
perjalanannya. Seperti konstitusi, itu adalah standar yang digunakan negara untuk
menentukan kehidupan rakyatnya. Tn. Mahfud MD menyoroti dua hal penting yang
harus diperhatikan dalam penyusunan dan isi konstitusi, yaitu Pertama, isi konstitusi
secara umum harus mendasar dan abstrak; tidak ada masalah yang konkret, teknis,
dan kuantitatif, sehingga permintaan perubahan tidak sering dilakukan dengan
tergesa-gesa. Pertanyaan teknis dan kuantitatif tertentu cenderung lebih mudah
ditanyakan saat menangani masalah sosial baru.

17
2. Kedua, konstitusi harus memiliki prosedur dan amandemen yang tidak mudah
dilaksanakan kecuali untuk alasan yang sangat penting. Misalnya, dalam pengambilan
keputusan tentang isi UUD, perlu untuk mempertahankan jumlah minimum
pendukung dan kuorum minimum untuk usulan perubahan isi UUD. Ada juga
konstitusi yang harus diubah melalui referendum.7

Dua persoalan penting yang disebutkan Mahfud menunjukkan bahwa tidak mudah untuk
mengubah undang-undang, karena seperti yang dikatakan Djokosutonon, hukum negara
(grondwet) memiliki dua makna penting, yaitu: Di satu sisi, menurut isinya (naar de touht) . .
. . . , karena konstitusi memuat struktur dasar (grand slage) (pengayaan) dan fungsi negara
(administrasi). Bentuk kedua (naar of maker), karena konstitusi tidak lain adalah lembaga. Itu
bisa berupa raja, raja dan rakyat, institusi atau kediktatoran. Padmo Wajono setuju dengan
Mahfud MD, dan sebagai orang yang mewakili lebih dari hukum, lebih dari negara, wajar
jika menginginkan cara lain yang khusus untuk membuat konstitusi.8

7
Mu'allifin, MDA. Hubungan Konstitusi dengan Tugas dan Fungsi Negara. Jurnal
Ahkam.ejournal.uinsatu.ac.id;2016
8
Septiani, I. Hubungan Konstitusi Dan Negara Dalam Paham Konstitusionalisme. osf.io; 2023;

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang ada, maka terlihat de- ngan jelas bahwa konstitusi adalah jalan keluar untuk
pembatasan kekuasaan, yang membentuk sistem umum, kata KC Wheare, pengertian sistem
dalam artian sistem hukum (legal system) tidak dapat dipandang sebagai sekedar kaidah
hukum (materi hukum) yang abstrak normatif yang lazim disebut 'de wettenpapieren muur'
melainkan sistem harus dipahami sebagai perangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Supremasi konstitusi adalah tujuan negara maka ketiga komponen sistem hukum
harus dapat berjalan secara serasi dalam kaitannya dengan, dan ini sudah dilakukan melalui
Aman- demen Undang Undang Dasar (UUD) 1945, karena konstitusi, atau dalam hal ini
UUD adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan negara, dan
dengan adanya Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga peng- awal konstitusi dan penafsir
konstitusi (the guardian and the interpreter of the consti- tution) yang benar maka supremasi
konstitusi adalah tujuan negara.

Negara hukum tidak boleh ditegakan dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi


yang diatur dalam Undang Undang Dasar, karenanya perlu ditegaskan bahwa kedaulatan ber-
ada di tangan rakyat yang dilakukan menurut UUD (constitutional democracy) yang
diimbangi bahwa Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis
(demo- cratische rechtsstaat) dan rakyat dalam melaksanakan kedaulatannya terikat dan patuh
pada aturan konstitusi.

B. Saran

Sehubungan dengan pentingnya negara dan konstitusi, maka penulis menyarankan kepada
pembaca untuk bisa taat dengan aturan negara yang sebagaimana sudah di tentukan oleh
UUD 1945 yang sudah berlaku hingga sampai kini, dan menjaga segala tata tertib yang
ditentukan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, E. KETERKAITAN NEGARA DAN KONSTITUSI. osf.io; 2023;.


Available from: https://osf.io/npdfg/download

BAB, IV. "A. Pengertian Konstitusi dan Undang-Undang Dasar 1. Konstitusi."


staffnew.uny.ac.id, https://staffnew.uny.ac.id/upload/131655976/pendidikan/diktat-pancasila-
bab-iv-undang-bu-dina.pdf

Mu'allifin, MDA. Hubungan Konstitusi dengan Tugas dan Fungsi Negara. Jurnal
Ahkam.ejournal.uinsatu.ac.id;2016;.Availablefrom:
https://ejournal.uinsatu.ac.id/index.php/ahkam/article/view/326/260

Putri, S Octa. Negara Dan Konstitusi. repository.unikom.ac.id; 2015;. Available from:


https://repository.unikom.ac.id/47437/1/Kewarganegaraan-
%20Negara%20dan%20Konstitusi.pdf

Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme di Indonesia, Penerbit Sinar


Grafika, Jakarta, 2010; Available from:
https://pusdik.mkri.id/materi/materi_39_Prof.%20Yuliandri_Konstitusi%20dan%20Konstit
usionalisme_Makalah.pdf

Suhardjana, J. Supremasi Konstitusi Adalah Tujuan Negara. Jurnal Dinamika Hukum.


dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id;2010;.10(3),253-264
Availablefrom:http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/view/96

Tan, K, Disemadi, HS. Politik Hukum Pembentukan Hukum yang Responsif dalam
Mewujudkan Tujuan Negara Indonesia. Jurnal Meta-Yuridis. journal.upgris.ac.id; 2022;.
Available from: http://journal.upgris.ac.id/index.php/meta-yuridis/article/view/8803

Septiani, I. Hubungan Konstitusi Dan Negara Dalam Paham Konstitusionalisme.


osf.io; 2023;. Available from: https://osf.io/g7dnw/download

20

Anda mungkin juga menyukai