MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta
Hukum Tata Negara Program Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone
Oleh :
Kelompok 10
A.NURHAISA
742352019094
WIWI KARDIANA
742352019072
RIRIN RISMA
742352019093
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah dengan judul “Warga Negara Dan Kewarganegaraan” ini
tepat pada waktunya. Shalawat serta Salam kita kirimkan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad Saw. Yang telah membawa ummatnya dari alam
kebodohan (jahiliyah) ke alam yang penuh dengan penerangan.
Ucapan terimakasih tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah
ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar makalah ini
mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para Pembaca serta
bagi Penulis sendiri.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1-3
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan Makalah....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4-11
A. Hubungan Negara Dan Warga Negara.................................................4
B. Pengaturan Kewarganegaraan Di Indonesia.........................................8
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................12
B. Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga negara memiliki peran yang vital bagi keberlangsungan sebuah
negara. Oleh karena itu, hubungan antara warga negara dan negara sebagai
institusi yang menaunginya memiliki aturan atau hubungan yang diatur dengan
peraturan yang berlaku di negara tersebut. Agar dapat memiliki status yang jelas
sebagai warga negara, pemahaman akan pengertian, sistem kewarganegaraan serta
hal-hal lain yang menyangkut warga negara hendaknya menjadi penting untuk
diketahui. Dengan memiliki status sebagai warga negara, orang memiliki
hubungan dengan negara. Hubungan ini nantinya tercermin dalam peran, hak dan
kewajiban secara timbal balik antara warga negara dengan negaranya.
Dalam beberapa literatur, dikenal istilah warga negara, rakyat dan
penduduk. Istilah warga negara secara umum mengandung arti peserta, anggota,
atau warga dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan
dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab bersama dan untuk
kepentingan bersama (Tim ICCE UIN Jakarta). Istilah rakyat lebih merupakan
konsep politis. Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada di bawah satu
pemerintahan dan tunduk pada pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya
dilawankan dengan penguasa. Sedangkan penduduk, menurut Soepomo dalam
Hartono Hadisoeprapto (1999), adalah orangorang yang dengan sah bertempat
tinggal tetap dalam suatu negara. Sah artinya tidak bertentangan dengan dengan
ketentuan-ketentuan mengenai masuk dan mengadakan tempat tinggal tetap dalam
negara yang bersangkutan. Orang yang berada di suatu wilayah negara dapat
dibedakan menjadi penduduk dan non penduduk. Adapun penduduk negara dapat
dibedakan menjadi warga negara dan orang asing atau bukan warga negara.
Warga negara adalah salah satu fundamen penting dalam keberadaan
sebuah negara, sudah selayaknya mendapat kepastian hukum dan jaminan hukum
yang layak dari negara. Sepeti dikemukakn oleh para ahli, sudah menjadi
kenyataan yang berlaku umum bahwa syarat untuk berdirinya sebuah negara yang
1
2
1
Wahidin, “Pendidikan Kewarganegaraan”, (Ttp: in media , 2015), h. 17
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan Negara Dan Warga Negara?
2. Bagaimana pengaturan kewarganegaraan di Indonesia?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Hubungan Negara Dan Warga Negara.
2. Untuk Mengetahui pengaturan kewarganegaraan di Indonesia.
2
Winarno, “Prradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 142
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
3
Rowland B. F. Pasaribu, “Kewarganegaraan”, (Rown Collection: 2015), h.27-28
6
mempunyai wilayah tertentu dan pemerintah yang berdaulat. Demikian juga kalau
rakyat ada pada wilayah tertentu akan tetapi tidak memiliki pemerintahan sendiri
yang berdaulat ke dalam dan ke luar, maka Negara itupun jelas tidak bakal ada.4
Menurut Hestu Handoyo, keterkaitan antara Negara dan rakyat
menunjukkan hal-hal sebagai berikut: pertama, Antara Negara dan rakyat tidak
dapat dipisahkan sehingga memberikan tanda bahwa pembahasan mengenai
hokum tata Negara tidak mungkin akan melepaskan diri dari peran dan fungsi
warganegara. Kedua, Masalah kewarganegaraan termasuk di dalmnya
menyangkut hak-hak asasi manusia menjadi pokok bahasan yang tidak akan
ditinggalkan dalam mempelajari hokum tata Negara. Ketiga, Unsur utama Negara
sebagai organisasi kekuasaan adalah adanya rakyat yang bertindak sebagai
anggota sekaligus sebagai unsure pembentuk organisasi Negara tersebut.5
Negara sebagai lembaga yang diciptakan oleh manusia jelas membutuhkan
warganegara. Akan tetapi persoalannya adalah siapakah yang dapat mengklaim
bahwa seseorang itu merupakan warganegara atau bukan dan apakah setiap orang
mempunyai hak untuk disebut sebagai warganegara dari suatu Negara. Menurut
Pasal 1 Konvensi Den Haag (1930), penentuan warganegara merupakan hak
mutlak dari negara yang bersangkutan. Namun demikian, hak mutlak ini dibatasi
oleh general principles, yaitu: pertama, tidak boleh bertentangan dengan
konvensi-konvensi internasional. Kedua, tidak boleh bertentangan dengan
kebiasaan internasional. Ketiga, tidak boleh bertentangan dengan prinsipprinsip
hokum umum yang secara internasional diterapkan dalam hal penentuan
kewarganegaraan.
Meskipun Negara mempunyai hak mutlak untuk menentukan status
kewarganegaraan seseorang, namun menurut Pasal 5 Deklarasi Universal HAM
(1948) ditentukan bahwa setiap orang berhak atas kewarganegaraan dan tidak
seorangpun dapat dengan sewenang-wenang dicabut kewarganegaraannya atau
4
Isharyanto, “Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia (Dinamika Pengaturan
Status Hukum Kewarnegaraan Dalam Perspektif Perundang-Undangan)”, (CV. Absolute Media,
Yogyakarta: 2015), h.15
5
Isharyanto, “Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia (Dinamika Pengaturan
Status Hukum Kewarnegaraan Dalam Perspektif Perundang-Undangan)”, (CV. Absolute Media,
Yogyakarta: 2015), h.16
7
memberikan norma tafsiran dari norma yang lebih tinggi tersebut. Dengan
mengutip pendapat Rudolf Stammler, Firdaus menyebut norma HAM yang
terdalam konstitusi merupakan “bintang pemandu” (Leitstern) bagi pembuatan
undang-undang di bawahnya agar selaras dengan nilai-nilai HAM.6
6
Isharyanto, “Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia (Dinamika Pengaturan
Status Hukum Kewarnegaraan Dalam Perspektif Perundang-Undangan)”, (CV. Absolute Media,
Yogyakarta: 2015), h.17-19
7
Andryan, “Kapita Selekta Hukum Tata Negara”, (CV. Pustaka Prima, Medan: 2021), h.
138
9
8
Andryan, “Kapita Selekta Hukum Tata Negara”, (CV. Pustaka Prima, Medan: 2021), h.
139-140
10
10
Andryan, “Kapita Selekta Hukum Tata Negara”, (CV. Pustaka Prima, Medan: 2021), h.
143
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga negara memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting
bagi kemajuan dan bahkan kemunduran sebuah bangsa. Oleh karena itu,
seseorang yang menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh
Undang-undang yang dibuat oleh negara tersebut. Sebelum negara menentukan
siapa saja yang menjadi warga negaranya, terlebih dahulu negara harus mengakui
bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meningggalkannya serta berhak kembali sebagaimana
dinyatakan oleh pasal 28E ayat (1) UUD 1945.
Proses kewarganegaraan itu dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
1. kewarganegaraan karena kelahiran atau citizenship by birth,
2. kewarganegaraan melalui pewarganegaraan atau citizenship by
naturalization, dan
3. kewarganegaraan melalui registrasi biasa atau citizenship by registration.
B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang Warga Negara Dan Kewarganegaraan. Kami
memohon maaf jika terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan dalam makalah
ini. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
12
Andryan. Kapita Selekta Hukum Tata Negara. CV. Pustaka Prima, Medan: 2021.
Isharyanto. Hukum Kewarganegaraan Republik Indonesia (Dinamika Pengaturan
Status Hukum Kewarnegaraan Dalam Perspektif Perundang-Undangan).
CV. Absolute Media. Yogyakarta: 2015.
Pasaribu, Rowland B. F. Kewarganegaraan”, (Rown Collection: 2015), h.27-28
Wahidin. Pendidikan Kewarganegaraan. Ttp: in media , 2015.
Winarno. Prradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi. Jakarta: sinar grafika. 2013.
13