KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Harmoni Kewajiban dan Hak Warga
Negara” sebagai tugas mata kuliah “Kewarganegaraan”.
Terimakasih kepada teman-temsn dan pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Sehingga makalah ini selesai pada waktunya. Tidak ada sesuau yang sempurna. Penulis
menyadari akan kekurangan baik pengetahuan ataupun sumber dalam penyusunan makala ini.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca, yenag tentunya bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB 1...........................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB 2...........................................................................................................................................................3
A. ESENSI DAN URGENSI HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA.......................................................3
B. HARMONI ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA.......................................5
BAB 3...........................................................................................................................................................7
A. Kesimpulan..................................................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara dan warga negara mempunyai sebuah hubungan timbal balik.
Menurut Thomas Hobbes, mengatakan bahwa fungsi negara adalah mentertipkan
kekacauan atau chaos dalam masyarakat. Walaupun negara adalah bentukan masyarakat,
namun kedudukan negara adalah penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak
terjadi konflik, pencurian, dan lain-lain. Warga negara memeiliki hak dan kewajiban di
negara Indonesia hak dan kewajiban diatur dalam UUD 1945. Masalah pokok antara
negara dengan warga negara adalah masalah hak dan kewajiban. Setiap warga negara
diberikan kebebasan oleh negara dalam bentuk hak dan kewajiban semua sama.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang berkaitan satu sama lain, sehingga
dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang
pantas dan mutlak untuk didapatkan individu sebagai anggota warga negara sejak masih
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan
kewajiban tidak berjalan dengan seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi
suatu ketimpangan yang menimbulkan gejolak masyarakat dalam melaksanakan
kehidupan individu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun
bernegara.
Karena itu, kita sebagai warga negara yang berdemokrasi harus membangun
mimpi kita yang brurk ini dan mengubahnya untuk mendapatkan hak-hak sebagai warga
negara dan tidak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Warga negara dapat berarti warga, anggota dari suatu negara. Ketika muncul
pertanyaan what is citizen? Turned dalam Sapira (2006) menejlaskan bahwa “ a
citizen is a member of a group living under certain laws” atau anggota dari
sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum ini disusun dan
diselengggarakan oleh orang-orang yang memerintah, mengatur kelompok
masyarakat tersebut. Mereka yang ikut serta mengatur kelompok masyarakat
bersama-sama dikenal sebagai pemerintah (government). Oleh karena itu, warga
negara dapat disimpulkan sebagai “a member of a group living under the rule of a
government”.
Warga negara menurut pasal 26 ayat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Sedangkan menurut undang-undang No. 62/1958 tentang kewarganegaraan
Indonesia menyatakan bahwa Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang
yang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku sejak proklamasi 17 agustus
1945 sudah menjadi Warga Negara Republik Indonesia. Warga negara dari suatu
negara berarti anggota dari negara itu yang berarti pendukung dan penanggung jawab
terhadap kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh sebab itu seseorang menjadi
anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh undang-undang yang dibuat
oleh negara tersebut. Sebelum negara menetukan siapa saja yang menjadi warga
negara terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkan serta
berhak kembali sebagaimana dinyatakan tinggal diwilayah negara dan meninggalkan
serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28 E ayat (1) UUD 1945.
3
Asas kelahiran adalah penntuan status kewarganegaraan berdasarkan
tempat atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan
hanyala ius soli saja, sebagai suatu tanggapan bahwa seseorang lahir disuatu
wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut, akan
tetapi dengan tingginya mobilitas manusia maka diperlukan asas lain yang tidak
hanya berpatokan pada kelahiran sebagai realitas bahwa orang tua yang memiliki
status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah jika kemudian
orang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya. Jika asas ius soli
ini tetap dipertahankan maka si anak tidak berhak untuk mendapatkan status
kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah muncul asas ius sanguinis
c. Asas Perkawinan
Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki
asas kesatuan hukum, yaitu paradigma suami istri atau ikatan keluarga
merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat, dan
bersatu.
4
dengan organisasi modern, dan akhirnya perang kemerdekaan memungkinkan kita
sekarang lebih paham akan budaya hak dan kewajiban.
Hak dalam kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang semestinya
diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Sedangkan wajib adalah
beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan oleh
tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus
dilakukan.
Sebagai warga negara bentuk keterkaitan kita terhadap negra adalah adanya hak
dan kewajiban secara timbal balik. Warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negara, sebaliknya pula negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga negara. Hak
dan kewajiban warga negara merupakan isi konstitusi negara perihal hubungan antara
warga negara dengan negara. Di Indonesia, pengaturan hak dan kewajiban warga negara
diatur oleh UUD 1945
1. Menelusuri Konsep Dan Urgensi Harmoni Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak adalah kuasa untuk menerima dan melakukan sesuatu yang semsetinya
diterima dan dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa. Wajib adalah beban
untuk memberikan sesuatu yang semestinya diberikan oleh pihak tertentu yang tidak
dapat dilakukan oleh pihak lain karena pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang bersangkutan.
Hak dan kewajiban tidak dapat dipisahkan. Menurut “teori kolerasi” yang
dianut oleh pengikut utilitarialisme, ada hubungan timbal balik antara hak dan
kewajiban. Menurut mereka, setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang
lain. Dan begitu pula sebaliknya, mereka berpendapat bahwa kita harus dapat
berbicara tentang hak dalam arti sesungguhnya, jika ada kolerasi itu, hak yang tidak
ada kewajiban sesuai dengannya tidak pantas disebut dengan hak. Hal ini sejalan
degan filsafat kebebasannya mill (1996) yang menyatakan bahwa lahirnya hak asasi
manusia dilandasi dua hak yang paling fundamental, yaitu hak persamaan dan hak
kebebasan. Hak kebebasan seseorang menurutnya tidak boleh dipergunakan untuk
memanipulasi hak orang lain, demi kepentingannya sendiri. Kebebasan menurut Mill
secara ontologis substansial bukanlah perbuatan bebas atas dasar kemauan sendiri,
5
bukan pula perbuatan bebas tanpa kontrol, namun perbuatan bebas yang menuju sikap
positif, tidak mengganggu dan merugikan orang lain. Atas dasar pemikiran tersebut,
maka jika hanya menekankan pada hak dan mengabaikan kewajiban maka akan
melahirkan persoalan-persoalan. Hanya dalam lingkungan masyarakatlah, manusia
menjadi manusia dalam arti yang sesungguhnya. Dalam sejarah peradaban umat
manusia, inovasi hanya muncul ketika manusia berhubungan satu sama lain dalam
arena sosial.
Sebagai contoh hak dan kewajiban timbal warga negara bersifat timbal balik
atau resiprokalitas adalah warga negara mendapat pekerjaan dan penghidupan yang
layak (pasal 27 ayat 2, UUD 1945). Atas dasar hak ini, negara berkewajiban meberi
pekerjaan dan penghidupan bagi warga negara. Untuk merealisasikan pemunahan hak
warga negara tersebut, pemerintah tiap tahun membuka lowongan pekerjaan di
berbagai bidang dan membrikan subsidi kepada rakyat.
6
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hak merupakan segala sesuatu
yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara
sejak berada dalam kandungan. Sedangkan kewajiban merupakan keharusan bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat
pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan
kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktik harus
dijalankan dengan seimbang
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
https://rianarsenio.wordpress.com/2020/04/13/makalah-harmoni-kewajiban-dan-hak-
negara-dan-warga-negara/
https://likmakalah.wordpress.com/2018/03/08/makalah-kewajiban-dan-hak-warga-
negara/