Anda di halaman 1dari 14

Tugas Kelompok Dosen Pengampu

Pendidikan Kewarganegaraan Herlinda, Dr., MA

MAKALAH
“HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA”

Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Adilla Agustin Lubis (12111222116)
2. Nasawa Nurbaiti (12111221751)
3. Taufiqurrahman (12111214181)

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang senantiasa mencurahkan
rahmat- Nya dan Karunia-Nya, Shalawat serta Salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W., keluarganya, para sahabat, dan seluruh umatnya. Kami bersyukur
kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga
Makalah yang berjudul: “Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia” dapat
terselesaikan tepat waktu.
Materi dalam Makalah ini disusun berdasarkan Studi Pustaka dan Referensi-referensi
yang sesuai dengan tujuan, agar kita semua dapat lebih memahami bagaimana hak dan
kewajiban sebagai WNI. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Herlinda, Dr., M.A
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari, bahwa dalam Makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karena itu kepada para pembaca khususnya, kami mengharapkan Saran dan
Kritik demi kesempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini benar- benar bermanfaat bagi
para pembaca dan masyarakat pada umumnya, aamiin.

Pekanbaru, 22 Maret 2021

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Warga Negara Dalam Negara...............................................................3
2.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara..........................................................................4
2.3 Hak Asasi Manusia di Indonesia..............................................................................6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan berhak diterima oleh seseorang
atau individu sebagai warga negara yang dilindungi. Sedangkan kewajiban adalah
tugas yang harus ditunaikan oleh seorang individu sebagai warga negara yang baik
dan patuh kepada pemerintah dan bangsa.

Keduanya memiliki kepentingan yang sama oleh sebab itu kedua aspek
tersebut harus seimbang antara hak dan kewajiban adalah hal yang harus ditunaikan
dan diterima. Justru akan terjadi ketimpangan jika antara hak dan kewajiban tidak
menempati porsinya masing-masing.

Secara hukum yang berlaku di dalam negara indonesia ini juga jelas bahwa
seluruh warga negara indonesia dijamin haknya sebagai warga negara indonesia .
Namun seharusnya secara langsung warga negara juga memiliki kewajiban yang
harus di tunaikan.

Terlalu banyak hal yang harus diperhatikan menyangkut hak warganegara.


Karena hal ini jelas telah tercantum dalam undang-undang dasar bahwa dari tiap-tiap
warganegara mendapatkan hak untuk diberikan kehidupan dan pekerjaan yang layak
bagi kemanusiaan. Hal ini tertera dengan jelas dalam pasal 27 undang-undang dasar
ayat 2.

Walaupun kita ketahui hak dalam tiap-tiap warganegara belum dapat


dirasakan keseluruhan. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini hak warga yang tidak
tertunaikan dengan semestinya. Jangan kan untuk kehidupan yang layak untuk
mendapatkan pekerjaan warganegara saja harus menjalani rangkaian proses yang
sangat panjang. Dan bahkan tidak mendapat kesempatan sama sekali. Hal ini terlihat
dari angka pengangguran yang sangat tinggi saat ini.

Begitu juga dengan kewajiban tidak sedikit juga warganegara tidak dapat
menunaikan kewajibannya sebagai warganegara bahkan banyak yang
mengabaikannya dengan sengaja. Itu mengapa makalah ini sangat penting dibahas
dan diperhatikan agar masalah hak dan kewajiban dapat menemukan titik terang dan
mendapatkan solusi.
1.2 Rumusan Masalah

1). Bagaimana kedudukan warga negara dalam negara?


2). Apa saja hak dan kewajiban warga negara Indonesia?
3). Bagaimana hak asasi manusia di Indonesia!

2.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui bagaimana kedudukan warga negara dalam sebuah negara
khususnya Indonesia.
2) Untuk mengetahui apa saja hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara
Indonesia .
3) Untuk mengetahui dan Memahami bagaimana hak asasi manusia di Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Kedudukan Warga Negara dalam Negara


Hubungan dan kedudukan warga negara ini bersifat khusus sebab hanya mereka yang
menjadi warga negaralah yang memiliki hubungan timbal balik dengan negaranya.
Orang-orang yang tinggal di wilayah negara tetapi bukan warga negara dari negara itu
tidak memiliki hubungan timbal balik dengan negara tersebut.
Siapa saja yang dapat menjadi warga negara dari suatu negara? Setiap negara
berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara. Negara tidak
terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara lain juga tidak
berhak menentukan atau turut campur dalam penentuan kewarganegaraan suatu negara.
Namun demikian, dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, negara tidak boleh
melanggar "general principles" atau asas-asas umum hukum internasional tentang
kewarganegaraan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut.
• Suatu negara tidak boleh memasukkan orang-orang yang sama sekali "tidak ada
hubungan sedikitpun" dengan negara yang bersangkutan sebagai warga
negaranya. Misal, Indonesia bebas menentukan siapa yang akan menjadi warga
negara, tapi Indonesia tidak dapat menyatakan bahwa semua orang yang ada di
kutub selatan adalah juga warga negaranya.
• Suatu negara tidak boleh menentukan kewarganegaraan berdasarkan unsur unsur
primordial yang dirasakan bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum umum
(general principles) tadi. Misal, Indonesia tidak dapat menya takan bahwa yang
dapat menjadi warga negara Indonesia adalah orang yang beragama Islam saja
atau orang dari suku Jawa saja.
Dalam menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal adanya asas kewarganegaraan
berdasar kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan per kawinan. Penentuan
kewarganegaraan didasarkan pada sisi kelahiran dikenal dua asas, yaitu asas ius soli dan asas
ius sanguinis. Ius artinya hukum atau dalil. Soli berasal dari kata solum yang artinya negeri
atau tanah. Sanguinis berasal dari kata sanguis yang artinya darah.
➢ Asas Ius Soli Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
dari tempat dimana orang tersebut dilahirkan.
➢ Asas Ius Sangunis, Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasar keturunan dari orang tersebut.
Selain dari sisi kelahiran, penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek
perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
a. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan
yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan
kehidupan bersama suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat
termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status
kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebab kan
perubahan status kewarganegaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang
sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda
kewarganegaraan seperti halnya ketika belum berkeluarga.

2.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia


Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34
UUD NRI 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain:
1). Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam Pasal 27 ayat (2) UUD
NRI 1945 yaitu: "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.
2). Hak membela negara, tercantum dalam Pasal 27 ayat (2) UUD NRI 1945 yang berbunyi
"setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara".
3). Hak berpendapat, tercantum dalam Pasal 28 UUD NRI 1945, yaitu Kemer dekaan
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya
ditetapkan dengan undang-undang.
4). Hak kemerdekaan memeluk agama, tercantum dalam Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD NRI
1945 Ayat (1) berbunyi bahwa: "Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa" Ini
berarti bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ayat (2) berbunyi:
"Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu."
5). Hak ikut serta dalam pertahanan negara, tercantum dalam Pasal 30 ayat (1) UUD NRI
1945 Yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
6). Hak untuk mendapatkan pengajaran, tercantum dalam Pasal 31 ayat (1) dan (2) UUD
NRI 1945 Ayat (1) menerangkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran. Sedangkan dalam ayat (2) dijelaskan bahwa pemerintah meng usahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan UUD NRI 1945.
7). Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasonal Indonesia, tercantum
dalam Pasal 32 UUD NRI 1945. Ayat (1) menyatakan bahwa negara memajukan kebudayaan
nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengem bangkan nilai-nilai budayanya.
8). Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial, tercantum dalam Pasal
33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD NRI 1945 yang berbunyi;
✓ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan.
✓ Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara
✓ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
✓ Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelan jutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
✓ Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
9). Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial, tercantum dalam Pasal 34 UUD NRI 1945,
dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Kewajiban warga negara terhadap negara Indonesia, antara lain;
a. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan tercantum dalam Pasal 27 ayat (1) UUD
NRI 1945 yaitu segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan peme rintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
b. Kewajiban membela negara, tercantum dalam Pasal 27 ayat (3) UUD NRI 1945 yang
menyatakan: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, tercantum dalam Pasal 30 ayat (1) UUD
NRI 1945 menyatakan: Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap warga negara.
Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan kewajiban dan
hak warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut antara lain sebagai berikut.
➢ Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan.
➢ Hak negara untuk dibela.
➢ Hak negara untuk menguasai bumi air dan kekayaan untuk kepentingan rakyat.
➢ Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
➢ Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara.
➢ Kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat.
➢ Kewajiban negara memberi jaminan sosial.
➢ Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam UUD NRI 1945
mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang itu antara lain; bidang politik dan pemerintahan,
bidang sosial, bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan pertahanan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga negara dalam
hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan per undang-undangan sebagai
penjabaran atas UUD 1945. Misalkan dengan undang undang. Contoh:
• Hak dan kewajiban warga negara di bidang pendidikan, dengan Undang Undang 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen.
• Hak dan kewajiban warga negara di bidang pertahanan keamanan, terdapat di
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Undang Undang No.
2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Undang-Undang No.
34 Tahun 2004 tentang TNI.
• Hak dan kewajiban warga negara di bidang politik terdapat di Undang Undang No. 9
Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan Pendapat di Muka Umum;
Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers; Undang Undang No. 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik; Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

2.3 Hak Asasi Manusia di Indonesia


Pengakuan akan hak asasi manusia di Indonesia telah tercantum dalam UUD NRI
1945 yang sebenarnya lebih dahulu ada dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang
lahir pada 10 Desember 1945. Pengakuan akan hak asasi manusia dalam Undang-Undang
Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, adalah sebagai berikut.
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Alinea
Pertama
Hak Asasi Manusia sebenarnya sudah tercantum dalam Pembukaan UUD NRI 1945.
Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa negara Indonesia sendiri sejak masa berdirinya tidak
bisa lepas dari Hak Asasi Manusia itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat pada alenia pertama
yang berbunyi ".....Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa .......
Berdasar ini maka bangsa Indonesia mengakui adalah hak untuk merdeka atau bebas. Hanya
saja berbeda dengan sejarah HAM di barat yang lebih bersifat individual, HAM di Indonesia
berpaham kolektivitas. Hal ini terbaca dari hak setiap "bangsa" untuk merdeka.
b. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Alinea
Keempat
Yakni nilai-nilai luhur bangsa yang terumus dalam Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara
mengandung pemikiran bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan
menyandang dua aspek, yakni aspek individualitas (pribadi) dan aspek sosialitas
(bermasyarakat). Oleh karena itu, kebebasan setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain.
Ini berarti bahwa setiap orang mengemban kewajiban mengakui dan menghormati hak asasi
orang lain. Kewajiban ini juga berlaku bagi setiap organisasi pada tataran manapun, terutama
negara dan pemerintah.
Pancasila terutama sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab meru pakan
landasan idiil akan pengakuan dan jaminan hak asasi manusia di Indonesia. Menurut para
pendiri negara yang tergabung dalam Panitia Lima (1977), dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab ini perlu diberi tempat yang layak dalam perundang-undangan perihal hak-hak dan
kewajiban asasi warga negara. Terutama sekali hak hidup, hak atas keselamatan badan, dan
hak kebebasan diri, karena ketiganya nyata merupakan kurnia dari Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga perlu mendapat perlindungan sejauh mungkin dari negara. Sedangkan hak lain
seperti hak milik dan hak kehormatan seseorang lebih bersifat relatif, tergantung pada
ideologi bangsa terutama mengenai hubungan dan perimbangan antara individu dan
masyarakat. Bagi bangsa Indonesia yang bersifat "kekeluargaan" dan "gotong royong", tidak
bisa mengakui hak milik sebagai "hak yang tidak dapat diganggu gugat dan keramat". Hak
milik itu mempunyai dan bahkan bersifat "fungsi sosial", artinya mengandung
pertanggungjawaban dan kewajiban kewajiban besar terhadap Tuhan, masyarakat, bangsa
dan negara.
c. Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Rumusan hak tersebut mencakup hak dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan
budaya yang tersebar dari Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 UUD NRI 1945. Namun
rumusan-rumusan dalam konstitusi itu amat terbatas jumlahnya dan hanya dirumuskan secara
singkat dan dalam garis besarnya saja.
Sampai pada berakhirnya era Orde Baru tahun 1998 pengakuan akan hak asasi
manusia di Indonesia tidak banyak mengalami perkembangan dan tetap berlandaskan pada
rumusan yang ada dalam UUD NRI 1945, yaitu tertuang pada hak dan kewajiban warga
negara.
Rumusan baru tentang hak asasi manusia tertuang dalam Pasal 28 A-JUUD NRI1945
hasil amendemen I tahun 1999. Penambahan rumusan HAM ini bukan semata-mata kehendak
untuk mengakomodasi perkembangan pandangan HAM yang semakin penting, melainkan
juga merupakan salah satu syarat negara hukum. HAM juga dapat dijadikan salah satu
indikator untuk mengukur tingkat peradaban, tingkat demokrasi dan tingkat kemajuan suatu
negara.
d. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang yang menjamin HAM di Indonesia adalah Undang-Undang No. 39
tahun 1999 tentang HAM. Adapun hak-hak yang ada dalam UU No. 39 Tahun 1999 tersebut
antara lain sebagai berikut.
• Hak untuk hidup (Pasal 4).
• Hak untuk Berkeluarga (Pasal 10).
• Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16). 4. Hak untuk
memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19).
• Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27).
• Hak atas rasa aman (Pasal 28-35).
• Hak atas Kesejahteraan (Pasal 36-42).
• Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44). 9. Hak Wanita (Pasal 45-51).
• Hak Anak (Pasal 52-66).
Dengan masuknya rumusan hak asasi manusia dalam UUD 1945 dan juga dijamin
melalui undang-undang, maka semakin kuat jaminan hak asasi manusia di Indonesia. Tugas
negara selanjutnya adalah mengadakan penegakan hak asasi manusia dan memberi
perlindungan warga dari tindakan pelanggaran hak asasi manusia.

Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia


disamping dibentuk aturan-aturan hukum juga dibentuk kelembagaan yang masalah yang
berkaitan dengan penegakan hak asasi manusia, antara lain:

a. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KomNas HAM) dibentuk berdasar


Keppres Nomor 5 Tahun 1993 pada tanggal 7 Juni 1993 yang kemudian
dikukuhkan lagi melalui Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi manusia.
Komnas HAM adalah lembaga yang mandiri yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. Komnas
HAM bertujuan:
• Pengembangkan kondisi yang konduktif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.
• Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
perkembangan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemam puannya
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
b. Pengadilan Hak Asasi manusia dibentuk berdasar Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pengadilan Hak Asasi
Manusia merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan pengadilan
umum dan berkedudukan di daerah kabupaten atau kota. Pengadilan HAM
adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pengadilan HAM ber wenang juga
memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh
warga negara Indonesia.
c. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc dibentuk atas usul dari DPR ber
dasarkan peristiwa tertentu dengan Keputusan Presiden untuk memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi
sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi manusia.
d. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Undang-undang Nomor 26 Tahun
2000 memberikan alternatif bahwa penyelesaian pelanggaran Hak Asasi
manusia yang berat dapat dilakukan di luar Pengadilan Hak Asasi manusia,
yaitu melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi dibentuk berdasarkan
undang-undang, yakni Undang-Undang No. 27 Tahun 2006 tentang Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi. Namun dalam perkembangannya, undang-
undang ini dicabut dan dinyatakan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat
oleh Mahkamah Konstitusi (MK) Dengan demikian, lembaga Kebenaran dan
Rekonsiliasi (KKR) sudah ditiadakan.
Penegakan dan perlindungan tidak hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang
dibentuk negara. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam rangka penegakan dan perlindungan
hak asasi manusia. Partisipasi masyarakat tersebut tertuang dalam Bab VIII Undang-Undang
No. 39 Tahun 1999 tentang HAM sebagai berikut.
➢ Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga
➢ swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak ber partisipasi
dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia
➢ Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak me nyampaikan laporan
atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia kepada Komnas HAM atau lembaga
lain yang berwenang dalam rangka perlindungan, penegakan dan pemajuan hak asasi
manusia.
➢ Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak untuk mengajukan usulan
mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaitan dengan hak asasi manusia kepada
Komnas HAM atau lembaga lainnya.
➢ Setiap orang, kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, perguruan tinggi, lembaga studi, atau lembaga kema syarakatan lainnya,
baik secara sendiri-sendiri maupun bekerja sama dengan Komnas HAM dapat
melakukan penelitian, pendidikan, dan penyebarluasan informasi mengenai hak asasi
manusia.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sbagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan
kewajiban merupakan suatu keharusan/ kewajiban bagi individu dalam melakanakan peran
sbagai anggota warga negara guna mendapatkan pengakuan akan hak yang ssesuai dengan
pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu
sama lain, sehingga dalam melaksnakan harus dengan seimbang.
27 ayat 2 UUD 1945 menjelaskan bahwa “tiap tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” . secara garis besar dapat
dijelaskan bahwa pekerjaan dan tingkat kehidupan yang layak merupakan hak untuk setiap
warga negara sebagai salah satu tanda adanya perikemanusiaan. Lapangan pekerjaan
merupakan sarana yang dibutuhkan guna menghasilkan pendapatan yang akan digunakan
dalam pemenuhan kehidupan yang layak. Penghidupan yang layak dapat diartikan sbagai
kemampuan dalam melakukan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti sandang,pangan, dan
papan.

3.2 Saran
Untuk para pemuda indonesia diharapkan dapat semakin memliki rasa tanggung jawab serta
sadar akan tanggung jawab serta sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
sehingga kelak dapat memajukan bangsa dan negara tanpa ada penyelewengan maupun
pemenuhan hak pribadi. Serta masyarakat dapat semakin aktif ambil bagian dalam
membangun kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh masyarakat sbagai warga negara
indoneia yang bermartabat luhur dan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Winarno, S.Pd., M.Si , Buku Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (edisi
keempat)
jiok. (2015, maret sabtu). Retrieved juli rabu, 2017, from Abu hanifah:
http://Abuhanifah.blogspot.com/
raka RAPerz ElephantDead. (2016, desember 14). Retrieved juli 5, 2017, from Raka Andika
Prasetyo: http://raka RAPerz ElephantDead.blogspot.com
tifferi. (2015, januari selasa). Retrieved juli 5, 2017, from creator.blogspot.
https://guruppkn.com/kedudukan-warga-negara-dalam-negara
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732
https://www.pinhome.id/blog/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara/

Anda mungkin juga menyukai