Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin
terbentuk.Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara. Dasar-dasar
penyelenggaraaan bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hukum dasar.
Oleh karena itu, pentingnya belajar mengenai konstitusi agar bisa memahami
bagaimana terbenyuknya dasar negara. Negara dapat dikatakan sebagi suatu negara
bila telah memenuhi beberapa unsur tertentu sedangkan konstitusi mempunya tujuan
dan nilai-niali yang terkandung didalamnya. Konstitusi juga sebagai pedoman untuk
sistem ketatanegaraan, yang berguna sebagai acuan untuk bertindak.
Sebagai seorang mahasiswa perlu memahami hal ini, karena kita adalah calon
generasi penerus bangsa, yang artinya pemerintahan indonesia nantinya akan berada
ditangan kita, jadi mulai sekarang kita perlu berfikir apakah Negara dan Konstitusi
saat ini sudah sesuai atau perlu adanya perubahan untuk lebih memajukan Indonesia,
selain itu mulai sekarang tanamkan dalam diri kita untuk bersikap mentaati dasar
negara karena sistem pemerintahan saat ini tentu sudah melalui prtimbangan yang
matang.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Negara?
2. Apakah yang dimaksud dengan Konstitusi?
3. Bagaimana sistem konstitusi di Indonesia saat ini?
4. Bagaimana sistem politik di Indonesia saat ini?
5. Apa sistem ketaanegaraan yang digunakan Indonesia saat ini?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Melatih mahasiswa untuk membuat makalah
2. Mengetahui sistematika penulisan makalah
3. Memenuhi tugas dari dosen
4. Menambah pengetahuan tentang mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan(PKN)

1
D. Manfaat Makalah
1. Mengetahui apa pengertian Negara dan Konstitusi
2. Mengetahui sistem politik di Indonesia
3. Mengetahui sistem ketatanegaraan di Indonesia
4. Memberikan informasi lebih kepada pembaca terkait materi Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN)
5.
E. Sistematika Penulisan Makalah
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan Makalah, Manfaat Makalah dan Sistematika Penulisan Makalah.
2. Bab II Pembahasan
Bab ini membahas tentang Pengertian Negara dan Konstitusi, Sistem
Konstitusi, Sistem Politik dan Sistem Ketatanegaraan Indonesia.
3. Bab III Penutup
Bab ini membahas tentang Kesimpulan dan Pentup

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara dan Konstitusi
1. Pengertian Negara
Istilah negara berasal dari kata state(bahasa Inggris), etat (Prancis), atau
staat (Belanda dan Jerman). Kata-kata tersebut ternyata diambil dari bahasa
Latin, yaitu dari kata status atau stacum yang berarti keadaan yang tegak dan
tetap, atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. Beberapa
pendapat ahli mengenai negara sebagai berikut:
a. G.Pringgodigdo
Negara ialah suatu organsasi kekuasaan atau organisasi
kewajiban yang harus memenuhi persyaratanunsur-unsur tertentu.
b. Prof. J. H. A. Loeman
Negara adalah organisasi kekuasaan yang menyatukan
kelompok manusia yang disebut bangsa. Negara merupakan organisasi
kekuasaan yang mengatur masyaakat dengan kekuasaannya itu.
c. George Jellinek
George Jellinek adalah seorang pakar tatanegara berkebangsaan
Jerman. Ia menyatakan; negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
d. Mr. Kranenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak
dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
e. Prof. Dr. Djoksoetono
Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang
berada dibawah suatu pemerintahan yang sama
Berdasarkan pendapat para pakar diatas, sacara ringkas dpat dijelaskan
bahwa negara merupakan kumpulan orang yang telah mempunyai kesatuan
tekad untuk membangun masa depan bersama. Kelompok masayarakat tersebut
mempunyai rasa senasib dan sepenanggungan untuk hidup bersama didalam
suatu wilayah, membentuk organisasi masyarakat, dan memiliki pemerintahan
yang sah untuk mengatur warga atau masyarakatnya.
➢ Unsur-Unsur Negara
Sebuah negara harus memenuhi syarat-syarat dan unsur-unsur
tertentu.yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif.
3
a. Unsur konstitutif adalah unsur mutlak yang harus terpenuhi
untuk berdirinya sebuah negara.
1) Adanya wilayah dengan batas" tertentu.
Wilayah negara meliputi hal-hal berikut:
a) Daratan
Batas wilayah suatu negara dapat ditentukan
secara astronomis, buatan, dan perjanjian.
• Batas alam,contoh sungai dan
pegunungan.
• Batas astronomi,contoh garis lintang dan
garis bujur.
• Batas buatan,contoh tembok Cina dan
Berlin.
• Batas perjanjian,contoh konvensi dan
traktat.
b) Lautan
Berdasarkan United Nation Convention on
the Law of the Sea (Konvensi Hukum Laut
Internasional III) tahun 1982, batas- batas laut
terinci sebagai berikut:
• Batas laut teritorial, setiap negara
mempunyai kedaulatan atas laut teritorial
yang jaraknya sampai 12 mil
laut.dibukur dari garis lurus yang ditarik
dari pantai( 1 mil laut ukuran jarak di
permukaan laut sama dengan 1852 km).
• Batas zona bersebelahan merupakan
batas lautan sejauh 12 mil laut di hitung
atau dibukur dari zina garis atau batas
luar lautan teritorial.
• Batas zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
adalah wilayah laut dari suatu negara
pantai uang batasnya 200 mil laut di ukur
dari pantai.

4
• Batas landasan benua merupakan
wilayah lautan suatu negara yang lebih
dari 200 mil laut.
• Batas landasan kontinen merupakan
daratan yang berada di bawah permukaan
air laut teritorial sedalam 200 m atau
lebih bagi negara pantai.
• Batas laut pedalaman adalah lautan atau
selat yang berada pada bagian dalam
garis dasar yang menghubungkan pulau-
pulau dalam wilayah suatu negara.
c) Udara yaitu wilayah yang berada di atas wilayah
negara.
Menurut UU No. 20 Tahun 1982,
wilayah kelautan dirgantara yang termasuk orbit
geostasioner adalah 35.761 km. Dalam Konvensi
Paris (1929), negara-negar merdeka dan
berdaulat berhak mengadakan eksplorasi dan
ekspresi di wilayah udaranya.
2) Adanya rakyat yang mendiami wilayah tersebut Di
dalam suatu negara rakyat dapat di bedakan menjadi
dua, yaitu:
a) Penduduk dan bukan penduduk
b) Warga negara dan bukan warga negara.
Penggolongan rakyat berdasarkan hubungan darah
tertentu di dal suatu negara adalah sebagai berikut:
a) Penduduk yaitu, mereka yang bertempat tinggal
di dalam suatu wilayah negara ( menetap).
b) Bukan penduduk yaitu mereka berada di dalam
suatu wilayah negara hanya untuk sementara
waktu contoh turis mancanegara.
Hal- hal yang membedakan penduduk dan bukan
penduduk yaitu berdasarkan hak dan kewajibanya.
adapun pembedaan rakyat berdasarkan hin degan
pemerintah negaranya adalah sebagai berikut:
5
a) Warga negara yaitu mereka yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan merupakan
anggota dari suatu negara.
b) Bukan warga negara ( orang asing).l,yaitu
mereka yang berada pada suatu negara tetepai
secara hukum tidak menjadi anggota negara yang
bersangkutan nun,tunduk pada pemerintahan di
mana mereka berada.
Berkaitan dengan warga negara dan penduduk di
atur dalam pasal UUD 1945:
Ayat (1): yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
di sahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
Ayat (2): penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Ayat (3): hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
di atur dengan undang-undang.
Antara warga negara dan bukan warga negara
juga dapat di bedakan berdasarkan hak dan
kewajibannya yaitu:
a) Asas ius sanguinis
Asas ius sanguinis adalah suatu cara penetapan
kewarganegaraan seorang berdasarkan vgaris
keturunan dari orang tua.
b) Asas ius Soli
Asas ius Soli adalah suatu cara penetapan
kewarganegaraan seorang berdasarkan tempat
kelahirannya.contoh: jika anak lahir dari orang
tua A yang berkewarganegaraan A dan lahir di
negara B maka anak tersebut
berkewarganegaraan B.
c) Asas naturalisasi
Asas naturalisasi adalah suatu cara penetapan
kewarganegaraan seorang berdasarkan proses
hukum yang berlaku dalam suatu negara yang
6
menyebabkan seorang mendapat
kewarganegaraan.
3) Adanya pemerintah yang berdaulat Pemerintah yang
berdaulat di perlukan untuk melaksanakan tugas-tugas
pokok dalam suatu negara.pengertian pemerintahan
dapat di bedakan menjadi2 yaitu:
a) Pemerintah dalam arti luas merupakan gabungan
dari semua lbaga atau badan kenegaraan yang
meliputi lembaga legislatif, eksekutif, Yudikatif.
b) Pemerintah dalam arti sempit suatu badan yang
mempunyai wewenang melaksanakan
kewajibannya (eksekutif) yang terdiri atas
presiden, wakil presiden dan para menteri (
kabinet).
Sedangkan kedaulatan atau kekuasaan buang
dimiliki pemerintah terdiri dari kedaulatan ke dalam atau
kedaulatan ke luar.
a) Kedaulatan ke dalam pemerintahan memiliki
berwenang tertinggi bdakam mengatur dan
menjalankan organisasi negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Kedaulatan keluar pemerintah berkuasa bebas
tidak terikat dan tidak tunduk kepada kekuatan
lain.
b. Unsur deklaratif artinya menerangkan atau mengumumkan
sehingga memperoleh pengakuan tentang berdirinya sebuah
negara.hal yang termasuk unsur deklaratif yaitu adanya
pengakuan dari negara lain walaupun bukan merupakan unsur
mutlak.namun unsur deklaratif sangat penting bagi sebuah
negara.adanya pengakuan dari negara lain merupakan landasan
bagi negara untuk dapat melakukan hubungan dengan negara
lain atau hubungan internasional.
Pengakuan dari negara lain ada 2 macam, yaitu pengakuan
de facto dan de jure.

7
1) Pengakuan de facto yaitu merupakan tentang kenyataan
adanya suatu negara yang dapat mengadakan hubungan
dengan negara lain yang mengakuinya.
2) Pengakuam de jure pengakuan secara resmi berdasarkan
hukum oleh negara lain dengan segala konsekuensinya.
Pengakuan de facto dan de jure dari negara yang satu terhadap
negara yang lain yang baru merdeka kadang - kadang tidak
bersamaan ini tergantung pada hubungan kedua negara
itu.pengakuan de facto di berikan lebih dahulu baru kemudian
pengakuan de jure.
➢ Sifat-Sifat Negara
Sebagai organisasi politik sekaligus organisasi masyarakat,
negara memiliki tujuan dan cita-cita. Agar sebuah negara dapat
menjelaskan fungsi dan tujuan yang telah ditetapkan, maka sebuah
negara harus diberi kekuasaan untuk mengelola dan menjalankan
fungsinya sebagai organisasi politik dan pemerintahan. Berkaitan
dengan fungsinya ada 3 sifat hakikat sebuah negara, yaitu sebagai
berikut
a. Sifat Memaksa, artinya negara memiliki kekuasaan untuk memaksa
secara legal sampai dengan kekerasan secara fisik sekalipun.
Horald J. Laski berpendapat bahwa sifat hakikat dari negara
terletak dalam kekuasaannya untuk memaksakan kaidah-kaidah
yang telah ditetapkan setiap orang yang hidup dalamperbatasannya.
Misalnya, negara mewajibkan setiap warga negara untuk membayar
pajak dan bela negara.
b. Sifat Monopoli, artinya negara memonopoli atau menguasai
penetapan tujuan bersama dalam masyarakat. Untuk mencapai
tujuan tersebut, negara dapat melarang organisasi tertentu untuk
menyebar dan berkembang diwilayahnya. Negara juga dapat
memonopoli atau menguasai sumber-sumber daya tertentu
sepanjang demi mewujudkan tujuan negara.
c. Sifat menyeluruh atau mencakup semua, artinya seluruh peraturan
perundang-undangan dalam suatu negara berlaku untuk semua
orang yang terlibat didalamnya tanpa terkecuali. Hal ini berarti

8
semua warga negara harus patuh dan taat kepada peraturan hukum
yang berlaku dalam negara tersebut.
➢ Fungsi Negara
Fungsi negara adalah sebagai pelaksanaan dari tujuan yang
hendak dicapai, menunjukkan gerakan dalam dunia nyata. Negara yang
baik adalah negara yang dapat menggerakkan roda pemerintahan secara
efektif. Jika demikian, maka berfungsi atau tidaknya sebuah negara
dapat dilihat dari berjalan atau tidaknya roda pemerintahan.
Menurut Robert MacIver, fungsi negara dibedakan menjadi
fungsi negara yang tetap dilaksanakan oleh semua negara, yakni fungsi
dibidang kebudayaan dari negara terletak dalam aktivitas rakyat
sendiri. Dalam hak ini negara hanya memajukan dan melengkapi serta
mengidentifikasi usaha-usaha rakyat. Fungsi kesejahteraan umum,
berarti semua aktivitas negara yang secara langsung ditujukan pada
perbaikan keadaan kehidupan rakyat. Ini berarti negara secara aktif
turut campur tangan dalam bidang perekonomian agar dapat memberi
kehidupan yang layak bagi semau warga negaranya.
Charlies E. Merriam dalam bukunya
SystemanticPoliticmenyatakan fungsi negara ada lima, yaitu ekstern,
ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan umum, dan kebebasan.
Adapun Jacobsendan Lipmanmengklasifikasikan fungsi negara
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a. Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukkam guna kelangsungan
hidup bangsa.
b. Fungsi jasa (servicefuncion). Misalnya, pemeliharaan fakir miskin,
pembangunan jalan, dan berbagai fasilitas umum.
c. Fungsi perniagaan yang meliputijaminan sosial, mencegah
pengangguran, perlindungan deposito, dan sebagainya.
Pendapat lain dikemukakan oleh MiriamBudiardjo, yaitu
bahwa setiap negara pada umumnya menyelenggarakan fungsi-fungsi
berikut.
a. Melaksanakan penertiban (lawand order). Negara
bertindaksebagaistabilisator dan mencegah bentrokan-bentrokan
dalam rangak mencapai tujuan.

9
b. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Fungsi
ini dianggal penting, sebab dalam mewujudkan kemakmuran
bersama diperlukan campur tangan negara.
c. Fungsi pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan
dari luar sehingga negara harus dilengkapi dengan alat-alat
pertahanan negara.
d. Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan peradilan
➢ Tujuan Negara
Berdirinya suatu negara memiliki tujuan tertentu. Ada beberapa
teori tentang tujuan negara. Pada zaman kuno, tujuan negara biasanya
hanya berpihak pada kekuasaan atau mengabdi kepentingan penguasa.
Seperti teori yang dikemukakan oleh Sang Hyang, seorang ahli tata
negara Cina, yang mengatakan bahwa tujuan negara adalah untuk
kekuasaan berkala. Pendapat senada dikemukakan oleh Machiavelli,
seorang ahli tata negara Italia yang berpendapat bahwa tujuan negara,
yaitu untuk mencapai kebesaran dan kehormatan bangsa. Adapun
Dante Alighierimenyatakan bahwa tujuan negara adalah untuk
menciptakan perdamaian.
Bagaimana dengan tujuan negara Indonesia? Tujuan Negara
Indonesia seperti tertuang dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945,
yaitu sebagai berikut.
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
➢ Bentuk-Bentuk Negara
Bentuk-bentuk negara dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Berdasarkan susunan dan penyelenggaraan kedaulatan
1) Negara kesatuan, merupakan suatu negara diamana kekeuasaan
untuk mengurus seluruh pemerintahan dalam negara itu ada
pada pemerintahan pusat

10
2) Negara serikat, adalah suatu negara yang terdiri atas beberapa
negara agian yang tidak berdaulat, sedangkan yang berdaulat,
yaitu gabunga dari negara-negara bagian itu.
3) Negara gabungan atau konfederasi, adalah perseriakatn anatar
bebrapa negara diamnaa setiap negara yang menjadai
anggotanya tetap merdeka dna berdaualat penuh baik kedalam
maupun ke luar.
4) Negara protektorat, merupakan negara merdeka yang masih
berada dibawah perlindungan negara lain.
5) Negara uni, adalah gabungan dari beberapa negara yang
dikepalai oleh seorang raja
6) Negara dominion atau persemakmuarn, merupakan negara-
negara bekas jajahan negara inggris yang sudah merdeka dna
berdiri sendiri, namaun masih mengakui Rtu Inggris sebagai
lamabnag persatuan.
b. Berdasarkan sifat, tujuan, dan cara penyelenggaraan negara
1) Negara demokrasi, adalah negara yang dibentuk dari arakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2) Negara hukum, adalah negara yang dlaam penyelenggaraan
pemerintahannya berdasarkan hukum yang berlaku.
3) Negara otoriter, adalah negara yang dijalankan dengan
pendekatan kekuasaan, biasanaya ersifat sentralistik dan kurang
menghargai hak-hak rakyat.
2. Pengertian Konstitusi
Secara etimologi, istilah konstitusi berasal dari bahasa Latin dari kata
“icontitutio, contituere” artinya dasar susunan badan, dan dari bahasa Perancis
dari kata “constituer” yang berarti membentuk. Zaman dahulu, istilah
konstitusi dipergunakan untuk perintah-perintah kaisar Romawi (yakni
constitutios principum), kemudian di Italia digunakan unruk menunjukkan
undang-undang dasar “Diritto Constitutionale”. Sedangkan dalam bahasa
Belanda disebut dengan istilah Growdwet.
Istilah konstitusi (Inggris: constitution) mempunyai tiga pengertian,
yaitu konstitusi dalam arti luas, arti tengah, dan konstitusi dalam arti sempit.
a. Dalam artinya yang paling luas, konstitusi berarti hukum tata
Negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang
11
menggambarkan system ketatanegaraan suatu Negara. Contoh kata
Constitutional Law dalam bahasa inggris berarti Hukum Tata
Negara.
b. Dalam arti tengah, konstitusi berarti hukum dasar, yaitu
keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis, yang mengatur bagaimana suatu pemerintah
diselenggarakan dalam suatu Negara. Contoh, dalam bahasa
Belanda kata Contitue berarti hukum dasar yang terdiri atas
grondwet (grond = dasar; wet = undang-undang) atau undang-
undang dasar dan konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan.
c. Dalam arti sempit, konstitusi berarti undang-undang dasar, yaitu
satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan dan
ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok atau dasar dari
ketatanegaraan dari suatu Negara. Konstitusi berarti undang-undang
dasar. Contoh ketika Negara Indonesia berbentuk serikat pada masa
antara 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950, undang-
undang dasar yang dipakai diberi nama Konstitusi RIS. Kata
Konstitusi di sini diartikan sebagai undang-undang dasar, sehingga
konstitusi RIS sebenarnya sama dengan undang-undang dasar RIS.
Ada sebagian ahli ilmu politik yang melihat konstitusi dan undang-
undang dasar sebagai dua hal yang sama, sementara sebagian ahli lainnya
melihatnya sebagai dua hal yang berbeda. Berikut pandangan mereka:
a. Herman Heller, konstitusi memiliki arti yang lebih luas daripada
undang-undang dasar. Konstitusi sebenarnya tidak hanya semata-
mata bersifat yuridis, tetapi juga sosiologis dan politis.
b. Oliver Cromwell, iundang-undang dasar itu merupakan “instrument
of government”, yaitu bahwa undang-undang di buat sebagai
pegangan untuk memerintah. Dalam arti ini, konstitusi dan undang-
undang dasar identik.
c. Lasalle, konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara
kekuasaan yang terdapat di dalam masyarakat seperti golongan
yang mempunyai kedudukan nyata didalam masyarakat, misalnya
kepala Negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani, pegawai,
dan sebagainya.

12
Walaupun kata konstitusi dapat mempunyai beberapa pengertian,
dalam uraian selanjutnya kata konstitusi lebih digunakan dalam arti sebagai
hukum dasar yang tertulis atau undang-undang dasar.
➢ Tujuan dan Nilai Konstitusi
Setiap konstitusi senantiasa mempunyai dua tujuan, yaitu:
1) Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap
kekuasaan politik.
2) Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,
serta menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas
penguasaan mereka.
Dalam praktek ketatanegaraan suatu Negara terkadang dijumpai
suatu konstitusi yang tertulis tidak berlaku secara sempurna, karena
salah satu pasal tidak berjalan atau tidak di jalankan lagi, atau dapat
pula konstitusi yang berlaku itu tidak dapat di jalankan karena
kepentingan suatu golongan/kelompok atau kepentingan pribadi
penguasa semata. Oleh karena itu konstitusi tertulis (UUD) dalam suatu
lingkungan nasional yang spesifik mempunyai tiga jenis penilaian,
yaitu:
1) Konstitusi yang mempunyai nilai normative
Suatu konstitusi yang telah resmi diterima oleh suatu
bangsa dan bagi mereka konstitusi tersebut bukan hanya berlaku
dalam arti hukum, akan tetapi juga merupakan suatu kenyataan
yang hidup dalam arti sepenuhnya diperlukan dan efektif.
Dengan kata lain konstitusi itu dilaksanakan secara resmi dan
konsekuen.
2) Konstitusi yang mempunyai nilai nominal
Konstitusi yang mempunyai nilai nominal berarti secara
hukum konstitusi itu berlaku, tetapi kenyataannya kurang
sempurna. Sebab pasal-pasal tertentu dari konstitusi tersebut
dalam kenyataannya tidak berlaku.
3) Konstitusi yang mempunyai nilai semantik
Suatu konstitusi disebut mempunyai nilai semantik jika
konstitusi tersebut secara hukum berlaku, namun dalam
kenyataannya adalah sekedar untuk membentuk dari tempat
yang telah ada, dan dipergunakan untuk melaksanakan
13
kekuasaan politik. Jadi konstitusi tersebut hanyalah suatu istilah
belaka. Sedangkan dalam pelaksaannyanhanyalah
dimaksudakan untuk kepentingan pihak penguasa.
➢ Kedudukan, Sifat, dan Fungsi Konstitusi
Hampir semua Negara di dunia ini memiliki konstitusi. Tentu
saja masing-masing konstitusi itudibuat dengan tujuan, bentuk, dan isi
yang berbeda-beda. Walaupun demikian setiap konstitusi memiliki
kedudukan resmi/formal yang relatif sama, yaitu sebagai hukum dasar
dan sebagai hukum tertinggi.
1) Konstitusi sebagai hukum dasar
Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena
berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar
dalam kehidupan suatu Negara. Secara khusus konstitusi
memuat aturan tentang badan-badan pemerintahan (lembaga-
lembaga negara), dan sekaligus memberikan kewenangan
kepada lembaga-lembaga Negara tersebut. Misalnya saja di
dalam konstitusi biasanya akan ditentukan adanya badan
legislatif, cukupan kekuasaan badan legislatif itu, dan prosedur
penggunaan kekuasaannya; hal yang sama berlaku pula untuk
lembaga eksekutif dan yudikatif. Sebagai hukum dasar, kostitusi
mendasari terbentuknya lembaga Negara lengkap dengan
kekuasaannya, juga peraturan perundang-undangan beserta
isinya.
2) Konstitusi sebagai hukum tertinggi
Kostitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai
hukum tertinggi dalam tata hukumyang bersangkutan. Hal ini
berarti bahwa aturan-aturan dalam konstitusi, secara hierarkis
mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) terhadap aturan-
aturan lainnya. Oleh karena itulah aturan-aturan lain yang
dibuat oleh pembentuk undang-undang harus sesuai dan tidak
bertentangan dengan aturan konstitusi.
Dari berbagai konstitusi yang ada dapat kita temukan adanya
konstitusi yang bersifat kaku (rigid), dan ada yang bersifat supel
(fleksibel). Konstitusi disebut kaku jika konstitusi itu hanya dapat di
ubah melalui prosedur yang berbeda dengan prosedur pembuatan
14
undang-undang biasa (jadi tidak dapat dilakukan oleh badan legislatif
sehari-hari). Sedangkan konstitusi disebut supel jika dapat di ubah
dengan prosedur yang sama dengan prosedur pembuatan undang-
undang (jadi dapat dilakukan oleh badan legislatif sehari-hari). Contoh:
1) UUD 1945 adalah konstitusi yang kaku, karena hanya dapat di
ubah oleh MPR, bukan oleh anggota legislatif sehari-hari di
Indonesia.
2) Konstitusi RIS adalah konstitusi yang supel karena dapat di
ubah oleh pembentuk Undang-Undang Federal, yaitu Presiden
bersama DPR dan Senat.
Menurut paham konstitusionalisme, konstitusi adalah suatu
dokumen kenegaraan yang mempunyai fungsi khusus, yaitu:
1) Menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah; dan
2) Menjamin hak-hak asasi warga Negara.
Sedangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, fungsi
konstitusi aalah sebagai berikut:
1) Membatasi perilaku pemerintah secara efektif.
2) Membagi kekuasaan dalam berbagai lembaga Negara.
3) Menentukan lembaga Negara bekerja satu sama lain.
4) Menentukan hubungan di antara lembaga Negara.
5) Menentukan pembagian kekuasaan dalam Negara, baik yang
sifatnya horizontal maupun vertikal.
➢ Keterkaitan Dasar Negara dengan Konstitusi
Dasar Negara berisi ajaran tentang prinsip-prinsip hidup
bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu harus dipedomani dalam kehidupan
bernegara. Oleh karena itu, agar menjadi lebih operasional prinsip-
prinsip itu harus di jabarkan kedalam berbagai aturan hukum di Negara
yang bersangkutan. Penjabaran dasar Negara ke dalam aturan hukum
pertama-tama dilakukan melalui kostitusi.
Tidak semua Negara merumuskan dasar negaranya secara jelas
dan tegas/eksplisit dalam bagian pembukaan konstitusi seperti bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia merumuskan dasar negaranya ke dalam
lima prinsip yang memuat dalam Pembukaan UUD 1945. Kelima
prinsip itu kemudian di kenal dengan sebutan Pancasila.

15
Bangsa-bangsa lain juga, walau memiliki dasar Negara, tidak
merumuskannya secara eksplisit. Misalnya, dalam Konstitusi Amerika
Serikat, tidak ada satu kata pun yang berbunyi liberalisme atau
kapitalisme. Namun dalam kenyataan praktek kenegaraan, bangsa ini
menjadikan liberalisme sebagai ideologi atau dasar negaranya.
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia berkaitan erat dengan
konstitusi atau undang-undang dasar Negara. Hal tersebut dapat dilihat
dari hubungan antara sila-sila Pancasila yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945, dengan pasal-pasal yang termuat dalam Batang
Tubuh UUD 1945.Sebagai contoh, prinsip sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, ditegaskan lagi dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, serta
dijabarkan lagi dalam pasal 29 UUD 1945.

B. Sistem Konstitusi
Konsepsi Konstitusi Negara Indonesia bersumber pada Undang-Undang Dasar
1945. Mekenisme konstitusional Demokrasi Pancasila Mekanisme pelaksanaan
demokrasi Pancasila bersumber pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar 1945.
Perihal mekanisme demokrasi pancasila telah tercantum di dalam penjelasan UUD
1945, dan dijabarkan lebih lanjut dalam system pemerintahan Negara sebagai berikut:
1. Indonesia ialah Negara berdasar atas hukum (rechstaat).
2. Indonesia menggunakan sistem konstitusional.
3. Kekuasaan Negara yang tertinggi ditangan MPR.
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintahan Negara tertinggi dibawah majelis.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri Negara adalah pembantu Presiden ; Menteri Negara tidak bertanggung
jawab kepadaDewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala Negara tidak terbatas

C. Sistem Politik dan Ketatanegaraan


1. Sistem Politik Indonesia
a. Pengertian Sistem Politik
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan
Terorganisasi.Politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” yang artinya
Negara kota. Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tata
cara pemerintahan, Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik,
16
tentara dan organisasi kemasyarakatan.Dapat disimpulkan bahwa politik
adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses
pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan
bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat,
prinsip, yang membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain
untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan mempertahankan
kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu
sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan
berbagai kegiatan dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan
kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan,Politik adalah semua
lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara
(termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Dalam Penyusunan
keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang
seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan
infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan
tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud
suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga
tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD,
Presiden dan Wakil Presiden.
b. Sejarah Sistem Politi Di Indonesia
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang
terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar
melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih
efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi
fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem
politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh
lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi
pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat
dari pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya
berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan
pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan
pengambilan keputusan.
17
Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi
kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam
menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik
zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal
abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik diukur dari sudut moral.
Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari
tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar pengaruh
lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan
internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun
pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok
infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional
c. Fungsi Politik
Secara garis besar fungsi-fungsi pokok politik yang harus berjalan dalam
sebuah sistem politik/ negara adalah:
1) Fungsi perumusan kepentingan
Yaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam
suatu negara. Orang per orang atau kelompok-kelompok dalam
sayarakat harus menentukan apa yang menjadi kepentingan mereka,
atau apa yang ingin mereka dapatkan dari negara/ politik. Fungsi ini
seharusnya terutama dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat
(LSM) atau kelompok-kelompok kepentingan.
2) Fungsi pemaduan kepentingan
Yaitu fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari
berbagai pihak dalam suatu negara dan mewujudnyatakannya ke
dalam berbagai alternatif kebijakan. Pihak yang paling
bertanggungjawab untuk memadukan kepentingan adalah partai
politik. Namun demikian, proses pemaduan kepentingan juga
terjadi di lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif.
3) Fungsi pembuatan kebijakan umum
Yaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif
kebijakan yang diusulkan oleh partai politik dan pihak-pihak lain,
untuk dipilih salah satu di antaranya sebagai satu kebijakan
pemerintahan. Pelaku fungsi ini adalah lembaga legislatif dan
eksekutif (pembuatan undang-undang) atau lembaga eksekutif
sendiri (pembuatan peraturan pemerintah).
18
4) Fungsi penerapan kebijakan
Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Pelaksana kebijakan
pemerintah adalah aparat birokrasi pemerintah di bawah pimpinan
pejabat eksekutif.
5) Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan
Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk
mengadili adalah lembaga peradilan, yakni Mahkamah Agung
beserta lembaga peradilan di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan perdilan militer,
dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi.
Di samping itu, juga terdapat fungsi-fungsi politik yang lain,
yaitu:
1) Fungsi komunikasi politik
Adalah proses penyampaian informasi mengenai politik dari
masyarakat kepada pemerintah dan juga dari pemerintah kepada
masyarakat.
2) Fungsi sosialisasi politik
3) Adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota
masyarakat. Proses sosialisasi berlangsung seumur hidup dan
terjadi baik secara sengaja (melalui pendidikan formal, nonformal,
dan pendidikan informal), maupun secara tidak sengaja melalui
pengalaman sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga, tetangga,
teman sepergaulan, sekantor maupun berbagai aspek kegiatan
kehidupan lainnya.
4) Fungsi rekrutmen politik
Adalah proses menyeleksi orang/ orang-orang yang akan dipilih
atau diangkat sebagai pejabat dari jabatan-jabatan yang ada dalam
suatu negara atau partai politik. Misalnya sebagai anggota
DPR/DPRD I/DPRD II, presiden, menteri, gubernur, bupati/
walikota, hakim, jaksa, dan lain-lain.
d. Sistem politik demokrasi di Indonesia

19
Sistem politik yang didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan
kelembagaan yang demokratis. Adapun sendi-sendi pokok dari sistem
politik demokrasi di Indonesia adalah:
1) Ide kedaulatan rakyat
2) Negara berdasarkan atas hokum
3) Bentuk republic
4) Pemerintahan berdasarkan konstitusi
5) Pemerintahan yang bertanggung jawab
6) Sistem perwakilan
7) Sistem pemerintahan presidensiil
Menurut BinghamPowel, Jr., sistem politik demokrasi ditandai:
1) Legitimasi pemerintah didasarkan pada klaim bahwa pemerintah
tersebut mewakili keinginan rakyatnya.
2) Pengaturan yang mengorganisasikan perundingan untuk
memperoleh legitimasi, dilaksanakan melalui pemilu.
3) Sebagian besar orang dewasa dapat mengikuti proses pemilihan
(memilih/dipilih).
4) Penduduk memilih secara rahasia dan tanpa dipaksa.
5) Masyarakat dan pemimpin menikmati hak-hak dasar (kebebasan
berbicara, berorganisasi dan setiap partai politik berusaha untuk
memperoleh dukungan).

2. Sistem Ketatanegaraan Indonesia


a. Pengertian Sistem Ketatanegaraan
Istilah Sistem Ketatanegaraan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu:
“Sistem” dan “Ketatanegaraan”. Sistem berarti keseluruhan yang terdiri dari
beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-
bagian maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga
hubungan tersebut menimbulkan suatu ketergantungan antara bagian-bagian
yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik akan
mempengaruhi keseluruhnya itu.
Dan Ketatanegaraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari
kata tata negara yang artinya seperangkat prinsip dasar yang mencakup
peraturan susunan pemerintah , bentuk negara, dan sebagainya yang
menjadi dasar peraturan suatu negara. Sedangkan menurut hukumnya, tata
20
negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur kehidupan bernegara
yang menyangkut sifat, bentuk , tugas negara dan pemerintahannya serta
hak dan kewajiban para warga terhadap pemerintah atau sebaliknya. Jadi
dapat disimpulkan Ketatanegaran adalah segala sesuatu mengenai tata
negara.
Dari pengertian itu, maka secara harfiah Sistem Ketatanegaraan dapat
diartikan sebagai suatu bentuk hubungan antar lembaga negara dalam
mengatur kehidupan bernegara.
1) Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Sebelum Amandemen
UUD 1945
Sistem Ketatanegaran sebelum Amandemen UUD 1945
Pelaksanaan kekuasaan Negaranya dilakukan dengan pembagian
(bukan pemisahan) tugas atau fungsi dari masing-masing
penyelenggara Negara.Secara konstitusional sistem ketatanegaraan
Indonesia pada masa pemerintahan orde baru menggunakan UUD
1945. Secara prinsip terdapat lima kekuasaan pemerintah Negara
Republik Indonesia menurut UUD 1945, yaitu:
a) Kekuasaan menjalankan perundang-undangan Negara,
disebut juga kekuasaan eksekutif dilakukan oleh pemerintah
(dalam hal ini adalah Presiden)
b) Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada
pemerintah, disebut juga kekuasaan konsultatif dilakukan
oleh Dewan Pertimbangan Agung
c) Kekuasaan membentuk Perundang-undangan Negara atau
kekuasaan legislative dilakukan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat bersama dengan Presiden
d) Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan Negara,
disebut kekuasaan eksaminatif atau kekuasaan inspektif,
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
e) Kekuasaan mempertahankan perudang-undangan Negara
atau kekuasaan Yudikatif, dilakukan oleh Mahkamah Agung
(C.S.T Kansil : 1978,83).
Pada masa ini lembaga tertingginya adalah MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat), kemudian Presiden, DPA (Dewan

21
Pertimbangan Agung), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), BPK
(Badan Pemeriksa Keuangan), dan MA (Mahkamah Agung).
a) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang dimana MPR-
lah pemegang kekuasaan tertinggi Negara dan pelaksana
kedaulatan rakyat sedangkan keanggotaan MPR diisi
oleh fraksi-fraksi seperti Fraksi ABRI, Fraksi Karya
Pembangunan dan lain-lain. MPR memiliki kewenangan
untuk :
• Memilih dan mengangkat presiden/mandatris dan
wakil presiden untuk membantu presiden.
• Memberikan mandate kepada presiden untuk
melaksanakan Garis-Garis Besar Halauan Negara
(GBHN) dan putusan-putusan MPR lainnya.
• Memberhentikan presiden sebelum habis masa
jabatannya.
• Menetapkan Undang-Undang Dasar dan
Mengubah Undang-Undang Dasar
• Meminta dan menilai pertanggung jawaban
Presiden.
b) Presiden ialah penyelenggara kekuasaan pemerintahan
negara tertinggi di bawah MPR, yang dalam melakukan
kewajibannya dibantu oleh satu orang wakil presiden (
pasal 4 UUD 1945). Presiden tunduk dan bertanggung
jawab kepada MPR dan pada akhir masa jabatannya (5
tahun) memberikan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan GBHN yang ditetapkan UUD 1945 dan
MPR di hadapan sidang MPR.
c) DPA (Dewan Pertimbangan Agung) adalah badan
penasehat pemerintah yang berkewajiban memberi
jawaban atas pertanyaan presiden. Disamping itu DPA
berhak mengajukan usul dan wajib mengajukan
pertimbangan kepada presiden.
d) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang seluruh
anggotanya adalah anggota MPR berkewajiban
22
senantiasa mengawasi tindakan-tindakan Presiden dalam
rangka pelaksanaan halauan Negara. Apabila DPR
menganggap Presiden sungguh melanggar halauan
Negara, maka DPR menyampaikan memorandum untuk
mengingatkan Presiden. Selain itu DPR memiliki
kewenangan membentuk Undang-Undang termasuk
menetapkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) bersama-sama dengan Presiden.
e) BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah badan yang
memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara
yang dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah, namun tidak berdiri di atas
pemerintah. BPK memeriksa semua pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja negara dan hasil
pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR.
f) MA (Mahkamah Agung) ialah badan yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman yang dalam pelaksanaan tugasnya,
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan
pengaruh-pengaruh lainnya. Tugas Mahkamah Agung
adalah memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam
bidang hukum baik diminta maupun tidak kepada
lembaga-lembaga tinggi negara, juga memberikan
nasehat hukum kepada presiden/kepala negara untuk
pemberian/penolakan grasi. Disamping itu Mahkamah
Agung mempunyai wewenang menguji seorang menteri
hanya terhadap peraturan-peraturan perundangan di
bawah.
2) Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Amandemen
UUD 1945
Salah satu agenda penting dari gerakan reformasi adalah
amandemen terhadap UUD 1945 yang kemudian berhasil
dilaksanakan selama 4 tahun berturut-turut melalui Sidang
Tahunan MPR yaitu tahun 1999, 2000, 2001, dan tahun 2002.
Adapun Latar Belakang pelaksanaan Amandemen UUD 1945 :

23
a) Undang-Undang Dasar 1945 membentuk struktur
ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan
rakyat.Hal ini berakibat pada tidak
terjadinya checksandbalances pada institusi-institusi
ketatanegaraan.
b) Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan yang
sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif
(Presiden). Sistem yang dianut UUD 1945
adalah executiveheavy yakni kekuasaan dominan berada di
tangan Presiden dilengkapi dengan berbagai hak
konstitusional yang lazim disebut hak prerogatif (antara
lain: memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi) dan
kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasan membentuk
Undang-undang.
c) UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes”
dan “fleksibel” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu
penafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 UUD 1945
(sebelum di amandemen).
d) UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada
kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan
Undang-undang. Presiden juga memegang kekuasaan
legislatif sehingga Presiden dapat merumuskan hal-hal
penting sesuai kehendaknya dalam Undang-undang.
Perubahan pada UUD 1945 setelah amandemen membawa
perubahan pula pada Sistem Ketatanegaraan yang dimana
sebelumnya MPR memiliki kekuasaan yang tidak terbatas
dirubah menjadi kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar:
a) Kewenangan MPR setelah Amandemen UUD 1945 :
• Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang
mengubah dan menetapkan Undang-undang
Dasar.
• Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik
Presiden dan/atau Wakil Presiden.
24
• Majelis permusyawaratan Rakyat hanya dapat
memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatanya menurut
Undang-Undang Dasar.
Amandemen juga mencabut kekuasaan untuk membuat Undang
- Undang dari tangan Presiden dan memberikan kekuasaan
untuk membuat Undang-Undang tersebut kepada DPR.
Sehingga jelas bahwa amandemen ingin mempertegas posisi
checkandbalances antara presiden sebagai lembaga eksekutif
dan DPR sebagai lembaga legislatif.
b) Kewenangan DPR setelah Amandemen UUD 1945 :
• Membentuk undang-undang yang dibahas
dengan presiden untuk mendapatkan
persetujuan bersama.
• Membahas dan memberikan persetujuan
peraturan pemerintahan pengganti undang-
undang.
• Menerima dan membahas usulan RUU yang
diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang
tertentu dan mengikutsertakannya dalam
pembahasan.
• Menetapkan APBN bersama presiden dengan
memperhatikan DPD.
• Melaksanakan pengawasan terhadap UU,
APBN, serta kebijakan pemerintah, dan
sebagainya.
Pergeseran lain adalah terbentuknya lembaga perwakilan
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagai utusan
daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilihan umum.
c) Kewenangan DPD :
• Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia Rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan

25
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
• Memberikan pertimbangan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atas
Rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja negara dan Rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama.
d) Kewenangan MA setelah Amandemen UUD 1945 :
• Berwenang mengadili pada tingkat kasasi,
menguji peraturan perundangundangan di
bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang.
• Mengajukan tiga orang anggota hakim
konstitusi.
• Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden
memberi grasi dan rehabilitasi.
e) Kewenangan MK setelah Amandemen UUD 1945
• Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final.
• Mahkamah Konstitusi wajib memberikan
putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
UUD 1945.
Dalam masa pasca amandemen terdapat lembaga baru yakni
KY (Komisi Yudisial).
f) Kewenangan KY :

26
• Melakukan pengawasan terhadap Hakim agung
di Mahkamah Agung.
• Melakukan pengawasan terhadap Hakim pada
badan peradilan di semua lingkungan peradilan
yang berada di bawah MA.
Dan Pasca Amandemen Anggota BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD.
g) Kewenangan BPK setelah Amandemen UUD 1945 :
• Mengawasi dan memeriksa pengelolaan
keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD)
• Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR
dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat
penegak hukum. Berkedudukan di ibukota
negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi.
Setelah amandemen kewenangan dan tugas Presiden lebih
dipertegas lagi tidak sama halnya pada masa sebelum
amandemen.
h) Kewenangan Presiden setelah Amandemen UUD 1945
:
• Presiden berhak mengajukan rancangan
undang-undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
• Presiden menetapkan peraturan pemerintah
untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya.
• Dalam hal ihwal kegentingan yang memmaksa,
Presiden berhak menetapkan Peraturan
Pemerintah sebagai Pengganti Undang-undang.
• Peraturan Pemerintah itu harus mendapat
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan berikut.

27
• Jika tidak mendapat persetujuan maka
Peraturan Pemerintah itu harus dicabut.
3) Kondisi Republik Indonesia dalam Menjalankan Sistem
Ketatanegaraannya pada Saat ini
Menurut Bapak Sulardi (Dosen Hukum Tata Negara Universitas
Muhammadiyah Malang) arah pembangunan ini mulai tak terarah
sejak GBHN hilang dari peredarannya meskipun sudah
terdapat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN). Visi pembanguan nasional 2005-2025 adalah Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Visi itulah yang hingga
saat ini belum ditemukan wujudnya. Alih-alih terwujud, keresahan
dan ketidakpastian masa depan bangsa justru ada di depan mata
dan bahkan menjauh dari nilai-nilai Pancasila.
Sistem presidensial, yang berlaku sekarang, membawa
konsekuansi bahwa presiden dipilih oleh rakyat. Karena presiden
dipilih oleh rakyat, dia bertanggung jawab kepada rakyat dan
konstitusi. Dengan demikian, konsekuensi ketatanegaraan
berkaitan dengan arah pembanguan nasional ditentukan oleh
presiden dengan mewujudkan janji-janji yang dia kampanyekan
menjelang pemilihan presiden. Janji-janji itulah yang semestinya
diwujudkan dalam visi dan misi RPJPN, yang dapat diurai menjadi
pembangunan jangka pendek dan jangka panjang.
Hasrat untuk kembali menghadirkan GBHN yang disusun oleh
MPR sebagai pedoman pembangun nasional secara konstitusional
telah tertutup. Bangsa ini sebaiknya menghormati dan
melaksanakan kesepakatan yang diwujudkan dari hasil perubahan
UUD 1945. Kini presiden bukan lagi bawahan MPR dan MPR
bukan lagi pemegang dan pelaksana kedaulatan rakyat, sehingga
tidak mungkinlah memaksa MPR menyusun GBHN dan
menyodorkan kepada presiden untuk melaksanakan. Inilah
konsekuensi dari perubahan.

28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya negara dan konstitusi adalah satu kesatuan yang saling
berkesinambungan. Tanpa adanya konstitusi negara akan kehilangan dasar negaranya,
acuan yang menjadikan berjalannya suatu negara. Sistem pemerintahan yang saat ini
digunakan di indonesia pun berdasarkan keputusan pemerintah demi kebaikan negara
kita, kemajuan negara, dan itu semua sudah sesuaikan dengan porsinya dan kebutuhan
negara saat ini. Kita sebagai mahasiswa, calon penerus bangsa harus mengetahui apa
yang terjadi dengan bangsa ini, mengatasi permasalahan yang terjadi dan
mengembangkan indonesia untuk lebih maju lagi.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung
jawabkan.

29
DAFTAR PUSTAKA

✓ Kartika Prima Pembelajaran Pendidikan Kewarganegraan SMP, Surakarta: PUTRA


NUGRAHA.
✓ Fokus Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegraan untuk SMK/MAK,
Karanganyar: CV. KALIMASADA
✓ Soemantri, Sri. 1987. Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Penerbit Alumni :
Bandung
✓ https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/08/contoh-makalah-sistem-politik-
dan.html?m=1
✓ http://blog-kumpulan-makalah.blogspot.com/2017/10/makalah-sistem-ketatanegaraan-
ri.html?m=

30

Anda mungkin juga menyukai