Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“TERBENTUKNYA NEGARA”

Dosen Pengampu:
Intan Pelangi, S.H, L.L.M.

Disusun oleh:
Shinta Nur Ariana
20810045
A.1 SEMESTER 2 (Genap)

FAKULTAS HUKUM 2020/2021


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMETRO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Inayah, Taufik
dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan bidang
hukum Internasional. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalahini

Metro, Mei 2021

Penyusun
i

Daftar isi

KataPengantar...........................................................................................................................2

Daftarisi....................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang…..........................................................................................1
1.2 RumusanMasalah….....................................................................................1
1.3 TujuanPenulisan...........................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 PengertianNegara.........................................................................................2
2.2 TeoriTerbentuknyaNegara...........................................................................2
2.3 BagianWilayahNegara.................................................................................3
2.4 KedaulatanNegara.........................................................................................52.5
UnsurNegara................................................................................................7
2.6 Tipe NegaraDiDunia....................................................................................9
2.7 Proses Terjadinya NegaraSecaraPrimer…..................................................10
2.8 Proses Terjadinya NegaraSecaraSekunder…..............................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................15
3.2 Saran….........................................................................................................15
3.3 DaftarPustaka................................................................................................16
ii
BAB I PENDAHULUAN

I. LatarBelakang

negara adalah sebuah organisasi. Seperti layaknya sebuah organisasi, negara


memiliki anggota, tujuan dan peraturan. Anggota negara adalah warganya, tujuan
negara biasanya tercantum dalam pembukaan konstitusinya (undang-undang
dasar), sedang peraturannya dikenal sebagai hokum. Bedanya dengan organisasi
yang lain, negara berkuasa di atasindividu-individu dan di atas
organisasiorganisasi pada suatu wilayah tertentu. Peraturan negara berhak
mengatur seluruh individu danorganisasi yang ada pada suatu wilayah tertentu,
sedangkan peraturan organisasi hanya berhak mengatur fihak yang menjadi
anggotanya saja. Peraturan negara bersifat memaksa, bila ada yangtidak
mematuhinya, negara mempunyai hak untuk memberikan sanksi,dari sanksi yang
bersifat lunak (denda) sampai sanksi yang bersifatkekerasan (hukum bunuh
misalnya).Sepanjang sejarah manusia hidup di atas permukaan bumi,manusia
telah bernegara. Mulai dari negara dalam bentuknya yangpaling primitif yaitu
negara kesukuan, negara kota, sampai negarakerajaan, negara republik dan negara
demokrasi.Sampai saat ini tidak ada satupun ta’ rif negara yang diakui semua
fihak. Ahli-ahli ilmu kenegaraan saling berbeda pendapat tentang apa itu negara.
Secara sederhana bisa kita katakan bahwa yang dimaksud dengan negara adalah
organisasi yang menaungi semua fihak dalam suatu wilayah tertentu.

II. RumusanMasalah

1. Mengetahui PengertianNegara
2. Mengetahui Teori terbentuknyaNegara
3. Mengetahui Unsur-UnsurNegara
4. Mengetahui Tipe-Tipe Negara DiDunia
5. Mengetahui Pemerintah DanPemerintahan
6. Proses atau pendekatan primer tentang asal mula terjadinyanegara
7. Teori-teori tentang terjadinyanegara
8. Proses atau pendekatan sekunder tentang asal mula terjadinya negara; dan9.
Pendapat sebagian tokoh dalam teori terjadinyanegara.

1
III. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah


Memberikan materi tentang asal mula terjadinya suatu negara
Memaparkan proses/ pendekatan tentang asal mula terjadinya suatu negara Dan
Memberikan beberapa contoh negara sesuai pendekatan yang dipaparkan.

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Negara

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer,
ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut.
Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku
bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.

Teori terbentuknya Negara

a) Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles kondisi alamtumbuhnya
manusiaberkembangnya
b) Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaantuhan.
c) Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan. Manusia
akan musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya. Manusia pun bersatu utk mengatasi
tantangan dan menggunakan persatuan dlm gerak tunggal utk kebutuhan bersama.Proses
terbentuknya Negara di zaman modern. Proses tersebut dapat berupa penaklukan,
peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan atas Negara atau wilayah yg blm ada
pemerintahansebelumnya.

Bagian-bagian Wilayah Negara

Wilayah negara merupakan salah satu unsur utama dari negara, dimana wilayah
merupakan tempat dimana negara menyelenggarakan yurisdiksinya atas masyarakat,
segala kebendaan serta segala kegiatan yang terjadi didalam wilayahnya. Indonesia
sebagai negara kepulauan, batas-batas wilayah negara sebagian diatur dalam
UNCLOS 1982 yang kemudian telah diratifikasi melalui undang-undang nomor 17

2
tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS 1982 yang memuat perjanjian-perjanjian
atau traktat/treaty yang menjadi dasar dalam penetapan batas wilayah Negara
Republik Indonesia. Dalam ruang lingkup yurisdiksi negara atas suatu wilayah,
maka secara garis besar wilayah negara dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu;
Pertama, Wilayah Berdasarkan Pendekatan Teritorial. Wilayah ini merupakan
wilayah di mana negara tersebut dibentuk, mempunyai sejumlah penduduk dan
pemerintahan yang berdaulat. Wilayah berdasarkan pendekatan teritorial ini terdiri
dari daratan dan perairan, dan juga laut teritorial serta ruang udara yang ada
diatasnya. Kedua, Wilayah Berdasarkan Pendekatan Sumber Daya Alam, wilayah
negara sebagai suatu ruang, tidak saja terdiri atas daratan atau tanah tetapi juga
perairan dan ruang udara. Wilayah daratan dan wilayah ruang udara dimiliki oleh
setiap negara. Sedangkan wilayah perairan, khususnya wilayah laut dimiliki oleh
negara pantai atau negara yang dihadapan pantainya terdapat laut.

1) WilayahDarat

Wilayah darat adalah bagian dari daratan yang merupakan tempat pemukiman atau
kediaman dari warga negara atau penduduk negara yang bersangkutan. Di wilayah
daratan jugalah pemerintah negara melaksanakan dan mengendalikan segala
kegiatan pemerintahan yang berdaulat. Antara wilayah daratan negara yang satu
dengan negara yang lain haruslah tegas dan jelas batas-batasnya. Batas-batas
wilayah daratan pada umumnya ditetapkan berdasarkan perjanjian-perjanjian garis
batas wilayah antara negara-negara yang berbatasan. Wilayah daratan tidak hanya
meliputi permukaan tanah daratan, tetapi juga meliputi tanah dibawahnya.
Mengenai batas kedalaman tanah dibawah daratan yang merupakan wilayah
negara, hingga saat ini belum ada pengaturannya. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa kedaulatan negara atas wilayah tanah dibawah daratan tersebut adalah
sampai pada kedalaman yang tidak terbatas. Negara atas wilayah tanah dibawah
daratan tersebut memiliki kedaulatan yang permanen atas sumber-sumber daya
alam yang terkandung didalamnya.

3
2) WilayahUdara

Dalam hukum Romawi, ada suatu abdagium yang menyebutkan, bahwa “Cujus est
soluni, ejus est usque ad coelum”. Artinya, barang siapa yang memiliki sebidang
tanah maka ia juga memiliki segala-galanya yang berada diatas permukaan tanah
tersebut sampai ke langit dan segala apa yang berada didalam tanah. Dapat
dikatakan bahwa, apabila suatu negara memiliki tanah maka dengan sendirinya
negara itu akan memiliki ruang udara diatasnya. Ruang udara yang merupakan
bagian wilayah negara adalah ruang udara yang terletak diatas permukaan wilayah
daratan dan diatas permukaan wilayah permukaan perairan. Sedangkan mengenai
batas luar dari ruang udara yang merupakan bagaian dari wilayah negara, sampai
kini belum ada kesepakatan dari masyarakat internasional.

3) WilayahPerairan

Wilayah perairan atau disebut juga perairan teritorial adalah bagian perairan atau
disebut juga perairan teritorial adalah bagian perairan yang merupakan wilayahsuatu
negara. Hal ini berarti bahwa, disamping perairan yang tunduk pada kedaulatan
negara karena merupakan bagian wilayahnya ada pula bagian perairan yang berada
diluar wilayahnya atau tidak tunduk pada kedaulatan negara. Perairan seperti ini
misalnya adalah laut lepas (high sea). Dalam konteks hukum nasional, wilayah
perairan dalam diatur melalui Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang
Perairan Indonesia. Wilayah Perairan atau Perairan Teritorial (TeritorialWaters)
Indonesia meliputi Laut Teritorial (Teritorial Sea), Perairan Kepulauan
(Archipelagic Waters), dan Perairan Pedalaman (Inlands Waters). Sedangkan Perairan
Pedalaman terdiri atas Laut Pedalaman (Internal Sea) dan Perairan Darat (Inlands
Waters).

Kedaulatan Negara

4
Kedaulatan negara merupakan salah satu unsur eksistensi sebuah negara. Kedaulatan dapat
diartikan sebagai sebuah kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah, dan
sebagainya.
a. Teori Kedaulatan Negara
Kedaulatan negara dapat diartikan sebagai kekuasaan tertinggi yang mutlak, utuh, bulat dan
tidak dapat dibagi-bagi dan oleh karena itu tidak dapat ditempatkan dibawah kekuasaan lain.
Hakikat dan fungsi kedaulatan dalam masyarakat internasional sangat penting peranannya.
Menurut sejarah, asal kata kedaulatan berasal dari bahasa Inggris yang dikenal dengan istilah
“souveregiy” yang kemudian berakar dari bahasa Latin, yaitu “supranus” yang mempunyai
pengertian “yang teratas”. Tiap negara mempunyai sifat kedaulatan yang melekat pada jati
diri negara itu sendiri, karena kedaulatan merupakan sifat atau ciri hakiki dari suatu negara.
Apabila suatu negara itu diakatan berdaulat, maka makna yang terkandung adalah bahwa
negara itu mempunyai suatu kekuasaan tertinggi dan secara de facto menguasai. 24
Kedaulatan negara tidak bersifat mutlak atau absolut, akan tetapi pada batas-batas tertentu
yaitu harus menghormati kedaulatan negara lain, yang diatur dalam hukum internasional. Hal
inilah yang kemudian disebut dengan istilah kedaulatan negara bersifat relatif (Relative
Sovereignty Of State). Dalam konteks hukum internasional, negara yang berdaulat pada
hakikatnya harus tunduk dan menghormati hukum internasional, maupun kedaulatan dan
integritas wilayah negara lain.
Kedaulatan negara menurut Jean Brodin merupakan atribut dan ciri khusus suatu negara,
tanpa adanya kedaulatan maka tidak akan ada yang dinamakan suatu negara. Menurut Yudha
Bakti Ardiwisastra bahwa dalam perkembangannya, dimana negara dikatan berdaulat apabila
negara tersebut mampu dan berhak mengatur dan mengurus sendiri kepentingan-kepentingan
dalam dan luar negeri, dengan tidak bergantung kepada negara lainnya.25 Menurut Mochtar
Kusumaatmadja kedaulatan merupakan suatu sifat atau ciri hakiki dari negara dimana negara
tersebut berdaulat, tetapi mempunyai batasbatasnya yaitu ruang berlakunya kekuasaan
tertinggi yang dibatasi oleh batas-batas wilayah negara itu, diluar wilayahnya, negara tersebut
tidak lagi memiliki kekuasaan demikian. Kedaulatan tidak dipandang sebagai sesuatu yang
bulat dan utuh, melainkan dalam batas-batas tertentu sudah tunduk pada
pembatasanpembatasan berupa hukum internasional maupun kedaulatan dari sesama negara
lainnya.26 Kedaulatan negara dalam implementasinya dimanifestikan menjadi 2 (dua sisi).
Pertama, Kedaulatan Internal (ke dalam). Kedaulatan ini merupakan kekuasaan tertinggi
suatu negara untuk mengatur masalah-masalah dalam negerinya. Kedaulatan internal dari
suatunegaradiwujudkandalamotoritasnegaradalammenentukanbentuknegara,bentukdan
sistem pemerintahan yang dipilih oleh negara tersebut, sistem politik, kebijakan-kebijakan
dalam negeri, maupun hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan sistem hukum nasional
dimana dalam penentuan ke semua hal tersebut tidak dapat dicampuri oleh negaralain.
Dalam konteks kedaulatan Negara Indonesia, kedaulatan intern negara Indonesia tertuang
dalam pasal 25A Undang-undang Dasar 1945. Dalam pasal tersebut memuat aspek geopolitik
Negara Indonesia yaitu Wawasan Nusantara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kedaulatan internal (kedaulatan ke dalam) Negara Indonesia dimanivestasikan melalui
Wawasan Nusantara. Ke dua, Kedaulatan Eksternal (ke luar). Sisi eksternal dari kedaulatan
negara dimanifestasikan dalam wujud kekuasaan dan kemampuan suatu negara untuk
mendapatkan pengakuan dari negara lain dan menjalin kerjasama atau hubungan

5
internasional dengan negara lain maupun sesama subjek hukum internasional. Kemampuan
dan kewenangan tersebut antara lain berupa peran dan serta dalam perundingan, konferensi
internasional, penandatanganan perjanjian internasional baik yang bersifat bilateral maupun
multilateral, kerjasama internasional dalam berbagai bidang, terlibat dalam organisasi
internasional dan sebagainya yang berkaitan dengan hubungan internasional antar negara.
Keterlibatan negara dalam aktivitas hubungan internasional harus tetap memperhatikan dan
tunduk terhadap prinsip-prinsip dan kaedah hukum internasional sebagai pembatasan atas
implementasi eksternalitas kedaulatan negara. Selain prinsip-prinsip hukum internasional dan
kedaulatan negara, nilai-nilai kemanusiaan yang universal juga berperan sebagai pembatas
eksternalitas dari kedaulatan negara. Dalam kaitan dengan kedudukan dan eksistensi Negara
Kesatuan Republik Indonesia, kemampuan berhubungan dengan negara lain berpijak pada
konsep “Hidup berdampingan secara damai” dan prinsip “bertetangga yang baik”. Dari
konsep dan prinsip tersebut tercermin dalam tindakan-tindakan seperti: (1) saling
menghormati integritas dan kedaulatan teritorial masing-masing negara; (2) saling tidak
melakukan agresi; (3) saling tidak mencampuri urusan internal masing-masing negara; (4)
persamaan kedudukan dan saling menguntungkan; dan (5) hidup berdampingan secara damai.

Teori Kedaulatan Negara di Laut

Pada tahun 1982 tepatnya 30 april di New York, Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS-
UnitedNationsConventionontheLawoftheSea)telahditerimabaikdalamkonferensiPBB tentang
hukum laut III. Ketentuan-ketentuan hukum internasional yang mengatur tentang kedaulatan
negara atas wilayah laut merupakan salah satu ketentuan penting Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (selanjutnya disebut Konvensi Hukum Laut
1982). UNCLOS tersebut mengatur tentang rejim-rejim hukum laut, termasuk hukum
Negara kepulauan (yang mempunyai arti dan peranan penting untuk menetapkan kedudukan
Indonesia dalam rangka implementasi wawasan nusantara sesuai amanat MPR RI) secara
menyeluruh. Ketentuan-ketentuan hukum internasional yang mengatur tentang kedaulatan
negara atas wilayah laut merupakan salah satu ketentuan penting Konvensi Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (selanjutnya disebut Konvensi Hukum Laut 1982.
Zona-zona maritim yang termasuk ke dalam kedaulatan penuh adalah perairan
pedalaman,perairan
kepulauan (bagi negara kepulauan), dan laut teritorial. Menurut ketentuanketentuan dalam
Bab II, III dan IV Konvensi Hukum Laut 1982, negara pantai dan negara kepulauan
mempunyai kedaulatan atas perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut territorial,
perairan yang merupakan selat, ruang udara diatasnya dan juga dasar laut dan tanah
dibawahnya, demikian juga sumber daya alam yang terkandung didalamnya.

Hukum Laut

Hukum laut merupakan kaidah-kaidah atau asas-asas yang mengatur segala aspek yang
berhubungan dengan laut. Hukum laut mengatur mengenai persoalan Batasan wilayah atau
negara yang berhubungan dengan laut baik itu untuk laut didalam wilayah negara maupun

6
diluar wilayah negara (laut lepas). Laut dapat digunakan sebagai jalur pelayaran, kepentingan
pertahanan dan keamanan serta berbagai kepentingan lainnya. Hukum kelautan adalah hukum
yang menyatakan pesisir pantai dan yang terkurung oleh daratan, dana tau organisasi
internasional memberlakukan hubungannya dalam kaitan dari pokok-pokok ke yurisdiksi
pesisir pantai suatu negara dan dalam kaitan ke daerah itu dari laut jauh diluar yurisdiksi
nasional. Proses pembentukan hukum laut internasional ditentukan oleh Tindakan
negaranegara sebagai pelaksanaan perlindungan kepentingan negara masingmasing.
Tindakantindakan penggunaan laut itu dapat digolongkan sebagai berikut:
(1) tindakan yang dilakukan untuk melindungi laut sebagai sumber kekayaanterutama
perikanan;
(2) tindakan yang menganggap laut sebagai jalur proteksi, baik yang bertujuan
melindungi kepentingan keamanan dan pertahanan, bea cukai, kesehatan danlain-
lain;
(3) tindakan yang bertujuan melindungi laut sebagaisarana
komunikasi.31 Berkaitan dengan hukum laut negara sebagai sebuah entitas yang berdaulat
memiliki kewenangan untuk menetapkan peraturan-peraturan maupun kebijakan dalam
kaitanya untuk menjaga kelestarian lingkungan laut agar selalu terpelihara dan terjaga
dengan baik.

Unsur-Unsur Negara

Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh
organisasi apapun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum, unsur negara ada yang
bersifat konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya
unsur yang mutlak atau harus ada di dalam suatu negara. Sedangkan unsur deklaratif
hanya menerangkan adanya negara. Adapun unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif
adalah harus ada rakyat, wilayah tertentu, dan pemertintahan yang berdaulat. Ketiga unsur
tersebut bersifat konstitutif karena merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya negara.
Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada atau tidak lengkap, maka tidak bisa disebut
sebagai negara. Di samping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada pengakuan
dari negara lain. Unsur deklaratif ini sangatlah penting karena pengakuan dari negara lain
merupakan sebagai wujud kepercayaan negara lain untuk mengadakan hubungan, baik
hubungan bilateral maupun multilateral.
Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil
negara akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “ Negara tidak akan berdiri tanpa
adanya sekelompok orang yang mendiami bumi ini.” . Hal ini menimbulkan pertanyaan,
berapakah jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa

7
untuk membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk.
Pendapat ini tentu saja tidak berlaku di zaman modern ini, lihat saja populasi negara India,
Amerika Serikat, Cina, Rusia, dimana negara tersebut memiliki ratusan juta penduduk.
Rakyat terdiri dari penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang
bertujuan menetap dalam wilayah suatu negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah
suatu negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya,
orang yang berkunjung untuk wisata. Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi
warga negara dan bukan warga negara. Warga negara adalah mereka yang menurut hukum
menjadi warga dari suatu negara, sedangkan yang tidak termasuk warga negara adalah
orang asing atau disebut juga warna negara asing (WNA).
Wilayah
Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang didiami oleh
manusia, maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara
permanen oleh manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu negara. Bangsa Yahudi
misalnya, dimana mereka tidak mendiami suatu tempat secara permanen. Alhasil mereka
tidak memiliki tanah yang jelas untuk didiami, tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah
Israel sebagai negara bagian agar mereka merasa memiliki tanah Pemerintahan yang
Berdaulat Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan
baik ke dalam maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan wewenangnya mengatur
ekonomi, sosial, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya sesuai dengan sistem
yang telah ditetapkan. Pemerintah sangat diperlukan dalam berdirinya suatu negara, tidak
mungkin jika negara muncul tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya pemerintah.
Pengakuan dari Negara Lain Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang baru
berdiri bukanlah merupakan suatu faktor mutlak atau unsur pembentuk negara baru,
namun lebih merupakan menerangkan atau menyatakan telah lahirnya suatu negara baru.
Kita ambil contoh, Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 baru diakui
oleh Belanda pada tahun 27 Desember 1949.
Pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang bersangkutan
untuk diakui sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan suatu negara dapat
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto dan pengakuan secara de
jure.

Tipe-Tipe Negara Di Dunia

Tipe negara dibagi menjadi dua golongan, yaitu tipe negara menurut sejarahnya dantipe
negara ditinjau dari sisi hukum. Tipe negara menurut sejarahnya, dibagi menjadiberikut
ini.
1. Tipe negara TimurPurba.
2. Tipe negara YunaniKuno/Purba.
3. Tipe negara RomawiKuno/Purba.
4. Tipe negara abadpertengahan.
5. Tipe negaramodern.

Sedangkan tipe negara ditinjau dari sisi hukum dibedakan menjadi berikut ini.

8
1. Tipe negara Polisi (PolizeiStaat)
2. Tipe negara hukum, yang dibagi 3 macam, yaitu sebagaiberikut.
Tipe negara hukumliberal.
Tipe negara hukum formil.
Tipe negara hukum materiel.
3. Tipe negaraKemakmuran
Indahnya dunia ketika kita dapat saling berbagi.

Pemerintah Dan Pemerintahan

Pemerintah, secara awam pemerintah bisa kita artikan sebagai orang atau sekelompok
orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, atau lebih simpel lagi adalah orang
atau sekelompok orang yang memberikan perintah. Namun secara keilmuan, Pemerintah
diartikan dalam beberapa definisi, antara lain ada yang mendefinisikan sebagai lembaga
atau badan public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, ada pula yang
mendefinisikan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola
kewenangankewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan
serta pembangunan masyarakat dari lembagalembaga dimana mereka ditempatkan.

Dalam ilmu pemerintahan dikenal adanya dua definisi pemerintah yakni dalm arti sempit
dan arti luas, dalam arti luas pemerintah didefinisikan sebagai Suatu bentuk organisasi
yang bekerja dengan tugas menjalankan suatu sistem pemerintahan, sedangkan dalam arti
sempit didefinisikan sebagai Suatu badan persekumpulan yang memiliki kebijakan
tersendiri untuk mengelola,memanage,serta mengatur jalannya suatu sistem pemerintahan

Pemerintahan, secara awam bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang didalamya
terdapat aturan-aturan yang harus dijalankan yg bersumber dari pemerintah, atau lebih
simpel lagi yaitu pemerintahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah.
seperti halnya pemerintah, pemerintahan juga memiliki definisi secara keilmuan menurut
Prof. Ermana Suradinata, Pemerintah adalah lembaga atau badan-badan publik dalam
menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara. Klo menurut C.F Strong gini,
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi
kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara.
Pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya
meliputi kekuasaan eksekutif

PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER


Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanyamasyarakathukum
yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan
tidakdihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya.Menurut G. Jellinek, terjadinya
negara secara primer melalui 4 tahapan (fase) yaitu : Fase Suku Persekutuan
ManusiaKehidupan diawali dari sebuah keluarga, kemudian menjadi kelompok
masyarakathukum tertentu atau disebut suku yang akhirnya berkembang menjadi lebihbesar

9
dan dipimpinoleh kepala suku yang merupakan primus interpares.Fase Kerajaan Pada fase ini
kepala suku sebagai primus interpares kemudian menjadi raja dengancakupan wilayah yang
lebih luas akibat fakta alamiah maupun karena penaklukan - penaklukanwilayah lain.
Fase Negara Nasional Awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut dengan
pemerintahan yangtersentralisasi semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan diperintah
raja. Hanya ada satuidentitas kebangsaan, maka fase ini disebut fase nasional.
Fase Negara Demokrasi Setelah rakyat memiliki kesadaran kebangsaan, kemudian tidak ingin
diperintah oleh rajayang absolut. Rakyat ingin mengendalikan pemerintahan dan memilih
pemimpinnya sendiri yangdianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka yang lebih dikenal
dengan "kedaulatan rakyat"maka lahirlah negara demokrasi.Di samping itu, untuk
mempelajari asal mula terbentuknya suatu negara dapatmenggunakan teori-teori yang
diajukan oleh tokohtokoh sesuai buah pikiran masing-masing,antara lain sebagai berikut:

A. Teori Kontrak Sosial (SocialContract)

Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap perjanjian


sebagaidasar negara dan masyarakat. Teori ini meletakkan negara untuk tidak
berpotensi menjadi negaratirani.. Tokoh dari teori ini adalah Hugo de Groot, Thomas
Hobbes, Jhon Locke dan J.J.Rousseau. Teori ini mengasumsikan adanya keadaan
alamiah yang terjadi sebelum manusiamengenal negara. Keadaan alamiah itu
merupakan keadaan dimana manusia masih bebas, belummengenal hukum dan masih
memiliki hak asasi yang ada pada dirinya. Akan tetapi karena akibat pekembangan
kehidupan yang menghasilkan kompleksitas kebutuhan maka manusiamembutuhkan
sebuah kehidupan bersama. Dimana dibentuk berdasarkan perjanjian bersamauntuk
menyerahkan kedaulatan kepada sekelompok orang yang ditunjuk untuk
mengaturkehidupan bersama tersebut.

a) Hugo de Groot(Grotius)

Negara merupakan ikatan manusia yang insaf akan arti dan panggilan kodrat. Negara
berasal dari suatu perjanjian yang disebut “ pactum” dengan tujuan untuk
mengadakan ketertiban dan menghilangkan kemelaratan. Grotius merupakan orang
yang pertama kali memakai hukumkodrat yang berasal dari rasio terhadap hal-hal
kenegaraan. Dan ia menganggap bahwa perjanjian masyarakat sebagai suatu
kenyataan sejarah yang sungguh-sungguh pernah terjadi.

b) Thomas Hobbes

Menurut Hobbes kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman, yaitu keadaan
sebelum adanyanegara atau keadaan alamiah (stats natural, state of nature) dan
keadaan setelah adanya negara.Pada keadaan sebelum adanya negara, suasana alam
bebas dalam status naturalis merupakankeadaan penuh kekacauan, tanpa hukum,
tanpa pemerintah, tanpa ikatan sosial, dan kehidupanmanusia tak ubahnya seperti

10
binatang buas di hutan belantara (Homo homini lupus) sehinggamenyebabkan
terjadinya perkelahian atau perang semua lawan semua (Bellum omnium
contraomnes atau The war of all aginst all). Keadaan tersebut diakibatkan adanya
pelaksanaannaturalrights, (yaitu hak dan kekuasaan yang dimiliki setiap manusia
untuk berbuat apa saja untukmempertahankan kehidupannya) yang tanpa
batas.Dalam keadaan penuh kekacauan, lahirlah natural law dari rasio manusia untuk
mengakhiri pelaksanaan natural rights secara liar dengan jalan mengadakan
perjanjain. Menurut ThomasHobbes, perjanjian masyarakat hanya ada satu yaitu “
Pactum Subjectionis” , dalam perjanjian initerjadi penyerahan natural rights (hak
kodrat) kepada suatu badan yang dibentuk (yaitu body politik) yang akan
membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan umum yang
disebutdengannegara

c) JohnLocke

Melalui bukunya yang berjudul “ Two treaties on civil Government” , ia menyatakan


keadaan alamiah atau suasana alam bebas bukan merupakan keadaan penuh
kekacauan karena sudah adahukum kodrat yang bersumber pada rasio manusia yang
mengajarkan bahwa setiap orang tidak boleh merugikan kepentingan orang lain.
Untuk menghindari anarkhi maka manusia mengadakan perjanjian membentuk negara
dengan tujuan menjamin suasana hukum individu secara alam.Perjanjian masyarakat
ada 2 yaitu :1. Pactum Unionis : Perjanjian antar individu yang melahirkan negara.2.
Pactum Subjectionis : Perjanjain anatara individu dengan penguasa yang diangkat
dalam pactum unionis, yang isinya penyerahan hak hak alamiah.Dalam pactum
sujectionis tidak semua hak hak alamiah yang dimiliki manusia diserahkankepada
penguasa tetapi ada beberapa hak pokok (asasi) yang meliputi hak hidup,
hakkemerdekaan/ kebebasan, hak milik yang tetap melekat pada diri manusia dan hak
tersebut tidakdapat diserahkan kepada siapapun termasuk penguasa. Dan hak-hak
tersebut harus dilindungi dandijamin oleh penguasa/ pemerintah dalam konstitusi
(UUD). Melalui teorinya John Lockedianggap sebagai peletak dasar teori hak asasi
manusia.

d) Jean JacquesRousseau

Melalui bukunya yang berjudul “ Du Contract Social” , Jean Jacques Rousseau


menyatakan menurut kodratnya manusia sejak lahir sama dan merdeka, tetapi
agarkepentingannya terjamin maka tiap-tiap orang dengan sukarela menyerahkanhak
dankekuasaannya itu kepada organisasi (disebut negara) yang dibentukbersama-sama
dengan oranglain.Kepada negara tersebut diserahkan kemerdekaan alamiah dan di
bawah organisasinegara, manusia mendapatkan kembali haknya dalam bentuk hak
warga negara (civil rights). Negara yang dibentuk berdasarkan perjanjian masyarakat
harus dapat menjamin kebebasan dan persamaan serta menyelenggarakan ketertiban
masyarakat. Yang berdaulat dalam negara adalahrakyat, sedangkan pemerintahhanya
merupakan wakilnya saja, sehingga apapila pemerintah tidakdapat melaksanakan
urusannya sesuai dengan kehendak rakyat, maka rakyat dapat mengganti pemerintah
tersebut dengan pemerintah yang baru karena pemerintah yang berdaulatdibentuk

11
berdasarkan kehendak rakyat. Melalui teorinya tersebut, J.J. Rousseau menghendaki
bentuknegara yang berkedaulatan rakyat (negara demokrasi). Itulah sebabnya ia
dianggap sebagai Bapakkedaulatan rakyat (demokrasi).

B. Teori Ketuhanan(Theokratis)

Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang
ada atauterjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan, demikian
pula negara terjadikarena kehendak Tuhan. Sisa-sisa perlambang teori theokratis
nampak dalam kalimat yangtercantum di berbagai Undang-Undang Dasar negara,
seperti : “ Atas berkat rahmat Allah YangMaha Kuasa” atau “ By the grace of
God” .Penganut teori theokrasi modern antara lain:

a. Frederich JuliusStahl

Dalam bukunya yang berjudul “ Die Philosophie des recht” , ia menyatakan


bahwa negara secara berangsur-angsur tumbuh melalui proses evolusi : Keluarga
Bangsa -Negara. Negara bukantumbuh disebabkan berkumpulnya kekuatan dari
luar, melainkan disebabkan perkembangan daridalam. Ia tidak tumbuhdisebabkan
kekuatan manusia, melainkan disebabkan kehendakTuhan.

b. SantoAgustinus

Kedudukan gereja yang dipimpin Sri Paus lebih tinggi dari kedudukanNegara
yang di pimpin oleh raja, karena paus merupakan wakil dari tuhan. Agustinus
membagi ada dua macam Negara yaitu :a. Civitate Dei (Kerajaan Tuhan).b.
Civitate Diabolis/Terrana (Kerajaan Setan) yang ada di dunia fana

c. Thomas Aquinas

Negara merupakan lembaga alamiah yang lahir karena kebutuhan sosial manusia,
sebagailembaga yang bertujuan menjamin ketertiban dan kehidupan masyarakat
serta penyelenggarakepentingan umum, negara merupakan penjelmaan yang tidak
sempurna. Kedudukan raja dan SriPaus sama tinggi, keduanya merupakan wakil
Tuhan yang masingmasing mempunyai tugas berlainan yaitu raja mempunyai
tugas dibidang keduniawian yaitu mengusahakan agar rakyatnyahidup bahagia
dan sejahtera di dalam negara, sedangkan Paus mempunyai tugas
dibidangkerohanian yaitu membimbing rakyatnya agar kelak dapat hidup bahagia
di akhirat.

PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER

Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang
dihubungkandengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal

12
tersebut maka pengakuannegara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting
berdirinya suatu negara baru. Untukmengetahui terjadinya negara baru dapat
menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada
kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar-benar terjadi.

1. Penaklukan/Pendudukan(Occupasi)

Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa.
Contoh:Liberia diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun1847.

2. Pelepasan diri(Proklamasi)

Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu melepaskan diri
danmenyatakan kemerdekaannya. Contoh : Belgia melepaskan diri dari Belanda
tahun 1839,Indonesia tahun 1945, Pakistan tahun 1947 (semula wilayah
Hindustan), Banglades tahun 1971(semula wilayah Pakistan), Papua Nugini
tahun1975 (semula wilayah Australia), 3 negara Baltik(Latvia, Estonia,
Lituania) melepaskan diri dari Uni Soviet tahun 1991, dsb.

3. Pelenyapan dan pembentukan negarabaru

Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas wilayah itu muncul negara
baru.Contoh :a. Colombia pecah menjadi Venezuella dan Colombia Baru tahun
1832. b. Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur tahun 1945.c. Korea
menjadi Korea Selatan dan Korea Utara tahun 1945.d. Vietnam menjadi Vietnam
Utara dan Vietnam Selatan tahun 1954.e. Uni Soviet pecah/lenyap tahun 1992
kemudian muncul Rusia, Georgia, Kazakistan dsb. f. Yugoslavia pecah tahun
1992 kemudian muncul Kroasia, Bosnia, Serbia (Yugoslavia Baru).g.
Cekoslovakia menjadi Ceko dan Slovakia tahun 1992.
4. Penarikan ( Accesie)

Mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau timbul dari
dasarlaut(delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang
hingga akhirnyamembentuk negara. Contoh: Negara Mesir terbentuk dari delta
sungai Nil.

5. Penyerahan ( Cessie)

Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan pada negara lain atas dasar
perjanjian tertentu.Contoh: Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria pada
Prussia ( Jerman ).

6. Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie)

13
Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain
tanpareaksi berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak
mencaplok daerahPalestina, Suriah, Yordania dan Mesir.

7. Pemisahan ( Separatise)

Suatu wilayah yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya
kemudianmenyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia memisahkan diri dari
Belanda dan menyatakanmerdeka.

8. Peleburan ( Fusi )

Terjadi ketika negara - negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan
perjanjianuntukmelebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan
Jerman tahun1871

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik,
militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem
atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent. Pemerintahan, secara awam bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan
yang didalamya terdapat aturan-aturan yang harus dijalankan yg bersumber dari
pemerintah, atau lebih simpel lagi yaitu pemerintahan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah.
· seperti halnya pemerintah, pemerintahan juga memiliki definisi secara keilmuanmenurut
Prof. Ermana Suradinata, Pemerintah adalah lembaga atau badan-badan publik dalam
menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara. Klo menurut C.F Strong gini,
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi
kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara.
Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya
meliputi kekuasaaneksekutif.

Saran

14
Jadi menurut teori ketuhanan negara terbentuk atas kehendak tuhan, menurut teori perjanjian
masyarakat negara terbentuk karena adanya perjanjian antar individu yang disebut perjanjian
masyarakat, menurut teori Hukum alam negara terbentuk karena adanya kebutuhan manusia
yang beraneka ragam sehingga mereka mengadakan kerja sama dan akhirnya terbentuklah
negara.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ACER/Downloads/Makalah%20sejarah%20berdirinya%20suatu%20negara
%20(%20Resvina%20fitri%20).pdf.
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/19405/2/T1_312015139_BAB%20II.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai