Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENTINGNYA MEMPELAJARI ILMU NEGARA


Dosen Pengampu: Dr. H. Dudi Warsudin, S.H, M.H

Disusun Oleh:
Nama : Riehan Salsabil Putra
NPM : 201000068
Kelas :B

ILMU NEGARA
Fakultas Hukum Universitas Pasundan
Tahun 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, banyak remaja yang kurang memahami tentang arti
sebuah negara. Negara merupakan suatu wilayah dengan struktur kepemimpinan tertentu
yang di dalamnya terdapat masyarakat dengan keberagamannya. Suatu tempat dapat
dikatakan sebagai negara apabila memiliki 3 unsur terpenting, yaitu wilayah, rakyat, dan
pemerintahan.
Ketiga unsur tersebut harus ada dalam suatu negara. Jika salah satu diantara unsur
tersebut tidak ada maka tempat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai negara. Setelah suatu
negara terbentuk, maka negara tersebut berhak membentuk konstitusi. Konstitusi berfungsi
sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat. Suatu negara tanpa konstitusi seperti halnya
kapal tanpa nahkoda yang berjalan tanpa arah dan tujuan.
Maka dari itu, berdasarkan ilustrasi diatas makalah ini dibuat untuk memberikan
wawasan bagi khalayak umum, khususnya pada generasi muda saat ini untuk mengetahui
pentingnya pemahaman tentang negara.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka timbul beberapa identifikasi masalah diantaranya:
1. Pengertian dari Ilmu Negara?
2. Apa saja unsur dan sifat-sifat suatu negara?
3. Apa saja manfaat dari mempelajari Ilmu Negara?

1.3 Tujuan
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dengan dibuatnya makalah ini bertujuan
untuk:
1. Untuk mengetahui definisi dari Ilmu Negara baik dari para ahli maupun dari buku.
2. Untuk mengetahui unsur dan sifat-sifat suatu negara.
3. Untuk mengetahui manfaat dari mempelajari Ilmu Negara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Ilmu Negara

Ilmu Negara berasal dari rangkaian dua kata-kata, yakni: “Ilmu” dan “negara”.
Ilmu berarti suatu sistem pengetahuan (supernatural knowledge, esoteric wisdom,
science). Sedangkan pengertian negara dirumuskan juga dalam berbagai definisi, seperti
dikemukakan oleh para ahli pikir:

a. Aristoteles, negara (polis) ialah persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai
kehidupan yang sebaik-baiknya;

b. Jean Bodin, negara ialah suatu persekutuan dari keluarga-keluarga dengan segala
kepentingannya yang dipimpin oleh akan dari suatu kekuasaan yang berdaulat;

c. Hans Kelsen, negara ialah suatu susunan pergaulan hidup bersama dengan tata
paksa;

d. Harold Laski, negara adalah suatu organisasi paksaan (coercive instrument);

e. Hugo Grotius, negara merupakan suatu persekutuan yang sempurna dari


masyarakat yang merdeka untuk memperoleh perlindungan hukum;

f. Woodrow Wilson, negara adalah rakyat yang terorganisasi untuk hukum dalam
wilayah tertentu (a people organised for law within a definite territory);

g. Bluntschli, negara adalah diri rakyat yang disusun dalam suatu organisasi politik
di suatu daerah tertentu (politisch organisierte Volksperson eines bestimten
landes).

h. Logemann, negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan


kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan sesuatu masyarakat.

i. Kranenburg, manusia adalah makhluk sosial pada dasarnya juga makhluk golongan
dan Ilmu Negara memandangnya sebagai makhluk golongan tersebut.

Sedangkan dalam pengertian negara itu harus tercermin tiga unsur yang merupakan
syarat keberadaan negara itu yakni:

1. Adanya tempat, daerah atau wilayah tertentu.


2. Adanya rakyat atau masyarakat yang mendiami atau menempati daerah atau
wilayah tertentu itu.

3. Adanya organisasi yang berbentuk pemerintah yang berkuasa dan berdaulat, yang
menjamin dan melindungi rakyat atau masyarakat yang mendiami daerah atau
wilayah tertentu tersebut.

Di negara-negara yang bahasa pengantarnya bahasa Inggris, dipergunakan istilah


“political science” atau “political theory”, di Perancis disebut “science politiques” atau
“science d’etat”, di Spanyol disebut “teoria politica”, sedangkan di negeri Belanda disebut
“staatsleer”.

Istilah “political science” mengandung makna politik, yang berasal dari kata
“politeia”, yang berarti negara. Ilmu Negara dianggap sama dengan ilmu politik, yang
berasal dari bahasa Yunani (polis) yang tidak hanya berarti negara. Kata tersebut tidak
hanya berkaitan dengan masalah kenegaraan, tapi juga berarti suatu akal dan upaya untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

2.2 Objek Ilmu Negara

lmu Negara berarti ilmu yang mempelajari, mengkaji dan menyelidiki segala
sesuatu yang menyangkut negara. Baik mengenai asal usulnya, seluk-beluk, bentuk dan
wujudnya maupun tentang segala sesuatu yang menyangkut negara itu secara umum.

Karena itu, Prof. Kranenburg dalam bukunya “Algemeene Staatsleer” menyatakan,


negara adalah buah penyelidikan ilmu negara umum. Olehnya dicoba untuk mengikuti
tumbuh, wujud dan bentuk-bentuk negara. Dari obyeknya, yakni negara dalam pengertian
yang abstrak, ilmu negara mengkaji lebih lanjut asal mula, hakekat dan bentuk negara pada
umumnya.

Tugas ilmu negara adalah mengkaji dan mempelajari sifat, seluk-beluk, segi-segi
dan masalah-masalah negara secara umum tersebut. termasuk asal mula negara, sejarah
terjadinya negara, organisasi dan peranannya dalam perikehidupan manusia. Ilmu negara
mengumpulkan segala gejala-gejala serta peristiwa-peristiwa mengenai negara, pada masa
lalu, kini dan tinjauannya pada masa datang.
Pola pengkajian ilmu negara bertautan pada dua kerangka yang beraspek ganda. Di
satu pihak penyelidikan dan pengkajiannya dalam tatanan struktural yang merupakan
strategi dan tata kerjanya merangkai gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa mengenai seluk-
beluk negara, di lain pihak berperan fungsional, yang merupakan taktik kerjanya dalam
menentukan materi mencapai tujuan.

2.3 Unsur-Unsur Dari Suatu Negara

Yang dimaksud dengan unsur-unsur negara adalah bagian-bagian yang menjadikan


negara itu ada. Dengan lengkapnya unsur-unsur itu, maka lengkaplah tiang-tiang yang
pokok bangun seuah negara. Unsur-unsur yang dimaksud ialah:

1. Wilayah
Yang dimaksud dengan wilayah tertentu ialah batas wilayah dimana
kekuasaan negara itu berlaku. Selain itu dikenal apa yang disebut daerah-daerah
eksteritorial yang artinya keuasaan negara bisa berlaku di luar daerah
kekuasaannya sebagai pengecualian, misalnya di tempat kediaman kedutaan asing,
dimana berlaku kekuasaan negara asing tersebut. Juga suatu kapal perangbisa
merupakan daerah eksteritorial.
Mengenai batas wilayah suatu negara tidak ditemui dalam Undang-Undang
Dasar Negara, tetapi merupakan ketentuan dalam perjanjian (traktat) antara dua
negara atau lebih yang berkepentingan dan biasanya merupakan negara tetangga.
Jika antara dua negara saja maka perjanjian itu bersifat bilateral, sedangkan jika
lebih dari dua negara, sifat perjanjian itu mulilateral. Jika kata-kata wilayah itu
disebutkan juga dalam UUD, maka ketentuan itu tidak mempunyai arti yuridis
sama sekali. Oleh karena penentuan wilayah tidak bisa ditentukan secara sepihak.
Penentuan dalam UUD hanya suatu peringatan saja bahwa negara itu mempunyai
wilayah yang terbatas.

Wilayah atau territoir mempunyai arti luas yang meliputi:

1. Udara
2. Darat
3. Laut
Dan ketiganya itu ditentukan oleh perjanjian internasional.
2. Rakyat
Istilah rakyat dalam arti sehari-hari sangat luas, sehingga dalam arti
teknisnya sering menimbulkan kekaburan. Setidak-tidaknya bisa dirumuskan
bahwa rakyat sebagai sekumpulan manusia yang hidup di suatu tempat. Arti rakyat
dengan bangsa itu berbeda.
Rumpun, diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena mempunyai ciri-ciri jasmaniah yang sama. Ciri-ciri jasmaniah itu
misalnya warna kulit, warna rambut, bentuk badan, bentuk muka dan sebagainya.
Karena persamaan ciri-ciri jasmaniah itulah maka penduduk dunia ini dibagi-bagi
dalam dalam macam-macam rumpun seperti rumpun melayu, rumpun kuning,
rumpun putih, rumpun hitam dan sebagainya. Masing-masing rumpun itu dibagi-
bagi lagi dalam rumpun-rumpun kecil atau campuran.
Bangsa diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena mempunyai perasaan kebudayaan, misalnya bahasa, adat
kebiasaan, agama dan sebagainya. Oleh karena persamaan bahasa itu misalnya
maka orang akan menyebut bangsa Arab, walaupun di dalamnya terdiri dari
bangsa-bangsa Mesir, Irak, Yordania dan sebagainya. Dengan ciri-ciri tersebut di
atas, maka jelaslah bahwa arti rumpun dibedakan dari bangsa.
Natie, juga sering disebut sebagai bangsa, akan tetapi mempunyai ciri-ciri
yang berbeda. Natie diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena mempunyai kesatuan politik yang sama. Ciri-ciri jasmaniah
maupun kebudayaan tidak merupakan syarat mutlak bagi terbentuknya suatu
bangsa (natie). Contoh terdirinya natie didunia ini merupakan gabungan dari
bangsa-bangsa yang mempunyai bahasa-bahasa yang berbeda dan terdiri atas
beberapa rumpun. Orang menyebut bangsa Swiss, tetapi bangsa ini sebenarnya
terdiri atas bangsa-bangsa yang berbeda-beda bahasanya, sehingga negara itu
disebut sebagai negara nasional, karena negara itu didirikan atas keadaan nasional.
Dari uraian arti rumpun, bangsa dan natie, maka rakyat itu mempunyai arti
yang netral. Rakyat sebagai salah satu unsur daripada negara harus dihubungkan
dengan ikatannya dengan negara, karena itu rakyat harus dimaksudkan sebagai
warga negara yang dibedakan dengan orang asing.
• Kewarganegaraan
Ikatan seseorang yang menjadi warga negara itu menimbulkan hak dan
kewajiban baginya. Karena hak dan kewajiban itu, maka kedudukan seorang
warga negara dapat disimpulkan dalam empat hal yang disebut sebagai
berikut:
1. Status Positif
Status positif seorang warga negara ialah memberi hak kepadanya untk
menuntut tindakan positif daripada negara mengenai perlindungan atas jiwa,
raga, milik, kemerdekaan dan sebagainya. Untuk itu maka negara membentuk
badan-badan pengadilan, kepolisian dan kejaksaan dan sebagainya, yang akan
melaksanakan kepentingan warga negaranya dalam pelanggaran-pelanggaran
yang behubungan dengan hal-hal tersebut di atas.
2. Status Negatif
Status negatif seorang warga negara akan memberi jaminan kepadanya
bahwa negara tidak boleh campur tangan terhadap hak-hak asasi warga
negaranya. Campur tangan negara terhadap hak-hak asasi warga negaranya
bersifat terbatas, untuk mencegah timbulnya tindakan yang sewenang-wenang
daripada warga negara. Walaupun demikian, dalam keadaan tertentu, negara
dapat melanggar hak-hak asasi rakyat jika tindakannya ditujukan untuk
kepentingan umum. Umpamanya dalam hal negara hendak membuat jalan
yang harus melewati tanah milik perseorangan. Demi kepentingan umum,
milik perseorangan ini dapat dilanggar, akan tetapi sebagai imbangannya
diberikan ganti rugi.
3. Status Aktif
Status aktif memberi hak kepada setiap warga negaranya untuk ikut serta
dalam pemerintahan. Untuk mewujudkan hal ini, setiap warga negara diberi
hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota dalam Dewan Perwakilan
Rakyat.
4. Status Pasif
Status pasif merupakan kewajiban bagi setiap warga negara untuk
mentaati dan tunduk kepada segal perintah negaranya. Misalnya, apabila
negara dalam keadaan perang, maka setiap warga negara menurut syarat-syarat
tertentu wajib memanggul senjata untuk membela negaranya.
Berdasarkan empat kedudukan tersebut di atas, maka seorang asing itu
dibedakan dari seorang warga negara, karena bagi orang asing tidak ada ikatan
hak dan kewajiban terhadap bukan negaranya. Bila seorang asing itu menetap
untuk waktu yang tidak lama, maka ia dapat digolongkan sebagai penduduk
yang terikat pada syarat-syarat peraturan tertentu.
Mengenai soal kewarganegaraan, masing-masing negara menganut asas
yang menguntungkan, misalnya orang mengenal dua macam asas
kewargangeraan, dan lainnya adalah campuran dari kedua asas itu. Asas
tersebu adalah:
1. Ius Sanguinis, adalah suatu asas dimana seorang menjadi warga negara
berdasarkan keturunan. Jadi seseorang itu menjadi warga negara Indonesia,
karena ia dilahirkan dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia.
2. Ius Soli, adalah suatu asas dimana seseorang menjadi warga negara
berdasarkan tempat kelahiran. Jadi seseorang itu menjadi warga negara
Indonesia bila ia dilahirkan diwilayah Indonesia.
Adapun yang dimaksudkan dengan campuran adalah bilamana dua asas
tersebut sekaligus diperlakukan.
• Dwikenegaraan
Hal ini adalah suatu keadaan bahwa seseorang mempunyai dua macam
kewarganegeraan. Misalnya, menurut syarat kewarganegaraan Inggris,
seseorang yang dilahirkan di dalam wilayah Inggris dianggap sebagai British
Citizen, walaupun orang tuanya itu warga negara Belanda. Sedangkan menurut
kewarganegaraan Belanda, seseorang yang diturunkan oleh seorang Belanda
menjadi orang belanda, walaupun ia dilahirkan di luar wilayah negeri Belanda.
Dengan demikian, timbulah keadaan bahwa orang tadi mempunyai dua macam
kewarganegaraan.
• Tanpa Kewarganegaraan
Seseorang juga dapat berstatus tidak memiliki kewarganegaraan
sehingga ia menjadi tanpa kewargangaraan. Misalnya sebagaimana contoh di
atas, negara Inggris memakai asas ius soli. Sedangkan Belanda Ius Sanguinus.
Maka jika seorang warga negara Inggris melahirkan seorang anak di Belanda,
maka anak tersebut terlahir tanpa kewarganegaraan.
3. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintahan merupakan alat bagi negara bagi penyelenggaraan segala
kepentingan rakyatnya serta merupakan alat untuk mewujudkan tujuan negara yang
sudah ditetapkan. Pemerintah haruslah diartikan secara luas yang mencakup semua
badan-badan negara. Suatu hal yang penting ialah bahwa pemerintahan yang
berkuasa haruslah diakui oleh rakyatnya karena pada hakekatnya pemerintah
merupakan pembawa suara dari rakyat, sehingga pemerintah dapat berdiri dengan
stabil.
Demikian pula pengakuan dari luar, sering didasarkan atas kestabilan dari
pemerintah dan apakah pemerintahan yang dijalankan itu benar-benar efektif.
Karena itu pada permulaan negara merdeka, tidak jarang pengakuan terhadap
negara itu mula-mula bersifat sementara sampai pada saat tertentu negara itu sudah
mempunyai pemerintah yang stabil dan efektif.
Negara mempunyai sifat yang lebih kekal, baik mengenai bentuk maupun
susunannya, sedangkan pemerintahan seringkali berubah-ubah. Selain itu di dunia
ini terdapat negara yang belum merdeka penuh atau negara jajahan atau setengah
jajahan. Walaupun demikian ketiga unsur sebagai negara harus ada, walaupun
salah satu unsur diantaranya yaitu unsur pemerintahan belum sempurna. Misalnya
pemerintahannya masih di bawah pengawasan negara lain. Negara yang merdeka
adalah negara dimana memiliki ketiga unsur itu yang terdiri atas satu bangsa.
4. Pengakuan Negara Lain
Pengakuan dari negara lain sangat diperlukan sebagai suatu pernyataan
dalam tata hubungan internasional. Suatu negara membutuhkan pengakuan dari
negara lain disebabkan oleh faktor-faktor antara lain:
• Adanya kekhawatiran terancamnya kelangsungan hidup negara terhadap
interfensi yang datang dari dalam maupun dari luar.
• Ketentuan hukum alam yang tidak dapat dihindari bahwa suatu negara tidak
dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.

2.4 Sifat-Sifat Suatu Negara

Suatu negara supaya dapat menjaga dan mempertahankan keutuhan wilayahnya,


kehormatan serta kelangsungan hidupnya, negara memiliki beberapa sifat khusus
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memaksa
Memaksa memiliki arti bahwa suatu negara memiliki
kekuasaan/kewenangan untuk mewajibkan warga negaranya supaya patuh dan taat
pada peraturan yang ada dengan menggunakan alat paksa berupa polisi, jaksa, hakim
dan juga sanksi yang tegas bagi yang melanggar aturan.
Warga negara yang melanggar atau membangkan dan tidak patuh pada aturan
akan dikenakan sanksi yang tegas. Contoh sifat negara memaksa:
• Negara melalui peraturannya dapat memaksa warga negaranya untuk tidak
melakukan sesuatu (larangan) seperti dilarang membunuh, pakai narkoba, dll.
• Negara dapat mengatur dalam berbagai bidang kehidupan seperti
perdagangan, pendidikan & kebudayaan, industri, pariwisata, komunikasi,
pariwisata dll.
2. Monopoli
Sifat monopoli ini mempunyai arti bahwa suatu negara juga memiliki
kekuasaan/kewenangan yang mutlak untuk mengatur arah perjuangan ataupun juga
menentukan tujuan yang akan dicapai oleh nation yang bersangkutan.
Setiap hal yang berkaitan dengan masyarakat banyak bisa dimonopoli oleh
negara. Contoh sifat negara yang memonopoli dapat kita lihat dari berbagai bidang
seperti: Bidang ekonomi, negara dapat merekayasa harga agar tercipta stabilitas
harga bahan pokok.
3. Mencakup / Menyuluruh
Menyeluruh atau mencakup semua ini berarti bahwa setiap negara memiliki
kewenangan untuk memberlakukan semua peraturan yang telah dibuat oleh negara
tersebut dan diperuntukkan untuk semua rakyat tanpa terkecuali atau tanpa adanya
diskriminasi.
Menyeluruh atau mencakup semua disebut juga dengan sifat totalitas,
sebagai contoh adalah semua warga negara tanpa terkecuali harus membayar pajak,
semua warga negara wajib untuk melakukan upaya bela negara, semua harus tunduk
pada peraturan yang berlaku dsb.

2.5 Manfaat Mempelajari Ilmu Negara

Ilmu negara merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang ilmu
yang obyeknya adalah negara. Ilmu negara sendiri dibagi menjadi 2 bagian, yaitu tinjauan
secara sosiologis dan tinjuan secara yuridis. Tinjauan secara sosiologis yaitu meninjau
tentang sifat-sifat negara, sedangankan tinjauan secara yuridis yaitu meninjau tentang
konstitusi negara. Tujuan mempelajari ilmu negara itu sendiri ialah:
1. Tujuan secara akademis, dimana untuk memahami secara holistik tentang
persoalan yang berkaitan dengan negara menggunakan metode dan pendekatan
kenegaraan atau secara politik dan hukum sebagai dasar ilmu hokum tata negara.
2. Tujuan secara praktis, memberikan pemahaman ke mahasiswa tentang dasar-dasar
dari negara dan sisi hukum serta mampu menganalisis secara ilmiah dan obyektif
untuk kedinamikaan negara.
3. Sebagai bahan kajian kenegaraan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan di atas
maka kita dapat menarik kesimpulan yaitu:
1. Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sendi
pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa
dalam negara-negara yang ada atau pernah ada didunia ini.
2. Unsur-unsur dari suatu negara diantaranya: wilayah, rakyat, pemerintah yang
berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Lalu sifat-sifat dari suatu negara
diantaranya: memaksa, monopoli. dan mencakup/menyeluruh.
3. Tujuan mempelajari ilmu negara diantaranya: Untuk memahami secara holistik
tentang persoalan yang berkaitan dengan negara; untuk memberikan pemahaman
tentang dasar-dasar dari negara; dan tentunya sebagai bahan kajian kenegaraan.

3.2 Saran
Penulis sadar bahwa isi dari makalah ini belum sempurna seperti apa yang
diharapkan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu dosen atas
ketidaksempurnaan penulisan makalah ini agar kedepannya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 30 Oktober 2015. “Tugas & Materi Kuliah”.


https://tugaskuliah15.blogspot.com/2015/10/makalah-ilmu-negara.html, diakses
pada tanggal 28 Desember 2020.

Hidayat, Rahmad. 25 Juli 2019. “Sifat sifat Negara: Memaksa, Monopoli dan Menyeluruh”.
https://www.kitapunya.net/sifat-sifat-
negara/#:~:text=Kesimpulannya%20%3A%20Setidaknya%20suatu%20nation%2
0atau,%2C%20dan%20menyeluruh%2Fmencakup%20semua, diakses pada
tanggal 29 Desember 2020.

Joko. 01 Juni 2016. “Makalah Pendidikan: Pengertian Ilmu Negara”.


https://pandidikan.blogspot.com/2016/06/pengertian-ilmu-negara.html, diakses
pada tanggal 28 Oktober 2020.

Syailan, Muhammad. 07 Maret 2019. “Dunia Pendidikan: Makalah Tentang Ilmu Negara”.
https://muhammadsyailan.blogspot.com/2019/03/makalah-tentang-ilmu-
negara.html?m=1, diakses pada tanggal 29 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai