HAK TANGGUNGAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Hukum Jaminan
Kelas B
Disusun Oleh:
Hukum Jaminan
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PASUNDAN
2023
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1 Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996. Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda
Yang Berkaitan Dengan Tanah. Jakarta, Pasal 1 angka (1)
2 Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, A, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis Dan Disertasi, PT.
2
2.2 Subjek dan Objek Hak Tanggungan
2.2.1 Subjek Hak Tanggungan
Subjek Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 9
UUHT, dari kedua pasal tersebut dapat diketahui bahwa yang menjadi subjek
dalam Hak Tanggungan adalah pemberi Hak Tanggungan dan pemegang Hak
Tanggungan.
3 J. Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan,Hak Tanggungan Buku II. PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung: 2004, hlm. 308
4 Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan. Sinar Grafika, Jakarta: 2012, hlm.39
3
b) Hak Guna Usaha (HGU);
c) Hak Guna Bangungan (HGB);
d) Hak Pakai atas Tanah Negara;
e) Hak Pakai Atas Tanah Milik, yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah;
f) Rumah susun dan hak milik atas satuan rumah susun, yang didirikan di atas
tanah hak pakai atas tanah negara; dan
g) Berikut atau tidak berikut bangunan, tanaman, dan hasil karya yang telah ada
atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut dan
merupakan milik pemegang hak atas tanah.
Pada hari ini, Rabu, di Indramayu, tanggal 10 November 2018 (sepuluh November
dua ribu delapan belas), telah disepakati perjanjian antara:
Dalam perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-
sama disebut PARA PIHAK.
4
Para Pihak dalam perjanjian ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Bahwa Pihak Kedua hendak meminjam uang kepada Pihak Pertama dengan
maksud untuk mengembangkan usaha yang sedang dijalankan oleh Pihak
Kedua;
2. Bahwa Pihak Kedua telah menerima pinjaman dari Pihak Pertama sebesar
Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah);
3. Bahwa untuk menjamin pengembalian pinjaman kepada Pihak Pertama, maka
dengan ini Pihak Kedua menyerahkan jaminan berupa Sertifikat Hak Milik
atas sebidang tanah dengan nomor 11/HM/29.03.2011 dengan luas tanah
sebesar 150 m2 yang dimiliki oleh Pihak Kedua;
4. Bahwa Pihak Kedua menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Sertifikat
Hak Milik atas sebidang tanah yang dijadikan jaminan kepada Pihak Pertama
adalah milik pribadinya tidak dalam sengketa atau melekat beban hak lainnya.
Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Pihak Pertama dan Pihak
Kedua dengan ini menyatakan telah setuju dan saling mufakat untuk membuat
suatu Perjanjian Hutang Piutang dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
sebagai berikut:
1) Bahwa Pihak Kedua akan membayar pinjaman Rp. 60.000.000,- (enam puluh
juta rupiah) secara bertahap/mencicil selama 10 (sepuluh) bulan berjalan
terhitung sejak tanggal perjanjian ini dibuat dan ditandatangani Para Pihak,
yang dimana biaya cicilan per-bulannya sebesar Rp. 6.000.000,- (enam juta
rupiah). Bahwa pembayaran cicilan harus disetorkan dengan cara transfer
melalui rekening atas kesepakatan Pihak Pertama dan Pihak Kedua yang
selanjutnya dibuatkan catatan khusus untuk itu;
2) Bahwa Pihak Kedua menyerahkan Sertifikat Hak Milik atas sebidang tanah
dengan nomor 11/HM/29.03.2011 atas nama Yaya Junaedi, dengan luas tanah
sebesar 150 m2 yang akan diserahkan kepada Pihak Pertama untuk sebagai
jaminan pinjaman dan selanjutnya Pihak Pertama akan mengembalikan
jaminan tersebut kepada Pihak Kedua setelah pelunasan pinjaman;
5
3) Bahwa Pihak Kedua menyatakan dan menjamin kepada Pihak Pertama bahwa
objek yang dijaminkan adalah benar-benar milik pribadinya dan tidak dalam
keadaan sengketa atau menjadi jaminan pihak lain, dan selama Sertifikat Hak
Milik sebagai jaminan berada ditangan Pihak Pertama, maka segala kekuasaan
dan pengelolaan diatasnya menjadi hak Pihak Pertama;
4) Bahwa apabila Pihak Kedua tidak mencicil pembayaran selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut, maka Pihak Pertama akan memberikan peringatan sebanyak
tiga kali baik melaui lisan maupun tertulis yang dikirimkan kepada Pihak
Kedua, dan apabila setelah diberikan tiga kali peringatan belum juga
melaksanakan kewajiban pembayaran, maka Pihak Kedua memberikan hak
dan kuasa kepada Pihak Pertama untuk menjual objek jaminan dan hasil
penjualannya akan diserahkan kepada Pihak Kedua setelah
dipotong/dikurangi sisa hutang dan proses penjualan yang wajar;
5) Bahwa sehubungan dengan apa yang diuraikan di atas, maka Para Pihak
bersama ini menerangkan agar supaya dikemudian hari Para Pihak tidak
memungkirinya, maka Pihak Kedua dengan ini berjanji dan oleh karena itu
mengikat diri dalam perjanjian ini dan menyerahkan sertifikat objek jaminan
kepada Pihak Pertama sampai dengan pelunasan;
6) Bahwa apabila dikemudian hari timbul sesuatu perselisihan didalam
melaksanakan isi perjajian ini, maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua akan
berusaha sekeras-kerasnya untuk menyelesaikannya dengan jalan
musyawarah;
7) Bahwa jika cara musyawarah ini tidak dapat menghasilkan suatu
penyelesaian, maka Para Pihak telah sepakat untuk menyerahkan
persoalannya kepada Pengadilan Negeri Indramayu.
6
Indramayu, 10 November 2018
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
Analisis:
Dalam contoh perjanjian tersebut Para Pihak menggunakan nama Pihak
Pertama & Pihak Kedua bukanlah Kreditur & Debitur, karena perjanjian di atas
merupakan perjanjian pinjam-meminjam antar orang yang tidak terkait dengan
bank, bukan perjanjian pinjam-meminjam orang dengan bank.
7
maka Pihak Pertama akan melakukan teguran terlebih dahulu sebanyak tiga kali
dan jika teguran tersebut tetap dihiraukan, maka Pihak Pertama berhak untuk
menjual objek jaminannya yaitu berupa sebidang tanah seluas 150 m2 beserta
Sertifikat Hak Milik-nya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasakan identifikasi masalah dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
9
DAFTAR PUSTAKA
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, A. 2014. Penerapan Teori Hukum Pada
Penelitian Tesis Dan Disertasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
10