Anda di halaman 1dari 3

JAMINAN HAK TANGGUNGAN

Rohma Dewi1,
Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah UNUJA
Email:

Yeni Prastika2,
Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah UNUJA
Email: yenip1752@gmail.com

ABSTRAK

Penulisan ini membahas mengenai jaminan hak tanggungan. Dalam tulisan ini bertujuan
untuk memahami dan mengerti tentang seperti apa hak tanggungan itu sendiri.

PENDAHULUAN

Didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 mengenai Hak


Tanggungan atas Tanah Benda-benda yang berkaitan dengan Tanah (Lembaran Negara Nomor
42 dan Tambahan Lembaga Negara Nomor 3632) untuk selanjutnya disebut UUHT, ditunjukkan
untuk menggantikan kedudukan Hypotheet dan Credietverbandn serta menjamin adanya
kepastian hukum bagi pihak-pihak yang terlibat dalam perkreditan ataupun utang piutang
terhadap jaminan pelunasannya dengan adanya suatu barang jaminan khusus mengenai
kebendaan tidak bergerak. Oleh karena itu UUHT adalah merupakan satu-satunya lembaga hak
jaminan atas tanah1.

Obyek Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 4 UUHT, yaitu Hak Milik, Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas tanah Negara yang menurut ketentuan yang berlaku
wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak
Tanggungan. Salah satu ciri Hak Tanggungan sebagai lembaga hak jaminan atas tanah untuk
pelunasan utang tertentu yaitu mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.

Pasal 1 UUHT menyatakan bahwa: Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang
dibebankan pada Hak Milik atas Tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut benda-benda lain merupakan
satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan
yang diutamakan kepda kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.

Oleh karenanya, lahirnya hak tangungan adalah pada saat di daftarnya hak tangungan
tersebut maka kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan
diharuskan ada pada pemberi hak tanggungan pada saat pembuatan buku-buku tanah hak

1
Tami Rusli, 2008, Hak Tanggungan sebagai Lembaga Jaminan terhadap Hak Milik atas Tanah, Pranata Hukum.
Hlm 1
tanggungan. Untuk itu harus dibuktikan keabsahan kewenangan tersebut pada saat di daftarnya
hak tanggungan yang bersangkutan2.

Pengaturan mengenai hak tanggungan di Indonesia menganut asas hukum adat, yaitu asas
pemisahan horisontal yaitu bangunan serta tanaman dan benda-benda yang ada di atas tanah
yang merupakan satu kesatuan dengan tanah bukan merupakan bagian dari tanah tersebut, maka
dalam hal jual beli atau pembebanan jaminan tidak sendirinya meliputi benda-benda yang ada di
atasnya. Hal tersebut terdapat pada Pasal 4 ayat (4) UndangUndang Hak tanggungan bahwa Hak
tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan hasil
karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut, dan
yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan tegas dinyatakan
di dalam akta pemberian Hak tanggungan yang bersangkutan.

PEMBAHASAN

1. Definisi Hak Tanggungan

Hak Tanggungan menurut ketentuan Pasal 1 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996


tentang Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang
selanjutnya disebut 7Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada Hak Milik atas
Tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut benda-benda lain merupakan satu kesatuan dengan tanah
itu, untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepda
kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.

Angka 4 Penjelasan Umum Undang-undang Hak Tanggungan juga menyatakan


pengertian Hak Tanggungan, yaitu3: Hak Tanggungan adalah hak jaminan atas tanah untuk
pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditur tertentu
terhadap kreditur-kreditur lain. Dalam arti, bahwa jika debitur cedera janji, kreditur pemegang
Hak Tanggungan berhak menjual melalui pelelangan umum tanah yang dijadikan jaminan
menurut kententuan perudangan-undangan yang bersangkutan, dengan hak mendahului daripada
kreditur-kreditur yang lain.

Rumusan di atas menetapkan bahwa pada dasarnya suatu Hak Tanggungan adalah suatau
bentuk jaminan pelunasan hutang, dengan hak mendahului bagi kreditur pemegang Hak
Tanggungan dengan objek (jaminan)nya berupa hak-hak atas tanah yang diatur dalam Undang-
undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria 4. Lahirnya undang-
undang tentang Hak Tanggungan karena adanya perintah dalam pasal 51 UUPA, yang

2
Trisadini P Usanti dan Leonora Bakarbessy, Hukum Jaminan, Revka Petra Media, Surabaya, 2013, hal. 68
3
Salim H.S., Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2004, hal 306.
4
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Kekayaan: Hak Tanggungan, Jakarta, Prenada Media, 2004, hal
13
menyatakan “Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada hak milik, hak guna usaha dan hak
guna bangunan tersebut dalam Pasal 25, Pasal 33 dan Pasal 39 diatur dalam undang-undang”.5

2. Prakter Hak Tanggungan

5
Salim H.S, op.cit, hal.99.

Anda mungkin juga menyukai