Rohma Dewi1,
Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah UNUJA
Email:
Yeni Prastika2,
Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah UNUJA
Email: yenip1752@gmail.com
ABSTRAK
Penulisan ini membahas mengenai jaminan hak tanggungan. Dalam tulisan ini bertujuan
untuk memahami dan mengerti tentang seperti apa hak tanggungan itu sendiri.
PENDAHULUAN
Obyek Hak Tanggungan diatur dalam Pasal 4 UUHT, yaitu Hak Milik, Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas tanah Negara yang menurut ketentuan yang berlaku
wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak
Tanggungan. Salah satu ciri Hak Tanggungan sebagai lembaga hak jaminan atas tanah untuk
pelunasan utang tertentu yaitu mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.
Pasal 1 UUHT menyatakan bahwa: Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang
dibebankan pada Hak Milik atas Tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, berikut benda-benda lain merupakan
satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan
yang diutamakan kepda kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain.
Oleh karenanya, lahirnya hak tangungan adalah pada saat di daftarnya hak tangungan
tersebut maka kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan
diharuskan ada pada pemberi hak tanggungan pada saat pembuatan buku-buku tanah hak
1
Tami Rusli, 2008, Hak Tanggungan sebagai Lembaga Jaminan terhadap Hak Milik atas Tanah, Pranata Hukum.
Hlm 1
tanggungan. Untuk itu harus dibuktikan keabsahan kewenangan tersebut pada saat di daftarnya
hak tanggungan yang bersangkutan2.
Pengaturan mengenai hak tanggungan di Indonesia menganut asas hukum adat, yaitu asas
pemisahan horisontal yaitu bangunan serta tanaman dan benda-benda yang ada di atas tanah
yang merupakan satu kesatuan dengan tanah bukan merupakan bagian dari tanah tersebut, maka
dalam hal jual beli atau pembebanan jaminan tidak sendirinya meliputi benda-benda yang ada di
atasnya. Hal tersebut terdapat pada Pasal 4 ayat (4) UndangUndang Hak tanggungan bahwa Hak
tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut bangunan, tanaman, dan hasil
karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut, dan
yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan tegas dinyatakan
di dalam akta pemberian Hak tanggungan yang bersangkutan.
PEMBAHASAN
Rumusan di atas menetapkan bahwa pada dasarnya suatu Hak Tanggungan adalah suatau
bentuk jaminan pelunasan hutang, dengan hak mendahului bagi kreditur pemegang Hak
Tanggungan dengan objek (jaminan)nya berupa hak-hak atas tanah yang diatur dalam Undang-
undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria 4. Lahirnya undang-
undang tentang Hak Tanggungan karena adanya perintah dalam pasal 51 UUPA, yang
2
Trisadini P Usanti dan Leonora Bakarbessy, Hukum Jaminan, Revka Petra Media, Surabaya, 2013, hal. 68
3
Salim H.S., Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2004, hal 306.
4
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Kekayaan: Hak Tanggungan, Jakarta, Prenada Media, 2004, hal
13
menyatakan “Hak Tanggungan yang dapat dibebankan pada hak milik, hak guna usaha dan hak
guna bangunan tersebut dalam Pasal 25, Pasal 33 dan Pasal 39 diatur dalam undang-undang”.5
5
Salim H.S, op.cit, hal.99.