PERJANJIAN TAMBAHAN(ACCESSOIR)
DENGAN OBYEKHAI' TANGGUNGAN SEBAGAI
SARANA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR
Abdul Jabar
Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember
Abstrak
Perjanjian tambahan dengan obyek hak tanggungan lahir sebagai
konsekuensi dari adanya perjanjian pokok dengan tujuan utuk
melindungi kqrtingan kreditor agar pihnk kreditor memperoleh
kepastinn balnva kredit yang telah disalurkan akan benar-benar dibayar
lunas oleh debitor. Lahirnya Irrikntan dalam perjanjian dengan obyek
hak tanggungan bermvnldari kesepakntankedua belah para pihak yang
selanjutnya obyek hak tanggungan tersebut harus dicatat dan
didaftarknn dalam buku tanah di kantor Pertanahnn, selanjutnya
status hukum Èrrjanjian jaminan dengan obyekhak tanggungan yang
dipegang oleh kreditor memiliki sifat istimetva sehingga
berkonsekuensiballtva kreditor Fmegang hnk tanggungan menziltki
link preferensi dalam pelunasan titang. Sifat hak tanggungan tidak
dapat dibagi-bagi kecualijikn diperjanjiknndalam APHT, Bila titang
masih dilunasi sebagian, mnka Objeklink tanggungan tidak dapat
terbebas dari jaminan pembebanan utang untuk sebagian, tapi tetap
terbebanijaminan pembebananutang sampai utang tersebut dilunasi
secara keseluruhan
Pendahuluan
Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam perjanjian kredit
adalah kewajiban debitor untuk menyediakan jaminan bagi kreditor,
syarat tersebut bersifat absolute.Dengan maksud untuk memberikan
kepastian bahwa kredit yang akan diberikan oleh kreditor akan
dibayar oleh debitor, sekaligus untuk mencegah timbulnya kerugian
bagi pihak kreditor. Jaminan yang dapat oleh debitor
terhadap kreditor dapat berupa jaminan kebendaan dan dapat juga
berupa jaminan orang, adapun lembagajaminan yang akan dipakai
apabila jaminannya adalah benda yaitu dapat berupa hipotik, gadai,
hak tanggungan, fiducia, lembaga jaminan dengan orang
sebagai jaminannya adalah borgtocht.
Pembahasan
1. Hak yang muncul dengan adanya Perjanjian Kredit Perbankan
Perjanjian kredit akan melahirkan hak dan kewajiban bagi para
pihak yang telah mengadakan perjanjianmanakala perjanjiankredit
tersebut telah ditutup/disepakati,pihak kreditor akan memenuhi
kewajibannyayaitu akan memberikansejumlahuang kepada pihak
debitor, kemudian sebaliknyapihak kreditor berhak atas sejumlah
uang dari kreditor. Kedudukan kreditor dalam kondisi tersebut
diatas sangatlah lemah dan berbahaya jika suatu waktu pihak
debitor rvanprestasi,karena kita ketahui bahwa perjanjian kredit
hanya melahirkan hak perorangan yang sifamya relatize dan
menempatkan kreditor sederajat dengan kreditor yang Iain
(konkuren).
Agar pihak kreditor bisa berada dalam posisi yang aman, maka
dibuatlah perjanjian jaminan. Perjanjianjaminan ini diharapkan akan
menempatkan kreditor dalam posisi yang kuat sebagai pendukung
perjanjian pokok. Hukum perdata, mengelompokkan bentuk
perjanjian dalam dua bentuk yaitu jamian kebendaan dan jaminan
perorangan. Jaminan kebendaan obyeknya adalah benda tertentu
milik debitor yang disediakan secara khusus bagi kepentigan
kreditor tertentu pula, jaminan kebendaan ini apabila dibuat oleh
para pihak merupakan perjanjiankebendaandanbukan perjanjian
i, selanjumya tujuan dari perjanjiankebendaan ini adalah
obligator
untuk melahirkan, mengubah atau meniadakan hak kebendaan,
artinya apabila hak kebendaanyang dimaksud telah lahir, maka
Isnaeni. ibid
Interest, Vol. 15, No. 1 Oktober 2017 |95
Abdu/ Jabar
perjanjian tersebut akan lx•rakhir, dengan demikian jaminan
kebendaan akan mernunculkan hak k&ndaan yang sifatnya
mutlak5. Jika pihak debitor wanpresta.simaka pihak kreditor akan
mendapatkan pelunasan terlebih dahulu daripada kreditor
konkuren. Sedangkan perjanjian perorangan yang diatur dalam
Buku III BW, dengan sebutan penanggunangan borgtocht,
apabila para pihak memperjanjikanjaminan perorangan ini maka
hak yang akan muncul hanyalah hak perorangan ( persoonlijk) dan
sifatnya relative.
5 Isnaeni. ibid
hak guna bangunan atas tanah Negara, hak pengelolaan, hak pakai
atas tanah Negara, dan hak pakai atas tanah hak pengelolaan.
hak tersebut masih ada Iagi hak penyesuaian atas tanah yang
sifatnya perorangan yang dapat dibcbani dengan hak tanggungan
yaitu rumah susun yang terdiri atas tanah hak milik, hak guna
banguanatau hak pakai atas tanah Negara, dan hak milik atas sebuah
rumah susun yang berdiri diatas tanah hak milik, hak guna
bangunan atau hak pakai atas tanah Negara.
Hak-hak atas tanah yang tidak dapat dijadikan obyek hak
tanggungan dikarenakan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan
yang ditetukan oleh perundang-undanganhak tanggugan, yaitu hak
guna usaha, bangunan atas hnah, hak milik, hak pakai atas tanah
hak milik, hak sewa untuk bangunan,hak membuka tanah, hak
usaha bagi hasil, hak gadai tanah, hak menumpang dan hak sewa
tanah pertanian. Sedangkan Hak penguasaan atas tanah yang tidak
dapat dijadikan obyek dengan dibebani hak tanggungan dikarenkan
tidak memenuhi syarat-syaratyang ditetukan oleh undang-undang
hak tanggungan adalah hak pegelolaan, dan wakaf tanah hak milik,
hak-hak ini didaftarkan dikantor pertanahan, namun tidak dapat
dipidahtangankan.
Penutup
Pemasangan hak tanggungan yang diawali dengan perjanjian
pokok bertujuan untuk melindungikepetingankreditor yaitu agar
pihak kreditor memperoleh kepasüan bahwa kredit yang telah
disalurkan akan benar-benar dibayar lunas oleh debitor, dengan hak
tanggungan yang dipegang oleh kreditor, kreditor mempunyai
preferensi dalam pelunasan utang, ini merupakan konsekwensi dari
sifat istimewa yang dimilikioleh hak yang merupakan
hak kebendaan. Sifat hak tanggungan tidak dapat dibagi-bagi kecuali
jika diperjanjikan dalam APHT (Pasal 2 UUHT). Yang dimaksud
dengan tidak dapat dibagi-bagibahwa objek hak tanggungan baru
terbebas dari pembebananjaminan utang bila seluruh utang telah
dilunasi, Bila utang masih dilunasi sebagian, maka objek hak
tanggungan tidak dapat terbebas dari jaminan pembebanan utang
untuk sebagian, tetap terbebani jaminan pembebanan utang
sampai uüng tersebut dilunasi secara keseluruhan.
Lahirnya perikatan dalam perjanjian dengan obyek hak
tanggungan berawal dari kesepakatan kedua belah para pihak
(debiturdan debitur)yang selanjumya obyek hak tanggungan tersebut
harus dicatat dan didaftarkan dalam buku tanah di kantor
Daftar Pustaka
l.ldang-
Harsono, Boedi. Hukum Agrarin Indonesi, Sejarall Pembentukan
undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya,
Jakarta, 1997.
Isnaeni, Moch. HipwtikPesmvat Udara di Indonesia, CV. Dharma Muda,
Surabaya, Cetakan I , 1996.
Isnaeni, Moch. Hukum Jaminan Kebendnan, Eksistensi, Fungsi dan
Pengaturan, IaksBang PRESSindo,Yogyakarta 2016
Yuridika, majalah Hukum UAIR, No:3 Thn.
X Mei - Juni, 1995
Sjahdeni, Sutan Remi, Hak Taggungan; Asas-asns, Ketetuan-ketentuan
Pokok dan Masalah-masalah yang dihndapi oleh Perbankan ( suatu
kajian megenai undang-undnng hak taggungan ), Airlangga
Uiversity Press, Surabaya, 19996.
Soegiarto,l, Hak Pakai atas tanah Negara,Jurnal hokum Bisnis Yayasan
Pengembangan hokum Bisnis, Jakarta, Volume I , 1997.
Sumarjono, Maria, SW, Prinsip dnsar dan isu diseputar ULIHT,Jumal
hokum Bisnis,Yayasan Pengembangan hokum Bisni, Jakarw
Volume I, Jakarta Volume 11997.
Undang-undang No: 5 Tahun 1960tetang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria.
Undang-undang No 4 Tahun 1960tetang Hak taggungan atas tanah
benda-benda yang dengan tanah.
Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1996tetang hak guna Usaha, hak
guna bangunan, hak pakai tanah
Peraturan Pemerintah No; 23 Tahun 1997tentang Pendaftaran tanah