Anda di halaman 1dari 77

TPA II – AKTA – AKTA KREDIT

oleh : Notaris DR. AGUSTINING, S.H., M.Kn.

1. Notaris Dr RUDY HAPOSAN SIAHAAN, SH, SPN, MKn


2. Notaris Dr SUPRAYETNO, SH, MKn
3. Notaris Dr. AGUSTINING, SH, MKn
4. Notaris ZULFITRI, SH, MKn

Notaris Dr. AGUSTINING, SH, MKn

AKTA-AKTA KREDIT, YAITU KESELURUHAN AKTA YANG


BERKAITAN DENGAN PERJANJIAN KREDIT, TERMASUK AKTA
JAMINAN KREDIT;
1. Jaminan perorangan (Contoh aktanya: 1. SOL (Sub Ordenary Loan),
Jaminan Perorangan dan Jaminan Perusahaan)
2. Jaminan kebendaan (Contoh aktanya, Hak Tanggungan (termasuk
SKMHT notaris), Fidusia)
Contoh order dari bank. Dengan Perjanjian Kredit dibawah tangan
Nomor :
Lamp. :
Hal : Pengikatan Jaminan Kredit an. PT. ABC di Kota Medan.
Kepada :
Kantor Notaris/PPAT
Sehubungan dengan pemberian kredit terhadap debitur kami Perseroan Terbatas “PT. ABC” kepada Saudara
dimintakan bantuan dan kerjasamanya untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan pengikatan jaminan Hak Tanggungan terhadap sebidang tanah SHGB nomor : 1234/ Sunggal
terdaftar atas nama Perseroan terbatas PT. ABC; untuk diikat Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) sebesar
Rp.100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). Pengikatan Hak Tanggungan pada poin diatas meliputi segala
sesuatu termasuk bangunan yang ada maupun segala tumbuh tanam yang telah ada maupun yang akan ada
di kemudian hari.
2. Melakukan pengikatan Jaminan Fidusia atas mesin-mesin pabrik sebagai berikut:
Mesin alat berat merk _ Nomor: 1_; Warna; _, Bukti surat pembelian nomor : _ tanggal : _.
1. Melakukan pengikatan Personal Guarantee atas nama tuan A kepada PT. ABC.
2. Melakukan pengikatan Personal Guarantee atas nama Nyonya B kepada PT. ABC.
3. Melakukan pengikatan Company Guarantee PT. Jaya kepada PT. ABC.
4. Mendudukkan Hutang Kepada pemegang saham didudukan sebagai Sub Ordinated Loan (SOL) a.n. PT
ABC sebesar Rp.40.000.000.000,-. (empat puluh miliar rupiah)
Pengikatan tersebut untuk menanggung hutang Perseroan Terbatas ”PT. ABC” berkedudukan di _____ sejumlah
Rp.75.000.000.000 (tujuh puluh lima miliar rupiah) berdasarkan namun tak terbatas pada:
Perjanjian Kredit nomor __ tanggal __ maksimum sebesar Rp.50.000.000.000 (lima puluh miliar rupiah); dan
Perjanjian Kredit nomor __ tanggal __ maksimum sebesar Rp.25.000.000.000 (dua puluh lima miliar rupiah);
Seluruh biaya yang timbul berkenaan dengan pelaksanaan pengikatan diatas dapat Saudara tagihkan kepada
kami untuk kami tindak lanjuti sebagaimana mestinya.
Demikian agar maklum, atas kerjasama dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
PT. Bank. Persada
TPA II – AKTA KREDIT
oleh : Notaris DR. AGUSTINING, SH, MKn.

DEBITUR/ KREDITUR/
NASABAH BANK

PERJANJIAN KREDIT merupakan perjanjian pinjam-meminjam


uang antara bank dengan pihak lain
(nasabah)

Pengikatan Jaminan.
dilakukan oleh pihak Bank agar Bank mendapat TUJUAN JAMINAN
kepastian bahwa kredit yang diberikan kepada untuk menjamin bahwa utang debitur
nasabahnya dapat dipergunakan sesuai dengan akan dibayar lunas.
kebutuhan dan dapat kembali dengan aman.
POKOK TAMBAHAN
PERJANJIAN KREDIT JAMINAN

Perjanjian hutang piutang dalam pasal


1754 KUH Perdata tentang perjanjian
pinjaman pengganti yakni dikatakan
bahwa bagi mereka yang meminjam harus tidak berdiri sendiri, melainkan terkait kepada
mengembalikan dengan bentuk dan hak lain, yang menjadi hak utamanya.
kualitas yang sama.

sifat hak-hak jaminan ini adalah accessoir, yaitu mengikuti


perikatan utamanya.

Jika perikatan utamanya telah musnah hak


jaminannya musnah pula.
PERJANJIAN JAMINAN KREDIT SEBAGAI
PERJANJIAN YANG ACCESSOIR

apabila suatu perjanjian kredit telah dinyatakan tidak berlaku


atau gugur, akibatnya perjanjian jaminan jaminan sebagai
perjanjian ikutan secara otomatis menjadi gugur.

Sebagai perjanjian yang bersifat accessoir juga memperoleh akibat-


akibat hukum seperti halnya perjanjian accessoir yang lain, yaitu:
a) adanya tergantung pada perjanjian pokok,
b) hapusnya tergantung pada perjanjian pokok,
c) jika perjanjian pokok batal, ikut batal,
d) ikut beralih dengan beralihnya perjanjian pokok,
e) jika perutangan pokok beralih karena cessi, subrogasi, akan ikut
beralih juga tanpa adanya pernyerahan khusus.
1) Jaminan yang lahir karena undang-undang
(jaminan yang umum),
JAMINAN
2) Jaminan yang lahir karena perjanjian
(jaminan yang khusus)

1131 KUH Perdata bahwa segala kebendaan debitur baik yang


ada maupun yang akan ada baik bergerak maupun yang tidak
bergerak merupakan jaminan terhadap pelunasan hutang yang
dibuatnya.

pasal 1132 KUHPerdata harta kekayaan debitur menjadi


jaminan secara bersama-sama bagi semua kreditur yang
memberikan hutang kepadanya.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA UNDANG-UNDANG / JAMINAN UMUM

BENDA yang dapat dijadikan pelunasan jaminan


umum apabila telah memenuhi persyaratan
antara lain:

1. Benda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan


uang).
2. Benda tersebut dapat dipindah tangankan haknya kepada
pihak lain.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA UNDANG-UNDANG / JAMINAN UMUM

Karena tidak adanya pengikatan secara khusus dan meliputi seluruh harta kekayaan
debitur, jaminan kredit yang timbul karena undang-undang ini juga menjadi jaminan bagi
semua orang yang mengutangkan kepadanya

Jadi, terhadap harta kekayaan debitur dilakukan penjualan. Hasil dari pada penjualan
tersebut dibagi-bagi menurut keseimbangan (proporsional) sesuai besar-kecilnya piutang
masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah kreditor tertentu untuk didahulukan
pelunasan piutangnya (Pasal 1132 KUHPerdata).

Kedudukan para kreditor satu sama lainnya terhadap harta kekayaan seseorang debitur
yang demikian itu lazim disebut concurrent atau saling bersaing.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

Secara yuridis baru timbul karena adanya suatu perjanjian antara


bank dengan pemilik agunan atau barang jaminan, atau antara bank
dengan orang pihak ketiga yang menanggung utang debitur

a. Jaminan Yang Bersifat Perorangan (personal guarantee).


jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, dan
dapat dipertahankan terhadap debitur seumumnya

b. Jaminan Yang Bersifat Kebendaan.


memberikan kepada kreditur kedudukan yang lebih baik, karena:
1. Kreditur didahulukan dan dimudahkan dalam mengambil pelunasan atas tagihannya atas hasil
penjualan benda tertentu atau sekelompok benda tertentu milik debitur dan/atau
2. ada benda tertentu milik debitur yang dipegang oleh kreditur atau terikat kepada hak kreditur,
yang berharga bagi debitur dan dapat memberikan suatu tekanan psikologis terhadap debitur
untuk memenuhi kewajibannya dengan baik terhadap kreditur.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

a. Jaminan Yang Bersifat Perorangan b. Jaminan Yang Bersifat Kebendaan.

(1) Perjanjian Penanggungan (borgtocht) 1. GADAI


Pasal 1820 KUH Perdata, Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan 2. FIDUSIA
mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang, mengikatkan 3. HIPOTIK
diri untuk memenuhi perikatan si berutang apabila orang ini sendiri tidak
memenuhinya 4. HAK TANGGUNGAN
(2) Perjanjian Garansi
Pasal 1316 KUH Perdata. Perjanjian garansi pada dasarnya sama dengan perjanjian penanggungan, yaitu
sama-sama adanya pihak ketiga yang berkewajiban memenuhi prestasi. Perbedaannya adalah pada
perjanjian garansi kewajiban tersebut dicantumkan di dalam perjanjian pokok yang berdiri sendiri.

(3) Perjanjian Tanggung- Pasal 1280 KUH Perdata, bahwa terjadi sesuatu perikatan tanggung menanggung dipihaknya
Menanggung orang-orang yang berutang manakala mereka semuanya diwajibkan melakukan hal yang
sama, sedemikian bahwa salah satu dapat dituntut untuk seluruhnya, dan pemenuhan oleh
salah satu membebaskan orang-orang berutang yang lainnya terhadap si berpiutang.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

(3) Perjanjian Tanggung-


Menanggung Pasal 1844 KUH Perdata bahwa jika beberapa orang telah mengikatkan diri sebagai
penanggung untuk seorang berpiutang yang sama, maka si penanggung yang telah
melunasi utangnya, begitu pula apabila si berutang telah dinyatakan pailit,
mempunyai hak untuk menuntut kembali dari para penanggung lainnya masing-
masing untuk bagiannya.

Pasal 1831 KUH Perdata bahwa penanggung tidak diwajibkan membayar kepada
si berpiutang kecuali jika si berpiutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang
harus lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

b. Jaminan Yang Bersifat Kebendaan.

(diatur dalam Pasal 1150 s/d Pasal 1160 KUHPerdata)

1. GADAI GADAI adalah hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas
namanya untuk menjamin suatu hutang.

Obyek gadai adalah semua benda bergerak dan pada dasarnya bisa
digadaikan baik benda bergerak berwujud maupun benda bergerak
yang tidak berwujud yang berupa berbagai hak untuk mendapatkan
berbagai hutang yakni berwujud surat-surat piutang kepada
pembawa (aan toonder) atas tunjuk (aan order) dan atas nama (op
naam) serta hak paten.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

1. GADAI
Hak pemegang gadai selama gadai berlangsung :
1. Pemegang gadai berhak untuk menjual benda yang di gadaikan atas kekuasaan sendiri
(eigenmachti geverkoop).
Hasil penjualan diambil sebagian untuk pelunasan hutang debitur dan sisanya di kembalikan
kepada debitur. Penjualan barang tersebut harus di lakukan di muka umum menurut kebiasaan-
kebiasaan setempat dan berdasarkan syarat-syarat yang lazim berlaku.
2. Pemegang gadai berhak untuk mendapatkan ganti rugi berupa biaya-biaya yang telah dilakukan
untuk menyelamatkan benda gadai.
3. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda gadai (hak retensi) sampai ada
pelunasan hutang dari debitur (jumlah hutang dan bunga).
4. Pemegang gadai mempunyai prefensi (hak untuk di dahulukan) dari kreditur-kreditur yang lain.
5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim jika debitur menuntut di muka hukum
supaya barang gadai di jual menurut cara yang di tentukan oleh hakim untuk melunasi hutang dan
biaya serta bunga.
6. Atas izin hakim tetap menguasai benda gadai.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

2. FIDUSIA (diatur dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 1999)

Fidusia yang lazim dikenal dengan nama FEO (Fiduciare Eigendoms Overdracht) yang
dasarnya merupakan suatu perjanjian accesor antara debitor dan kreditor yang isinya
penyerahan hak milik secara kepercayaan atau benda bergerak milik debitor kepada
kreditur. Namun, benda tersebut masih dikuasai oleh debitor sebagai peminjam pakai
sehingga yang diserahkan kepada kreditor adalah hak miliknya.

Sifat jaminan fidusia yakni :


Berdasarkan pasal 4 UUJF, “Jaminan Fidusia merupakan perjanjian ikutan
(accesoir) dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para
pihak untuk memenuhi suatu prestasi” untuk memberikan sesutau atau tidak
berbuat sesuatu yang dapat dinilai dengan uang sehingga akibatnya jaminan
fidusia hapus demi hukum apabila perjanjian pokok yang dijamin dengan Fidusia
hapus.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

2. FIDUSIA Pasal 5 UUJF


(1) Pembebanan Benda dengan Jaminan Fidusia dibuat dengan akta notaris
dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta Jaminan Fidusia.
(2) Terhadap pembuatan akta Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), dikenakan biaya yang besarnya diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 6 UUJF
Akta Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sekurang-kurangnya
memuat :
a. identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia;
b. data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
c. uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia;
d. nilai penjaminan; dan
e. nilai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
Pasal 7 UUJF, Utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia dapat berupa:
2. FIDUSIA a. utang yang telah ada;
b. utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah
tertentu; atau
c. utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan
perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi.

Pasal 8 UUJF
Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia atau
kepada kuasa atau wakil dan Penerima Fidusia tersebut

Pasal 9 UUJF
(1) Jaminan Fidusia dapat memberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis
Benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan
maupun yang diperoleh kemudian.
(2) Pembebanan jaminan atas Benda atau piutang yang diperoleh kemudian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak perlu dilakukan dengan perjanjian
jaminan tersendiri.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

3. HIPOTIK Pasal 1162 KUHPerdata adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak
untuk mengambil pengantian dari padanya bagi pelunasan suatu perhutangan
(verbintenis).

Sifat-sifat hipotik yakni :


1. Bersifat accesoir yakni seperti halnya dengan gadai.
2. Mempunyai sifat zaaksgevolg (droit desuite) yaitu hak hipotik senantiasa mengikuti bendanya
dalam tagihan tangan siapa pun benda tersebut berada dalam pasal 1163 ayat 2 KUHPerdata .
3. Lebih didahulukan pemenuhanya dari piutang yang lain (droit de preference) berdasarkan
pasal 1133-1134 ayat 2 KUH perdata.
4. Obyeknya benda-benda tetap.

Dengan berlakunya undang-undang HT maka obyek HIPOTIK hanya meliputi hal berikut :
1. Kapal laut dengan bobot 20 m³ ke atas berdasarkan pasal 509 KUH perdata, pasal 314 ayat 4
KUH dagang dan undang-undang N0.12 tahun 1992 tentang pelayaran
2. kapal terbang dan helikopter berdasarkan undang-undang No. 15 tahun 1992 tentang
penerbangan dalam hukum perdata status hukum pesawat udara adalah benda tidak bergerak,
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

4. HAK TANGGUNGAN
(diatur dalam Undang-Undang No.4 Tahun1996 Tentang Hak Tanggungan)

Pasal 1 ayat 1 UUHT, Hak Tanggungan merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut
benda-benda lain yang merupakan suatu satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang
dan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur
yang lain.

Obyek Hak Tanggungan diatur dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun 1996 yakni :
(1) Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah :
a. Hak Milik; b. Hak Guna Usaha; c. Hak Guna Bangunan.
(2) Selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hak Pakai atas tanah Negara
yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat
dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak Tanggungan.
(3) Pembebanan Hak Tanggungan pada Hak Pakai atas tanah Hak Milik akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS

4. HAK TANGGUNGAN
dalam prakteknya pemberian Hak Tanggungan tidak dapat langsung dilaksanakan dengan Akta
Pemberian Hak Tanggungan (APHT), hal ini karena belum terpenuhinya syarat-syarat pemberian hak
tanggungan berdasarkan alasan tertentu, misalnya sertipikat belum di roya, sertipikat sedang dalam
proses balik nama.

dalam praktek selalu digunakan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang pada
prinsipnya kegunaan atau fungsi dari Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) adalah
Surat Kuasa yang diberikan oleh pemberi jaminan kepada pihak lain (biasanya diberikan kepada
bank/kridur) untuk membebankan hak tanggungan,
agar kemudian hari sesuai waktu yang ditentukan dan telah terpenuhinya syarat-syarat pembebanan
hak tanggungan, pihak Bank/Kreditur dapat mewakili pemberi jaminan untuk melaksanakan
pembebanan Hak Tanggungan pada Sertipikat Hak Atas Tanah berdasarkan kuasa yang telah
diterima dari pemberi jaminan, sehingga pihak penerima kuasa (bank/kreditur) dapat
menandatangani Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) selanjutnya dapat dilakukan proses
pembebanan hak tanggungan pada sertipikat atas tanah,
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) diatur di dalam pasal 15 Undang-
Undang Hak Tanggungan Nomor 4 tahun 1996 (UUHT), selengkapnya sebagai berikut:

(1) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta notaris atau
akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan memenuhi persyaratan :
a. tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada
membebankan Hak Tanggungan.
b. tidak memuat kuasa substitusi.
c. mencantumkan secara jelas objek Hak Tanggungan, jumlah utang dan nama
serta identitas kreditornya, nama dan identitas debitor, apabila debitor bukan
pemberi Hak Tanggungan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

(2)Kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali atau tidak
dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah
dilaksanakan atau karena telah habis jangka waktunya sebagaimana dimaksud pada
pasal ayat (3) dan ayat (4).
(3)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang sudah
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah diberikan.
(4)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang belum
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah diberikan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)

(5)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku
dalam hal Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan diberikan untuk
menjamin kredit tertentu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(6)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang tidak diikuti dengan
pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dalam waktu yang ditentukan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4), atau waktu yang
ditentukan menurut ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5)
batal demi hukum.
PENJELASAN PS 15 (1)
UU NO. 4 1996 TTG HT

Pasal 15 Ayat (1)


Sebagaimana telah dikemukakan dalam Penjelasan Umum angka 7 pada asasnya
pembebanan Hak Tanggungan wajib dilakukan sendiri oleh pemberi Hak Tanggungan.
Hanya apabila benar-benar diperlukan, yaitu dalam hal pemberi Hak Tanggungan tidak
dapat hadir dihadapan PPAT, diperkenankan penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan.
Sejalan dengan itu, surat kuasa tersebut harus diberikan langsung oleh pemberi Hak
Tanggungan dan harus memenuhi persyaratan mengenai muatannya sebagaimana
ditetapkan pada ayat ini. Tidak dipenuhinya syarat ini mengakibatkan surat kuasa yang
bersangkutan batal demi hukum, yang berarti bahwa surat kuasa yang bersangkutan
tidak dapat digunakan sebagai dasar pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan.
PPAT wajib menolak permohonan untuk membuat Akta Pemberian Hak Tanggungan,
apabila Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan tidak dibuat sendiri oleh pemberi
Hak Tanggungan atau tidak memenuhi persyaratan termaksud di atas.
Huruf a
Yang dimaksud dengan tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain
dalam ketentuan ini, misalnya tidak memuat kuasa untuk menjual, menyewakan obyek
Hak Tanggungan, atau memperpanjang hak atas tanah.

Huruf b
Yang dimaksud dengan pengertian substitusi menurut Undang-undang ini adalah
Penggantian penerima kuasa melalui pengalihan. Bukan merupakan substitusi, jika
penerima kuasa memberikan kuasa kepada pihak lain dalam rangka penugasan untuk
bertindak mewakilinya, misalnya Direksi Bank menugaskan pelaksanaan kuasa yang
diterimanya kepada Kepala Cabangnya atau pihak lain.
Huruf c
Kejelasan mengenai unsur-unsur pokok dalam pembebanan Hak Tanggungan sangat
diperlukan untuk kepentingan perlindungan pemberi Hak Tanggungan. Jumlah utang
yang dimaksud pada huruf ini adalah jumlah utang sesuai dengan yang diperjanjikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
PENJELASAN PS 15 (4)
UU NO. 4 1996 TTG HT

Ayat (4)
Tanah yang belum terdaftar adalah tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
Batas waktu penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak
atas tanah yang belum terdaftar ditentukan lebih lama daripada tanah yang sudah
didaftar pada ayat (3), mengingat pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan pada hak
atas tanah yang belum terdaftar harus dilakukan bersamaan dengan permohonan
Pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat
(3), yang terlebih dahulu perlu dilengkapi persyaratannya.

Persyaratan bagi pendaftaran hak atas tanah yang belum terdaftar meliputi diserahkannya
surat-surat yang memerlukan waktu untuk memperolehnya, misalnya surat
keterangan riwayat tanah, surat keterangan dari Kantor Pertanahan bahwa tanah
yang bersangkutan belum bersertipikat, dan apabila bukti kepemilikan tanah tersebut masih
atas nama orang yang sudah meninggal, surat keterangan waris dan surat pembagian
waris.
Ketentuan pada ayat ini berlaku juga terhadap tanah yang sudah bersertipikat, tetapi
belum didaftar atas nama pemberi Hak Tanggungan sebagai pemegang hak atas tanah
yang baru, yaitu tanah yang belum didaftar peralihan haknya, pemecahannya, atau
penggabungannya
Ayat (5)
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan mengingat kepentingan golongan ekonomi lemah,
untuk pemberian kredit tertentu yang ditetapkan Pemerintah seperti kredit program, kredit kecil,
kredit pemilikan rumah, dan kredit lain yang sejenis, batas waktu berlakunya Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku.
Penentuan batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk jenis kredit
tertentu tersebut dilakukan oleh Menteri yang berwenang di bidang pertanahan setelah mengadakan
koordinasi dan konsultasi dengan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan pejabat lain
yang terkait.

Ayat (6)
Ketentuan mengenai batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
dimaksudkan untuk mencegah berlarut-larutnya waktu pelaksanaan kuasa itu. Ketentuan ini tidak
menutup kemungkinan dibuatnya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan baru.
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2017

TENTANG
PENETAPAN BATAS WAKTU PENGGUNAAN
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
UNTUK MENJAMIN PELUNASAN KREDIT TERTENTU

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2018
Pasal 1
DEFINISI

HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH beserta benda-benda


yang berkaitan dengan tanah yang selanjutnya disebut
HAK TANGGUNGAN HAK JAMINAN yang
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria, berikut
atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan
satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan
utang tertentu yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap
kreditor lain
Pasal 2

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SMKHT) untuk


menjamin pelunasan kredit/pembiayaan/pinjaman berlaku
sampai dengan berakhirnya perjanjian pokok yaitu sebagai
berikut:
a. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman yang diberikan kepada nasabah
Usaha Mikro dan Usaha Kecil, dalam lingkup pengertian usaha
produktif milik perorangan dan/atau badan usaha
perorangan..
b. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman yang ditujukan untuk
pengadaan perumahan yaitu:
1) Kepemilikan atau perbaikan rumah inti, rumah sederhana
atau rumah susun dengan luas tanah maksimum 200 m²
(dua ratus meter persegi) dan luas bangunan tidak lebih
dari 70 m² (tujuh puluh meter persegi); dan
Pasal 2

2) Kepemilikan atau perbaikan Kapling Siap Bangun (KSB)


dengan luas tanah 54 m² (lima puluh empat meter persegi)
sampai dengan 72 m² (tujuh puluh dua meter persegi) dan
kredit yang diberikan untuk membiayai bangunannya.
c. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman produktif lainnya dengan plafon
sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

Pasal 3

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang berlaku sampai


3 (tiga) bulan, terhadap hak atas tanah yang sertipikatnya
sedang dalam masa pengurusan, dengan kriteria sebagai
berikut:
Pasal 3

a. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman produktif untuk Usaha Mikro/Usaha Kecil dengan


plafon kredit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

b. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman yang ditujukan untuk pengadaan rumah toko oleh


Usaha Mikro/Usaha Kecil dengan paling luas sebesar 200 m² (dua ratus meter
persegi) dan luas bangunan paling luas sebesar 70 m² (tujuh puluh meter persegi)
dengan plafon kredit/ pembiayaan/pinjaman tidak melebihi Rp250.000.000,00
(dua ratus lima puluh juta rupiah) yang dijamin dengan hak atas tanah yang
dibiayai pengadaannya dengan kredit/pembiayaan/pinjaman tersebut.
Pasal 4

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang telah


diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
dinyatakan tetap sah dan tetap berlaku sampai dengan
jangka waktunya berakhir.

Pasal 5

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka Peraturan


Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Penetapan Batas Waktu Penggunaan
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Untuk Menjamin
Pelunasan Kredit-Kredit Tertentu, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
BENTUK SKMHT
Pasal 15 ayat (1) UU Nomor 4 Tahun 1996

NOTARIS PPAT

SALINAN
ATAU
IN ORIGINALI
Pasal 15 ayat (1)
UUJN-P

(1)Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai semua


perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki
oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta
autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan Akta,
menyimpan Akta, memberikan grosse, SALINAN dan kutipan
Akta, semuanya itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain
yang ditetapkan oleh undang-undang.

syarat serta ketentuan akta Notaris SESUAI Pasal 38 UUJN - P


SURAT KUASA
MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
Nomor: 11.-
-Pada hari ini, ______
-Pukul ____ WIB (___________ waktu Indonesia Barat).
-Berhadapan dengan saya, ______________________
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal
dan namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:
I. -Nyonya _______
-Untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini
turut diketahui dan disetujui oleh suaminya yang sah
dan turut menghadap serta menandatangani akta ini
yaitu Tuan ________
-----------selanjutnya disebut PEMBERI KUASA--------------
II. -Tuan ________________
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya selaku Pemimpin ____________ PT BANK
__________________ berdasarkan Petikan Surat Keputusan
Direksi PT. BANK ____________ Tentang ______, tertanggal
___ (_______), dengan demikian berdasarkan Anggaran Dasar
Perseroan beserta perubahan-perubahannya yang terakhir,
sebagaimana termaktub dalam Akta _______, nomor: ___
tanggal _____ (________________), yang dibuat dihadapan
_______, Notaris di ____, perubahan mana telah diterima dan
dicatat dalam Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
berdasarkan Surat nomor: ____, tanggal ____ (_____), dan
karenanya berwenang bertindak untuk dan atas nama PT. BANK
______ berkedudukan dan berkantor pusat di _____, Jalan
_____;
-----------------selanjutnya disebut PENERIMA KUASA. ----------------------
-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas
yang tertera dalam tanda pengenal yang diserahkan kepada
saya Notaris.
-Pemberi Kuasa dengan ini menerangkan memberi kuasa
kepada Penerima Kuasa.
----------------------------- K H U S U S ---------------------------------
-untuk membebankan Hak Tanggungan Peringkat I
(Pertama) guna menjamin pelunasan utang TUAN JAKA
selaku Debitur, sejumlah Rp.2.500.000.000,- (DUA MILYAR
LIMA RATUS JUTA RUPIAH) sejumlah uang yang dapat
ditentukan dikemudian hari berdasarkan perjanjian utang-
piutang yang ditanda tangani oleh Debitur/Pemberi Kuasa
dengan: PT. BANK SEJAHTERA, selaku Kreditur dan
dibuktikan dengan: -------------------------------------------------------
-------------
------------------------PERJANJIAN KREDIT--------------------------
-Nomor 2 tanggal ________ (______________)
yang DALAM MINUTA DIHADAPAN SAYA NOTARIS, yang
surat asli/salinan resminya diperlihatkan kepada saya dan
penambahan, perubahan, perpanjangan serta
pembaharuannya yang mungkin diadakan kemudian, sampai
sejumlah Nilai Tanggungan Peringkat I (pertama) sebesar
Rp._________,- (______________ Rupiah) atas obyek Hak
Tanggungan berupa 1 (satu) hak atas tanah yang diuraikan
dibawah ini:------------------------------------------
Hak Milik nomor _____ atas sebidang tanah sebagaimana diuraikan dalam
Surat ukur tanggal _____ (____) nomor: ______, seluas ___M2 (___ meter
persegi), dengan Nomor Identifikasi Bidang tanah (NIB): _____, TERDAFTAR
ATAS NAMA PAIJO tanah tersebut terletak di:
Propinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa/Kelurahan :
Jalan :
-Sertipikat bukti pemilikan yang disebutkan di atas
diperlihatkan kepada saya, Notaris, untuk keperluan
pembuatan Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan ini;------------------
Obyek Hak Tanggungan ini meliputi pula: ---------
-segala sesuatu yang berada, terdapat, tumbuh dan
berdiri serta tertanam diatas sebidang tanah
tersebut berikut turutannya, terutama satu pintu
bangunan Gudang dilengkapi dengan saluran-
saluran air dan listrik serta hak-hak langganannya.
-KUASA untuk membebankan Hak Tanggungan ini meliputi
KUASA untuk menghadap dimana perlu, memberikan
keterangan-keterangan serta memperlihatkan dan
menyerahkan surat-surat yang diminta, membuat/minta
dibuatkan serta menandatangani Akta Pemberian Hak
Tanggungan serta surat-surat lain yang diperlukan, memilih
domisili, memberikan pernyataan bahwa Obyek Hak
Tanggungan betul milik Pemberi Kuasa, tidak tersangkut
dalam sengketa, bebas dari sitaan dan dari beban-beban
apapun, mendaftarkan Hak Tanggungan tersebut,
memberikan dan menyetujui syarat-syarat atau aturan-aturan
serta janji-janji yang disetujui oleh Pemberi Kuasa dalam
Akta Pemberian Hak Tanggungan tersebut sebagai berikut:--
-------------------------------------------------------
•Janji bahwa __________________
•Janji yang membatasi _______________
•Janji Janji bahwa Sertipikat hak atas tanah yang telah
dibubuhi catatan pembebanan Hak Tanggungan diserahkan
kepada dan untuk disimpan Pemegang Hak Tanggungan;-------
---------------------------------------------------------
-dan untuk pelaksanaan janji-janji tersebut memberikan
KUASA yang diperlukan kepada Pemegang Hak Tanggungan
di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan.--
-KUASA yang diberikan dengan akta ini tidak dapat ditarik
kembali dan tidak berakhir karena sebab apapun kecuali oleh
karena telah dilaksanakan pembuatan Akta Pemberian Hak
Tanggungan selambat-lambatnya tanggal 17 (TUJUH BELAS)
MEI DUARIBU DUAPULUH SATU _________
(___________________) serta pendaftarannya atau karena
tanggal tersebut telah terlampaui tanpa dilaksanakan
pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan.
--------------------------DEMIKIANLAH AKTA INI----------------------------
-Dibuat di _____ dan ditandatangani di Medan sebagai minit pada
hari, tanggal, bulan, tahun dan jam seperti disebut diawal akte ini,
dan dihadiri oleh;------------------------------------------
1.-Nona ______
2.-Nona _______
-Keduanya Pegawai Kantor notaris, sebagai saksi-saksi.
-Setelah saya, Notaris bacakan dan jelaskan isi dan maksud akta
ini kepada para penghadap dan saksi-saksi, seketika akta ini
ditandatangani oleh para penghadap, saksi-saksi dan saya,
Notaris.------------------------------------------------------------------------------
-Para penghadap juga membubuhkan sidik jari jempol/ibu jari
tangan kanannya pada lembaran tersendiri yang turut dijahitkan
dalam minit akta ini, demikian sesuai pasal 16 ayat 1 huruf c
Undang-undang nomor 2 tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-undang nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
-Dibuat dengan _____________
Pemberi Kuasa Penerima Kuasa

__________________ ___________________________
QQ. PT. BANK
Persetujuan Suami/Istri

_____________________

Saksi – saksi

________________ _____________
PPAT

______________________

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 9 dari 9 halaman


Anisa SH, MKn
Daerah Kerja Kota Medan
JANGAN NOTARIS
DIBUAT ANITA, S.H., M.Kn.
SK. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I
NOMOR : ……….. TANGGAL 20 OKTOBER 2013.
JL AHMAD YANI NOMOR 33, KELURAHAN KESAWAN,
KEC. PETISAH, KOTA MEDAN (20155)
Telp./Fax. 061-7030000, HP. 081200650000

SURAT KUASA
MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
Nomor:
-Pada hari ini, ______
-Pukul ____ WIB (___________ waktu Indonesia Barat).
-Berhadapan dengan saya, ______________________
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan
namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 1 dari 9 halaman


Anisa SH, MKn
Daerah Kerja Kota Medan
Demikianlah akta ini dibuat dihadapan para pihak dan :-------------------
1.-Nona.
2.-Nona
-Sebagai saksi-saksi, dan setelah dibacakan serta dijelaskan, maka
sebagai bukti kebenaran pernyataan yang dikemukakan oleh Pemberi
Kuasa dan Penerima Kuasa tersebut diatas, akta ini ditanda-tangani oleh
Pemberi Kuasa, Penerima Kuasa, para saksi dan saya, Pejabat Pembuat
Akta Tanah, sebanyak 2 (dua) rangkap asli terdiri dari 1 (satu) rangkap
lembar pertama disimpan di kantor saya, dan 1 (satu) rangkap lembar
kedua disampaikan kepada Penerima Kuasa untuk dipergunakan
sebagai dasar penanda-tanganan Akta Pemberian Hak Tanggungan
yang bersangkutan.------------------------

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 8 dari 9 halaman


Anisa SH, MKn
Daerah Kerja Kota Medan
Pemberi Kuasa Penerima Kuasa

__________________ ___________________________
QQ. PT. BANK
Persetujuan Suami/Istri

_____________________

Saksi – saksi

________________ _____________
NOTARIS

______________________

Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan Halaman 9 dari 9 halaman


Anisa SH, MKn
Daerah Kerja Kota Medan
JAMINAN PERSEORANGAN
Nomor:
-Pada hari ini, hari

-Pukul

-Berhadapan dengan saya, ______, Sarjana Hukum,


Magister Kenotariatan, Notaris di ____ berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal _________ nomor: AHU-
JIKA SDH 1234.AH.02.01 Tahun 2010, dengan dihadiri oleh saksi-
MENIKA saksi yang saya, Notaris kenal dan namanya akan disebut
H HRS pada bagian akhir akta: --------
DG -Tuan ________
PERSET
PSGANN -Untuk melakukan perbuatan hukum dalam akta ini
YA turut diketahui dan disetujui oleh istrinya yang sah dan
turut menghadap serta menandatangani akta ini yaitu
Nyonya ________
PREMIS AKTA

-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas yang tertera dalam tanda
pengenal yang diserahkan kepada saya Notaris.--------------------------
-Para penghadap tersebut diatas menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut: ---

KETERANGAN TTG DEBITUR

-Bahwa antara Perseroan Terbatas "Perseroan Terbatas PT______”, berkedudukan dan


berkantor pusat di _____, yang Anggaran Dasarnya sebagaimana termuat dalam Akta
Pendirian nomor: ___ tanggal ____ yang dibuat dihadapan _____ Anggaran Dasar
mana telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tertanggal ______ nomor: _________, anggaran dasar mana sampai
dengan saat ini belum pernah dilakukan perubahan. --------------
-untuk selanjutnya disebut DEBITUR
dengan Perseroan Terbatas PT. BANK _______ berkedudukan dan
berkantor pusat di Jakarta _________, selanjutnya disebut juga
BANK, telah dibuat dan ditandatangani PERJANJIAN KREDIT-
PERJAN 1. Perjanjian Kredit Nomor _______ tanggal _________
JIAN maksimum Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). ---------
KREDIT
2. Perjanjian Kredit Nomor _______ tanggal _________
maksimum Rp.3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah). ----------
3. Perjanjian Kredit Nomor _________ tanggal ___________
maksimum Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). ---------
-yang dibuat dibawah tangan, bermaterai cukup, yang surat
asli/salinan resminya diperlihatkan kepada saya dan penambahan,
BENTUK perubahan, perpanjangan serta pembaharuan nya yang mungkin
PK NYA diadakan kemudian. -----
PENEGASAN
TDK DPT
DITARIK
KEMBALI
P E R N YA TAA N
(SUB ORDINARY LOAN)
Nomor:
-Pada hari ini, hari

-Pukul

-Berhadapan dengan saya, ______, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,


Notaris di ____ berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal _________ nomor: AHU-1234.AH.02.01 Tahun 2010, dengan
dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan namanya akan disebut pada bagian
akhir akta: --------
1. –Tuan ____________
2. –Tuan _____________
-menurut keterangannya mereka dalam hal ini masing-masing bertindak dalam jabatan
mereka selaku Direktur dan Komisaris, dari dan oleh karenanya bersama-sama sah
mewakili untuk dan atas nama Perseroan Terbatas "Perseroan Terbatas PT. _________-
”, …..
PREMIS
AKTA

-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas yang tertera dalam tanda pengenal
yang diserahkan kepada saya Notaris.-----------------------------
-Para penghadap bertindak dalam kedudukan mereka masing-masing sebagaimana tersebut di
atas, menyatakan dengan ini menjamin kebenaran dan keabsahan identitasnya
sertabertanggung jawab sepenuhnya atas tanda pengenal dan data- data yang disampaikan
kepada saya Notaris. ----------------
-Selanjutnya para penghadap menerangkan terlebih dahulu:--
-Bahwa Perseroan Terbatas PT. _______ berkedudukan dan berkantor pusat di ______
tersebut di atas (selanjutnya dalam akta ini disebut PERSEROAN) telah mendapat fasilitas
kredit dari Perseroan Terbatas PT. BANK _______, berkedudukan dan berkantor pusat di
Jakarta Jalan ________; yang juga mempunyai Kantor _________ dan penyalur kreditnya
telah dan atau akan dilaksanakan oleh Kantor Cabang Medan, Jalan _____ (selanjutnya
Perseroan Terbatas PT. __________ tersebut dalam akta ini akan disebut juga BANK,
sejumlah uang sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit, berikut yang termasuk dalam
perpanjangan, perubahannya dan/atau penambahannya yang telah dan yang akan
ditandatangani oleh Perseroan dengan Bank. ----------------
-Bahwa Perseroan juga mempunyai hutang kepada para pemegang saham dari
perseroan yang besarnya sesuai dengan yang tercantum dalam neraca perseroan.
-Bahwa untuk terjaminnya pembayaran kembali dari seluruh pinjaman
uang tersebut yang diberikan oleh Bank kepada perseroan, maka para penghadap
yang bertindak sebagaimana tersebut diatas hendak memberikan
”JAMINAN” dan karenanya hendak membuat suatu pernyataan yaitu untuk
membayar hutang Perseroan terlebih dahulu kepada Bank, dari pada
hutang Perseroan kepada para pemegang saham.
-Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka sekarang para penghadap yang
bertindak sebagaimana disebut melalui akta ini menyatakan: ----------
-Untuk terjaminnya pembayaran kembali seluruh pinjaman uang yang telah
diberikan oleh Bank Kepada PPERJANJIAN KREDIT-
1. Perjanjian Kredit Nomor _______ tanggal _________ maksimum
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
2. Perjanjian Kredit Nomor _______ tanggal _________ maksimum
Rp.3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah). ----------
3. Perjanjian Kredit Nomor _________ tanggal ___________ maksimum
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). ---------
-demikian berikut perpanjangannya dan/atau perubahannya dan/atau penambahannya serta dan/atau
pembaharuannya yang akan ditentukan dikemudian hari yang akan ditandatangani dan akan dibayar terlebih
dahulu oleh perseroan dari pada hutang Perseroan kepada para pemegang Saham. -------
-Hutang Perseroan kepada para pemegang saham perseroan yaitu sebesar Rp. ____________ sesuai dengan
jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan posisi tanggal ___________ tidak akan dibayar sebelum
hutang perseroan kepada Bank dilunaskan seluruhnya sebagaimana yang diberikan oleh Bank kepada
Perseroan; ----------------------------------------
-Turut hadir dihadapan saya Notaris dan menandatangani akta ini dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang sama
yang akan disebutkan pada bagian akhir akta ini:
-Tuan ______
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku ______ dari dan oleh karena itu
berwenang bertindak untuk dan atas nama PT. Bank _______ berkedudukan dan berkantor pusat di ________
-Mengenai akta ini dan segala akibat serta pelaksanaannya para penghadap memilih tempat tinggal yang tetap
dan seumumnya pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri ____ atau di Pengadilan-pengadilan lainnya,
demikian itu dengan tidak mengurangi hak dan wewenang Bank untuk memohon pelaksanaan (eksekusi) atau
mengajukan tuntutan/gugatan terhadap Penjamin/Debitur di muka pengadilan-pengadilan lainnya di dalam
wilayah Republik Indonesia.
-Para Penghadap juga menyatakan telah mengerti dan memahami isi akta ini dan apabila dikemudian hari
timbul tuntutan hukum mengenai hal-hal tersebut yang menimbulkan sengketa atas hal-hal tersebut karena
sebab apapun juga, maka Para Penghadap akan melepaskan Notaris dan saksi-saksi dari tuntutan berupa apapun
dikemudian hari.
----------------------- DEMIKIAN AKTE INI --------------------------
CONTOH AKTA FIDUSIA (persediaan barang)

JAMINAN FIDUSIA
Nomor :
-Pada hari ini, hari …………. tanggal …………..
-Pukul …………..
-Berhadapan dengan saya, ............. Notaris di ..............., berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal .............. nomor: ............, dengan dihadiri oleh saksi-saksi
yang saya, Notaris kenal dan namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:
I.-Tuan ………….
2.-Nyonya …………..
-menurut keterangannya, mereka dalam hal ini bertindak masing-masing dalam jabatan mereka selaku
…….. dan ………….. Perseroan Terbatas ……………… dari dan oleh karena itu bersama-sama sah
bertindak untuk dan atas nama serta mewakili kepentingan Perseroan Terbatas …………..
berkedudukan di ……………., yang anggaran dasarnya didirikan dengan:
Akta …………….
dan merupakan perubahan yang terakhir.
-Untuk selanjutnya disebut sebagai
------------ "Pihak Pertama" atau "Pemberi Fidusia";
II.–Tuan ……….
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku ……. berdasarkan ………..
Nomor. …….. tanggal ………… dengan demikian berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan beserta
perubahan-perubahannya yang terakhir sebagaimana termaktub dalam akta nomor ……… tanggal
……… yang dibuat dihadapan …………… Notaris di ……………, dan karenanya berwenang
bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas ………… berkedudukan dan berkantor pusat di
……….
-untuk selanjutnya disebut sebagai:
------------"Pihak Kedua" atau "Penerima Fidusia";
-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas yang tertera dalam tanda pengenal yang
diserahkan kepada saya Notaris.
-Para penghadap untuk diri sendiri dan dalam kedudukannya seperti disebut menerangkan terlebih
dahulu:
A.-bahwa, antara Pihak Pertama selaku yang menerima fasilitas pinjaman (untuk selanjutnya cukup
disebut "Debitor") dan Penerima Fidusia selaku pihak yang memberi fasilitas pinjaman (untuk
selanjutnya disebut "Kreditor") telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Utang Piutang
………………………
-yang dibuat dibawah tangan, bermaterai cukup, yang surat asli/salinan resminya diperlihatkan kepada saya dan
(untuk selanjutnya Perjanjian Utang Piutang tersebut, berikut dengan segenap pengubahan dan penambahannya
disebut Perjanjian;
B.-bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus
dibayar oleh Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian tersebut, Pemberi Fidusia diwajibkan untuk
memberikan jaminan fidusia atas Persediaan barang milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia,
sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini.
C.-bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian tersebut, maka
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah sepakat dan setuju, untuk membuat perjanjian Jaminan Fidusia
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 (seribu sembilan ratus sembilan puluh
sembilan), juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 (MK 18/PUU-XVII//2019), yaitu
perjanjian tentang Jaminan Fidusia sebagaimana yang hendak dinyatakan sekarang dalam akta ini.
-Selanjutnya para penghadap tetap bertindak dalam kedudukannya seperti tersebut di atas untuk menjamin
terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayarkan oleh Debitor kepada Kreditor, baik
karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian tersebut, dengan jumlah
hutang pokok sebesar ____ dan/atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari berdasarkan Perjanjian
tersebut, maka (para) penghadap Pihak Pertama dengan bertindak selaku Pemberi Fidusia menerangkan dengan ini
mengalihkan hak kepemilikan secara kepercayaan kepada Penerima Fidusia dan penghadap Pihak Kedua dengan
bertindak selaku Penerima Fidusia menerangkan dengan ini menerima pengalihan hak kepemilikan secara
kepercayaan dari Pemberi Fidusia, agar Penerima Fidusia memperoleh Jaminan Fidusia, atas objek jaminan fidusia
berupa :
-Persediaan barang sebagaimana dinyatakan dalam …………… tertanggal ……………….. yang dibuat
dibawah tangan bermaterai cukup, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini;
-Persediaan barang tersebut di atas berada ...................... selaku Pemberi Fidusia yang terletak di
………………………, dan untuk itu “Daftar Persediaan” tersebut diserahkan kepada Penerima Fidusia, yang
keadaan persediaan barang tersebut telah diketahui oleh Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia sehingga
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia menganggap tidak perlu lagi menguraikan lebih lanjut dalam akta
ini.
(untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan "Objek Jaminan Fidusia” yang seluruhnya bernilai
…………………………..
Nilai Penjaminan berdasarkan akta ini adalah ………………………..
-Selanjutnya para penghadap senantiasa tetap bertindak dalam kedudukannya seperti tersebut di atas
menerangkan pembebanan jaminan fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan-
persyaratan dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
---------------------------------- Pasal 1
Pengalihan hak kepemilikan atas Obyek Jaminan Fidusia terjadi sejak tanggal penandatanganan akta ini,
sehingga Penerima Fidusia menjadi pemilik atas Obyek Jaminan Fidusia, dengan tidak mengurangi
ketentuan dalam undang-undang tentang Jaminan Fidusia dan ketentuan yang tercantum dalam akta ini.
Terhitung sejak beralihnya hak kepemilikan atas Obyek Jaminan Fidusia dan selama berlakunya perjanjian
ini Obyek Jaminan Fidusia tersebut dikuasai oleh Pemberi Fidusia dalam hubungan pinjam pakai, dengan
syarat sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan ketentuan yang tercantum dalam akta ini.
--------------------------------- Pasal 2
Pemberi Fidusia menjamin Penerima Fidusia bahwa :
-Obyek Jaminan Fidusia adalah benar milik Pemberi Fidusia;
-Obyek Jaminan Fidusia belum pernah dijual/dialihkan haknya dengan cara apapun kepada siapapun,
sehingga ia berhak dan mempunyai kewenangan untuk mengalihkan hak kepemilikannya;
-Obyek Jaminan Fidusia tidak dalam keadaan sedang dijaminkan kepada siapapun dan dengan cara apapun
kepada pihak lain serta tidak tersangkut dalam suatu perkara atau disita.
-Pemberi Fidusia dengan ini membebaskan dan/atau melepaskan Penerima Fidusia dari semua dan setiap
tuntutan, gugatan atau tagihan yang mungkin diajukan oleh orang/pihak siapapun mengenai atau yang
berhubungan dengan hal yang dijamin oleh Pemberi Fidusia tersebut di atas.
--------------------------------- Pasal 3
-Obyek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi Fidusia sesuai dengan sifat, dan
peruntukannya, dengan tidak ada kewajiban bagi Pemberi Fidusia untuk membayar biaya/ganti rugi berupa
apapun untuk pinjam pakai tersebut kepada Penerima Fidusia. Namun Pemberi.
-Fidusia berkewajiban untuk memelihara Obyek Jaminan Fidusia tersebut dengan sebaik-baiknya dan
semua tindakan yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan atas Obyek Jaminan Fidusia atas biaya
dan tanggungan Pemberi Fidusia sendiri, serta membayar pajak dan beban lainnya yang berkaitan dengan
itu.
-Apabila untuk penggunaan atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut diperlukan suatu kuasa khusus, maka
Penerima Fidusia dengan ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan dalam rangka pinjam pakai Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
-Selama berlakunya perjanjian ini Penerima Fidusia tidak bertanggung jawab kepada Pemberi Fidusia atau
pihak lain berhubung dengan kerugian dan kerusakan Obyek Jaminan Fidusia (atau bagian dari padanya) atau
kerugian, kerusakan yang ditimbulkan karyawan, pekerja, wakil, agen Pemberi Fidusia atau terhadap pihak
ketiga yang disebabkan oleh penggunaan atau pengoperasian Obyek Jaminan Fidusia (atau bagian dari
padanya).
-Pemberi Fidusia wajib, bilamana diminta, menjamin sepenuhnya dan melindungi Penerima Fidusia terhadap
setiap tuntutan, tindakan, gugatan atau biaya (termasuk biaya penasehat hukum) yang timbul dari atau
sehubungan dengan pemeliharaan, penggunaan, pengoperasian, kepemilikan atau keadaan Obyek Jaminan
Fidusia ini.
--------------------------------- Pasal 4 DST SAMPAI DENGAN
--------------------------------- Pasal 15
CONTOH AKTA FIDUSIA (KENDARAAN)

B.-bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan
harus dibayar oleh Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian tersebut, Pemberi Fidusia diwajibkan untuk
memberikan jaminan fidusia atas Kendaraan Dump Truck Fuso milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan
Penerima Fidusia, sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini.
C.-bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian tersebut,
maka Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah sepakat dan setuju, untuk membuat perjanjian Jaminan
Fidusia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 (seribu sembilan ratus
sembilan puluh sembilan), juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 (MK 18/PUU-
XVII//2019), yaitu perjanjian tentang Jaminan Fidusia sebagaimana yang hendak dinyatakan sekarang
dalam akta ini.
-Selanjutnya para penghadap tetap bertindak dalam kedudukannya seperti tersebut di atas untuk menjamin
terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayarkan oleh Debitor kepada Kreditor, baik
karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian tersebut, dengan
jumlah hutang pokok sebesar ............................ dan/atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari
berdasarkan Perjanjian tersebut, maka (para) penghadap Pihak Pertama dengan bertindak selaku Pemberi
Fidusia menerangkan dengan ini mengalihkan hak kepemilikan secara kepercayaan kepada Penerima Fidusia
dan penghadap Pihak Kedua dengan bertindak selaku Penerima Fidusia menerangkan dengan ini menerima
pengalihan hak kepemilikan secara kepercayaan dari Pemberi Fidusia, agar Penerima Fidusia memperoleh
Jaminan Fidusia, atas objek jaminan fidusia berupa :
Dump Truck Fuso dengan perincian sebagai berikut:
-Merk/Type :
-Jenis/Model :
-Warna :
-Nomor Rangka :
-Nomor Mesin :
-Tahun Pembuatan/Perakitan :
-Nomor Polisi :
-Atas nama :
(untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan "Objek Jaminan Fidusia” yang
seluruhnya bernilai …………………………..

Anda mungkin juga menyukai