DEBITUR/ KREDITUR/
NASABAH BANK
Pengikatan Jaminan.
dilakukan oleh pihak Bank agar Bank mendapat TUJUAN JAMINAN
kepastian bahwa kredit yang diberikan kepada untuk menjamin bahwa utang debitur
nasabahnya dapat dipergunakan sesuai dengan akan dibayar lunas.
kebutuhan dan dapat kembali dengan aman.
POKOK TAMBAHAN
PERJANJIAN KREDIT JAMINAN
Karena tidak adanya pengikatan secara khusus dan meliputi seluruh harta kekayaan
debitur, jaminan kredit yang timbul karena undang-undang ini juga menjadi jaminan bagi
semua orang yang mengutangkan kepadanya
Jadi, terhadap harta kekayaan debitur dilakukan penjualan. Hasil dari pada penjualan
tersebut dibagi-bagi menurut keseimbangan (proporsional) sesuai besar-kecilnya piutang
masing-masing, kecuali ada alasan-alasan yang sah kreditor tertentu untuk didahulukan
pelunasan piutangnya (Pasal 1132 KUHPerdata).
Kedudukan para kreditor satu sama lainnya terhadap harta kekayaan seseorang debitur
yang demikian itu lazim disebut concurrent atau saling bersaing.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
(3) Perjanjian Tanggung- Pasal 1280 KUH Perdata, bahwa terjadi sesuatu perikatan tanggung menanggung dipihaknya
Menanggung orang-orang yang berutang manakala mereka semuanya diwajibkan melakukan hal yang
sama, sedemikian bahwa salah satu dapat dituntut untuk seluruhnya, dan pemenuhan oleh
salah satu membebaskan orang-orang berutang yang lainnya terhadap si berpiutang.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
Pasal 1831 KUH Perdata bahwa penanggung tidak diwajibkan membayar kepada
si berpiutang kecuali jika si berpiutang lalai, sedangkan benda-benda si berutang
harus lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
1. GADAI GADAI adalah hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang
bergerak yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas
namanya untuk menjamin suatu hutang.
Obyek gadai adalah semua benda bergerak dan pada dasarnya bisa
digadaikan baik benda bergerak berwujud maupun benda bergerak
yang tidak berwujud yang berupa berbagai hak untuk mendapatkan
berbagai hutang yakni berwujud surat-surat piutang kepada
pembawa (aan toonder) atas tunjuk (aan order) dan atas nama (op
naam) serta hak paten.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
1. GADAI
Hak pemegang gadai selama gadai berlangsung :
1. Pemegang gadai berhak untuk menjual benda yang di gadaikan atas kekuasaan sendiri
(eigenmachti geverkoop).
Hasil penjualan diambil sebagian untuk pelunasan hutang debitur dan sisanya di kembalikan
kepada debitur. Penjualan barang tersebut harus di lakukan di muka umum menurut kebiasaan-
kebiasaan setempat dan berdasarkan syarat-syarat yang lazim berlaku.
2. Pemegang gadai berhak untuk mendapatkan ganti rugi berupa biaya-biaya yang telah dilakukan
untuk menyelamatkan benda gadai.
3. Pemegang gadai mempunyai hak untuk menahan benda gadai (hak retensi) sampai ada
pelunasan hutang dari debitur (jumlah hutang dan bunga).
4. Pemegang gadai mempunyai prefensi (hak untuk di dahulukan) dari kreditur-kreditur yang lain.
5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim jika debitur menuntut di muka hukum
supaya barang gadai di jual menurut cara yang di tentukan oleh hakim untuk melunasi hutang dan
biaya serta bunga.
6. Atas izin hakim tetap menguasai benda gadai.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
Fidusia yang lazim dikenal dengan nama FEO (Fiduciare Eigendoms Overdracht) yang
dasarnya merupakan suatu perjanjian accesor antara debitor dan kreditor yang isinya
penyerahan hak milik secara kepercayaan atau benda bergerak milik debitor kepada
kreditur. Namun, benda tersebut masih dikuasai oleh debitor sebagai peminjam pakai
sehingga yang diserahkan kepada kreditor adalah hak miliknya.
Pasal 6 UUJF
Akta Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sekurang-kurangnya
memuat :
a. identitas pihak Pemberi dan Penerima Fidusia;
b. data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
c. uraian mengenai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia;
d. nilai penjaminan; dan
e. nilai Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
Pasal 7 UUJF, Utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia dapat berupa:
2. FIDUSIA a. utang yang telah ada;
b. utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah
tertentu; atau
c. utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan
perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi.
Pasal 8 UUJF
Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia atau
kepada kuasa atau wakil dan Penerima Fidusia tersebut
Pasal 9 UUJF
(1) Jaminan Fidusia dapat memberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis
Benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan
maupun yang diperoleh kemudian.
(2) Pembebanan jaminan atas Benda atau piutang yang diperoleh kemudian
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak perlu dilakukan dengan perjanjian
jaminan tersendiri.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
3. HIPOTIK Pasal 1162 KUHPerdata adalah suatu hak kebendaan atas benda tidak bergerak
untuk mengambil pengantian dari padanya bagi pelunasan suatu perhutangan
(verbintenis).
Dengan berlakunya undang-undang HT maka obyek HIPOTIK hanya meliputi hal berikut :
1. Kapal laut dengan bobot 20 m³ ke atas berdasarkan pasal 509 KUH perdata, pasal 314 ayat 4
KUH dagang dan undang-undang N0.12 tahun 1992 tentang pelayaran
2. kapal terbang dan helikopter berdasarkan undang-undang No. 15 tahun 1992 tentang
penerbangan dalam hukum perdata status hukum pesawat udara adalah benda tidak bergerak,
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
4. HAK TANGGUNGAN
(diatur dalam Undang-Undang No.4 Tahun1996 Tentang Hak Tanggungan)
Pasal 1 ayat 1 UUHT, Hak Tanggungan merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut
benda-benda lain yang merupakan suatu satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang
dan memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur
yang lain.
Obyek Hak Tanggungan diatur dalam pasal 4 undang-undang no 4 tahun 1996 yakni :
(1) Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah :
a. Hak Milik; b. Hak Guna Usaha; c. Hak Guna Bangunan.
(2) Selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hak Pakai atas tanah Negara
yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut sifatnya dapat
dipindahtangankan dapat juga dibebani Hak Tanggungan.
(3) Pembebanan Hak Tanggungan pada Hak Pakai atas tanah Hak Milik akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah.
JAMINAN YANG LAHIR KARENA PERJANJIAN / JAMINAN KHUSUS
4. HAK TANGGUNGAN
dalam prakteknya pemberian Hak Tanggungan tidak dapat langsung dilaksanakan dengan Akta
Pemberian Hak Tanggungan (APHT), hal ini karena belum terpenuhinya syarat-syarat pemberian hak
tanggungan berdasarkan alasan tertentu, misalnya sertipikat belum di roya, sertipikat sedang dalam
proses balik nama.
dalam praktek selalu digunakan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang pada
prinsipnya kegunaan atau fungsi dari Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) adalah
Surat Kuasa yang diberikan oleh pemberi jaminan kepada pihak lain (biasanya diberikan kepada
bank/kridur) untuk membebankan hak tanggungan,
agar kemudian hari sesuai waktu yang ditentukan dan telah terpenuhinya syarat-syarat pembebanan
hak tanggungan, pihak Bank/Kreditur dapat mewakili pemberi jaminan untuk melaksanakan
pembebanan Hak Tanggungan pada Sertipikat Hak Atas Tanah berdasarkan kuasa yang telah
diterima dari pemberi jaminan, sehingga pihak penerima kuasa (bank/kreditur) dapat
menandatangani Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) selanjutnya dapat dilakukan proses
pembebanan hak tanggungan pada sertipikat atas tanah,
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) diatur di dalam pasal 15 Undang-
Undang Hak Tanggungan Nomor 4 tahun 1996 (UUHT), selengkapnya sebagai berikut:
(1) Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta notaris atau
akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan memenuhi persyaratan :
a. tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada
membebankan Hak Tanggungan.
b. tidak memuat kuasa substitusi.
c. mencantumkan secara jelas objek Hak Tanggungan, jumlah utang dan nama
serta identitas kreditornya, nama dan identitas debitor, apabila debitor bukan
pemberi Hak Tanggungan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
(2)Kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan tidak dapat ditarik kembali atau tidak
dapat berakhir oleh sebab apapun juga kecuali karena kuasa tersebut telah
dilaksanakan atau karena telah habis jangka waktunya sebagaimana dimaksud pada
pasal ayat (3) dan ayat (4).
(3)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang sudah
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah diberikan.
(4)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak atas tanah yang belum
terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah diberikan.
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT)
(5)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku
dalam hal Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan diberikan untuk
menjamin kredit tertentu yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(6)Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang tidak diikuti dengan
pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan dalam waktu yang ditentukan
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) atau ayat (4), atau waktu yang
ditentukan menurut ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5)
batal demi hukum.
PENJELASAN PS 15 (1)
UU NO. 4 1996 TTG HT
Huruf b
Yang dimaksud dengan pengertian substitusi menurut Undang-undang ini adalah
Penggantian penerima kuasa melalui pengalihan. Bukan merupakan substitusi, jika
penerima kuasa memberikan kuasa kepada pihak lain dalam rangka penugasan untuk
bertindak mewakilinya, misalnya Direksi Bank menugaskan pelaksanaan kuasa yang
diterimanya kepada Kepala Cabangnya atau pihak lain.
Huruf c
Kejelasan mengenai unsur-unsur pokok dalam pembebanan Hak Tanggungan sangat
diperlukan untuk kepentingan perlindungan pemberi Hak Tanggungan. Jumlah utang
yang dimaksud pada huruf ini adalah jumlah utang sesuai dengan yang diperjanjikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1).
PENJELASAN PS 15 (4)
UU NO. 4 1996 TTG HT
Ayat (4)
Tanah yang belum terdaftar adalah tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
Batas waktu penggunaan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan mengenai hak
atas tanah yang belum terdaftar ditentukan lebih lama daripada tanah yang sudah
didaftar pada ayat (3), mengingat pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan pada hak
atas tanah yang belum terdaftar harus dilakukan bersamaan dengan permohonan
Pendaftaran hak atas tanah yang bersangkutan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat
(3), yang terlebih dahulu perlu dilengkapi persyaratannya.
Persyaratan bagi pendaftaran hak atas tanah yang belum terdaftar meliputi diserahkannya
surat-surat yang memerlukan waktu untuk memperolehnya, misalnya surat
keterangan riwayat tanah, surat keterangan dari Kantor Pertanahan bahwa tanah
yang bersangkutan belum bersertipikat, dan apabila bukti kepemilikan tanah tersebut masih
atas nama orang yang sudah meninggal, surat keterangan waris dan surat pembagian
waris.
Ketentuan pada ayat ini berlaku juga terhadap tanah yang sudah bersertipikat, tetapi
belum didaftar atas nama pemberi Hak Tanggungan sebagai pemegang hak atas tanah
yang baru, yaitu tanah yang belum didaftar peralihan haknya, pemecahannya, atau
penggabungannya
Ayat (5)
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan mengingat kepentingan golongan ekonomi lemah,
untuk pemberian kredit tertentu yang ditetapkan Pemerintah seperti kredit program, kredit kecil,
kredit pemilikan rumah, dan kredit lain yang sejenis, batas waktu berlakunya Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak berlaku.
Penentuan batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan untuk jenis kredit
tertentu tersebut dilakukan oleh Menteri yang berwenang di bidang pertanahan setelah mengadakan
koordinasi dan konsultasi dengan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan pejabat lain
yang terkait.
Ayat (6)
Ketentuan mengenai batas waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
dimaksudkan untuk mencegah berlarut-larutnya waktu pelaksanaan kuasa itu. Ketentuan ini tidak
menutup kemungkinan dibuatnya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan baru.
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2017
TENTANG
PENETAPAN BATAS WAKTU PENGGUNAAN
SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
UNTUK MENJAMIN PELUNASAN KREDIT TERTENTU
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2018
Pasal 1
DEFINISI
Pasal 3
Pasal 5
NOTARIS PPAT
SALINAN
ATAU
IN ORIGINALI
Pasal 15 ayat (1)
UUJN-P
__________________ ___________________________
QQ. PT. BANK
Persetujuan Suami/Istri
_____________________
Saksi – saksi
________________ _____________
PPAT
______________________
SURAT KUASA
MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN
Nomor:
-Pada hari ini, ______
-Pukul ____ WIB (___________ waktu Indonesia Barat).
-Berhadapan dengan saya, ______________________
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan
namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:
__________________ ___________________________
QQ. PT. BANK
Persetujuan Suami/Istri
_____________________
Saksi – saksi
________________ _____________
NOTARIS
______________________
-Pukul
-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas yang tertera dalam tanda
pengenal yang diserahkan kepada saya Notaris.--------------------------
-Para penghadap tersebut diatas menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut: ---
-Pukul
-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas yang tertera dalam tanda pengenal
yang diserahkan kepada saya Notaris.-----------------------------
-Para penghadap bertindak dalam kedudukan mereka masing-masing sebagaimana tersebut di
atas, menyatakan dengan ini menjamin kebenaran dan keabsahan identitasnya
sertabertanggung jawab sepenuhnya atas tanda pengenal dan data- data yang disampaikan
kepada saya Notaris. ----------------
-Selanjutnya para penghadap menerangkan terlebih dahulu:--
-Bahwa Perseroan Terbatas PT. _______ berkedudukan dan berkantor pusat di ______
tersebut di atas (selanjutnya dalam akta ini disebut PERSEROAN) telah mendapat fasilitas
kredit dari Perseroan Terbatas PT. BANK _______, berkedudukan dan berkantor pusat di
Jakarta Jalan ________; yang juga mempunyai Kantor _________ dan penyalur kreditnya
telah dan atau akan dilaksanakan oleh Kantor Cabang Medan, Jalan _____ (selanjutnya
Perseroan Terbatas PT. __________ tersebut dalam akta ini akan disebut juga BANK,
sejumlah uang sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Kredit, berikut yang termasuk dalam
perpanjangan, perubahannya dan/atau penambahannya yang telah dan yang akan
ditandatangani oleh Perseroan dengan Bank. ----------------
-Bahwa Perseroan juga mempunyai hutang kepada para pemegang saham dari
perseroan yang besarnya sesuai dengan yang tercantum dalam neraca perseroan.
-Bahwa untuk terjaminnya pembayaran kembali dari seluruh pinjaman
uang tersebut yang diberikan oleh Bank kepada perseroan, maka para penghadap
yang bertindak sebagaimana tersebut diatas hendak memberikan
”JAMINAN” dan karenanya hendak membuat suatu pernyataan yaitu untuk
membayar hutang Perseroan terlebih dahulu kepada Bank, dari pada
hutang Perseroan kepada para pemegang saham.
-Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka sekarang para penghadap yang
bertindak sebagaimana disebut melalui akta ini menyatakan: ----------
-Untuk terjaminnya pembayaran kembali seluruh pinjaman uang yang telah
diberikan oleh Bank Kepada PPERJANJIAN KREDIT-
1. Perjanjian Kredit Nomor _______ tanggal _________ maksimum
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
2. Perjanjian Kredit Nomor _______ tanggal _________ maksimum
Rp.3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah). ----------
3. Perjanjian Kredit Nomor _________ tanggal ___________ maksimum
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). ---------
-demikian berikut perpanjangannya dan/atau perubahannya dan/atau penambahannya serta dan/atau
pembaharuannya yang akan ditentukan dikemudian hari yang akan ditandatangani dan akan dibayar terlebih
dahulu oleh perseroan dari pada hutang Perseroan kepada para pemegang Saham. -------
-Hutang Perseroan kepada para pemegang saham perseroan yaitu sebesar Rp. ____________ sesuai dengan
jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan posisi tanggal ___________ tidak akan dibayar sebelum
hutang perseroan kepada Bank dilunaskan seluruhnya sebagaimana yang diberikan oleh Bank kepada
Perseroan; ----------------------------------------
-Turut hadir dihadapan saya Notaris dan menandatangani akta ini dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang sama
yang akan disebutkan pada bagian akhir akta ini:
-Tuan ______
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku ______ dari dan oleh karena itu
berwenang bertindak untuk dan atas nama PT. Bank _______ berkedudukan dan berkantor pusat di ________
-Mengenai akta ini dan segala akibat serta pelaksanaannya para penghadap memilih tempat tinggal yang tetap
dan seumumnya pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri ____ atau di Pengadilan-pengadilan lainnya,
demikian itu dengan tidak mengurangi hak dan wewenang Bank untuk memohon pelaksanaan (eksekusi) atau
mengajukan tuntutan/gugatan terhadap Penjamin/Debitur di muka pengadilan-pengadilan lainnya di dalam
wilayah Republik Indonesia.
-Para Penghadap juga menyatakan telah mengerti dan memahami isi akta ini dan apabila dikemudian hari
timbul tuntutan hukum mengenai hal-hal tersebut yang menimbulkan sengketa atas hal-hal tersebut karena
sebab apapun juga, maka Para Penghadap akan melepaskan Notaris dan saksi-saksi dari tuntutan berupa apapun
dikemudian hari.
----------------------- DEMIKIAN AKTE INI --------------------------
CONTOH AKTA FIDUSIA (persediaan barang)
JAMINAN FIDUSIA
Nomor :
-Pada hari ini, hari …………. tanggal …………..
-Pukul …………..
-Berhadapan dengan saya, ............. Notaris di ..............., berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal .............. nomor: ............, dengan dihadiri oleh saksi-saksi
yang saya, Notaris kenal dan namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:
I.-Tuan ………….
2.-Nyonya …………..
-menurut keterangannya, mereka dalam hal ini bertindak masing-masing dalam jabatan mereka selaku
…….. dan ………….. Perseroan Terbatas ……………… dari dan oleh karena itu bersama-sama sah
bertindak untuk dan atas nama serta mewakili kepentingan Perseroan Terbatas …………..
berkedudukan di ……………., yang anggaran dasarnya didirikan dengan:
Akta …………….
dan merupakan perubahan yang terakhir.
-Untuk selanjutnya disebut sebagai
------------ "Pihak Pertama" atau "Pemberi Fidusia";
II.–Tuan ……….
-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku ……. berdasarkan ………..
Nomor. …….. tanggal ………… dengan demikian berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan beserta
perubahan-perubahannya yang terakhir sebagaimana termaktub dalam akta nomor ……… tanggal
……… yang dibuat dihadapan …………… Notaris di ……………, dan karenanya berwenang
bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas ………… berkedudukan dan berkantor pusat di
……….
-untuk selanjutnya disebut sebagai:
------------"Pihak Kedua" atau "Penerima Fidusia";
-Para Penghadap telah saya Notaris kenal dari identitas yang tertera dalam tanda pengenal yang
diserahkan kepada saya Notaris.
-Para penghadap untuk diri sendiri dan dalam kedudukannya seperti disebut menerangkan terlebih
dahulu:
A.-bahwa, antara Pihak Pertama selaku yang menerima fasilitas pinjaman (untuk selanjutnya cukup
disebut "Debitor") dan Penerima Fidusia selaku pihak yang memberi fasilitas pinjaman (untuk
selanjutnya disebut "Kreditor") telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Utang Piutang
………………………
-yang dibuat dibawah tangan, bermaterai cukup, yang surat asli/salinan resminya diperlihatkan kepada saya dan
(untuk selanjutnya Perjanjian Utang Piutang tersebut, berikut dengan segenap pengubahan dan penambahannya
disebut Perjanjian;
B.-bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus
dibayar oleh Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian tersebut, Pemberi Fidusia diwajibkan untuk
memberikan jaminan fidusia atas Persediaan barang milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan Penerima Fidusia,
sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini.
C.-bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian tersebut, maka
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah sepakat dan setuju, untuk membuat perjanjian Jaminan Fidusia
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 (seribu sembilan ratus sembilan puluh
sembilan), juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 (MK 18/PUU-XVII//2019), yaitu
perjanjian tentang Jaminan Fidusia sebagaimana yang hendak dinyatakan sekarang dalam akta ini.
-Selanjutnya para penghadap tetap bertindak dalam kedudukannya seperti tersebut di atas untuk menjamin
terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayarkan oleh Debitor kepada Kreditor, baik
karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian tersebut, dengan jumlah
hutang pokok sebesar ____ dan/atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari berdasarkan Perjanjian
tersebut, maka (para) penghadap Pihak Pertama dengan bertindak selaku Pemberi Fidusia menerangkan dengan ini
mengalihkan hak kepemilikan secara kepercayaan kepada Penerima Fidusia dan penghadap Pihak Kedua dengan
bertindak selaku Penerima Fidusia menerangkan dengan ini menerima pengalihan hak kepemilikan secara
kepercayaan dari Pemberi Fidusia, agar Penerima Fidusia memperoleh Jaminan Fidusia, atas objek jaminan fidusia
berupa :
-Persediaan barang sebagaimana dinyatakan dalam …………… tertanggal ……………….. yang dibuat
dibawah tangan bermaterai cukup, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari akta ini;
-Persediaan barang tersebut di atas berada ...................... selaku Pemberi Fidusia yang terletak di
………………………, dan untuk itu “Daftar Persediaan” tersebut diserahkan kepada Penerima Fidusia, yang
keadaan persediaan barang tersebut telah diketahui oleh Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia sehingga
Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia menganggap tidak perlu lagi menguraikan lebih lanjut dalam akta
ini.
(untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan "Objek Jaminan Fidusia” yang seluruhnya bernilai
…………………………..
Nilai Penjaminan berdasarkan akta ini adalah ………………………..
-Selanjutnya para penghadap senantiasa tetap bertindak dalam kedudukannya seperti tersebut di atas
menerangkan pembebanan jaminan fidusia ini diterima dan dilangsungkan dengan persyaratan-
persyaratan dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
---------------------------------- Pasal 1
Pengalihan hak kepemilikan atas Obyek Jaminan Fidusia terjadi sejak tanggal penandatanganan akta ini,
sehingga Penerima Fidusia menjadi pemilik atas Obyek Jaminan Fidusia, dengan tidak mengurangi
ketentuan dalam undang-undang tentang Jaminan Fidusia dan ketentuan yang tercantum dalam akta ini.
Terhitung sejak beralihnya hak kepemilikan atas Obyek Jaminan Fidusia dan selama berlakunya perjanjian
ini Obyek Jaminan Fidusia tersebut dikuasai oleh Pemberi Fidusia dalam hubungan pinjam pakai, dengan
syarat sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan ketentuan yang tercantum dalam akta ini.
--------------------------------- Pasal 2
Pemberi Fidusia menjamin Penerima Fidusia bahwa :
-Obyek Jaminan Fidusia adalah benar milik Pemberi Fidusia;
-Obyek Jaminan Fidusia belum pernah dijual/dialihkan haknya dengan cara apapun kepada siapapun,
sehingga ia berhak dan mempunyai kewenangan untuk mengalihkan hak kepemilikannya;
-Obyek Jaminan Fidusia tidak dalam keadaan sedang dijaminkan kepada siapapun dan dengan cara apapun
kepada pihak lain serta tidak tersangkut dalam suatu perkara atau disita.
-Pemberi Fidusia dengan ini membebaskan dan/atau melepaskan Penerima Fidusia dari semua dan setiap
tuntutan, gugatan atau tagihan yang mungkin diajukan oleh orang/pihak siapapun mengenai atau yang
berhubungan dengan hal yang dijamin oleh Pemberi Fidusia tersebut di atas.
--------------------------------- Pasal 3
-Obyek Jaminan Fidusia hanya dapat dipergunakan oleh Pemberi Fidusia sesuai dengan sifat, dan
peruntukannya, dengan tidak ada kewajiban bagi Pemberi Fidusia untuk membayar biaya/ganti rugi berupa
apapun untuk pinjam pakai tersebut kepada Penerima Fidusia. Namun Pemberi.
-Fidusia berkewajiban untuk memelihara Obyek Jaminan Fidusia tersebut dengan sebaik-baiknya dan
semua tindakan yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan atas Obyek Jaminan Fidusia atas biaya
dan tanggungan Pemberi Fidusia sendiri, serta membayar pajak dan beban lainnya yang berkaitan dengan
itu.
-Apabila untuk penggunaan atas Obyek Jaminan Fidusia tersebut diperlukan suatu kuasa khusus, maka
Penerima Fidusia dengan ini memberi kuasa kepada Pemberi Fidusia untuk melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan dalam rangka pinjam pakai Obyek Jaminan Fidusia tersebut.
-Selama berlakunya perjanjian ini Penerima Fidusia tidak bertanggung jawab kepada Pemberi Fidusia atau
pihak lain berhubung dengan kerugian dan kerusakan Obyek Jaminan Fidusia (atau bagian dari padanya) atau
kerugian, kerusakan yang ditimbulkan karyawan, pekerja, wakil, agen Pemberi Fidusia atau terhadap pihak
ketiga yang disebabkan oleh penggunaan atau pengoperasian Obyek Jaminan Fidusia (atau bagian dari
padanya).
-Pemberi Fidusia wajib, bilamana diminta, menjamin sepenuhnya dan melindungi Penerima Fidusia terhadap
setiap tuntutan, tindakan, gugatan atau biaya (termasuk biaya penasehat hukum) yang timbul dari atau
sehubungan dengan pemeliharaan, penggunaan, pengoperasian, kepemilikan atau keadaan Obyek Jaminan
Fidusia ini.
--------------------------------- Pasal 4 DST SAMPAI DENGAN
--------------------------------- Pasal 15
CONTOH AKTA FIDUSIA (KENDARAAN)
B.-bahwa, untuk lebih menjamin dan menanggung terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan
harus dibayar oleh Debitor sebagaimana diatur dalam Perjanjian tersebut, Pemberi Fidusia diwajibkan untuk
memberikan jaminan fidusia atas Kendaraan Dump Truck Fuso milik Pemberi Fidusia untuk kepentingan
Penerima Fidusia, sebagaimana yang akan diuraikan dibawah ini.
C.-bahwa, untuk memenuhi ketentuan tentang pemberian jaminan yang ditentukan dalam Perjanjian tersebut,
maka Pemberi Fidusia dan Penerima Fidusia telah sepakat dan setuju, untuk membuat perjanjian Jaminan
Fidusia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 (seribu sembilan ratus
sembilan puluh sembilan), juncto Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019 (MK 18/PUU-
XVII//2019), yaitu perjanjian tentang Jaminan Fidusia sebagaimana yang hendak dinyatakan sekarang
dalam akta ini.
-Selanjutnya para penghadap tetap bertindak dalam kedudukannya seperti tersebut di atas untuk menjamin
terbayarnya dengan baik segala sesuatu yang terutang dan harus dibayarkan oleh Debitor kepada Kreditor, baik
karena hutang pokok, bunga dan biaya-biaya lainnya yang timbul berdasarkan Perjanjian tersebut, dengan
jumlah hutang pokok sebesar ............................ dan/atau sejumlah uang yang ditentukan dikemudian hari
berdasarkan Perjanjian tersebut, maka (para) penghadap Pihak Pertama dengan bertindak selaku Pemberi
Fidusia menerangkan dengan ini mengalihkan hak kepemilikan secara kepercayaan kepada Penerima Fidusia
dan penghadap Pihak Kedua dengan bertindak selaku Penerima Fidusia menerangkan dengan ini menerima
pengalihan hak kepemilikan secara kepercayaan dari Pemberi Fidusia, agar Penerima Fidusia memperoleh
Jaminan Fidusia, atas objek jaminan fidusia berupa :
Dump Truck Fuso dengan perincian sebagai berikut:
-Merk/Type :
-Jenis/Model :
-Warna :
-Nomor Rangka :
-Nomor Mesin :
-Tahun Pembuatan/Perakitan :
-Nomor Polisi :
-Atas nama :
(untuk selanjutnya dalam akta ini cukup disebut dengan "Objek Jaminan Fidusia” yang
seluruhnya bernilai …………………………..