Anda di halaman 1dari 6

 Pengertian Wilayah Negara

Daerah atau lingkup yang menunjukan batas-batas suatu negara yang bersangkutan
dapat melaksanakan kekuasaannya, sehingga menjadi tempat berlindung bagi rakyat
sekaligus sebagai tempat bagi pemerintah untuk mengorganisir dan menyelenggarakan
pemerintahannya.

Yang termasuk dalam wilayah negara meliputi: Daratan , Lautan , Udara &
Ekstrateritorial

A . Pengertian Batasan Wilayah Daratan


Wilayah Daratan adalah wilayah atau daerah yang berupa daratan. Untuk menentukan
batas daratan dengan Negara lain pada umumnya ditentukan dengan suatu perjanjian.
Batas-batas itu dapat berupa seperti berikut:
a. Batas alamiah, yaitu batas suatu Negara dengan Negara lain yang secara alamiah,
misalnya dalam bentuk pegunungan, sungai, dan hutan.
b. Batas buatan, yaitu batas suatu Negara dengan Negara lain yang sengaja dibuat oleh
manusia dalam bentuk pagar tembok, kawat berduri, dan pos penjagaan.
c. Batas secara geografis, yaitu batas wilayah suatu Negara dengan Negara lain yang
dapat ditentukan berdasarkan letak geografis yang melalui garis lintang dan garis bujur.
Misalnya, letak Negara Indonesia secara geografis berada pada 6o LU – 11OLS, 95OBT –
141OBT.

B . Pengertian Batasan Wilayah Lautan


Lautan atau perairan territorial merupakan bagian wilayah dari suatu negara.
Sehubungan dengan itu terdapat dua konsepsi pokok tentang wilayah laut yaitu :
a. Res Nullius, menyatakan bahwa laut yang tidak ada pemiliknya dapat diambil dan
dimiliki oleh tiap-tiap negara.
b. Res Communis, menyatakan bahwa laut adalah milik bersama masyarakat dunia
sehingga dapat diambil atau dimiliki oleh tiap-tiap negara.
Menurut konsep umum, demi menunjang keselamatan negara, setiap negara berhak
atas bagian tertentu laut yang berbatasan dengan wilayah daratan negaranya sebagai
bagian wilayah teritorialnya. dalam hal ini, yang diberlakukan adalah semua ketentuan
atau peraturan negaranya.
Batas laut territorial sesuai dengan Territoriale Zee en Maritim Kringen Ordonantie 1939.
yaitu lebar laut wilayah Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis pantai terendah pada
tiap-tiap pulau Indonesia. Teori ini diajarkan oleh ahli hukum Belanda, yaitu Bynkershoek.
Pada zaman pemerintahan Hindi Belanda terdapat suatu konsepsi peraturan tentang
wilayah laut Indonesia, yaitu setiap pulau atau sekelompok pulau di Indonesia memilki
wilayah laut tersendiri. Peraturan ini mengakibatkan terpisahnya antar pulau dan
sekelompok pulau yang satu dengan yang lain. Secara geografis, hal tersebut tidak
mendukung asas “Negara keastuan” seperti yang dimaksud dalam pasal 1 UUD 1945,
stelah merdeka dan berdaulat penuh, Indonesia mempunyai hak mengatur segala
sesuatu yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan negara. Langkah
selanjutnya, pada tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia megumumkan
Deklarasi Djuanda yang menetapkan lebar laut wilayah Indonesia 12 mil diukur dari garis
pantai. Konsep ini kemudian menjadi pangkal tolak terwujudnya konsep Wawasan
Nusantara.
Pada saat ini, penentuan batas wilayah laut telah memilki dasar hokum, yaitu menurut
Konfrensi Hukum Laut Internasional III tahun 1982 yang diprakarsai oleh PBB atau United
Nation Conference On The Law Of The Sea (UNCLOS) di Jamaica.

Penentuan batas-batas laut dapat kita ketahui dalam bentuk traktat multilateral sebagai
berikut.
a. Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
ZEE merupakan wilayah laut dari suatu negara yang batsnya 200 mil laut dari garis
pantai. Dalam wilayah itu, Negara mempunyai hak untuk meggali kekayaan alam dan
melakukan kegiatan ekonomi. negara lain bebas berlayar dan melakukan penerbangan
di atas wilayah itu serta bebas memasang kabel dan pipa di bawah lautan tersebut.
negara pantai yang bersangkutan berhak menagkap nelayan asing yang ketahuan
menangkap ikan dalam ZEE-nya.
b. Batas Laut Teritorial
Tiap-tiap negara mempunyai kekuasaan terhadap laut territorial hingga 12 mil dari garis
pantai.
c. Batas Zona Bersebelahan
Penentuan batas zona bersebelahan adalah sejauh 12 mil laut di luar batas laut territorial
atau 24 mil lautdari garis pantai. Dalam wilayah ini, negara dapat menindak pihak-pihak
yang melakukan pelanggaran terhadap undang-undang imigrasi, fiscal, dan bea cukai.
d. Batas Landasan Benua
Batas landas benua yaitu sejauh lebih dari 200 mil laut. Dalam wilayah ini, negara dapat
melakukan eksplotasi dari ekplorasi dengan kewajiban membagi keuntungan dengan
masyarakat Internasional.

C . Pengertian Batasan Wilayah Udara


Wilayah udara meliputi daerah yang berada di atas wilayah negara atau di atas wilayah
darat dan wilayah laut teritorial suatu negara. Di forum internasional belum ada
kesepakatan tentang kedaulatan suatu negara atas wilayah udara. Dalam pasal 1
Konvensi Paris 1919 yang telah diganti dengan Konvensi Chicago 1944 dinyatakan,
bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan utuh dan eksklusif di wilayah udaranya.
Ada beberapa teori tentang batas wilayah udara sebagai berikut.
a. Teori Negara Berdaulat di Udara
1) Teori Pengawasan
Kedaulatan negara ditentukan oleh kemampuan negara dalam mengawasi ruang udara
di atas wilayahnya. Teori ini dikemukakan oleh Cooper (1951).
2) Teori Udara
Wilayah udara meliputi suatu ketinggian dari kemampuan udara untuk mengangkat
(mengapungkan) balon pesawat udara.
3) Teori Keamanan
Negara mempunyai kedaulatan terhadap udaranya, termasuk untuk menjaga
keamanannya. Teori ini dikemukakan oleh Fauchilli (1901) yang menentukan ketinggian
wilayah udara 1.500 m. akan tetapi, pada tahun 1910 ketinggian tersebut diturunkan
menjadi 500 m.
b. Teori Udara Bebas
1) Kebebasan Udara Terbatas
a) Untuk memelihara keamanan dan keselamatan, setiap negara berhak mengambil
suatu tindakan tertentu.
b) Negara hanya mempunyai hak sebatas wilayah teritorialnya.
2) Kebebasan Ruang Udara Tanpa Batas
Tidak ada Negara yang mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara sehingga ruang
udara itu bebas dan dapat dipergunakan oleh siapapun

D . Pengertian Batasan Extratoritorial


Daerah ektrateritorial adalah daerah yang menurut kebiasaan internasional diakui
sebagai daerah kekuasaan suatu negara, meskipun daerah itu berada di wilayah
kekuasaan negara lain. Daerah ekstrateritorial meliputi :
a. Kapal yang Berlayar di bawah Bendera suatu Negara
Kapal yang berlayar dengan menggunakan bendera suatu negara dianggap sebagai
wilayah negara yang benderanya dikibarkan, baik ketika kapal itu sedang berlayar di laut
lepas atau berada di wilayah negara lain.
b. Kedutaan atau Perwakilan Tetap di wilayah Negara Lain
Di wilayah ini diberlakukan larangan terhadap alat negara, misalnya polisi atau pejabat
kehakiman yang memasuki suatu negara tanpa izin dari kedutaan. Setiap ada perwakilan
diplomatic disuatu negara, pasti terdapat daerah eksteritorial. Hal ini didasarkan pada
hukum internasional hasil Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres Aachen tahun 1818.
5. Batas Wilayah Negara
Batas wilayah negara meliputi wilayah darat, laut, dan udara. Pada umumnya batas
wilayah negara dibuat dalam bentuk perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral. Batas
antara satu negara dengan negara yang lain biasanya berupa :
a. Batas alam : sungai, danau, pegunungan, atau lembah;
b. Batas buatan : pagar kawat berduri, pagar tembok, dan tiang-tiang tembok; serta
c. Batas menurut geofisika : garis lintang dan garis bujur.
Maksud adanya penentuan batas wilayah negara yaitu agar setiap negara mengetahui
kejelasan batas wilayah kedaulatannya. Penentuan batas wilayah negara sangat penting
bagi keamanan dan kedaulatan suatu negara. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan
kekayaan alam dan penyelenggaraan pemerintahan, serta kejelasan status orang – orang
yang berada dalam negara tersebut
Warga Negara

 Pengertian Warga Negara

Menurut UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia:


Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Warga negara Indonesia adalah setiap orang yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan peraturan pemerintah RI dengan
negara lain sebelum undang-undang ini berlaku (UU Nomor 12 /2006) sudah menjadi
warga negara Indonesia.

 Pengertian Penduduk

Mereka-mereka yang memang berdomisili atau bertempat tinggal (punya alamat di


Indonesia).

 Ketentaun Hukum/Pasal yang Mengatur Warga Negara


 UUD 1945 perubahan keempat pada Pasal 26.
 Pasal 4 UU No.12 tahun 2006, tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
 Penentuan Status Kewargaraan
 Ius Soli. Contoh: Negara Amerika
 Ius Sanguinis. Contoh: Negara Eropa dan Asia
 Stelsel Aktif = hak opsi
 Stelsel pasif = hak repudiasi
 Pewarganegaraan

Tata cara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
melalui permohonan.

 Berdasarkan ketentuan UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik


Indonesia.
 Kedudukan Warga Negara

Pasal 26 (1) UU NRI Tahun 1945:


“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada ada kecualinya.”
Menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan yang sama
dalam bidang hukum maupun pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Agama dan Kepercayaan

 Pengertian Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya.

 Ketentuan/Pasal tentang Agama dan Kepercayaan


 Ketentuan tentang agama dan kepercayaan diatur dalam UUD NRI 1945 yang
bunyinya sebagai berikut:
 Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 29 (1) )
 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
(Pasal 29(2))
 Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pengajaran, pekerjaan, kewarganegaraan tempat tinggal wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali. (Pasal 28E (1))
 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran,
sikap, sesuai hati nuraninya . (Pasal 28E (2))

Pertahanan dan Keamanan

 Pengertian Pertahanan dan Keamanan

UU Nomor 3 Tahun 2002, pertahanan negara adalah segala usaha untuk


mempertahankan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara Kesataun Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
Buku putih tannas , pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya
pertahanan bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan
hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan
berdaulat. Kesempatan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap
sumber daya nasioal, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah Negara
sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

 Ciri pertahanan negara yang bersifat negara:


 Kerakyatan mengandung makna bahwa orientasi pertahanan diabdikan oleh dan
untuk kepentingan seluruh rakyat.
 Kesemestaan mengandung makna bahwa seluruh sumber daya nasional
didayaguanakan bagi upaya pertahanan.
 Kewilayahan merupakan gelar kekuatan pertahanan yang tersebar di seluruh
wilayah NKRI sesuai dengan kondisi geografi sebagai satu kesatuan pertahanan.

 Ketentuan/Pasal tentang Pertahanan dan Keamanan Negara

Diatur dalam UUD NRI 1945 Pasal 30 ayat 1-5.

 Ayat (1) menyebutkan tentang hak dan kewajiban tiap warga negara ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
 Ayat (2) menyebutkan usaha pertahanan dan keamanan rakyat.
 Ayat (3) menyebutkan tugas TNI sebagai “mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.”
 Ayat (4) menyebutkan tugas Polri sebagai “melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat dan menegakkan hukum.”
 Ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewarganegaraan TNI
dan Polri dalam menjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan, diatur dengan undang-undang (UU).
 Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2002 dikemukakan bahwa sistem pertahanan
Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh
warga Negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan
secara total, terpadu, terarah, serta berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman.

Dikemukakan juga bahwa penyelenggaraan pertahanan negara adalah segala kegiatan


untuk melaksanakan kebijakan pertahanan negara dengan komponen utamanya Tentara
Nasional Indonesia, dibantu komponen cadangan dan komponen pendukung dengan
cara memanfaatkan sumber daya nasional yang meliputi sumber daya manusia, sumber
daya alam, dan sumber daya buatan.

Anda mungkin juga menyukai