14 September 2021
RASUL ULUL AZMI
Para Rasul adalah manusia biasa yang luar biasa. Mereka adalah orang- orang yang
dipilih Allah menyampaikan pesan-pesan-Nya. Pemilihan seorang rasul merupakan
ketentuan Allah yang siapa pun tidak dapat mempengaruhinya. Diantara rasul-rasul Allah
ada lima orang yang teristimewa dengan diberi gelar ulul azmi, yang artinya orang yang
memiliki kesabaran atau keteguhan hati yang tinggi. Adapun yang termasuk rasul ulul
azmi adalah Nabi Nuh a.s., Ibrahim a.s. a.s., Musa a.s., Isa a.s. dan Nabi Muhammad
saw. Ketabahan dan kesabaran yang ditunjukkan oleh para nabi dan rasul khususnya ulul
azmi sangat jauh berbeda dengan kita. Bahkan Rasulullah pernah menyampaikan bahwa
yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang seperti
mereka. Ketabahan dan kesabaran para nabi dan rasul tersebut dipengaruhi oleh
kekuatan keimanan mereka. Mereka meyakini bahwa apa pun bentuk ujian yang
diberikan Allah adalah bentuk kasih sayang-Nya
Ulu al-Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan
tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar biasa, dalam
menyebarkan agama
b. Senantiasa mohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya
d. Memiliki keazaman (semangat yang kuat dan kokoh) yang tinggi semasa
berdakwah
Nabi Ibrahim as. as. termasuk rasul ulul azmi di antaranya karena kepatuhan dan
kesabaran serta keteguhannya dalam berdakwah. Ia harus berhadapan dengan raja dan
masyarakat penyembah berhala termasuk orang-orang terdekatnya. Bahkan ia harus
menerima siksaan yang maha pedih, yaitu dibakar dan diusir dari kampung halamannya.
Nabi Musa juga termasuk rasul ulul azmi. Beliau sabar dalam menghadapi dan
mendakwahi Fir’aun dan pengikutnya. Selain itu, beliau mampu bersabar dalam
memimpin kaumnya yang sangat pembangkang. Bagaimana tidak, ketika beliau akan
menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan
menyembah patung anak sapi.
e. Nabi Muhammad saw
Nabi Muhammad saw. sejak dari kecil sampai dewasa mengalami masa-masa sulit. Pada
usia 6 tahun beliau sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa beliau harus membantu
meringankan beban paman yang merawat beliau. Namun yang paling berat tantangan
yang dihadapi adalah setelah diangkatnya beliau menjadi rasul. Penentangan bukan saja
dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya. Beliau juga harus ikut menderita
tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah gara-gara dakwah beliau.