Anda di halaman 1dari 2

Nabi Ulul Azmi

Secara etimologi, kata ulul ‘azmi terdiri dua suku kata “ulu” dan “al-azm”, ulu adalah kata
khusus yang menunjukkan arti jama’ yang tidak ada asal kata mufradnya, sedang bila digunakan
untuk mufrad menggunakan kata dzu yang berarti “memiliki”, baik makhluk yang berakal maupun
tidak.

Rasul-rasul yang termasuk dalam kelompok ulul ‘azmi adalah rasul-rasul yang terkenal
kesabaran dan ketabahannya dalam menjalankan tugas, sehingga kesabaran mereka dipuji Allah
SWT dan dijadikan sebagai contoh kesabaran yang baik. Hal itu diterangkan-Nya di dalam al-Qur’an
surat al-Ahqaf: 35 Asy-Syuraa:13.

Kriteria Ulu al-Azmi

Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, di antara lain adalah:

1. Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah

2. Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada kaumnya

3. Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka

A. Nabi Nuh A.S.

Nabi Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak
umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di
antaranya karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Atas
kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan
semuanya hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.

B. Nabi Ibrahim A.S.

Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang disebabkan oleh perintah Raja
Namrudz. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala
termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih,
yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia
dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi
seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan
seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk “mengasingkan” istri dan
anak yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan
kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus
mengorbankan Ismail yang baru beranjak remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang
disembelih adalah seekor domba. Selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah.

C. Nabi Musa A.S.

Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi Firaun. Selain itu, dia juga
mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya yang sangat pembangkang.

D. Nabi Isa A.S.

Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan keteguhan dalam
menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar menerima cobaan sebagai seorang yang
miskin, pengkhianatan seorang muridnya, Yudas Iskariot, menghadapi fitnah, penolakan, hendak
diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan
dalam beribadah.

E. Nabi Muhammad S.A.W.

Sejak kecil sampai dewasa, Rasulullah selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun
dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang
merawatnya sejak kecil.

Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul.
Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Muhammad
juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan
dakwahnya.

Referensi

- http://duniabaca.com/kisah-nabi-ulul-azmi-dalam-al-qur%E2%80%99an.html (Diakses pada


tanggal 9 Agustus 2017, pukul 21:12)
- https://www.academia.edu/23824365/Kisah_Teladan_Rosul_Ulul_Azmi (Diakses pada
tanggal 9 Agustus 2017, pukul 21:25)
- http://www.mi-atthayyibah.sch.id/2015/07/kisah-para-rasul-ulul-azmi.html (Diakses pada
tanggal 9 Agustus 2017, pukul 21:34)
- http://www.bacaanmadani.com/2017/02/nama-nama-rasul-yang-mendapat-gelar.html
(Diakses pada tanggal 9 Agustus 2017, pukul 21:40)
- http://www.masuk-islam.com/kisah-nabi-ibrahim-as.html (Diakses pada tanggal 27 Agustus
2017, pukul 21:20)
- https://almanhaj.or.id/3475-meneladani-nabi-ibrahim-alaihissallam.html (Diakses pada
tanggal 27 Agustus 2017, pukul 21:45)

Anda mungkin juga menyukai