TUJUAN :
Setelah mendapatkan penjelasan materi ini pemirsa diharapkan mampu :
1. Mendefinisikan Nabi dan Rasul
2. Menunjukkan perbedaan antara Nabi dan Rasul
3. Menunjukkan jumlah Nabi dan Rasul
4. Menunjukkan makna hadits al ‘ulama waratsatul anbiya’, bukan waratsatur-rasul
5. Menunjukkan hukmah keberadaan Nabi dan Rasul itu laki-laki dari manusia biasa, bukan
wanita, bukan malaikat, dan bukan hamba sahaya.
6. Menunjukkan bahwa Nabi dan Rasul tidak mengetahui hal-hal yang gaib
7. Menangkal syubhat yang berkembang seputar kelaki-lakian nabi dan rasul, mengapa tidak
ada wanita yang menjadi nabi atau rasul.
8. Menyebutkan nama 25 rasul yang namanya tercantum dalam Al Qur’an.
9. Menunjukkan kandungan ayat yang mengisahkan perjalanan kenabian para Nabi Ulul-azmi
10. Menunjukkan penerus Nabi Muhammad : shahabat, salafusshalih, ulama, mujtahid.
POKOK-POKOK MATERI
1. Ta’rif Nabi dan Rasul
Rasul adalah orang laki-laki pilihan yang Allah berikan wahyu berisi syari’ah dan
diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya. Sedang nabi adalah orang laki-laki yang
Allah berikan wahyu kepadanya berisi syari’ah, tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan
kepada kaumnya. Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi
diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan
syari’ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang baru.seperti para Nabi yang pernah
Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan
mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukandari Taurat. (QS. 2: 246). Di sinilah
rahasia sabda Nabi : al ulama waratsatul Anbiya, bukan waratsaturrasul, karena peran ulama
hanya terbatas pada menyampaikan ajaran agama yang ada bukan membuat aturan baru.
b. Mengapa nabi dan rasul itu selalu dari laki-laki, tidak ada yang wanita
Begitu juga tidak ada nabi atau rasul dari kaum wanita. Kenabian adalah mutlak pilihan
Allah, tidak ada intervensi siapapun dalam penunjukannya (QS. 21:7), disamping itu tugas-
tugas kenabian yang harus dilakukan memang banyak yang bertentangan dengan fitrah
kewanitaan, seperti menerima wahyu, berbaur dengan umat, berjihad, keluar rumah, dsb.
Bagaimana jadinya jika nabi itu wanita yang sedang berhalangan lalu mendesak turun
wahyu.. Dan sepanjang sejarah manusia memang belum pernah ada nabi wanita.
4. Sifaturrasul
a. Basyariyyaturrasul
Para nabi adalah manusia biasa yang juga membutuhkan hal-hal yang bersifat umum,
seperti makan, minum, menikah, berketurunan dan sifat kemanusian/basyariyyah lainnya.
(QS. 25: 20, 13:38, 5:75)
Para Nabi tidak memiliki kekuasaan sedikitpun yang menjadi kekhususan Allah, seperti
mengetahui hal-hal ghaib, menguasai alam, mendatangkan keuntungan atau kerugian,
memberkahi, dsb, kecuali yang telah Allah berikan kepadanya. QS. 7:188, Jin: 26-27
b. Ishmaturrasul.
Para rasul adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan
pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah, mereka telah dibekali
Allah kesempurnaan dalam hal amanah, shidq/ kejujuran, fathonah/ kecerdasan, dan
tabligh/ penyampaian, sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas
apapun.
c. Iltizamurrasul
Para rasul adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apapun yang mereka
ajarkan. Mereka bekerja dan berda’wah sesuai dengan arahan dan perintah Allah,
meskipun untuk menjalankan perintah Allah itu harus berhadapan dengan tantangan-
tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya, maupun dari para musuhnya. Dalam
hal ini para rasul tidak pernah sejengkal-pun menghindar atau mundur dari perintah
Allah.
5. Mukjizat Rasul.
Para rasul juga dibekali mukjizat dan tanda-tanda keistimewaan lainnya, untuk
membuktikan kebenaran kerasulannya, bahwa mereka datang dari Allah SWT. Seperti yang
pernah Allah berikan kepada Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi
Muhammad SAW.
6. Rasul Ulul-Azmi.
Dari 25 orang rasul itu terdapat lima orang rasul yang dikenal dengan Ulul- Azmi
minarrusul, yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Mereka itu Allah sebutkan
dalam firman Allah: “Dan Ingatlah ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari
kamu sendiri, dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari
mereka perjanjian yang teguh” QS. Al Ahzab/33:7
Lima rasul ulul-azmi inilah yang harus selalu kita kenang dan kita hayati perjalanan
hidupnya, tanpa melupakan atau mengecilkan peran dan keteladanan rasul-rasul lainnya.
a. Nabi Nuh, as. Kegigihannya dalam berda’wah siang dan malam, tanpa mengharapkan jasa
dan imbalan dari kaumnya. Keberadaan istri dan anak yang menjadi pengahalang da’wahnya
serta ia tidak pernah terpengaruh oleh tantangan dan ejekan itu.
3
“Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu, sebagaimana kamu
sekalian mengejek kami” QS. Hud/11: 38
b. Nabi Ibrahim, as. Kepatuhannya dalam menjalankan perintah Allah, mulai dari
pernyataannya memisahkan diri dari kepercayaan kaumnya termasuk ayahnya sendiri,
caranya berdialog menunjukkan kebatilan patung/berhala kepada kaumnya, keberaniannya
menghancurkan patung-patung sesembahan Namrud dan kaumnya, hingga murka dan
pembakaran Ibrahim oleh kaumnya (QS.21: 51-69). Maka wajar orang yang sedemikian
hanifnya, dan tinggi semangat da’wahnya, Allah tidak relakan terbakar oleh api Namrud.
Demikian juga kepindahannya ke Makkah, tanah tandus yang tidak berumput (QS. 14:37),
kesiapan istri dan keluarga ketika harus ditinggal sendiri, Ibrahim pergi memenuhi perintah
Allah. Kesungguhannya untuk berkorban, kebesaran jiwa istri, dan kepatuhan anak untuk
dikorbankan, hanya karena memenuhi perintah Allah.
c. Nabi Musa, as. Kisah terbanyak dalam Al Qur’an adalah kisah Musa dan Fir’aun. Sejak
kecilnya sudah dihadapkan dengan bahaya. Kerelaan ibunya menghanyutkan bayi Musa di
sungai Nil, adalah sebuah pengorbanan yang tak terhingga. Pembelaannya pada Bani Israil
yang tertindas, membuatnya keluar dari istana Fir’aun, menuju ke Madyan, menjadi
penggembala kambing Nabi Syu’aib selama sepuluh tahun. Lalu diperintahkan Allah kembali
menemui Fir’aun mengajaknya beriman kepada Allah,QS. Al Qashash/28:2-40, Musa mulai
berhadapan dengan tantangan besar, ditentang dan dimusuhi Fir’aun. Musa berhasil
membawa sebagian Bani Israil setelah mengalahkan tukang-tukang sihir Fir’aun. Musa di uji
kesabarannya membawa Bani Israil, keluar dari Mesir menuju ke Baitul Maqdis dan
pendurhakaan Bani Israil pada Musa, (QS.5:20-25).
d. Nabi Isa, as. Kelahiran tanpa ayah (19:16-22), tuduhan keluarga Maryam atas diri Maryam,
(19:27-28). Mukjizat Isa yang bisa berbicara saat di buaian, menyembuhkan orang sakit, dan
menghidupkan orang mati, atas izin Allah (3:49) tidak membuatnya keluar dari statusnya
sebagai hamba Allah (4:172). Tantangan dari kaum Yahudi, yang berusaha membunuhnya
(4:157-158). Pengkultusan yang dilakukan oleh kaum Nasrani, karena Isa dianggap memiliki
sifat-sifat ketuhanan, seperti menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, dan
membuat burung dari tanah (3:49, 4:1710, 5:72-73, 116-120) membuatnya berdoa “ Jika
Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu dan jika
Engkau mengampuni mereka, maka sesngguhnya Engkau yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana ”.
e. Nabi Muhammad, SAW. Kesabarannya yang tak terhingga dalam mengajak kaumnya
bertauhid kepda Allah. Tantangan dari kaumnya dan bahkan pamannya sendiri, hingga ia
harus terusir dari kampung halamannya. Ke Thaif, dilempari batu, dituduh orang gila, tapi
yang keluar dari mulutnya, hanya permohonan kepada Allah agar menunjuki mereka. Dst.
Demikianlah kegigihan para rasul ulul azmi dalam menyelamatkan kaumnya dari bahaya
kufur, agar mereka bertauhid kepada Allah. Seluruh usaha dan pengerahan kemampuan hanya
ditujukan agar umat manusia menjadi beriman kepada Allah, hidup dengan benar, keluar dari
lingkaran kebinatangan untuk menjadi manusia utuh dan sempurna, memerankan fungsi khalifah,
sebagai makhluk yang memiliki keutamaan dibandingkan dengan makhluk manapun adanya.
Wallahu a’lam.
4
PILIHLAH JAWABAN (B) JIKA PERNYATAAN INI BETUL ATAU (S) JIKA SALAH
1. B S. Jumlah rasul hanyalah 25 rasul, lima di antaranya rasul ulul azmi
2. B S. Para Nabi bertugas mengajarkan wahyu Allah yang telah dibawa rasul sebelumnya
3. B S. Tidak pernah ada nabi perempuan di dunia ini, karena Allah tidak pernah mengutusnya
4. B S. Nabi Isa dapat menyembuhkan orang sakit, karena kenabiannya
5. B S. Dalam menyampaikan wahyu Allah, para rasul tidak pernah salah
6. B S. Sebagai manusia biasa nabi atau rasul pernah melakukan kesalahan
7. B S. Sebagai pewaris nabi, para ulama berperan menetapkan aturan-aturan baru
8. B S. Jika rasul datang dari bangsa malaikat, maka akan terjadi kesenjangan komunikasi
9. B S. Tugas kenabian bisa saja dilakukan oleh siapapun, termasuk kaum wanita
10. B S. Salafusshalih adalah para penerus sebagian tugas Nabi Muhammad SAW
Tanggal,………..
Nama a’dla’ Paraf Naqib
…………………………….. ……………………………………….