Anda di halaman 1dari 10

Negara dan Kedaulatan Teritorial (Kedaulatan Wilayah Laut dan Udara)

Nama anggota:
- Chelsea Gracia Juvanda B// 110110210058
- Kezia Benoni Natasya// 110110210070
- Adrian
Kelas: hukum internasional A4

1. A. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982, Negara memiliki kedaulatan di laut teritorial,
perairan pedalaman dan perairan kepulauan, dan negara memiliki yurisdiksi di zona
tambahan (yurisdiksi terbatas), ZEE dan landas kontinen (hak-hak berdaulat). Jelaskan
penerapan pengaturan zona maritim tersebut dalam kasus-kasus di bawah ini:

Berdasarkan ketentuan Konvensi PBB 1982 tentang Hukum laut, kasus terkait kapan vietnam
yang diduga telah melakukan pelanggaran batas wilayah dan melakukan aktivitas
penangkapan di perairan laut indonesia, tidaklah dibenarkan. Hal ini karena tertera
bahwasannya terdapat batasan antara Indonesia dan Vietnam, yaitu garis batas landas
kontinen di utara, yaitu Pulau Natuna, sedangkan kapal laut ikan vietnam tersebut berada
pada posisi 06 07’0641’’ U - 105 56’80809” T, berada pada 3 Nm di dalam garis batas landas
kontinen, yang berarti wilayah tersebut merupakan wilayah yang termasuk ke Indonesia.
Selain itu, dalam ketentuan konvensi PBB 1982 tersebut, dikatakan bahwa kapal negara asing
boleh saja memasuki batas-batas yang sudah ditentukan oleh hukum internasional, dengan
syarat, mendapatkan izin dari negara yang bersangkutan, tetapi dalam kasus ini, kapal negara
asing Vietnam melewati garis batas landas kontinen tanpa dilengkapi dokumen dari
pemerintah Republik Indonesia. Kemudian, Vietnam juga melanggar terkait peraturan
mengenai ZEE yang diatur pada Bab V dari UNCLOS 1982 yang dibahas dari pasal 55
hingga pasal 75.
Berdasarkan kasus tersebut, jika berkaca pada Konvensi Hukum laut 1982, maka laut
wilayah Natuna Utara termasuk ke dalam landas kontinen berbatasan dengan Malaysia yang
telah disepakati pada tahun 1969 dan berbatasan dengan Vietnam yang telah disepakati pada
tahun 203, dimana landas kontinen tersebut meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari
area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan
alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen atau hingga suatu jarak 200 mil
laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur. Dalam hal ini, pinggiran luar tepi
kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 mil laut sampai dengan jarak
100 mil laut dari garis kedalaman 2.500 meter.1 Pengaturan mengenai Landas Kontinen diatur
dalam hukum internasional lebih lanjut dalam UU Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas
Kontinen, dimana dalam undang-undang tersebut, masih dilandasi dengan ketentuan dalam
Konvensi Hukum Laut 1958 mengenai Landas Kontinen yang hingga sekarang belum dibuat
revisi atau penyesuaian dengan ketentuan landasan kontinen sebagaimana yang diatur dalam
Konvensi Hukum Laut 1982, dimana hal ini dapat dilihat dari definisi Landas Kontinen
menurut UU Nomor 1 Tahun 1973.

1
Sefriani, Hukum Internasional Suatu Pengantar Edisi Kedua, Depok: rajawi {ress, 2019, hlm. 182.
B. BEA CUKAI LAKUKAN DUA PENINDAKAN DI WILAYAH PERBATASAN

Jawaban:

Kapal patroli BC 9001 dari Pangkalan Sarana Operasi Bea Cukai Sorong mendapati kegiatan
ilegal yang dilakukan oleh kapal nelayan dalam operasi Jaring Wallacea. Kapal patroli BC
9001 berhasil mengamankan sebuah kapal nelayan KMN Teman Setia 03 yang berisi 8 anak
buah kapal dan 1 nakhoda di perairan Merauke. Kapal tersebut diamankan karena tidak
adanya surat-surat yang diperlukan untuk berlayar. Oleh karena itu, kapal tersebut dikenai
pelanggaran Undang-Undang no 45 Tahun 2009 tentang Perikanan dan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Batas landas kontinen diukur mulai dari garis dasar
pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah 200 mil

Setiap negara memiliki hak dan wewenang atas wilayah perairan di dalam kedaulatan
negaranya. Sesuai dengan batas kontinental, ditarik 12 mil dari garis pantai dan dengan zona
tambahan seluas 24 mil dari garis pantai. Dengan wewenang tersebut negara berhak untuk
menjalankan aktivitas pada wilayah perairan, dasar laut, dan udara di dalam wilayah tersebut.
ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) merupakan zona yang dikuasai oleh negara secara terbatas
sejauh 200 mil dari garis pantai. Zona tersebut dapat dilewati oleh negara lain, namun
kekuasaannya untuk mengambil sumber daya alam seperti ikan, laut, dan bumi hanya dapat
dikuasai oleh negara yang memegang ZEE nya kecuali dengan perjanjian dengan negara yang
bersangkutan. Sebuah negara dapat bebas melakukan eksploitasi sumber daya alam di
wilayah non ZEE negaranya di laut lepas, yang kewenangannya tidak dipegang oleh negara
manapun.

Dengan ditetapkannya kedua hal tersebut pada Konvensi Hukum Laut 1982, sebuah negara
tidak dapat menerobos hak negara lain dalam perbatasan kelautannya. Dalam prakteknya,
suatu negara harus membuat persetujuan dengan negara bersangkutan untuk melakukan
eksploitasi sumber daya alam di wilayah ZEE negara tersebut. Tanpa adanya persetujuan,
apabila terbukti dilakukan penyalahgunaan kekuasaan dalam melakukan tindak eksploitasi di
suatu negara, maka kapal atau objek negara yang melanggar berhak untuk ditahan oleh
negara yang hak ZEE nya dilanggar.

Dalam kasus Bea Cukai di atas, pihak Indonesia telah melakukan tindakan yang benar atas
penangkapan kapal nelayan KMN Teman Setia 03 yang berisi 8 buah anak kapal dan 1
nahkoda.

c. 4 Penyelundup 99 Warga Rohingya ke Aceh Dihukum 5 Tahun Penjara

Puluhan warga Rohingya yang terkatung-katung di laut setelah kapal yang mereka tumpangi
rusak pada Juni 2020 yang ternyata didalamnya terdapat 99 warga dan pda akhirnya
diselamatkan oleh nelayan,Empat orang penyelundup pun ditangkap. Mereka adalah SD
(warga Rohingya di Medan), AS, F, dan R.Penyelundupan 99 imigran Rohingya pada Juni
2020 itu diduga dilakukan atas perintah seorang warga Rohingya yang ditampung di Medan,
AR. 2

Jika dikaitkan dengan Konvensi PBB 1982 tentang Hukum Laut,kasus ini melanggar tentang
pengungsian yang dilakukan secara ilegal dimana kasus ini juga tentunya berkaitan dengan
terancamnya kedaulatan dan keamanan dari Indonesia, kasus ini juga menyangkut
perimigrasian berupa kejahatan dan pelanggaran yang diancam hukuman pidana , persturan
tentang perimigrasian juga tercatat dan diatur dalam UNCLOS Pasal 33 Ayat 1.Pidana bagi
ketiga warga Aceh dituntut masing-masing 6 tahun penjara yang dituntut oleh Jaksa penuntut
umum (JPU) dengan Pasal 120 ayat (1) UU RI No 6 Tahun 2011.

d. Kapal Tanker Minyak Diserang di Lepas Pantai Oman Tewaskan Dua Awak, Israel Tuduh
Iran

Kapal Tanker yang Saat dengan damai melewati perairan teritorial 185 mil timur laut Pulau
Masirah Oman tiba-tiba diserang oleh drone bunuh diri yang diduga berasal dari Iran dan
menyebabkan dua awak kapal tewas.Karena secara tidak langsung mengancam perdamaian
dan ketertiban negara pantai yaitu Oman dan tentunya Negara Israel.3

Dari Kasus tersebut tentu saja kita dapat menilai bahwa tindakan tersebut telah dapat
dianggap sebagai perbuatan bukan lintas damai yang ada di ayat 2 Pasal 19 UNCLOS berisi
setiap ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah atau
kemerdekaan politik Negara pantai, atau dengan cara lain apapun yang merupakan
pelanggaran asas hukum internasional sebagaimana tercantum dalam Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa, peluncuran, pendaratan atau penerimaan setiap peralatan dan perlengkapan
militer.Dan memang terbukti adanya tindakan tersebut dapat dikategorikan ancaman dan
kekerasan yang merugikan negara .

2. Carilah informasi tentang konvensi mengenai penerbangan sipil internasional (Convention


on International Civil Aviation) dan perjanjian tentang prinsip-prinsip yang mengatur
kegiatan negara dalam eksplorasi dan penggunaan luar angkasa (Treaty on Principles
Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space). Bandingkan
dan tulis perbedaan antara rezim hukum ruang udara dan rezim hukum yang berlaku di luar
angkasa dengan menyebutkan pasal yang relevan.

2
Setyadi Agus,4 Penyelundup 99 Warga Rohingya ke Aceh Dihukum 5 Tahun Penjara
3
Kompas.com, Kapal Tanker Minyak Diserang di Lepas Pantai Oman Tewaskan Dua Awak,
Israel Tuduh Iran
Jawaban: (chelsea gracia// 110110210058)

- konvensi mengenai penerbangan sipil internasional terdapat di konvensi chicago yaitu


convention on international civil aviation, merupakan sebuah instrumen hukum yang
di sah kan pada december 1944 oleh 52 negara dan juga oleh Amerika Serikat dalam
hal ini sebagai sebuah instrumen hukum terdapat pengaturan atas hak dan kewajiban
dalam penerbangan sipil dalam ranah internasional dan menjadi landasan atas piagam
internasional civil aviation organization yang disingkat dengan ICAO yaitu adalah
sebuah lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan menurut Konvensi
Chicago 1944 tentang Penerbangan Sipil Internasional.4 Lembaga ini
mengembangkan teknik dan prinsip-prinsip navigasi udara internasional serta
membantu perkembangan perencanaan dan pengembangan angkutan udara
internasional untuk memastikan pertumbuhannya terencana dan aman.

Dewan ICAO mengadopsi standar dan merekomendasikan praktik mengenai


penerbangan, pencegahan gangguan campur tangan yang ilegal, dan pemberian
kemudahan prosedur lintas negara untuk penerbangan sipil internasional. Assad
Kotaite telah bertindak sebagai Presiden Dewan ICAO sejak 1976, tetapi akan
mengundurkan diri pada Agustus 2006.

ICAO berbeda dari organisasi transportasi udara internasional lainnya,


terutama karena ICAO sendiri berada di tangan otoritas internasional (di antara
negara-negara penandatangan): organisasi lain termasuk International Air Transport
Association (IATA), sebuah asosiasi perdagangan yang mewakili maskapai
penerbangan; Organisasi Layanan Navigasi Udara Sipil (CANSO), sebuah organisasi
penyedia layanan navigasi udara (ANSP); dan Airports Council International, asosiasi
perdagangan otoritas bandara. ICAO berfungsi sebagai penghubung negara-negara
yang menjadi anggotanya dalam menetapkan standards and recommended practices
(SARPs) dalam penerbangan sipil internasional sesuai dalam peraturan direktur

4
FAQ about icao https://www.icao.int/about-icao/Pages/default.aspx
jenderal perhubungan udara nomor kp 158 tahun 2017 tentang petunjuk teknis
pendistribusian, pemberian tanggapan dan pemantauan ICAO state letter 5.

- perjanjian tentang prinsip-prinsip yang mengatur kegiatan negara dalam eksplorasi


dan penggunaan luar angkasa (Treaty on Principles Governing the Activities of States
in the Exploration and Use of Outer Space) dalam hal ini dikenal dengan sebutan
space treat dimana hal ini merupakan perjanjian multilateral yang sampai sekarang
menjadi dasar dari hukum ruang angkasa internasional. Setelah dirumuskan di bawah
PBB, space treaty kemudian dibuka untuk ditandatangani pada 27 januari pada tahun
1967 yang kemudian diberlakukan pada tanggal 10 oktober 1967 yang kini telah
ditandatangani oleh 112 negara termasuk dengan negara yang memiliki teknologi
ruang angkasa6.

B. perbedaan rezim

- Rezim udara diartikan barangsiapa yang memiliki sebidang tanah dia juga menguasai
apa yang berada di dalamnya dan juga kolom udara di atasnya Tanpa Batas dengan
demikian persoalan kepemilikan udara atau ruang udara sudah jadi permasalahan
suatu bangsa sangat amat lama permasalahan kepemilikan dan negara menjadi
permasalahan hukum yang pada mulanya diatur atau berupaya untuk diatur oleh
hukum nasional pada tahun 1960-an adanya suatu hukum nasional yang mengatur
navigasi udara oleh internasional suatu institusi di Amerika Prancis dan menarik
untuk dicatat bahwa usulan ini adalah salah satu contoh yang menunjukkan bahwa
hukum pernah berada di depan sebelum adanya teknologi Perancis memang negara
modern terdepan dalam hal pengaturan udara apabila ditarik ke lebih ke bilangan lagi
pada tahun 1784 sebuah direktif diberlakukan untuk secara langsung mengatur
pengoperasian penerbangan balon udara tersebut tidak dapat dilaksanakan tanpa
terlebih dahulu adanya izin kepada pemerintah untuk Melakukan asesmen
penerbangan balon udara tersebut berbahaya atau tidak bagi masyarakat hal ini
menunjukkan bahwa sel merupakan hal yang selalu dan pada pada mulanya
diperhatikan menjadi penting dalam pengaturan ruang udara pengaturan wilayah
Udara Internasional baru muncul pada tahun 1910 karena itu balon udara milik

5
peraturan direktur jenderal perhubungan udara nomor kp 158 tahun 2017,
https://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2017/KP_158_TAHUN_2017.pdf
6
“Treaty on Principles Governing the Activities of States in the Exploration and Use of Outer Space,
including the Moon and Other Celestial
Bodies". United Nations Office for Disarmament Affairs.diakses pada 9 November 2022
Jerman secara langsung lintas dan berulang melintas di wilayah udara Perancis
dengan demikian Perancis untuk berunding untuk mencapai suatu kesepakatan
internasional dan mengatur wilayah atau lintas tersebut pelaksanaannya Seperti apa
sehingga dapat dilakukan secara aman dan tidak berlebihan sebagai hasilnya dibuatlah
Paris Paris conference tahun 1910 Namun karena permasalahan politik dua negara
saat itu konferensi ini berakhir tanpa adanya hasil yang baru lahir setelah perang
dunia ke-1 pada 8 Februari 1912 mula-mula ada 2 rute penerbangan internasional
yang secara komersial pertama di dunia dengan tersebut beroperasi negara-negara
berpikir kembali akan bahwa mereka membutuhkan adanya suatu rezim hukum yang
mengatur wilayah udara dan penerbangan internasional mereka mengembangkan
praktik-praktik dan kemudian negara-negara berpikir . Dan ini direfleksikan ke dalam
versi internasional pertama yang bernama Faris terpencil ini merupakan konferensi
atau perjanjian internasional pertama yang berlaku sebagai pemuda yang namanya
adalah Paris convention lain-lain Paris convention dengan 32 negara dan kedaulatan
komplit dan eksklusif bagi wilayah udara diatas teritori negara sebagaimana
dijelaskan sebelumnya dan eksklusif pentingnya ketika kita berbicara kedaulatan
negara kedaulatan pada tanggal 7 Desember 1941 perjanjian baru yang dikenal
dengan sebutan yang menjelaskan bahwa Kedaulatan suatu negara atas wilayah
udaranya

Chicago Convention mendefinisikan pesawat udara atau aircraft sebagai suatu


hal yang dapat menggerakan benda di udara berkat reaksi udara.7 Sehingga secara
yuridis, definisi dari pesawat udara tidak memperhitungkan fungsinya sebagai tujuan
transportasi komersial, non-komersial, barang, manusia ataupun hal-hal lainnya.
Meskipun begitu, perlu dibedakan antara pesawat publik dan pesawat sipil, dimana
Pasal 3 Chicago Convention mendefinisikan pesawat publik sebagai pesawat yang
digunakan untuk dinas militer, duane, ataupun polisi. Dibawah Chicago Convention
maupun konvensi penerbangan lain seperti Paris Convention, negara-negara diakui
memiliki kedaulatan penuh atas ruang udara yang terdapat di atas wilayahnya. Selain
itu, hukum ruang udara internasional tidak mengenal adanya hukum kebiasaan hak
lintas damai sebagaimana dikenal pada hukum laut, sehingga negara-negara hanya
dapat menikmati suatu kebebasan yang diawasi ketika pesawat sipil dari negara

7
Annex 2 to the Convention on International Civil Aviation: Tenth Edition, ICAO, hlm. 1-1
tersebut memasuki ruang udara internasional. Beberapa contoh dari praktik kebebasan
yang diawasi menurut Chicago Convention adalah sebagai berikut:

a. Pesawat sipil yang berasal dari negara-negara pihak dan tidak melakukan
pengangkutan komersial dapat melakukan transit tanpa mendarat, ataupun melakukan
pendaratan non-komersial pada wilayah negara-negara pihak lainnya. Menurut Pasal
96d, pendaratan non-komersial adalah pendaratan yang bukan menaikan dan
menurunkan penumpang, barang dagangan (goods), maupun surat-surat.
b. Pesawat komersial yang tidak melakukan pelayanan tidak reguler juga mendapatkan
kebebasan yang sama, dengan syarat negara-negara dapat memberlakukan ketentuan
dan pembatasan yang dianggap perlu. Sementara itu, pesawat udara yang melakukan
pelayanan komersial hanya dapat menikmati kebebasan apabila negara
masing-masing merupakan
c. pihak dari konvensi tersebut.
d. Negara dapat memberlakukan no fly zone atau zona larangan terbang pada keadaan
luar biasa bagi seluruh atau sebagian dari wilayahnya, dengan syarat bahwa tidak ada
diskriminasi ataupun pembedaan tanpa alasan kepada negara-negara lainnya.

- Pengaturan-pengaturan utama dari Space Treaty adalah larangan penggunaan senjata


pemusnah massal pada lingkup ruang angkasa, menggunakan bulan dan objek-objek
ruang angkasa lainnya secara eksklusif untuk fungsi-fungsi yang damai, menyatakan
bahwa ruang angkasa haruslah secara bebas digunakan dan diamati oleh seluruh
negara-negara, dan melarang suatu negara untuk membuat klaim kedaulatan atas
wilayah luar angkasa.Walaupun begitu, Space Treaty tidak melarang negara-negara
untuk mendirikan divisi militer luar angkasa, maupun penggunaan senjata
konvensional di luar angkasa. Pengaturan Space Treaty menekankan kebebasan dan
cara-cara damai bagi negara-negara untuk menggunakan daerah luar angkasa hal ini
dapat dilihat dari pasal-pasal Space Treaty sebagai berikut:

a. Eksplorasi luar angkasa, termasuk bulan dan objek-objek luar angkasa lainnya,
harus digunakan untuk kepentingan dan perkembangan seluruh negara-negara di
dunia, tanpa memandang kondisi ekonomis maupun saintifik dari negara-negara
tersebut, dan harus dianggap sebagai milik seluruh umat manusia. Seluruh negara
boleh dengan bebas mengeksplorasi angkasa luar, dimana kooperasi dan kerjasama
antara negara sangatlah dianjurkan dengan basis kesetaraan di bawah hukum
internasional.

b. Luar angkasa, bulan, dan objek-objek luar angkasa lainnya tidak dapat dianggap
sebagai daerah kedaulatan suatu negara, baik dengan cara okupasi maupun cara-cara
lainnya.

c. Segala jenis aktivitas eksplorasi maupun penggunaan angkasa luar haruslah sesuai
dengan hukum internasional, termasuk Piagam PBB, kepentingan umum, dan dengan
cara yang menjaga kedamaian serta keamanan dunia.

d. Negara-negara tidak dapat menggunakan atau meletakkan pada orbit bumi segala
jenis objek nuklir maupun senjata pemusnah massal, membangun

Perbedaan fundamental dari kedua perjanjian ini adalah subjek perjanjian nya dimana
dia mengatur mengenai ruang udara diatas suatu negara ada juga yang mengatur
tentang wilayah yang berada di luar angkasa dalam hal ini ruang udara diatas suatu
negara merupakan yurisdiksi suatu negara sedang menurut outer Space Treaty Ruang
angkasa menjadi milik penduduk bumi dan bahwa terdapat kebebasan Bagi siapapun
untuk melintasinya. ruang angkasa tidak tunduk pada Kedaulatan suatu negara, baik
secara penggunaan atau kedudukan atau Cara lainnya, Menurut outer Space Treaty
ruang angkasa, dan subjek-subjek hukum baik individu berada utusan manusia, Dan
walaupun negara bertanggung jawab atas kerusakan yang disebabkan oleh benda
antariksa mereka, negara tidak memiliki iklim wilayah ruang angkasa yang ada di
wilayah mereka layaknya ruang udara yang diatur cc 1944
Daftar Pustaka

DOKUMEN HUKUM

Annex 2 to the Convention on International Civil Aviation: Tenth Edition, 2002

RUJUKAN INTERNET

Departemen Hukum Internasional FH Unpad, “Kedaulatan di Udara”, 2020,

<https://www.youtube.com/watch?v=r8ICNRR3Xd4> [09/11/2022]

“The History of ICAO and the Chicago Convention”, ICAO International, diakses pada 9

November 2022, https://www.icao.int/about-icao/history/pages/default.aspx

ICAO, https://www.icao.int/about-icao/Pages/default.aspx

Redaksi Di Laut, “Bakamla Menangkap Kapal Ikan Vietnam di Natuna Utara”, 2022,
https://darilaut.id/berita/bakamla-menangkap-kapal-ikan-vietnam-di-natuna-utara
(09/11/2022)

Bea Cukai, "Bea Cukai Melakukan Dua Penindakan di Wilayah Perbatasan", Kementerian
Keuangan : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, 2021,
https://www.beacukai.go.id/berita/bea-cukai-lakukan-dua-penindakan-di-wilayah-perbatasan.
html (09/11/2022) Departemen Hukum Internasional FH Unpad, “Kedaulatan di Udara”,
2020, [09/11/2022] Agus Setyadi, 2021, “4 Penyelundup 99 Warga Rohingya ke Aceh
Dihukum 5 Tahun Penjara”,
Bernadette Aderi P,”Kapal Tanker Minyak Diserang di Lepas Pantai Oman Tewaskan Dua
Awak, Israel Tuduh Iran”, [09/11/2022]

CNN Indonesia, 2021,”Kapal Tanker Israel Diserang di Laut Arab, Iran Jadi Tertuduh”,
[09/11/2022]

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/31/220808570/kapal-tanker-minyak-diserang-
di-lepas-pantai-oman-tewaskan-dua-awak?page=all#page2

https://news.detik.com/berita/d-5609654/4-penyelundup-99-warga-rohingya-ke-aceh-dihuku
m-5-tahun-penjara

ATURAN HUKUM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 158


TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN, PEMBERIAN
TANGGAPAN DAN PEMANTAUAN ICAO STATE LETTER,
https://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/pEI/2017/KP_158_TAHUN_2017.pdf

Anda mungkin juga menyukai