Anda di halaman 1dari 3

UNDANG-UNDANG DAN HUKUM INTERNASIONAL

1. Pentingnya Hukum dan Perundang-undangan internasional:


Hukum dan perudang-undangan internasional (HUKUM LAUT) merupakan satu aturan yang
menjadi dasar/pedoman untuk seluruh bangsa dan masyarakat dunia yang di kovensikan PBB
pada tahun 1972 dan disahkan oleh 160 pada tahun 1982 dengan terciptakannya Hukum Laut
(Convention on the Law of the Sea). Didalam Hukum Laut terdapat 17 BAB dan 9 lampiran yang
memuat tentang aturan pembagian/ batas-batas ruang laut dan penggunaan wilayah/ ruang
laut, dan pengelolaan segala materi (SDHL) dan segala kepentingan di wilayah laut, baik untuk
negara berpantai maupun yang tidak berpantai dan juga segala aktivitas/ kegiatan yang
dilakukan di wilayah laut dan laut lepas.
2. Pembagian wilayah laut:
Secara garis besar pembagian wilayah laut terdiri dari 4 bagian utama, yaitu:
a. Wilayah perairan:
- Perairan pedalaman; semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah
pantai-pantai Indonesia, termasuk kedalamnya semua bagian dari perairan yang terletak
pada sisi darat dari suatu garis penutup.
- Perairan kepulauan; semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal
Kepulauan tanpa memperhatikan kedaiaman atau jarak dari pantai.
- Laut territorial; adalah jalur Laut selebar 12 (dua belas) mil laut yang diukur dari garis
pangkal yang di tentutakan berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Demikian untuk wilayah perairan dan perairan kepulaun, dalam hukum internasional
merupakan bagian yang berada didalam laut teritorial.
b. Wilayah yuridiksi:
- Zona tambahan; zona yang iebarnya tidak melebihi 24 (dua puiuh empat) mil laut yang
diukur dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur.
- Zona Ekonomi Ekslusif; suatu area di luar dan berdampingan dengan laut teritorial
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undangundang yang mengatur mengenai
perairan Indonesia dengan batas terluar 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari
mana lebar laut teritorial diukur.
c. Laut lepas:
d. Laut lepas terbuka untuk semua Negara, baik Negara pantai atau tidak berpantai.
Kebebasan laut lepas, dilaksanakan berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan dalam
Konvensi ini dan ketentuan lain hukum internasional. Kebebasan laut lepas itu meliputi,
inter alia, baik untuk Negara pantai atau Negara tidak berpantai :
- kebebasan berlayar
- kebebasan penerbangan
- kebebasan untuk memasang kabel dan pipa bawah laut, dengan tunduk pada aturan
dan ketentuan yang berada di landasan kontinen
- kebebasan untuk membangun pulau buatan dan instalasi lainnya yang diperbolehkan
berdasarkan hukum internasional, dengan tunduk pada aturan dan ketentuan yang
berada di landasan kontinen
- kebebasan menangkap ikan, dengan tunduk pada persyaratan yang tercantum dalam
batas laut territorial hukum internasional
- kebebasan riset ilmiah, dengan tunduk pada pada aturan dan ketentuan yang berada di
landasan kontinen dan di laut lepas itu sendiri.
e. Landas kontinen :
Landas kontinen meliputi dasar Laut dan tanah dibawahnya dari area di bawah permukaan
Laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan
hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari
garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen
tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut atau
sampai dengan jarak lOO (seratus) mil laut dari garis kedalaman (isobath\ 2.5OO (dua ribu
lima ratus) meter.

Jawaban 3, 4, & 5

Indonesia sebagai merupakan negara kepulauan yang mendaulati system kemaritiman penuh,
untuk ituimplementasi dari hukum dan perudang-undangan internasial sangat mempunyai pengaruh
atau dampak yang sangat menentukan keutuhan, kedaulatan, kesejahteraan, kemakmuran, keadilan,
dan kesenjangan bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Salah satu implementasi yang pertama dan
dideklarasikan adalah Deklari Juanda 1957 yang juga menjadi salah satu acuan dan dasaratas Konvensi
Hukum Laut Internasional. Wujud Implematasi dari Hukum dan UU internasional di Indonesia terkelola
dan serisat dalam Undang-Undung Republik Indonesia yang mengatur tentang aturan dan perundang-
undangan tentang kelautan dalam UU No 32 Tahun 2014, tentang perikanan dalam UU 31 Tahun 2004,
tentang pengolahan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam UU No 27 Tahun 2007 & UU No 1 Tahun
2014, Tentang penataan ruang dalam UU No 26 Tahun 2007, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983
tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang di ratifikasi pada tahun 1985.

Adapun hal-hal atau isu-isu lingkungan laut di Indeonesia ialah terjadinya pencerman, dumping,
illegal fishing dan pengelooan sumberdaya hayati berkalanjutan yang terdapat dalam Hukum dan UU
Internasional ialah pada BAB XII tentang Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut yang terdapat
pada. Dalam BAB ini menyirat beberapa bagian yaitu; bagian 1 tentang ketentuan umum yang berisikan
hak-hak dan kewajiban serta ketentuan-ketentuan yang dapat untuk negara berpantai. Bagian kedua,
berisikan tentang tata cara mitigasi tau kerja sama baik secara regional maupun secara global. Bagian
ketiga berisikan tentang jasa bagi negara yang memiliki laut dalam hal bantuk teknik. Bagian keempat
berikan tentang tindakan kajian-kajian yang bersifat monitoring dan analisis tentang penilaian
lingkungan laut. Bagian kelima berisikan tentang peraturan-peraturan internasional dan perundang-
undangan nasional untuk mencagah,mengurangi dan mengendalikan lingkungan laut. PBB dan negara
yang memiliki laut, berhak dan berwenang penuh untuk melakukan tindakan pemaksaan penataan yang
bertujuan untuk kesesuaian, keadilan, kemakmuran dan kesenjangan warga dunia, hal tersebut
dituangkan pada bagian 6, 7, 9, 10 & 11 BAB XII.

Dalam menetepkan suatu kebijakan, tentunya ada kajian-kajian ilmiah yang resmi dan dapat
dipertanggung-jawabkan keabsahannya demi kepentingan bersama. Di Indonesia terkenal sebagai
negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi (biodeversity). terlebih khusus pada sektor
kelautan, indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam segitiga terumbu karang dunia.
Dalam hukum dan UU internasional, kebijakan dan aturan Riset Ilmiah tersirat pada BAB XIII.

Anda mungkin juga menyukai