Tetangga
azkaizzatunnada@gmail.com imasandianurshandana@gmail.com
sultonamin1@gmail.com
Abstrak
A. PENDAHULUAN
Kedaulatan negara melibatkan tanggung jawab negara terhadap wilayahnya,
yang mencakup berbagai aspek. Wilayah negara merupakan tempat di mana negara
Wilayah merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sebuah
negara, selain penduduk dan pemerintahan. Penetapan wilayah negara perlu diatur
secara jelas melalui undang-undang. Di Indonesia, dalam UUD 1945 yang asli
tidak terdapat pasal atau ketentuan yang mengatur secara spesifik mengenai
"wilayah negara Republik Indonesia". Namun, secara umum, setuju bahwa ketika
Batasan wilayah negara Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda yaitu
1939, yang mengatur wilayah Indonesia sangat merugikan. Oleh karena itu, pada
tanggal 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Ir. Djuanda
Kejadian ini menjadi titik balik dalam sejarah kelautan Indonesia dan dikenal
1
Huala Adolf, “Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional, Jakarta: PT,” Raja Grafindo Persada,
2011
2
Joenil Kahar, “Penyelesaian Batas Maritim NKRI,” Pikiran Rakyat Cyber Media, 2004.
sebagai wawasan nusantara. Deklarasi ini kemudian diratifikasi melalui Undang-
pulau di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.353 pulau telah diberi
nama, sementara 10.155 pulau masih belum memiliki nama resmi dalam kesatuan
Republik Indonesia.4
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan nama kepada pulau-pulau tersebut.
infrastruktur, tanda batas, komunikasi, dan fasilitas umum lainnya yang dibutuhkan
Rakyat Cina (RRC), terkait batas perairan. Salah satu contohnya adalah di perairan
3
Adolf, “Aspek-Aspek Negara dalam Hukum Internasional, Jakarta.”
4
Otto Cornelis Kaligis dan Associates, “Sengketa Sipadan-Ligitan: mengapa kita kalah,” Jakarta, 2003,
hlm.8
Kepulauan Natuna. Pada tanggal 25 Februari 1992, pemerintah RRC
menunjukkan kepentingan RRC dalam kawasan Laut China Selatan yang meluas
B. PEMBAHASAN
Wilayah teritorial darat dapat diartikan sebagai daerah atau wilayah yang dimiliki
atau dikuasai oleh suatu negara, yang meliputi tanah, air, dan sumber daya alam di
dalamnya. Wilayah teritorial darat menjadi bagian integral dari kedaulatan suatu negara,
dan memberikan hak dan kewajiban kepada negara tersebut untuk mengatur dan
memanfaatkan sumber daya alam serta melindungi keamanan dan kedaulatan di
wilayah tersebut.
Wilayah teritorial darat dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
a. Daratan utama, yaitu wilayah yang berbatasan langsung dengan laut atau wilayah
negara lain.
b. Daratan pedalaman, yaitu wilayah yang terletak di dalam daratan utama dan tidak
berbatasan langsung dengan laut atau wilayah negara lain.
d. Wilayah laut dalam, yaitu wilayah laut yang terletak di luar wilayah teritorial laut
suatu negara.5
Pengertian dan jenis-jenis wilayah teritorial darat ini didasarkan pada konvensi-
konvensi internasional dan hukum internasional yang mengatur tentang wilayah
5
Konvensi Montevideo, “Tentang Hak dan Kewajiban Negara,” 1933.
teritorial dan kedaulatan negara. Salah satu dokumen penting dalam hal ini adalah
Konvensi Montevideo 1933, yang menyatakan bahwa negara memiliki empat unsur
yaitu wilayah, penduduk, pemerintahan, dan pengakuan oleh negara lain. Selanjutnya
UU No. 43 Tahun 2008 juga menetapkan bahwa Wilayah Negara Indonesia meliputi
wilayah darat, wilayah perairan, dasar laut, dan tanah di bawahnya serta ruang udara di
atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.6
Daratan negara terdiri dari darat yang merupakan wilayah kering dan perairan
daratan yakni sungai dan danau. Daratan suatu negara didapat dari daratan awal atau
wilayah tambahan negara tersebut. Luas daratan awal terjadi karena ditentukan oleh
tindakan atau pernyataan sepihak suatu negara ketika proklamasi kemerdekaannya,
perjanjian internasional, suatu kebiasaan internasional itu terbentuk, contohnya pada
Israel dan Polandia yang wilayah daratan awalnya belum pasti saat mereka merdeka.
Untuk mengatur perbatasan wilayahnya suatu negara menggunakan perjanjian
internasional seperti halnya Indonesia yang memiliki perbatasan darat dengan tiga
negara yaitu: Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste.
Wilayah teritorial laut adalah area di sekitar garis pantai suatu negara yang
dikenakan kedaulatan dan yurisdiksi penuh oleh negara tersebut. Wilayah teritorial
laut suatu negara biasanya memiliki batas sejauh 12 mil laut (22,2 kilometer) dari
garis pantai, diukur dari garis pangkal yang ditetapkan oleh negara. Wilayah teritorial
laut dapat mencakup perairan, tanah-tanah yang terendam air pada saat pasang tinggi,
dan sumber daya alam di dalamnya, seperti ikan dan minyak bumi.
Negara memiliki hak kontrol penuh atas wilayah teritorial lautnya, termasuk hak
untuk mengatur lalu lintas kapal, eksploitasi sumber daya alam, dan perlindungan
lingkungan. Namun, hak negara atas wilayah teritorial laut dapat dibatasi oleh hukum
internasional, termasuk Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982, yang mengatur
6
Undang-Undang No, 43 pasal 3 tahun 2008 "tentang Wilayah Negara,” Dapat diakses melalui
https://peraturan. bpk. go. id/Home/Details/39738/uu-no-43-tahun-2008, t.t.
tentang batas-batas wilayah laut negara, hak-hak dan kewajiban negara di perairan
internasional, dan konservasi sumber daya laut.7
Singapura, dan Timor Leste. Beberapa undang-undang yang relevan dalam konteks
Malaysia tentang Penetapan Garis batas Laut Wilayah Kedua Negara di Selat
Malaka;
7
Tullio Treves, “United Nations Convention on the Law of the sea,” United Nations Audiovisual Library of
International Law (http://untreaty. un. org/cod/avl/pdf/ha/uncls/uncls_e. pdf), 2008.
c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1973 tentang Perjanjian antara Indonesia dan
Australia tentang Garis-Garis Batas Tertentu Antara Indonesia dan Papua Nugini;
Singapura tentang Garis Baras Laut Wilayah Kedua Negara di Selat Singapura;
Hukum Laut);
Wilayah teritorial udara adalah ruang di atas wilayah suatu negara yang
dianggap sebagai bagian dari kedaulatan negara tersebut. Wilayah udara biasanya
mencakup ruang di atas daratan, perairan dalam yurisdiksi nasional, dan ruang
udara yang berada di atas zona ekonomi eksklusif negara. Negara memiliki hak
kontrol penuh atas wilayah udara, termasuk hak untuk mengatur lalu lintas udara,
keamanan udara, dan pengawasan udara.
8
Dr. Sefriani, S.H., M.Hum., Hukum Internasional Suatu Pengantar, edisi kedua (jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2016),hlm 185.
dan untuk menetapkan persyaratan keamanan dan perlindungan lingkungan yang
berlaku di wilayah udara mereka.9
Indonesia memiliki hak penuh atas wilayah teritorial udaranya, termasuk hak
untuk mengontrol lalu lintas udara, mengatur keamanan penerbangan, dan
melindungi kedaulatan negara dari ancaman yang berasal dari udara. Namun,
wilayah teritorial udara Indonesia juga harus mengikuti aturan dan peraturan
internasional, seperti Konvensi Penerbangan Sipil Internasional, yang menentukan
batasan-batasan hak-hak dan kewajiban negara dalam wilayah udara
internasional.11
2. Sejarah Natuna
Latar belakang sejarah Pemerintahan Natuna tidak dapat dipisahkan dari latar
belakang sejarah Rezim Kepulauan Riau, karena sebelum merdeka sebagai
kabupaten merdeka, Kabupaten Natuna penting bagi daerah Kepulauan Riau.
Natuna adalah kepulauan paling utara di selat Karimata . Dibatasi oleh Vietnam
dan Kamboja di utara, ditambah dengan Sumatera Selatan dan Jambi di selatan. Ke
arah barat, Natuna dibatasi oleh Singapura dan Malaysia. Bagian timur dibatasi
oleh Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.
9
Konvensi Penerbangan Sipil Internasional tahun 1944 dapat diakses di
https://www.icao.int/publications/pages/doc7300.aspx
10
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. (2021). Kedaulatan Wilayah Udara Indonesia.
https://www.kemhan.go.id/2021/02/03/kedaulatan-wilayah-udara-indonesia/
11
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. (2021). Kewenangan Wilayah Udara Indonesia.
https://hubud.dephub.go.id/?id/landing-page/kewenangan-wilayah-udara-indonesia
Pulau Natuna yang menjadi perebutan antara Indonesia dan Republik Rakyat
China berada di Wilayah Natuna, Wilayah Kepulauan Riau, berada di Samudera
China Selatan. Isu ini terungkap setelah Presiden Indonesia Joko Widodo
mengutuk panduan Republik Rakyat China (RCC) karena memasukkan wilayah
kaya gas ke dalam wilayahnya. Natuna yang beribukota di Ranai memiliki tujuh
pulau. Pada tahun 1957, Kepulauan Natuna awalnya dikenang sebagai domain
Alam Buruh dan Alam Johot di Malaysia. Namun pada abad ke-19, Kepulauan
Natuna akhirnya dikenang karena kekuasaan Kesultanan Riau dan dijadikan
wilayah kekuasaan Kesultanan Riau, dimana Kepulauan Natuna menjadi jalur
penting transportasi internasional.
12
Butje Tampi, “Konflik kepulauan natuna antara indonesia dengan china (suatu kajian yuridis),” Jurnal
Hukum Unsrat 23, no. 10 (2018).
Victor mengaku memiliki bukti bahwa ada permintaan otoritas oleh warga
Tionghoa di Atuna agar otoritas publik Republik Rakyat Tiongkok (RRC)
menambahkan pulau itu.
Setelah Presiden Joko Widodo memegang kendali, dia perlu menyatakan posisi
yang lebih tegas dan keras dari pemerintahan sebelumnya. Menurut Presiden
Jokowi, garis sembilan titik yang telah dijamin oleh China dan yang menunjukkan
batas lautnya tidak memiliki landasan dalam regulasi dunia. Seperti dikutip koran
Jepang Yomiuri Shimbun, di mana Jokowi menggarisbawahi bahwa dalam
kekacauan Laut China Selatan, China harus berhati-hati dalam menentukan
panduan perbatasan lautnya.
13
Tampi.
3. Keberadaan pulau natuna secara yuridis
Konflik Laut Cina Selatan dengan Indonesia dimulai pada tahun 2010, hal ini
karena wilayah utara Kepulauan Natuna diklaim oleh Tiongkok, padahal wilayah
tersebut merupakan perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.14 Salah
satu alasan adanya klaim ini adalah karena adanya Nine Dash Line. Nine Dash
Line merupakan titik-titik yang dibuat oleh China yang berbentuk sembilan titik
imaginer. China membentuk Nine Dash Line tanpa perantara konvensi hukum laut
internasional di bawah PBB atau UNCLOS 1982.15
Nine Dash Line tersebut mudah berubah dari sebelas menjadi sembilan garis,
perubahan ini tidak disertai alasan dan definisi yang jelas, hal ini karena titik-titik
tersebut koordinat geografisnya tidak detail dan apabila semua garis tersebut
dihubungkan tidak dijelaskan bagaimana bentuknya.16 Menentukan zonasi perairan
memiliki metode sendiri yang telah diatur oleh UNCLOS. Batas maritim suatu
negara pantai ditetapkan lewat penarikan Garis Pangkal, baik Laut Teritorial
maupun Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Ada tiga cara penarikan Garis Pangkal
menurut UNCLOS 1982 yakni normal baseline, straight baseline, dan archipelagic
baseline.17
Sementara itu Indonesia juga memiliki pijakan hukum yang dijadikan sebagai
alat untuk mengklaim bahwa Kepualuan Natuna adalah wilayah dari Indonesia.
Pertama, konvensi PBB tentang hukum laut atau UNCLOS 1982. Hasil dari
konvensi tersebut diratifikasi melalui Undang-Undang No. 17 Tahun 1985,
menyatakan bahwa secara yuridis wilayah Laut Natuna Utara berada pada Zona
14
Yuli Ari Sulistyani, Andhini Citra Pertiwi, dan Marina Ika Sari, “Respons Indonesia Terhadap Sengketa
Laut China Selatan Semasa Pemerintahan Joko Widodo [Indonesia’s Responses toward the South China Sea
Dispute During Joko Widodo’s Administration,” Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri
dan Hubungan Internasional 12, no. 1 (2021): 85–103.
15
Atikah Firdaus dkk., “JADI DASAR HUKUM CHINA KLAIM LAUT NATUNA, BAGAIMANA
POSISI NINE DASH LINE DI LINGKUP HUKUM INTERNASIONAL,” dalam Seminar Peningkatan
Sitasi Internasional, vol. 1, 2021.
16
Tampi, “Konflik kepulauan natuna antara indonesia dengan china (suatu kajian yuridis).” Hal 8.
17
Firdaus dkk., “JADI DASAR HUKUM CHINA KLAIM LAUT NATUNA, BAGAIMANA POSISI NINE
DASH LINE DI LINGKUP HUKUM INTERNASIONAL.”
Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia, oleh karenya Indonesia memiliki hak penuh
atas semua sumber daya alam yang ada pada wilayah tersebut.18
Pijakan hukum kedua yang dijadikan dasar rujukan Indonesia yakni putusan
Pengadilan Arbitrase laut China Selatan pada tahun 2016 mengenai sengketa
Filipina dengan China. Pengadilan ini digelar oleh Pengadilan Arbitrase Permanen
di The Hague, Belanda. Pengadilan ini mengeluarkan putusan yang menyatakan
bahwasanya Laut China Selatan tidak memiliki dasar sah untuk diklaim menjadi
wilayah China. Walaupun Presiden China menolak putusan tersebut namun
putusan itu dijadikan Indonesia sebagai dasar mengklaim Laut Natuna. Indonesia
menjadikan putuan tersebut sebagai pijakan hukum karena menurut Indonesia
Pengadilan Arbitrase Permanen memiliki legitimasi hukum sebagai penyelenggara
peradilan.19
Dalam hal memperoleh hak wilayah Kepulauan Natuna yang diklaim oleh
China, Indonesia melakukan beberapa upaya diplomasi sebagai berikut. Pertama,
lewat perwakilan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia,
pemerintah Indonesia menyampaikan protesnya. Pada tahun 2016, 2019 dan 2020
Indonesia mengirimkan nota protes yang berisi bahwa Tiongkok telanh melanggar
ZEE Indonesia, wilayah yang diklaim sebagaia traditional fishing ground oleh
Tiongkok ditolak oleh Indonesia karena tidak memiliki landasan hukum
internasional, serta menolak Nine Dash Line yang menjadi dasar mengklaim
wilayah Laut Natuna Utara. Selain mengirim nota protes ke Tiongkok, pemerintah
Indonesia juga mengirimkan nota diplomatik ke PBB terkait klaim China terhadap
wilayah Natuna.20
18
Riyan Bahari Kaunang, “Penegakan hukum di wilayah zona ekonomi eksklusif Indonesia (perairan natuna
utara) sebagai kawasan klaim laut china selatan,” LEX ADMINISTRATUM 10, no. 1 (2022).
19
Firdaus dkk., “JADI DASAR HUKUM CHINA KLAIM LAUT NATUNA, BAGAIMANA POSISI NINE
DASH LINE DI LINGKUP HUKUM INTERNASIONAL.”
20
Sulistyani, Pertiwi, dan Sari, “Respons Indonesia Terhadap Sengketa Laut China Selatan Semasa
Pemerintahan Joko Widodo [Indonesia’s Responses toward the South China Sea Dispute During Joko
Widodo’s Administration.” Hal. 93-94
yang mendiskusikan mengenai perkembangan ekonomi dan pertahanan wilayah
Natuna. Kunjungan kedua Presiden RI ke Natuna untuk meninjau Latihan Puncak
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara. Hal tersebut menjadi simbol
penegasan bahwasanya wilayah Natuna merupakan bagian dari wilayah kedaulatan
Indonesia dan pemerintah Indonesea menolak adanya illegal fishing di wilayah
perairan Natuna.21
C. PENUTUP
Kepulauan Natuna beribukota di Ranai dan memiliki tujuh pulau. Pada tahun
1957, kepulauan Natuna awalnya berada dalam wilayah Kerajaan Pattani dan
Kerajaan Johor di Malaysia. Namun, pada abad ke-19, kepulauan Natuna secara
21
Muhammad Tri Andika dan Allya Nur Aisyah, “Analisis Politik Luar Negeri Indonesia-China di Era
Presiden Joko Widodo: Benturan Kepentingan Ekonomi dan Kedaulatan?,” Indonesian Perspective 2, no. 2
(2017): 161–79 hal. 161.
22
Ramdhan Muhaimin, “KEBIJAKAN SEKURITISASI DAN PERSEPSI ANCAMAN DI LAUT
NATUNA UTARA [THE POLICY OF SECURITIZATION AND THREAT PERCEPTION IN NORTH
NATUNA SEA],” Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri dan Hubungan Internasional 9,
no. 1 (2018): 17–38.
23
Sulistyani, Pertiwi, dan Sari, “Respons Indonesia Terhadap Sengketa Laut China Selatan Semasa
Pemerintahan Joko Widodo [Indonesia’s Responses toward the South China Sea Dispute During Joko
Widodo’s Administration.”hal 93.
resmi menjadi bagian dari Kesultanan Riau setelah masuk ke dalam kekuasaan
Kesultanan tersebut. Kepulauan Natuna memiliki posisi strategis sebagai jalur
pelayaran internasional. Setelah Indonesia merdeka, perwakilan dari Kesultanan
Riau turut menyerahkan kedaulatan wilayah tersebut kepada Republik Indonesia
yang berpusat di Pulau Jawa. Indonenesia resmi mendaftarkan kepulaun Natuna
menjadi wilayah kedaulatannya pada PBB pada tanggal 18 Mei 1956.
DAFTAR PUSTAKA