Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam Pasal
25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang. Kesatuan wilayah
perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia juga mencakup
1) kesatuan politik;
2) kesatuan hukum;
3) kesatuan sosial-budaya
4) kesatuan pertahanan dankeamanan.
Berkaitan dengan wilayah negara Indonesia, pada 13 Desember 1957
pemerintah Indonesia mengeluarkan Deklarasi Djuanda. Deklarasi itu
menyatakan: “Bahwa segala perairan di sekitar, di antara, dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk dalam daratan Republik
Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya, adalah
bagian yang wajar dari wilayah daratan Negara Republik Indonesia
dan dengan demikian merupakan bagian daripada perairan
pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan
Negara Republik Indonesia.
Penentuan batas laut 12 mil yang diukur dari garis-garis yang
menghubungkan titik terluar pada pulau-pulau Negara Republik
Indonesia akan ditentukan dengan undang-undang” (Sekretariat
Jenderal MPR RI, 2012:177-178). Berdasarkan Deklarasi
Juanda Indonesia menganut konsep negara kepulauan yang berciri
Nusantara (archipelagic state). Konsep itu kemudian diakui dalam

1
Konvensi Hukum Laut PBB 1982 (UNCLOS 1982 = united Nations
Convention on the Law of the Sea) yang ditandatangani di Montego
Bay, Jamaika, tahun 1982. Indonesia kemudian meratifikasi UNCLOS
1982 tersebut dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
1985.Sejak itu dunia internasional mengakui Indonesia sebagai
negara kepulauan. Luas wilayah negara kita adalah 5.180.053 km2,
yang terdiri atas wilayah daratan seluas 1.922.570 km2 dan wlayah
lautan seluas 3.257.483 km2. Di wilayah yang seluas itu, tersebar
13.466 pulau yang terbentang antara Sabang dan Merauke.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan wilayah Negara?
2. Bagaimana batas wilayah Negara Republik Indonesia?
3. Apa Saja Dasar Hukum Pengaturan Wilayah Negara di Laut?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian wilayah Negara Republik Indonesia
2. Untuk mengetahui Batas-Batas Wilayah Negara Republik
Indonesia
3. Untuk Mengetahui Dasar Hukum Pengaturan Wilayah Negara di
Laut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian wilayah Negara Republik Indonesia


Dalam pasal 25A UUD Negara Republik Indonesia yang
menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan haknya ditetapkan oleh
UU.
Pada 13 Desember 1957 pemerintah Indonesia mengeluarkan
deklarasi Djuanda. Deklarasi itu menyatakan bahwa Penentuan
batas laut 12 mil yang diukur dari garis-garis yang
menghubungkan titik terluar pada pulau-pulau Negara Republik
Indonesia akan ditentukan dengan Undang-undang (Sekretariat
Jendral MPR RI, 2012;177-178).
Berkat pandangan visioner dalam Deklarasi Djuanda tersebut,
bahasa Indonesia akhirnya memiliki tambahan wilayah seluas
2.000.000 km2, termasuk sumber daya alam yang di
kandungnya. Sebagai warga negara Indonesia, kalian harus
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan harus merasa
bangga karena negara kita merupakan negara kepulauan
terbesar di dunia. Luas wilayah negara kita adalah 5.180.053
km2, yang terdiri atas wilayah daratan selusa 1.922.570 km2
dan wilayah lautan seluas 3.257.483 km2. Di wilayah yang
seluas itu, tersebar 13.466 pulau yang terbentang antara
sabang-merauke.

3
Macam – macam Wilayah Negara
Wilayah negara mencakup:
a. Daratan
Penentuan batas-batas suatu wilayah daratan, baik yang
mencakup dua negara atau lebih, pada umumnya berbentuk
perjanjian atau traktat. Misalnya:
1) Traktat antara Belanda dan Inggris pada tanggal 20 Juli 1891
menentukan batas wilayah Hindia Belanda di Pulau
Kalimantan.
2) Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai
garis-garis batas tertentu dengan Papua Nugini yang
ditandatangani pada tanggal 12 Februari 1973.
b. Lautan
Pada awalnya, ada dua konsepsi (pandangan) pokok mengenai
wilayah lautan, yaitures nullius dan res communis.
1) Res nullius adalah konsepsi yang menyatakan bahwa laut itu
dapat diambil dan dimiliki oleh masing-masing negara. Konsepsi
ini dikem-bangkan oleh John Sheldon (1584 - 1654) dari Inggris
dalam buku Mare Clausum atau The Right and Dominion of The
Sea.
2) Res communis adalah konsepsi yang beranggapan bahwa laut
itu adalah milik masyarakat dunia sehingga tidak dapat diambil
atau dimiliki oleh masing-masing negara. Konsepsi ini kemudian
dikembangkan oleh Hugo de Groot (Grotius) dari Belanda pada
tahun 1608 dalarn buku Mare Liberum (Laut Bebas). Karena
konsepsi inilah, kemudian Grotius di anggap sebagai bapak
hukum internasional.
Dewasa ini, masalah wilayah lautan telah memperoleh dasar
hukum yaitu Konferensi Hukum Laut Internasional III tahun 1982
yang diselenggarakan oleh PBB atau United
Nations Conference on The Law of The Sea (UNCLOS) di

4
Jamaica. Konferensi PBB itu ditandatangani oleh 119 peserta
dari 117 negara dan 2 organisasi kebangsaan di dunia tanggal
10 Desember 1982.
Berdasarkan wilayah laut Indonesia dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu:
1. Zona Laut Teritorial
Batas laut territorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut
dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada 2 negara atau lebih
menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari
24 mil laut.
2. Zona Landas kontinen
Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun
morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).
Adapun batas landas kontinen tersebut di ukur dari garis dasar
yaitu paling jauh 200 mil laut.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke
arah laut terbuka di ukur dari garis dasar.

B. Batas-Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Pendefenisian batas wilayah negara dari UU No. 43 Tahun 2008
tentang wilayah Negara aadalah garis batas yang merupakan pemisah
kedaulatan suatu Negara yang didasarkan atas hokum internasional.
di dalam Hukum Internasional Treaty Montevideo 1932, diakui secara
politik dan secara hokum bahwa minimal terdapat 3 unsur yang harus
dipenuhi untuk berdirinya suatu Negara yang merdeka dan berdaulat,
yaitu :
1. Rakyat atau penduduk
2. Wilayah
3. Pemerintahan

5
4. Pengakuan dari dunia Internasional serta dapat melakukan
hubungang dengan Negara-negara lainnya (Ini tidak mutlak)

Wilayah suatu Negara harus jelas batas-batasnya, ada batas yang


bersifat alami, ada batas-batas buatan manusia. Batas yang bersifat
alami misalnya gunung, sunagi danau, sedangkan batas buatan
manusia seperti temnbok, tugu, termasuk juga perjanjian-perjanjian
nasional.

Jenis Wilayah Batas-batas wilayah NKRI, meliputi :


1. Wilayah Darat
Wilayah yang meliputi segala sesuatu yang tampak di permukaan
bumi, misalnya seperti sawah, sungai, gunung. lembah, dll.
2. Wilayah Laut
Wilayah suatu Negara disebut lautan atau perairan Teritorial. Pada
umumnya batas lautan teritorial dihitung dari pantai pada saat air
surut. lautan di luar perairan territorial disebut laut bebas
batas lautan ditentukan berdasarkan ketentuan berikut :
Ketentuan batas laut territorial Negara adalah 12 mil atau 24 mil di
luar territorial
Ketentuan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah laut diukur
dari pantai sejauh 2000 mil.
Landasan Kontingen/batas benua, batas di luar wilayah laut
territorial hingga kedalaman 200 meter.
3. Wilayah Udara
Merupakan daerah udara yang berada di atas daerah Negara di
permukaan bumi, naik di atas wilayah perairan, maupun di atas
daratan
4. Wilayah Ektra Toritorial (Wilayah Konvensional)
Wilayah yang menurut Hukum Internasional diakui sebagai wilayah
kekuasaan suatu Negara walaupun sbetulnya wilayah iyu secara
nyata berada di wilayah Negara lain.

6
Perbatasan Wilayah NKRI adalah
1. Batas-batas wilayah Indonesia sebelah utra
Indonesia berbatasan langsung dengan Malaysia (bagian timur),
tepatnya di sebelah utara pulau Kalimantan
2. Batas-batas Wilayah Indonesia sebelah barat.
Sebelah barat wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan perairan
negara India.
3. Batas-batas wilayah Indonesia sebelah timur
Wilayah timur Indonesia berbatasan langsung dengan daratan
Papua Nuginj dan perairan Samudera Pasifik.
4. Batas-batas wilayah Indonesia sebelah selatan
Indonesia sebelah selatan berbatasan langsung dengan wilayah
darat Timor Leste, Perairan Australia dan Samudera Hindia.

C. Dasar Hukum Pembagian Wilayah NKRI


1. Undang-Undang No. 17 tahun 1985 tentang Pengesahan atas
UNCLOS 1982
ada tanggal 31 Desember 1985 pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang No. 17 tahun 1985 tentang Pengesahan United
Nations Convention on the Law of the Sea (Konvensi PBB tentang
Hukum Laut) untuk meratifikasi Konvensi PBB tentang Hukum Laut
pada tahun 1982.
2. Undang-Undang No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
Pada tanggal 8 Agustus 1996, Pemerintah menetapkan Undang-
Undang No. 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, yang lebih
mempertegas batas-batas terluar (outer limit) kedaulatan dan
yurisdiksi Indonesia di laut, juga memberikan dasar dalam
penetapan garis batas (boundary) dengan negara negara tetangga

7
yang berbatasan, baik dengan negara-negara yang pantainya
berhadapan maupun yang berdampingan dengan Indonesia.
3. Peraturan Pemerintah, No. 61 tahun 1998 tentang Daftar Koordinat
Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia di sekitar
Kepulauan Natuna, diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 38
tahun 2002 tentang Daftar Koordinat Geografis Titik-titik Garis
Pangkal Kepulauan Indonesia
Untuk memenuhi ketentuan dalam Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3)
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia
yang menentukan bahwa Daftar Koordinat tersebut harus
didepositkan di Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Undang-undang No. 6 tahun 1996 tersebut kemudian dilengkapi
dengan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 1998 tentang Daftar
Koordinat Geografis Titik-titik Garis Pangkal Kepulauan Indonesia
di sekitar Kepulauan Natuna
4. Undang-undang No. 1 tahun 1973 tentang Landas Kontinen
Indonesia
Undang-Undang ini dibuat berdasarkan ketentuan Konvensi
Jenewa tentang Landas Kontinen tahun 1958 yang menganut
penetapan batas terluar landas kontinen berbeda dengan
UNCLOS. Dengan demikian perlu diadakan perubahan terhadap
Undang-Undang ini dengan menyesuaikan sebagaimana mestinya
ketentuan tentang batas terluar landas kontinen.
5. Undang-undang No. 5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia
Menurut Undang-Undang ini di Zona Ekonomi Eksklusif, Indonesia
mempunyai hak-hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan
eksploitasi sumber daya alam hayati dengan mentaati ketentuan
tentang pengelolaan dan konservasi. Batas terluar Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia ditetapkan sejauh 200 mil-laut.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara beribu-
ribu pulau. Luas wilayah negara kita adalah 5.180.053 km2, yang
terdiri atas wilayah daratan selusa 1.922.570 km2 dan wilayah
lautan seluas 3.257.483 km2. Di wilayah yang seluas itu, tersebar
13.466 pulau yang terbentang antara sabang-merauke. Yang
memiliki kekayaan alam yang tidak ternilai.

B. SARAN
Sebagai warga Negara Negara Indonesia, mari kita senantiasa
menjaga Persatuan dan Kesatuan serta menjaga wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai, baik darat, laut
maupun udara.

Anda mungkin juga menyukai