0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang hukum perbatasan dan wilayah perbatasan. Menguraikan pengertian dan perbedaan antara wilayah perbatasan dan daerah perbatasan, klasifikasi perbatasan, serta proses penetapan perbatasan dalam hukum internasional. Juga membahas hubungan antara hukum perbatasan dengan hukum internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum perbatasan dan wilayah perbatasan. Menguraikan pengertian dan perbedaan antara wilayah perbatasan dan daerah perbatasan, klasifikasi perbatasan, serta proses penetapan perbatasan dalam hukum internasional. Juga membahas hubungan antara hukum perbatasan dengan hukum internasional.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum perbatasan dan wilayah perbatasan. Menguraikan pengertian dan perbedaan antara wilayah perbatasan dan daerah perbatasan, klasifikasi perbatasan, serta proses penetapan perbatasan dalam hukum internasional. Juga membahas hubungan antara hukum perbatasan dengan hukum internasional.
1. Apa Yang Sdr Pahami Tentang Hukum Perbatasan Dan
Bagaimana Kedudukan Hukum Perbatasan Dalam Ilmu Hukum ? 2. Jelaskan Pula Perbedaan Antara Wilayah Perbatasan Dan Daerah Perbatasan ? 3. Jelaskan Klasifikasi Perbatasan Dan Bagaimana Proses Terbentuknya Perbatasan ? 4. Di Dalam Hukum Internasional Mengenal Adanya Penetapan Perbatasan. Bagaimana Menurut Saudara ? 5. Memaknai Dan Menjelaskan Mekanisme Penetapan Perbatasan Dalam Hukum Internasional ? 6. Bagaimana Hubungan Antara Hukum Perbatasan Dan Hukum Internasional ? JAWABAN
1. Hukum Internasional Memberikan Kontribusi Yang
Cukup Penting, Terutaam Dalam Pelaksanaan Perundingan Dalam Penandatanganan Persetujuan Atau Perjanjian Perbatasan Antarnegara. Hukum Internasional Secara Tegas Dan Jelas Memberikan Batasan Tentang Pemanfaatan Sementara Wilayah Perbatasan Antarnegara Tanpa Harus Mempengaruhi Klaim Oleh Para Pihak. 2. Daerah Perbatasan Merupakan Daerah Di Sepanjang Batas 2 Negara (Kbbi)kawasan Perbatasan Adalah Bagian Dari Wilayah Negara Yang Terletak Pada Sisi Dalam Sepanjang Batas Wilayah Indonesia Dengan Negara Lain, Dalam Hal Batas Wilayah Negara Di Darat, Kawasan Perbatasan Berada Di Kecamatan.( UUD No.43 Thn 2008) Wilayah Perbatasan Adalah Wilayah Provinsi, Kabuten/Kota, Maupun Kecamatan Yg Bagian Wilayahnya Secara Geografis Bersinggungan Langsung Dgn Garis Batsa Natar Negara. Baik Darat, Laut, Maupun Udara. 3. Klasifikasi fungsional adalah penggolongan perbatasan negara berdasarkan sifat-sifat relasi di antara garis-garis perbatasan dan perkembangan bentang lahan budaya (cultural landscape) dari negara-negara yang dipisah.
Menurut Harsthorne, klasifikasi secara fungsional
dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu: Antesedent boundaries, yaitu perbatasan yang terbentuk karena negara-negara baru yang saling mendahului memasang atau menetapkan batas terluarnya. Jadi terbentuknya perbatasan ini sebelum terjadinya bentang lahan budaya.
Subsequent boundaries, yaitu perbatasan yang terbentuk setelah
adanya cultural landscape dan pembuatannya setelah ada perundingan dan persetujuan bersama antar dua negara. Perbatasan ini mengikuti perbedaan etnik kultural khusunya dalam hal bahasa dan agama.
Superimposed boundaries, yaitu jenis atau tipe perbatasan yang
proses terbentuknya sama dengan subsequent boundaries namun tidak berkaitan dengan pembagian secara sosio kultural.pihak yang semestinya mengadakan perundingan atau perjanjian terdapat kekuatan-kekuatan lain dari luar yang ikut berkepentingan Relic boundaries, yaitu garis perbatasan yang telah kehilangan fungsi politisnya terutama di bentang budayanya. Tipe ini biasanya terjadi pada suatu negara yang secara sukarela maupun melalui proses imperialisme masuk ke dalam wilayah negara lain.Berkaitan dengan perbatasan antarnegara, hukum Internasional memberikan kontribusi yang cukup penting, terutaam dalam pelaksanaan perundingan dalam penandatanganan persetujuan atau perjanjian perbatasan antarnegara. hukum Internasional secara tegas dan jelas memberikan batasan tentang pemanfaatan sementara wilayah perbatasan antarnegara tanpa harus mempengaruhi klaim oleh para pihak. Hal ini dapat terjadi terlepas dari fakta bahwa para pihak masih belum menyepati garis batas tersebut. Persetujuan atau perjanjian perbatasan di wilayah darat maupun diwilayah laut (batasan maritim) yang telah disepakati dengan negara tetangga secara tidak langsung meruapkan bukti pengakuan kedaulatan negara atas wilayahnya, akan tetapi kesepakatan tersebut seyogyanya perlu dituangkan dalam bentuk perjanjian sedangkan yang sudah disepakati agar diratifikasi dalam bentuk Undang-Undang hal ini pada dasarnya untuk mempermudah bagi para pihak sekiranay terjadi perbedaan penafsiran terhadap pelaksanaan persetujuan atau perjanjian tersebut. 4. Berkaitan dengan penetapan batas di wilayah darat, negosiasi juga merupakan cara yang harus ditempuh oleh negara yang berbatasan.Negosiasi ini tidak boleh bersifat ambigu untuk menghindaripotensi ketidaksepakatan terkait dengan letak batas negara. Khusus bagi negara-negara yang mewarisi bekas wilayah penjajahnya sesuai prinsip uti possidetis juris, dapat dikatakan bahwa proses delimitation telah dilakukan oleh pemerintahkolonial sehingga negara pewaris wilayah (suksesor) dapat melanjutkan tahap berikutnya yaitu penegasan batas (demarcation). 5. Berkaitan dengan perbatasan antarnegara, hukum Internasional memberikan kontribusi yang cukup penting, terutaam dalam pelaksanaan perundingan dalam penandatanganan persetujuan atau perjanjian perbatasan antarnegara. hukum Internasional secara tegas dan jelas memberikan batasan tentang pemanfaatan sementara wilayah perbatasan antarnegara tanpa harus mempengaruhi klaim oleh para pihak. JIKA INGIN BERTANYA SILAHKAN