Anda di halaman 1dari 11

HUKUM KEBIJAKAN

WILAYAH PERBATASAN

WENDY VIONA MATAKUPANG


202021672
PERTANYAAN

1. Apa Yang Sdr Pahami Tentang Hukum Perbatasan Dan


Bagaimana Kedudukan Hukum Perbatasan Dalam Ilmu
Hukum ?
2. Jelaskan Pula Perbedaan Antara Wilayah Perbatasan Dan
Daerah Perbatasan ?
3. Jelaskan Klasifikasi Perbatasan Dan Bagaimana Proses
Terbentuknya Perbatasan ?
4. Di Dalam Hukum Internasional Mengenal Adanya Penetapan
Perbatasan. Bagaimana Menurut Saudara ?
5. Memaknai Dan Menjelaskan Mekanisme Penetapan Perbatasan
Dalam Hukum Internasional ?
6. Bagaimana Hubungan Antara Hukum Perbatasan Dan Hukum
Internasional ?
JAWABAN

1. Hukum Internasional Memberikan Kontribusi Yang


Cukup Penting, Terutaam Dalam Pelaksanaan
Perundingan Dalam Penandatanganan Persetujuan
Atau Perjanjian Perbatasan Antarnegara. Hukum
Internasional Secara Tegas Dan Jelas Memberikan
Batasan Tentang Pemanfaatan Sementara Wilayah
Perbatasan Antarnegara Tanpa Harus Mempengaruhi
Klaim Oleh Para Pihak.
2. Daerah Perbatasan Merupakan Daerah Di Sepanjang
Batas 2 Negara (Kbbi)kawasan Perbatasan Adalah Bagian
Dari Wilayah Negara Yang Terletak Pada Sisi Dalam
Sepanjang Batas Wilayah Indonesia Dengan Negara Lain,
Dalam Hal Batas Wilayah Negara Di Darat, Kawasan
Perbatasan Berada Di Kecamatan.( UUD No.43 Thn 2008)
Wilayah Perbatasan Adalah Wilayah Provinsi,
Kabuten/Kota, Maupun Kecamatan Yg Bagian Wilayahnya
Secara Geografis Bersinggungan Langsung Dgn Garis
Batsa Natar Negara. Baik Darat, Laut, Maupun Udara.
3. Klasifikasi fungsional adalah penggolongan
perbatasan negara berdasarkan sifat-sifat relasi di
antara garis-garis perbatasan dan perkembangan
bentang lahan budaya (cultural landscape) dari
negara-negara yang dipisah.

Menurut Harsthorne, klasifikasi secara fungsional


dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu:
 Antesedent boundaries, yaitu perbatasan yang terbentuk karena
negara-negara baru yang saling mendahului memasang atau
menetapkan batas terluarnya. Jadi terbentuknya perbatasan ini
sebelum terjadinya bentang lahan budaya.

 Subsequent boundaries, yaitu perbatasan yang terbentuk setelah


adanya cultural landscape dan pembuatannya setelah ada
perundingan dan persetujuan bersama antar dua negara.
Perbatasan ini mengikuti perbedaan etnik kultural khusunya dalam
hal bahasa dan agama.

 Superimposed boundaries, yaitu jenis atau tipe perbatasan yang


proses terbentuknya sama dengan subsequent boundaries namun
tidak berkaitan dengan pembagian secara sosio kultural.pihak yang
semestinya mengadakan perundingan atau perjanjian terdapat
kekuatan-kekuatan lain dari luar yang ikut berkepentingan
 Relic boundaries, yaitu garis perbatasan yang telah kehilangan fungsi politisnya
terutama di bentang budayanya. Tipe ini biasanya terjadi pada suatu negara yang
secara sukarela maupun melalui proses imperialisme masuk ke dalam wilayah
negara lain.Berkaitan dengan perbatasan antarnegara, hukum Internasional
memberikan kontribusi yang cukup penting, terutaam dalam pelaksanaan
perundingan dalam penandatanganan persetujuan atau perjanjian perbatasan
antarnegara. hukum Internasional secara tegas dan jelas memberikan batasan
tentang pemanfaatan sementara wilayah perbatasan antarnegara tanpa harus
mempengaruhi klaim oleh para pihak. Hal ini dapat terjadi terlepas dari fakta
bahwa para pihak masih belum menyepati garis batas tersebut. Persetujuan atau
perjanjian perbatasan di wilayah darat maupun diwilayah laut (batasan maritim)
yang telah disepakati dengan negara tetangga secara tidak langsung meruapkan
bukti pengakuan kedaulatan negara atas wilayahnya, akan tetapi kesepakatan
tersebut seyogyanya perlu dituangkan dalam bentuk perjanjian sedangkan yang
sudah disepakati agar diratifikasi dalam bentuk Undang-Undang hal ini pada
dasarnya untuk mempermudah bagi para pihak sekiranay terjadi perbedaan
penafsiran terhadap pelaksanaan persetujuan atau perjanjian tersebut.
4. Berkaitan dengan penetapan batas di wilayah darat,
negosiasi juga merupakan cara yang harus ditempuh oleh
negara yang berbatasan.Negosiasi ini tidak boleh bersifat
ambigu untuk menghindaripotensi ketidaksepakatan terkait
dengan letak batas negara. Khusus bagi negara-negara
yang mewarisi bekas wilayah penjajahnya sesuai prinsip uti
possidetis juris, dapat dikatakan bahwa proses delimitation
telah dilakukan oleh pemerintahkolonial sehingga negara
pewaris wilayah (suksesor) dapat melanjutkan tahap
berikutnya yaitu penegasan batas (demarcation).
5. Berkaitan dengan perbatasan antarnegara, hukum
Internasional memberikan kontribusi yang cukup
penting, terutaam dalam pelaksanaan perundingan
dalam penandatanganan persetujuan atau perjanjian
perbatasan antarnegara. hukum Internasional secara
tegas dan jelas memberikan batasan tentang
pemanfaatan sementara wilayah perbatasan
antarnegara tanpa harus mempengaruhi klaim oleh
para pihak.
JIKA INGIN BERTANYA SILAHKAN

SAYA AKAN MEMBERIKAN JAWABAN BUKAN “HARAPAN “

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai