Tujuan utama dari proyek ini adalah melakukan suatu survei penentuan rute pipa gas
bawah laut lepas pantai yang diantaranya dilakukan survei geofisis dan geotechnical
pre-engineering survey. Kegiatan ini diantaranya mencakup :
• Menyediakan data utama yang dapat dimanfaatkan untuk penentuan rute dari pipa
gas bawah laut
• Menyediakan data batimetri yang akurat serta mengidentifikasi faktor-faktor pada
seabed yang dapat mempengaruhi proses penginstalasian pipa gas bawah laut
• Menyediakan Digital Terrain Model (DTM) dengan resolusi yang baik untuk
keperluan perekayasaan secara detail
• Memberikan data mengenai keberadaan pipa dan kabel bawah laut yang sudah
terpasang sebelumnya
• Memberikan data mengenai keberadaan bangkai kapal dan semacamnya untuk
keperluan penentuan rute pipa gas bawah laut
• Menyediakan data-data geohazard atau objek yang secara alami terbentuk yang
dapat membahayakan penginstalasian pipa gas bawah laut nantinya seperti
pockmarks, tebing yang terjal, dan juga permukaan dasar laut yang unstabble
• Menyediakan informasi mengenai lapisan-lapisan dibawah dasar laut
24
Dalam tugas akhir ini, poin kedua merupakan poin utama yang dijadikan acuan
dalam kegiatan pengolahan data. Data batimetri yang telah diperoleh, bersama
dengan data pasang surut dan sound velocity setelah melalui serangkaian proses
pengkalibrasian dan pengakuisisian data untuk selanjutnya diolah dengan suatu
perangkat lunak yaitu dalam hal ini QINSy 8.0 yang menghasilkan sebuah gambaran
mengenai penampang dasar laut yang selajutnya digunakan untuk menentukan rute
dari pipa gas bawah laut yang akan dipasang.
Pipa yang akan dipasang berdiameter 16 inci dengan panjang lokasi survei mencapai
5,483 km. Area survei untuk pipeline route survey ini dilaksanakan dengan lebar 500
m. Line dari survei yang akan dilakukan berjumlah 7 Main Lines (ML) dengan
25
rincian 4 ML, dan masing-masing 1 untuk Right Line (RL), Left Line (LL), dan
Center Line (CL)dengan jarak 100 m untuk masing-masing line dan 1000m antar
Cross Lines. Gambar dari survey line ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.
26
Tabel 3.1 Parameter Geodetik
Local Spheroid and Datum
Datum P2 Exc-T9 (SAMBOJA)
Origin T9 (TORAN station)
Spheroid BESSEL 1841
Semi-major axis (a) 6 377 397.155m
Inverse flattening (1/f) 299.152 82
Projection
Projection UTM Zone 50N
Meridian Sentral (CM) 117° 00' 00" East
Latitude of Origin 0° (Equator)
False Easting 500 000m
False Northing 10 000 000m
Scale Factor on the CM 0.9996
Unit of Measure International Metre
28
Gambar 3.3 Kapal MGS Geo Survey dan Offset Kapal [MGS Final Report, 2012]
Perencanaan Survei
Setup
Survei Berlangsung
Data
Database Files
Final Image
Pada tahap ini, surveyor men-set sebuah project baru pada QINSy dengan
menggunakan menu "Setup". Selanjutnya secara ringkas pada menu setup tersebut
surveyor akan menentukan datum apa yang akan digunakan, kapal apa yang akan
digunakan untuk keperluan penentuan offset kapal, serta penentuan jenis-jenis alat
apa saja yang akan digunakan.
Secara umum, setiap dilakukan survei hidrografi, alat-alat yang digunakan tidak
berubah yaitu MBES, gyro compass, MRU, SBES dan sound velocity, yang berubah
hanyalah jenis-jenis alat pada masing-masing sistemnya saja. Jenis alat dengan
spesifikasi tertentu inilah yang harus diperhatikan oleh surveyor agar tidak salah
memasukkan data spesifikasi alat.
Pada saat survei berlangsung ini setelah surveyor mengaktifkan menu "online" pada
QINSy maka data akan secara otomatis masuk dan surveyor harus memantau data
yang masuk ini apakah ada kesalahan atau tidak. Surveyor juga diharuskan
memantau alat-alat yang sedang online selalu menginput data atau mendadak offline.
31
Apabila terdapat alat yang tiba-tIba offline, surveyor harus langsung melaporkan
kejadian tersebut kepada engineer terkait untuk segera dapat dilakukan pengecekan
alat. Pemantauan ini dapat dilakukan di menu "alert display".
Selain hal-hal diatas, surveyor juga diharuskan untuk selalu memastikan kapal berada
pada jalur survei yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada kegiatan ini surveyor
berkoordinasi langsung dengan kapten kapal untuk memantau pergerakan kapal dan
langsung memberi tahu kapten kapal apabila kapal tiba-tiba berubah jalur. Pada
praktiknya saat kegiatan survei berlangsung terdapat dua monitor yang saling
berintegrasi satu sama lain, satu monitor untuk surveyor memantau jalur survei dan
online-nya alat, satu monitor lainnya untuk kapten kapal untuk mengikuti jalur survei
yang sudah ditentukan oleh surveyor. Pemantauan ini dilakukan pada menu
"navigation display" pada QINSy.
Pada saat pencatatan data, semua data yang masuk langsung tersinkronisasi dalam
suatu database yang terletak pada folder "DB file" yang otomatis dibuat oleh QINSy
setelah dilakukan pen-setup-an data. Data pasut air laut dan sound velocity juga
dimasukkan untuk keperluan pemrosesan data selanjutnya. Gambar 3.6 di bawah
memperlihatkan folder-folder yang otomatis dibuat oleh QINSy setelah dilakukan
pengambilan data.
32
Setelah seluruh data dari jalur survei yang telah ditentukan diperoleh, maka untuk
sementara kegiatan survei telah selesai untuk selanjutnya dilakukan pemrosesan data
secara lebih lanjut.
Dari grafik tersebut dapat dilihat hasil pengamatan pasut di area survei terkait,
pengamatan pasut tertinggi adalah pada kedalaman 71.72 m dan terendah 69.41 m.
Berdasarkan hitungan yang dilakukan nilai MSL yang didapatkan dari pengukuran di
lapangan ialah sebesar 70.1 m. Nilai tertinggi dan nilai terendah selama pengamatan
ialah 1.35 m dan -1.56 m dimana CD Lokal adalah 1,58 m. Data dari pengamatan
pasang surut ini dapat dilihat pada Lampiran A.
33
Sedangkan untuk pengukuran sound velocity, pengukuran dilakukan pada tanggal 16
Maret 2012 tepatnya pada pukul 05.55. Tujuan dari pengambilan data kecepatan
suara ini sendiri adalah untuk mengetahui waktu tempuh gelombang suara secara
akurat, sehingga akan dihasilkan nilai kedalaman yang akurat (Hasanudin, 2009).
Data yang diperoleh ini selanjutnya dimasukkan ke dalam sistem yang digunakan
untuk perekaman data. Grafik hasil pengukuran sound velocity dapat dilihat pada
Gambar 3.8 di mana pada grafik tersebut sumbu x menunjukkan cepat rambat
gelombang akustik (m/s) dan sumbu y menunjukkan kedalaman pengukuran (m) dan
data sound velocity dapat dilihat pada Lampiran B.
Dari grafik diatas dapat dilihat cepat rambat gelombang tiap perubahan kedalaman
selalu berubah. Garis hijau pada grafik merupakan cepat rambat gelombang saat
"pergi" (downward) dan garis biru adalah cepat rambat gelombang saat "pulang"
(upward).
Setelah kegiatan survei ini selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan pengolahan data
kembali dengan menggunakan QINSy. Dari folder "Lapangan Morani" yang sudah
dibuat sebelumnya. terdapat data dalam database file (.dtm) dimana kesuluruhan data
34
terkumpul dalam file data ini. Db file yang diperoleh harus difilter terlebih dahulu.
Proses pemfilteran data ini dilakukan untuk membuang spike-spike yang ada pada
data tersebut. Langkah-langkah selanjutnya setelah dilakukan pemfilteran database
file adalah :
1) Pada QINSy pilih "manage new project", buat project baru dalam hal ini "project
1".
2) Setelah itu secara otomatis akan terbentuk folder "project 1" yang berisikan
beberapa folder lagi diantaranya adalah folder database dan dtm data (Gambar
3.4).
3) Copy semua data di db file yang telah difilter ke folder "database" di project 1.
4) Buat Digital Terrain Model (DTM) dari database tersebut dengan cara pada
menu QINSy, tekan tombol "Replay" lalu select file-file yang akan dibuat DTM-
nya.
5) Selanjutnya DTM akan terbentuk secara otomatis ditandai dengan munculnya
file-file berformat qpd pada folder "DtmData".
35
Gambar 3.10 Pilih DTM yang berada dalam satu jalur survei
Gambar 3.15 Shifting dilakukan dengan menghitung kedalaman tiap line survey
untuk disamakan kedalamannya
37
10) Proses shifting dilakukan sebanyak-banyaknya agar diperoleh penggambaran
daerah survei yang maksimal. Setelah proses ini selesai dilakukan, export file ke
grid files maupun ASCII agar dapat diproses selanjutnya.
11) Pada QINSy, buka sounding grid utility agar dapat diperoleh file.tif.
12) File.tif inilah yang merupakan hasil akhir (semu) dari pengolahan data untuk
mendapatkan penggambaran dasar laut yang nantinya diperlukan untuk
menentukan rute pemasangan pipa gas bawah laut di Lapangan Morani.
Secara umum, tahapan pengolahan data dengan menggunakan QINSy dapat dilihat
pada diagram alur di bawah (Gambar 3.17)
Project
DTM
Processing
Tide Sound Velocity
Manager
Post Data
Prosesing di Qloud
Shifting
Erase
Final Image
39
Gambar 3.19 Area Survei setelah di-erase di Qloud
40
Gambar 3.20 Area Survei yang lebih jelas (file.tif)
41