Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

PENGOLAHAN DATA SURVEI PRA-PEMASANGAN PIPA BAWAH LAUT


(PRE-ENGINEERING ROUTE SURVEY)

3.1 Pendahuluan / Objektif Survei


Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan offshore geophysical pre-engineering
survey di Lapangan Morani, konsultan menunjuk PT Swiper sebagai kontraktor
utama (CTR) untuk melakukan kegiatan survei tersebut. Selanjutnya PT MGS juga
ditunjuk sebagai Survey Contractor (SCTR) dimana untuk selanjutnya dalam
kegiatan survey diharuskan untuk menyediakan kapal survei, peralatan survei, dan
juga Sumber Daya Manusia yang sudah terlatih untuk kegiatan survei ini.

Tujuan utama dari proyek ini adalah melakukan suatu survei penentuan rute pipa gas
bawah laut lepas pantai yang diantaranya dilakukan survei geofisis dan geotechnical
pre-engineering survey. Kegiatan ini diantaranya mencakup :
• Menyediakan data utama yang dapat dimanfaatkan untuk penentuan rute dari pipa
gas bawah laut
• Menyediakan data batimetri yang akurat serta mengidentifikasi faktor-faktor pada
seabed yang dapat mempengaruhi proses penginstalasian pipa gas bawah laut
• Menyediakan Digital Terrain Model (DTM) dengan resolusi yang baik untuk
keperluan perekayasaan secara detail
• Memberikan data mengenai keberadaan pipa dan kabel bawah laut yang sudah
terpasang sebelumnya
• Memberikan data mengenai keberadaan bangkai kapal dan semacamnya untuk
keperluan penentuan rute pipa gas bawah laut
• Menyediakan data-data geohazard atau objek yang secara alami terbentuk yang
dapat membahayakan penginstalasian pipa gas bawah laut nantinya seperti
pockmarks, tebing yang terjal, dan juga permukaan dasar laut yang unstabble
• Menyediakan informasi mengenai lapisan-lapisan dibawah dasar laut

24
Dalam tugas akhir ini, poin kedua merupakan poin utama yang dijadikan acuan
dalam kegiatan pengolahan data. Data batimetri yang telah diperoleh, bersama
dengan data pasang surut dan sound velocity setelah melalui serangkaian proses
pengkalibrasian dan pengakuisisian data untuk selanjutnya diolah dengan suatu
perangkat lunak yaitu dalam hal ini QINSy 8.0 yang menghasilkan sebuah gambaran
mengenai penampang dasar laut yang selajutnya digunakan untuk menentukan rute
dari pipa gas bawah laut yang akan dipasang.

3.2 Lokasi dan Detail Survei


Survei pra-pemasangan pipa gas bawah laut ini dilaksanakan di bagian timur pulau
Kalimantan. Di area ini (Lapangan Morani) terdapat sebuah blok yang menyimpan
cadangan minyak dan gas. Kegiatan survei ini dilakukan pada bulan April 2012.
Gambar 3.1 memperlihatkan area survei yang diambil dari Google Earth.

Gambar 3.1 Lokasi survei diambil dari [citra Google Earth]

Kegiatan survei yang dilakukan diantaranya mencakup penyediaan data batimetri


yang akurat serta mengidentifikasi faktor-faktor pada seabed yang dapat
mempengaruhi proses penginstalasian pipa yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk
menentukan rute dari pipa gas bawah laut tersebut

Pipa yang akan dipasang berdiameter 16 inci dengan panjang lokasi survei mencapai
5,483 km. Area survei untuk pipeline route survey ini dilaksanakan dengan lebar 500
m. Line dari survei yang akan dilakukan berjumlah 7 Main Lines (ML) dengan

25
rincian 4 ML, dan masing-masing 1 untuk Right Line (RL), Left Line (LL), dan
Center Line (CL)dengan jarak 100 m untuk masing-masing line dan 1000m antar
Cross Lines. Gambar dari survey line ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Garis survei [MGS Final Report, 2012]

3.2.1 Parameter Geodetik


Pada kegiatan survei di Lapangan "Morani" ini, local spheroid, datum serta proyeksi
dan digunakan akan dijelaskan pada Tabel 3.1 di bawah.

26
Tabel 3.1 Parameter Geodetik
Local Spheroid and Datum
Datum P2 Exc-T9 (SAMBOJA)
Origin T9 (TORAN station)
Spheroid BESSEL 1841
Semi-major axis (a) 6 377 397.155m
Inverse flattening (1/f) 299.152 82
Projection
Projection UTM Zone 50N
Meridian Sentral (CM) 117° 00' 00" East
Latitude of Origin 0° (Equator)
False Easting 500 000m
False Northing 10 000 000m
Scale Factor on the CM 0.9996
Unit of Measure International Metre

Sementara parameter transformasi datum dari ITRF (WGS 84) ke P2 Exc-T9


(Samboja) ialah sebagai berikut :
dX : +404.78m
dY : -685.68m
dZ : -45.47m

3.2.2 Datum Vertikal


Seluruh data kedalaman pada survei ini mengacu pada Chart Datum (CD) lokal yang
didefinisikan oleh konsultan. CD yang digunakan 1.58 m dibawah MSL. Kedalaman
yang didapat direduksi terhadap CD ini dengan memasukkan data pasang surut yang
didapatkan dengan pengamatan secara real-time atau langsung dengan menggunakan
RBR Tide gauge di Lapangan Morani.

3.2.3 Alat Yang Digunakan


Pada kegiatan survei di Lapangan Morani ini, peralatan-peralatan yang digunakan
akan dijelaskan pada Tabel 3.2 di bawah.
27
Tabel 3.2 Peralatan Survei
Kategori Alat yang Digunakan Jumlah
Starfix G2 + Glonass DGPS 1
C Nav 2000 1
Posisi dan
TSS Meridian Surveyor Gyro Compass 1
Navigasi
Qinsy 1
Sonardyne Ranger USBL System 1
Simrad EM 3002 MBES 1
Batimetri
Seatex MRU H Heave Compensator 1
Tide Gauge RBR TGR-1050HT 1
AML SV Plus V2 1
CTD System Valeport MiniSVS Real Time Sound Velocity 1
Probe

3.2.4 Kapal Yang Digunakan


Pada kegiatan survei ini, PT MGS sebagai Survey Contractor diberi kewajiban untuk
menyediakan kapal survei. Untuk selanjutnya MV MGS Geo Survey digunakan
untuk mengakomodasi segala kegiatan survei. Kapal ini memiliki panjang 56,8 m
dengan berat kotor 1.259 ton. Kapal ini dapat melaju hingga 10 knot dan dapat
menampung hingga 40 orang untuk keperluan survei. Perlengkapan komunikasi
seperti radio juga sudah melengkapi kapal ini untuk salah satu keperluan panduan
navigasi. Offset kapal MV MGS Geo Survey ini dapat dilihat pada Gambar 3.3 di
bawah.

28
Gambar 3.3 Kapal MGS Geo Survey dan Offset Kapal [MGS Final Report, 2012]

3.3 Tahapan Pengolahan Data Survei


Pada kegiatan survei ini, digunakan perangkat lunak QINSy 8.0 untuk melakukan
segala kegiatan pengolahan data. QINSy 8.0 ini sendiri merupakan suatu perangkat
lunak yang memiliki berbagai fungsi yaitu dapat digunakan sekaligus untuk
keperluan navigasi, pengakuisisian data serta prosesing data hidrografi. Gambar 3.4
di bawah memperlihatkan penampang perangkat lunak QINSy secara umum.

Gambar 3.4 Penampang Umum QINSy 8.0


29
Proses untuk mendapatkan hasil akhir gambaran topografi dasar laut membutuhkan
tahapan yang tidak sedikit. Skema umum tahapan tersebut dimulai saat dilakukan
perencaan survei dapat dilihat pada gambar 3.5. Untuk selanjutnya secara lebih
mendetail tahapan-tahapan pengolahan data survei dapat dilihat pada sub bab 3.3.1
hingga 3.3.3.

Perencanaan Survei
Setup

Datum Spesifikasi Offset


Alat Kapal

Survei Berlangsung

Data

Tide Sound MBES SBES Gyro Compass


Data Velocity

Database Files

Proses Pengolahan Data dengan


QINSy

Final Image

Gambar 3.5 Skema umum pengolahan data


30
3.3.1 Sebelum Survei Dilakukan
Sebelum surveyor melakukan survei di lapangan, ada beberapa hal yang harus
dilakukan dan dipelajari terlebih dahulu. Diantaranya adalah surveyor wajib
mengetahui datum, spesifikasi alat, serta kapal apa yang akan digunakan dalam
kegiatan survei nantinya. Hal-hal tersebut wajib diketahui oleh surveyor dikarenakan
nantinya faktor-faktor tersebut akan sangat mempengaruhi proses-proses selanjutnya
seperti pengakuisisian dan pemrosesan data.

Pada tahap ini, surveyor men-set sebuah project baru pada QINSy dengan
menggunakan menu "Setup". Selanjutnya secara ringkas pada menu setup tersebut
surveyor akan menentukan datum apa yang akan digunakan, kapal apa yang akan
digunakan untuk keperluan penentuan offset kapal, serta penentuan jenis-jenis alat
apa saja yang akan digunakan.

Secara umum, setiap dilakukan survei hidrografi, alat-alat yang digunakan tidak
berubah yaitu MBES, gyro compass, MRU, SBES dan sound velocity, yang berubah
hanyalah jenis-jenis alat pada masing-masing sistemnya saja. Jenis alat dengan
spesifikasi tertentu inilah yang harus diperhatikan oleh surveyor agar tidak salah
memasukkan data spesifikasi alat.

3.3.2 Saat Survei Sedang Dilakukan


Setelah sebuah project baru selesai dibuat oleh surveyor saat sebelum survei
dilakukan, selanjutnya saat kegiatan survei berlangsung surveyor melakukan
pengecekan apakah format yang sudah di set dalam menu "setup" tersebut dapat
diterima oleh QINSy. Apabila format tersebut diterima oleh QINSy, maka dalam
menu "display" akan tertera warna hijau untuk selanjutnya dapat dilakukan
pengakuisisian data.

Pada saat survei berlangsung ini setelah surveyor mengaktifkan menu "online" pada
QINSy maka data akan secara otomatis masuk dan surveyor harus memantau data
yang masuk ini apakah ada kesalahan atau tidak. Surveyor juga diharuskan
memantau alat-alat yang sedang online selalu menginput data atau mendadak offline.
31
Apabila terdapat alat yang tiba-tIba offline, surveyor harus langsung melaporkan
kejadian tersebut kepada engineer terkait untuk segera dapat dilakukan pengecekan
alat. Pemantauan ini dapat dilakukan di menu "alert display".

Selain hal-hal diatas, surveyor juga diharuskan untuk selalu memastikan kapal berada
pada jalur survei yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada kegiatan ini surveyor
berkoordinasi langsung dengan kapten kapal untuk memantau pergerakan kapal dan
langsung memberi tahu kapten kapal apabila kapal tiba-tiba berubah jalur. Pada
praktiknya saat kegiatan survei berlangsung terdapat dua monitor yang saling
berintegrasi satu sama lain, satu monitor untuk surveyor memantau jalur survei dan
online-nya alat, satu monitor lainnya untuk kapten kapal untuk mengikuti jalur survei
yang sudah ditentukan oleh surveyor. Pemantauan ini dilakukan pada menu
"navigation display" pada QINSy.

Pada saat pencatatan data, semua data yang masuk langsung tersinkronisasi dalam
suatu database yang terletak pada folder "DB file" yang otomatis dibuat oleh QINSy
setelah dilakukan pen-setup-an data. Data pasut air laut dan sound velocity juga
dimasukkan untuk keperluan pemrosesan data selanjutnya. Gambar 3.6 di bawah
memperlihatkan folder-folder yang otomatis dibuat oleh QINSy setelah dilakukan
pengambilan data.

Gambar 3.6 Folder yang otomatis dibuat oleh QINSy

32
Setelah seluruh data dari jalur survei yang telah ditentukan diperoleh, maka untuk
sementara kegiatan survei telah selesai untuk selanjutnya dilakukan pemrosesan data
secara lebih lanjut.

3.3.3 Setelah Kegiatan Survei Selesai Dilakukan


Pada tahapan ini sudah diperoleh hasil dari pengukuran pasang surut dan pengukuran
sound velocity yang dilakukan saat berlangsungnya survei. Mengenai pengamatan
pasang surut, pengamatan pasang surut dilakukan selama 4 hari yaitu dari tanggal 6-
10 April 2012 dengan selang waktu pengambilan data setiap 10 menit. Pengamatan
pasang surut ini dilakukan dengan menggunakan RBR tide gauge R-1050HT yang
diletakkan pada koordinat 582463.82 m E dan 9902305.44 m N. Grafik dari
pengamatan pasang surut ini sendiri dapat dilihat pada Gambar 3.7. dimana pada
grafik tersebut sumbu x menunjukkan tanggal pengamatan dan sumbu y
menunjukkan data kedalaman perairan

Dari grafik tersebut dapat dilihat hasil pengamatan pasut di area survei terkait,
pengamatan pasut tertinggi adalah pada kedalaman 71.72 m dan terendah 69.41 m.
Berdasarkan hitungan yang dilakukan nilai MSL yang didapatkan dari pengukuran di
lapangan ialah sebesar 70.1 m. Nilai tertinggi dan nilai terendah selama pengamatan
ialah 1.35 m dan -1.56 m dimana CD Lokal adalah 1,58 m. Data dari pengamatan
pasang surut ini dapat dilihat pada Lampiran A.

Gambar 3.7 Grafik hasil pengamatan pasut

33
Sedangkan untuk pengukuran sound velocity, pengukuran dilakukan pada tanggal 16
Maret 2012 tepatnya pada pukul 05.55. Tujuan dari pengambilan data kecepatan
suara ini sendiri adalah untuk mengetahui waktu tempuh gelombang suara secara
akurat, sehingga akan dihasilkan nilai kedalaman yang akurat (Hasanudin, 2009).
Data yang diperoleh ini selanjutnya dimasukkan ke dalam sistem yang digunakan
untuk perekaman data. Grafik hasil pengukuran sound velocity dapat dilihat pada
Gambar 3.8 di mana pada grafik tersebut sumbu x menunjukkan cepat rambat
gelombang akustik (m/s) dan sumbu y menunjukkan kedalaman pengukuran (m) dan
data sound velocity dapat dilihat pada Lampiran B.

Gambar 3.8 Grafik hasil pengukuran sound velocity

Dari grafik diatas dapat dilihat cepat rambat gelombang tiap perubahan kedalaman
selalu berubah. Garis hijau pada grafik merupakan cepat rambat gelombang saat
"pergi" (downward) dan garis biru adalah cepat rambat gelombang saat "pulang"
(upward).

Setelah kegiatan survei ini selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan pengolahan data
kembali dengan menggunakan QINSy. Dari folder "Lapangan Morani" yang sudah
dibuat sebelumnya. terdapat data dalam database file (.dtm) dimana kesuluruhan data
34
terkumpul dalam file data ini. Db file yang diperoleh harus difilter terlebih dahulu.
Proses pemfilteran data ini dilakukan untuk membuang spike-spike yang ada pada
data tersebut. Langkah-langkah selanjutnya setelah dilakukan pemfilteran database
file adalah :
1) Pada QINSy pilih "manage new project", buat project baru dalam hal ini "project
1".
2) Setelah itu secara otomatis akan terbentuk folder "project 1" yang berisikan
beberapa folder lagi diantaranya adalah folder database dan dtm data (Gambar
3.4).
3) Copy semua data di db file yang telah difilter ke folder "database" di project 1.
4) Buat Digital Terrain Model (DTM) dari database tersebut dengan cara pada
menu QINSy, tekan tombol "Replay" lalu select file-file yang akan dibuat DTM-
nya.
5) Selanjutnya DTM akan terbentuk secara otomatis ditandai dengan munculnya
file-file berformat qpd pada folder "DtmData".

Gambar 3.9 Tampilan Isi Folder "Project 1"


6) Pilih menu "processing manager" lalu untuk memroses data pasang surut dan
sound velocity masing-masing di "tide data manager" dan "SV processor".
Apabila pemrosesan data sudah selesai, maka secara otomatis akan terbentuk
file.svp pada folder "project 1".
7) Setelah hal-hal diatas selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan data cleaning.
Pada console processing manager, pilih file qpd yang akan di-cleaning lalu tekan
Validator atau klik tombol
8) Tahapan cleaning data selanjutnya dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah :

35
Gambar 3.10 Pilih DTM yang berada dalam satu jalur survei

Gambar 3.11 Define line tepat di tengah area survei

Gambar 3.12 Salah satu area yang akan di-cleaning

Gambar 3.13 Setelah proses cleaning data


36
9) Setelah data selesai 'dibersihkan' di validator, selanjutnya buka QLOUD untuk
dilakukan proses shifting. Proses ini wajib dilakukan dikarenakan pengaruh
pasut, data kedalaman yang diperoleh berbeda-beda pada tiap jalur surveinya.
Shifting ini dilakukan untuk mereduksi perbedaan data kedalaman yang diperoleh
akibar pengaruh pasut tersebut. Proses ini dapat dilihat dari gambar-gambar di
bawah :

Gambar 3.14 Salah satu line survey yang belum di-shifting

Gambar 3.15 Shifting dilakukan dengan menghitung kedalaman tiap line survey
untuk disamakan kedalamannya

Gambar 3.16 Setelah dilakukan proses shifting

37
10) Proses shifting dilakukan sebanyak-banyaknya agar diperoleh penggambaran
daerah survei yang maksimal. Setelah proses ini selesai dilakukan, export file ke
grid files maupun ASCII agar dapat diproses selanjutnya.
11) Pada QINSy, buka sounding grid utility agar dapat diperoleh file.tif.
12) File.tif inilah yang merupakan hasil akhir (semu) dari pengolahan data untuk
mendapatkan penggambaran dasar laut yang nantinya diperlukan untuk
menentukan rute pemasangan pipa gas bawah laut di Lapangan Morani.
Secara umum, tahapan pengolahan data dengan menggunakan QINSy dapat dilihat
pada diagram alur di bawah (Gambar 3.17)

Project

Database Files Filtering

DTM

Processing
Tide Sound Velocity
Manager

Post Data

Prosesing di Qloud

Shifting

Erase

Export file ke geotiff / ASCII

Final Image

Gambar 3.17 Diagram alur pengolahan data


38
3.4 Hasil yang Diperoleh
Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak QINSy
8.0, diperoleh hasil penggambaran penampang dasar laut yang dapat dilihat dari
gambar 3.18 sampai 3.20. Secara umum dari gambar dibawah dapat dilihat bahwa
area survei di bagian selatan terlihat cukup datar (smooth) dan mulai tidak smooth di
bagian utara area survei dimana terdapat koral-koral yang terbentuk secara alami
dengan kedalaman maksimal yang dapat terlihat mencapai 90 m dan kedalaman
minimal 50 m.

Gambar 3.18 Penampang area Survei sebelum di "erase"

39
Gambar 3.19 Area Survei setelah di-erase di Qloud

40
Gambar 3.20 Area Survei yang lebih jelas (file.tif)

41

Anda mungkin juga menyukai