BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
METODE PELAKSANAAN
SURVEY BATHIMETRI
satu air rendah terjadi pada satu hari, maka harga air rendah tersebut
diambil sebagai air rendah terendah.
g. Mean High Water Springs (MHWS) adalah tinggi rata-rata dari dua air
tinggi berturut-turut selama periode pasang purnama, yaitu jika tunggang
(Range) pasut itu tertinggi.
h. Mean Low Water Springs (MLWS) adalah tinggi rata-rata yang diperoleh
dari dua air rendah berturut-turut selama periode pasang purnama.
kedalaman dan kualitas posisi yang digambarkan ke dalam peta kontur dua atau tiga
dimensi profil permukaan laut.
dua titik referensi (BM). Pengukuran diawali dari salah satu titik referensi,
selanjutnya dilakukan melingkar mengikuti persebaran titik-titik yang akan
menjadi titik-titik kontrol dan kembali lagi ke titik semula. Sedangkan titik
BM lainnya tetap dilalui oleh jalur ukur, untuk menguatkan jaringan poligon.
Dalam sistem Poligon, terdapat 3 (tiga) jenis Kerangka Kontrol
Horisontal, yaitu Poligon Tertutup, Poligon Terbuka Terikat Sempurna, dan
Poligon Terbuka Terikat Sepihak.
crossing). Untuk jalur sounding direncanakan tegak lurus terhadap garis pantai
dengan interval 5 m dan jalur melintang (cross) diusahakan sejajar dengan garis
pantai dengan interval jarak tertentu pula. Fungsi dari peta Pre-plot digital ini
akan digunakan sebagai alat bantu petunjuk arah dan jarak (navigasi) dari perahu
saat melakukan pemeruman (sounding) di laut.
kedalaman dilakukan dengan membangun grid dari sebaran data kedalaman. Dari
grid yang dibangun, dapat ditarik garis-garis yang menunjukkan angka-angka
kedalaman yang sama.
C. Pelaksanaan Sounding
Pengukuran kedalaman air adalah kegiatan pengukuran jarak vertikal dari
permukaan air laut saat itu sampai dasar laut dengan menggunakan alat
Echosounder. Dalam pelaksanaan pengukuran kedalaman air laut ada tiga
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan pada waktu yang sama. Ketiga
kegiatan dibagi dalam tiga kelompok kerja antara lain :
1. Pengamatan Pasut
Pengamatan pasang surut dilakukan untuk memperoleh data tinggi
muka air laut di suatu lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat
ditetapkan datum vertikal tertentu yang sesuai untuk keperluan-keperluan
tertentu pula. Pengamatan pasut dilakukan dengan mencatat atau merekam
data tinggi muka air laut pada setiap interval waktu tertentu. Rentang
pengamatan pasut sebaiknya dilakukan selama selang waktu keseluruhan
periodisasi posisi ‘semula’. Rentang waktu pengamatan pasut yang lazim
dilakukan untuk keperluan praktis adalah 15 atau 29 piantan (1 piantan = 25
jam). Interval waktu pencatatan atau perekaman tinggi muka laut biasanya
adalah 15, 30 atau 60 menit. Pengamatan pasang surut ini bertujuan untuk
mendapatkan data tentang kondisi pasang surut air laut, yaitu mengenai
posisi duduk tengah (Mean Sea Level) dan posisi muka surutan peta (Chart
Datum/CD) melalui analisa harmonik metode perataan kuadran terkecil.
Posisi ketinggian Chart Datum/CD akan diikatkan pada pilar/patok beton
yang didirikan di pantai.
pada present sensor yang telah dipasang dan disetting di darat secara
bersamaan.
Alat ini biasanya diletakkan dalam pipa paralon yang berhubungan
untuk mereduksi gerak muka laut sesaat karena gelombang dan angin.
Penyebab terjadinya pasang surut antara lain :
Pengaruh kejadian geodinamis dan geometris ada dalam perut
bumi seperti pergerakan magma, gempa bumi dan pergerakan-
pergerakan lempeng tektonis.
Pengaruh mekanis dan kimiawi yang di timbulkan radiasi matahari
dan kerja keras atmosfer (pemanasan air laut, perubahan tekanan
udara, angin dan lain-lain).
Pengaruh benda-banda angkasa yang menyebabkan terjadinya
daya pembangkit pasang surut.
Pada pengamatan pasut dilakukan transfer elevasi yaitu untuk mengetahui
tinggi (tide guage) muka air pada waktu tertentu yang diikatkan dengan BM terdekat,
tujuannya untuk mengetahui beda tinggi di laut dengan di darat.
Dimana
D : kedalaman air laut (m)
V : kecepatan gelombang suara dalam air laut (m/detik)
t : interval waktu (detik)
Recorder merupakan unit terpenting dari suatu alat perum gema. Interval
waktu gelombang suara yang dipancarkan transduser kedasar laut dan kembali ke
transduser diukur oleh recorder. Gelombang suara akan dipantulkan oleh dasar laut
sampai kembali ke permukaan laut dan diterima oleh receiver transduser. Kemudian
receiver transduser gelombang suara tersebut ditransformasikan kembali menjadi
energi listrik dan dikirim ke receiver. Oleh receiver sinyal-sinyal tersebut diperkuat
dan dikirim ke recorder.Pada recorder, diukur interval waktu yang diperlukan pulsa
gelombang suara untuk menempuh jarak dari transduser ke dasar laut dan kembali
lagi ke transduser.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kedalaman air laut adalah,
1. Data waktu pada saat pengukuran kedalaman.
2. Data kedalaman air laut pada saat pengukuran kedalaman air.
3. Bar Check
Bar check adalah kegiatan kalibrasi alat perum gema (Echosounder) yang
dimaksudkan untuk menyesuaikan kedalaman yang terekam diatas kertas
echosounder (echogram) dengan kedalaman air yang terukur. Kegiatan ini biasanya
dilakukan dua kali karena keadaan kapal dan personil yang berada sebelum
pengukuran dengan sesudah pengukuran dan karena perbedaan sifat fisik air yaitu
suhu, salinitas, kerapatan partikel yang berpengaruh terhadap sound of Velocily,
selain itu banyak faktor yang juga diperhitungkan seperti draft kapal kerena berat
kapal dll.
Ada dua jenis bar chek berdasarkan kedalaman pengukuran, yaitu :
a. Bar check tongkat adalah bar check yang digunakan pada pengukuran
kedalaman 1 – 10 meter
m1-10 M
Plat Baja
b. Bar check rantai adalah bar check yang digunakan untuk pengukuran
kedalaman air 1 –2 meter.
2m
Plat baja
duduk tengah atau permukaan laut rata-rata (mean sea level), serta harga Z0 yaitu
untuk mendapatkan muka surutan. Ketiga hal tersebut diperoleh melalui pengamatan
pasut laut yang terus-menerus selama survey.
Tide guage
TWLt
MSL
rt Z0
TWLt MSL
Muka
a a
Keterangan :
Rt :besarnya reduksi pasut
TWLt :kedudukan laut sesungguhnya
MSL :kedudukan permukaan laut rata-rata (mean sea level)
Z0 :kedalaman muka surutan (chart datum) di bawahMSL
data kedalaman air yang telah tereduksi adalah kedalaman air dibawah muka surutan
peta (chart datum) yang siap untuk diplot ke dalam peta bathimetri.
Data hasil pengukuran kedalaman air laut perlu direduksi terhadap nilai
pasang surut saat dilakukannya pemeruman, sebelum dapat diplot ke dalam peta.
Sedang data pengukuran topografi dilakukan koreksi-koreksi supaya dapat
dieliminasi kesalahan-kesalahan yang diakibatkan karena alat, pengaruh cuaca,
maupun dari operator alat. Segala proses reduksi maupun koreksi data ukuran
dilakukan menggunakan komputer. Dari semua data yang telah terkoreksi kemudian
dilanjutkan kedalam proses plotting peta. Hal ini dilakukan pula secara digital lewat
bantuan komputer yang dilengkapi perangkat lunak AutoCad 3D Map 2012. Data
ukuran lapangan secara keseluruhan digabung dan dilaporkan secara tertulis (cetakan)
dan disajikan pula secara digital di dalam CD.
dilakukan secara digital menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak
Auto Desk.
2.Penggambaran peta
Data dijital hasil pemrosesan data lapangan kemudian dibawa ke dalam
proses kartografi yang antara lain meliputi pekerjaan plotting angka kedalaman,
penarikan garis kontur, pembuatan indeks peta, pembuatan simbol/legenda,
pembuatan bingkai peta dan proses toponimi yaitu pemberian nama-nama
wilayah. Kesemua proses ini dilakukan secara digital sehingga akan dihasilkan
peta dalam simpanan (file) yang terdiri dari beberapa lapisan/layer, sebagai
contoh peta digital tersebut terdiri dari layer bingkai peta, layer bangunan, layer
hidrografi, layer titik kedalaman dll. Hal ini akan sangat memudahkan bagi
pengguna peta dalam merevisi peta digital tersebut ataupun merencanakan
bangunan pada layer yang terpilih dari peta tersebut dengan menggunakan
komputer. Penyajian dan penyimpanan peta digital akan sangat praktis, karena
disajikan kedalam CD (Compact Disk).
BAB III
PELAKSANAAN
SURVEY BATHIMETRI
2. Peralatanyang digunakan
Peralatan ukur yang akan dipergunakan terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
atau di cek terutama peralatan yang baik pada saat pengukuran dapat dicapai dan
memperkecil kesalahan penyimpangannya.
obyek yang akan diukur berupa luasan, maka KKH disepakati berupa
Poligon Tertutup dan titik-titik kontrol peta harus tersebar merata, sehingga
dapat menjangkau setiap obyek-obyek penting yang hendak diukur di dalam
area pengukuran. Selanjutnya titik-titik tersebut diberi nama P1, P2, P3 dan
P4.
5. Pengukuran dimulai dengan mendirikan Total Station di TB2,
kemudian backsight ke TB4.
6. Untuk mendirikan alat agar tepat berada di atas patok tiap-tiap titik,
lakukan sentering alat pada Total Station (TS), prisma 1, dan putarlah sekrup
pengatur A, B, C, sehingga gelembung nivo dalam keadaan seimbang (berada
di tengah-tengah lingkaran nivo) dan pada saat yang sama, posisi patok tepat
berada di tengah jika dibidik melalui lensa sentering optis.
7. Setelah selesai, hidupkan Total Station (TS) dengan menekan tombol
Power, kemudian tekan Start, dan selanjutnya pengukuran dimulai dengan
membidik prisma 1 di titik TB4 sebagai bacaan biasa.
8. Lakukan tahapan-tahapan di atas untuk seluruh titik yang akan di ukur
pada pengukuran KKH. Jangan lupa, bahwa setelah mengukur titik titik
BM1, maka pengukuran Poligon harus ditutup dengan mengukur sudut
antara TB4 dan BM1, dimana alat berdiri di TB2.
Gambar 3.2 Reciever GPS-DSM base Gambar 3.3 Reciever GPS-DSM rover
3. Setelah semua unit telah terhubung dengan baik dan kita sudah mendapat
hasil diferential dari GPS, serta Echosounder telah di setting sesuai
dengan keluaran EOnya masing-masing, kita hubungkan equipment
tersebut ke Com Port yang sudah disediakan pada komputer kita. Terlebih
dahulu kita jalankan programuntuk navigasi.
4. Pertama kita harus membuat project dengan memilih menu New Project,
setelah itu kita bisa memilih equipment apa saja yang terhubung dengan
komputer kita dengan masuk ke menu Configure Equipment. Dan
akan keluar tampilan Equipment Configuration.
7. Kita klik Portdan akan muncul tampilan konfigurasi. Disini kita setting
nilai boudratenya sama seperti yang telah kita setting pada alat
sebelumnya. Kemudian kita klik tombol Test untuk melihat apakah data
sudah dapat mengalir ke komputer dan harus dipastikan GPS dalam
keadaan diferential. Dan kita klik Close OK OK.
9. Sama halnya dengan GPS, kita setting port dimana Echosounder tersebut t
erhubung dengan mengklik Port, kemudian klik tombol Test utntukmemas
tikan keluaran data.
10. Setelah data dapat dipastikan keluar, kita Close OKkemudian kita klik
tombol Advance. Karena kita ingin mencetak data kedalaman yang diukur
pada kertas Echogram.
11. Kita klik Custom dan kita pilih Protokol, kita centang Send
immediately and ignore handshake.Sedangkan pada kolom menu
Maximum annotation length adalah banyaknya karakter yang akan kita
printing. Kemudian OK Close Close.
12. Berikutnya kita akan mengeluarkan informasi pada layar Hydropro dari
menu Display kemudian Open display,berupa :
Plan view map : merupakan sebuah display lokasi, jalur
pengukuran, dan pergerakan kita saat melakukan pengukuran.
Offline bar : merupakan informasi kepada nakhoda berapa
jarak melencengnya dari survey line yang akan diukur.
Echosounder trace : merupakan chart dari kedalaman yang akan
kita ukur dari Echosounder.
Survey text : merupakan pengaturan untuk informasi apa
saja yang akan kita tampilkan pada layar Hydropro, misalnya :
- Kita keluarkan informasi posisi dengan cara klik Sparator
Edit, ketik posisi kapal pada sparator tersebut. Informasi posisi
kita dapatkan dari GPS berupa Easting dan Northing, dengan
- cara masuk ke menu Vessel Mv Surveyor Position
Primary Input Grid coord Easting dan Northing
(dengan menekan tombol Insert).
13. Untuk mendapatkan posisi yang differential kita pilih pada menu
Equipment NMEA GPS GPS Diff status Solution
Insert.
18. Untuk mengeluarkan informasi waktu kita masuk pada menu System dan
pilih PC Lokal. Disini harus dapat dipastikan jam pada komputer kita
sudah benar, kemudian tekan Next dan Finish.
20. Kemudian kita keluarkan posisi Eastingketik pada layar Output format.
Sama halnya yang dilakukan pada saat mengeluarkan informasi northing,
hanya kita pilih Easting pada Grid Coord. Kemudian klik Next dan
Finish.
22. Dan yang terakhir kita harus memberikan Control Characters sebagai
tanda titik. Pilih menu Insert Control Characters Next Add
Finish.
23. Setelah itu kita save sebagai output format 4, dan informasi ini kita dapat
keluarkan berupa sebuah file atau kita keluarkan pada Echosounder.
Untuk itu kita perlu masuk menu Cofigure Real time report, dan kita
buat report baru dengan menekan Add.
Maka akan keluar tampilan Add Real Time Report. Pada menu Report, kita
centang Show Output in a Window. Ini sebagai konfirmasi bahwa data bisa
dikeluarkan di window.
24. Pada menu Format, kita pilih Output Format 4 pada kolom Format.
Untuk kolom Headernya kita kosongkan saja.
25. Untuk menu Interval, kita centang Background Output dan beri nilai
1,00s. Disini artinya setiap 1 detik dia akan mengeluarkan data.
27. Setelah itu kita masuk ke menu Interval, dan pada kolom Distance
Interval kita isi besarnya interval jarak keluaran data yang diinginkan.
28. Kemudian kita masuk menu Annot ES, ini artinya kita akan
menganotasi Echosounder. Dan pada kolom Eventsper
annotation/markkita isi dengan angka 1, sedangkan pada Annotate with
kita pakai Output format 4. Setelah itu kita klik OK.
29. Kita juga dapat melakukan fixing data secara manual pada komputer
dengan memilih User (F7)kemudian tekan Configure. Ini artinya kita
memfixing data dengan cara menekan F7.
30. Pada menu Annot ES kita setting pada Output format 4 di kolom
Gambar 3.38 Konfigurasi secara manual
Annotate with. Kemudian kita klikOK dan Close.
31. Apabila kita ingin mengkonfigurasi bentuk kapal dan posisi alat kita saat
melakukan sounding, dengan cara masuk ke menu Configuration dan
pilih Vessel.
32. Setelah itu kita akan membuat survey line terlebih dahulu, dengan masuk
ke menu Configuration lalu pilih Guidance Object. Kita klik OK pada
dialog New Group.
33. Maka akan muncul dialog group 1, dan pada kolom GO name kita ketik
Line kemudian OK.
34. Setelah itu akan muncul tampilan untuk memasukkan koordinat titik pada
line yang akan kita buat. Ada 2 cara memasukkan koordinat line sounding.
Yang pertama kita sudah memiliki posisi daerah yang akan diukur atau
yang ke dua dengan cara mengklik Hereuntuk memasukkan koordinat
posisi dimana kita berada saat itu. Kemudian klik Next.
36. Setelah itu akan muncul dialog box, klik Yes untuk membuat survey line
lebih dari satu. Kemudian centang Paralelpada kolom New GO.
37. Pada menu Generate paralel GOI terdapat dua pilihan banyaknya line
yang akan dibuat, yaitu left of master(jumlah line di sebelah kiri line
pertama tadi) dan right of master(jumlah line di sebelah kanan line
pertama). Kolom Number from adalah untuk penamaan line, dari ujung
sebelah kiri (far left) dan ujung sebelah kanan (far right). GO spacing
merupakan jarak antar line, kemudian klik Generate.
38. lam melakukan sounding kita memerlukan adanya cross section untuk
checking data hasil ukuran. Kita masuk kembali ke menu Configure dan
pilih Guidance Object. Pada tombol Group kita pilih New untuk membuat
group baru, beri nama Cross dan klik OK.
40. Selanjutnya kita akan memasukkan koordinat line cross (akhir dan awal)
yang sudah diketahui. Sama seperti pada waktu membuat line survey, kita
klik Nextdan Finish.
41. Kemudian kita tambahkan crossection line lagi dengan memilih Yes
Paralel.
43. Untuk mengetahui posisi atau jarak antara kapal dengan line survey, kita
perlu membuat Steer by assotiation dengan masuk ke menu Configure
dan pilih Steer by assotiation. Kemudian tekan Add dan akan muncul
tampilan berikut :
45. Tampilan Offline bar akan memberikan informasi jarak kapal terhadap
line survey. Seperti contoh gambar di bawah, jarak kapal dengan line
survey adalah 163 m.
BAB IV
ANALISA DATA
WATER LEVEL
Chart Datum: Indian Spring Low Water (ISLW) System ISLW(Zo): 1.260 m
MLWS MSL MLWN MHWN MHWS
List of Constituents
Toleransi Kesalahan
=8 D
=8 0.7603
= 6.98 mm
4. Pengukuran Elevasi (Z)
Z BM1 = BM1 + Δh Bm1- Bm2 + nilai koreksi
= 2.452 + (0.122) + 0.19
= 2.764 m
1.6 PerhitunganPoligon
Hasil akhir dari proses ini adalah Peta Bathymetri digital yang kemudian
dicetak melalui alat Plotter warna menjadi peta cetakan di atas kertas HVS dengan
skala 1 : 2500
Catatan : Semua data hasil ukuran dan perhitungan terlampir di halaman berikutnya.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Setelah dilakukannya praktikum Survei Hiydrografi, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebaiknya sebelum dilakukan pratikum terlebih dahulu dilakukan orientasi
lapangan secara detail, agar dalam pelaksanaan pratikum bisa lancar.
2. Dalam pengukuran tidak dapat dihindarkan terjadinya suatu kesalahan.
3. Untuk menentukan suatu perencanaan pelabuhan dilakukan pekerjaan
pengamatan pasut dan pengukuran kedalaman, agar pelabuhan tersebut dapat
berfungsi dengan baik.
4. Urutan kerja haruslah sistematis agar lebih mudah dalam pelaksanaan maupun
perhitungan.
5. Dari pengukuran pasut dan kedalaman dapat diketahui tinggi air maksimal
dan berapa tinggi dermaga dari MSL.
5.2. SARAN
Adapun saran yang kami berikan untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang terjadi :
1. Adanya pengawasan terhadap jalannya praktikum agar kesalahan yang terjadi
dapat dielimir dengan segera.
2. Adanya kelengkapan alat-alat pengukuran yang memiliki presisi yang lebih
baik dan jumlahnya diperbanyak.