ANALISIS PERANCANGAN
sehingga tersedia ruang untuk tata hijau.analisis ini berupa analisis kondisi
yang merupakan jalan penghubung antar kota sampang dengan kota pamekasan.
L.O.K.A.S.I T.A.P.A.K
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 75
4.1.2 Pertimbangan Pemilihan Lokasi
kabupaten Pamekasan.
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap lokasi tapak adalah sebagai
berikut:
rumahnya.
b. Sebelah Timur
c. Sebelah selatan
Tabel 4.1
Analisa Batas
No Eksisting Teori Output
1 Bagian Membiarkan sesuai kondisi View permukiman kurang
Utara Merelokasi dan mendirikan
potensial
berbatasan bangunan baru
dengan
permukiman
penduduk
2 Bangian Membiarkan sesuai kondisi View lahan kurang potesial
Timur Mendirikan bangunan baru
berbatasan
dengan
lahan
kosong
3 Bagian Memanfaatkan pemandangan View laut potensial
Selatan laut sebagai potensial view
berbatasan keluar bangunan
dengan laut
4. Bagian Barat Pemanfaatan bibir pantai sebagai View bibir pantai potensial
berbatasan view ke luar bangunan
dengan bibir Membiarkan sesuai dengan
pantai kondisi
Sumber :Hasil Analisa (2010)
Salah satu fungsi view adalah untuk memberikan kenyamanan visual user,
sehingga view laut dan view bibir pantai digunakan sebagai potensi dalam
Kesimpulan:
bertujuan untuk menghidari kendaraan menumpuk pada area pintu masuk dan
keluar.
Kawasan tapak merupakan tanah urugan yang telah dibiarkan padat secara
kemiringan tanah sekitar 0-2 %, sehingga termasuk dalam golongan jenis tanah
datar.
Kondisi topografi pada tapak merupakan lahan area kosong dan terbuka
yang ditumbuhi tanaman pada bagian sisi utara sedangkan sisanya berupa
yang lebih tinggi di bandingkan dengan kawasan bibir pantai yang ada di
dalam perancangan obyek wisata budaya dan karapan sapi madura dikarenakan
Datar
selatan dan133º20’26” Bujur Timur dengan luas yang digunakan sekitar 9,4 Ha.
kelayakan kondisi tanah tersebut yang akan dibangun. Analisis tanah bertujuan
tanah, kandungan air dan zat lainnya dalam tanah, kualitas tanah, kekerasan dan
lain sebagainya.
pada tapak merupakan tanah alluvial yang mengandung bouksit berkadar rendah,
serta memiliki besaran butir tanah antara 0,2 mm. Kondisi geologi tersebut dapat
memiliki daya dukung lahan sedang sampai tinggi. Hal ini sangat dimungkinkan,
karena besar butir tanah lebih kecil dari 0.2 mm termasuk jenis tanah kedap air
sedang. Dengan demikian kawasan tapak tersebut merupakan tapak yang cocok
Hidrologi terdiri dari air permukaan yang berasal dari air sumur atau
sumber. Ketersediaan air pada kawasan dengan menggunakan air sumber buatan
yang kemudian dialirkan dengan pompa mesin air. Sedangkan untuk utilitas dari
drainase kawasan akan disediakan sirkulasi aliran air yang dialirkan lewat pipa
yang mengelilingi tapak tersebut dan juga terdapat titik-titik pembuatan sumber
Iklim kawasan tapak adalah iklim tropis dengan kondisi suhu rata-rata
a. Matahari
yang ideal dengan arah matahari, hal ini dilakukan untuk mendapatkan
berikut:
Tabel 4.4
Analisa Matahari
No Input Teori Analisa
1 Cahaya pagi: Gunakan pembayangan Untuk mengatasi
menyehatkan, kanopi permasalahan yang
tidak utama yaitu sinar dan
menyilaukan Pengolahan Lansekap radiasi yang sebagian
tapak agar mendukung besar terjadi pada siang
orientasi bagunan untuk hari maka alternatif
mengurangi radiasi desainnya dengan
meminimalkan bidang
2 Cahaya Siang: Minimalkan bidang tegak yang tegak lurus dengan
menyilaukan, lurus terhadap matahari matahari
mengandung
radiasi Penataan dan pemilihan Gunakan vegetasi dan
vegetasi dan elemen elemen lansekap
Gunakan pembayangan
dari bangunan (kanopi,
3 Cahaya Sore: Gunakan pembayangan sosoran) untuk
terkadang dari bangunan (kanopi, melindungi dari sinar
menyilaukan sosoran) untuk matahari
melindungi dari sinar
matahari sore
matahari yang masuk ke dalam bangunan, selain itu juga dapat membantu
penerangan alami dalam ruangan. Bentuk juga dapat mempengaruhi radiasi panas
yang masuk ke dalam bangunan, dimana jika radiasi panas yang masuk ke dalam
b. Angin
ideal dengan arah Angin yang berada di lokasi tapak, hal ini dilakukan
yang efisien. Arah angin pada tapak didominasi dari arah selatan
Angin Darat
Angin Laut
Tabel 4.5
Analisa Angin
No Input Teori Output
1 Angin Laut, Menggunakan vegetasi Pemanfaatan vegetasi
hembusan (pohon) sebagai filter sebagai filter, pengarah,
kencang, pembias, sekaligus
sejuk, Gunakan angin dan sebagai elemen estetika.
kering penguapan sebagai Tata letak bangunan tidak
penyejuk bersilangan dengan arah
angin.
Bentukan arsitektural pada Menggunakan Vegetasi
bangunan yang dapat mengurangi
kecepatan angin
Penggunaan Vegetasi yang berlebihan pada tapak,
dapat mengurangi dimana vegetasi dapat
kecepatan angin kencang menurunkan kecepatan
pada tapak, dimana fungsi angin sekitar 40-50%
vegetasi di sini dapat dan juga dapat
4.2.8 Kebisingan
Kondisi penduduk dan Aktifitas pada daerah tapak masih tergolong rendah
kebisingan terbesar berada pada daerah utara yaitu jalan raya utama sedangkan
untuk kebisingan yang berasal dari arah laut tidak tergolong mengganggu di
Permukiman
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Analisa Kebisingan
No Input Teori Analisa
1 Kebisingan Menggunakan vegetasi Pemanfaatan vegetasi
dari arah (pohon) sebagai filter sebagai filter, pembias,
jalan raya, suara penghalang kebisingan
suara sekaligus sebagai
kendaraan Tempatkan ruang-ruang elemen estetika.
yang butuh ketenangan Gunakan penzoningan
jauh dari sumber ruang privat (dan ruang
kebisingan lain yang
membutuhkan
Jauhkan letak bangunan ketenangan jauh dari
dari jalan sumber kebisingan)
Menggunakan material
peredam yang
disesuaikan dengan
fungsi dan kebutuhan
ruang pada interior
bangunan
4.2.9 View
Lokasi tapak berada di area pantai dengan demikian lokasi tapak memiliki
potensial view keluar bangunan yang bagus, yang sangat bermanfaat bagi
pengunjung selain menikmati wisata budaya juga bisa melihat pemandangan laut.
Tabel 4.7
Analisa View
No Input Teori Analisa
1 View keluar Manfaatkan potensi view Pemanfaatan potensi
potensial ke laut sebagai view ke luar view luar bangunan ke
arah laut tapak maupun bangunan laut
Kesimpulan:
Lokasi tapak yang berada di tepi pantai memiliki potensi view yang bagus
ke arah laut sehingga dari beberapa alternativ view yang ada, view laut merupakan
bangunan ke luar.
4.2.10 Vegetasi
vegetasi sebagai eleman landscape yang baik akan memberikan kenyamanan bagi
para pengunjung maupun pengelola kawasan tersebut. Berikut ini beberapa jenis
vegetasi yang digunakan dalam elemen landscape untuk mendukung fungsi dari
Tanaman pohon tinggi, berbatang kayu, besar, cabang jauh dari tanah, tinggi
>3m
dangkal, 50 cm-1 m
yang tidak
Tanaman air.
Vegetasi yang terletak pada tapak hanya dominan pada bagian sisi utara
b. Analisis
Agar landscape dalam tapak dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan
sebuah perancanaan dan penataan vegetasi yang baik pula, antara lain:
lain:
Vegetasi peneduh
Vegetasi pengarah
Vegetasi penghias
Vegetasi pembatas
Vegetasi pengatap
Vegetasi pengendali
dalam tapak.
Kesimpulan:
sapi Madura ini mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi primer, skunder, dan tersier.
masyarakat Madura dan luar Madura, selain itu juga berfungsi sebagai
pendidikan yang bersifat Informatif dan non formal. Wisata budaya yang
c. Fungsi tersier adalah sebagai sarana interaksi dan penunjang dari fungsi-
fungsi yang ada sebelumnya, seperti dari fungsi primer dan skunder.
a. Kelompok pengelola
b. Kelompok operasional
a. Pengunjung
ini:
Tabel 4.9
Analisa Pengguna
No. Kelompok Keterangan Pengguna Waktu
Pengguna
1. Pengelola Pimpinan
Direktur Utama Tetap
Administrasi
Tata Usaha Tetap
Keuangan Tetap
Personalia Tetap
Humas dan Publikasi Tetap
Teknis
Perencanaan Tetap
Operasional Tetap
Seksi Budaya
Seni Tari Tetap
Seni Musik Tetap
Stadion Karapan Sapi Tetap
2. Pengunjung Studi (banding,tour) Sementara
Rekreasi Sementara
Edukasi Sementara
Sumber : Hasil Analisa,2010
a. Aktifitas Pengelola
d. Aktifitas Pelatihan
f. Aktifitas Servis
ruang yang efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan aktifitas user maka
dalam perancangan bangunan Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura ini
yang dibutuhkan.
Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura didapatkan dari hasil perhitungan
Keterangan Table:
BPDS : Building Planning and Design Standard
NAD : Neufert Architect’s Data
BAER : Building for Administration Entertainment and Recreation
NMH : New Metric Handbook
TSS : Time Saver Standard for Building Type
TP : Theater Planning
Tabel 4.10.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Pertunjukan Theater Indoor
Pria
Tabel 4.11.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Pertunjukan TheaterTerbuka
Pria
Tabel 4.12
Kebutuhan dan Luasan Ruang Perpustakaan
Tabel 4.13.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Sanggar Seni Musik
Tabel 4.14.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Sanggar Seni Tari
4. R. Ganti Asm 12
5. Gudang 27 - 36
BPDS 27
6. Toilet
Pria
Urinoir 5 BAER 0.8 5 x 0.8 = 4 0.72 4.27
Wc 3 BAER 1.5 3 x 1.5 = 0.9 5.4
4,5
Wastafel 4 BAER 0.9 4 x 0.9 = 0.54 4.14
3.6
Wanita
Wc 3 BAER 1.5 3 x 1.5 = 1.35 5.85
Tabel 4.15.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Base camp Seniman
Tabel 4.16.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Galeri
Tabel 4.17.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Kantor Administrasi
Tabel 4.18.
Kebutuhan dan Luasan Ruang Restoran
Tabel 4.20.
Ukuran Lapangan Pacu Arena Kerapan Sapi
Tingkat Wilayah Panjang Lebar
(Start - Finish) (Tepi Penonton)
Kawedanan 200 m 75 m
Kabupaten 200 m 75 m
Karesidenan 200 m 75 m
Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kab. Sampang.
Tabel 4.21.
Jumlah Peserta Dalam Setiap Kompetisi
Panjang lapangan:
Lebar lapangan:
Jalur pacu setiap pasang sapi = 15 m, maka lebar untuk 2 jalur pacu = 2 x
15 = 30 m.
Lebar jalur pengaman terhadap penonton / tribun tepi kiri dan kanan @15
meter = 30 meter.
= 3840 m²
Area Finish.
Luas:
Tribun Penonton
1. Tribun beratap
(Neufert)
Toilet Umum
C. Perpustakaan 459.08
G. Galeri 361.52
I. Restauran 845.5
J. Parkir 17375
M. Toilet Umum 55
dan karapan sapi Madura, maka luasan total dari perencanaan bangunan Wisata
Budaya dan Karapa Sapi Madura ini sebagaimana di atas yaitu mencapai
41350.05 m². Adapun Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang terdapat di tapak
Kabupaten Sampang, dengan luasan tapak bangunan yang mencapai ± 94.000 m²,
ruang yang harus dipenuhi dalam perancangan, yang akan dijabarkan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.20.
Analisa Persyaratan Ruang Gedung pertunjukan indoor
RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKU ORIENTASI SIFAT
Alami Buatan Alami Buatan STIK RUANG
Terbuka
Hall
Terbuka
Lobby
Terbuka
Loket
Terbuka
Penonton
Terbuka
Panggung
Tertutup
R.Persiapan
Tertutup
R. Ganti
Tertutup
R. Kostum
Tertutup
Kontrol cahaya
Tertutup
Kontrol suara
Tertutup
R. Proyektor
Tertutup
R.Stage Manager
Tertutup
Assisten
Tertutup
Gudang
Tertutup
Toilet
Sumber :Hasil Analisa,2010
Keterangan : : Butuh
X : Tidak butuh
Keterangan : : Butuh
X : Tidak butuh
Tabel 4.23.
Analisa Persyaratan Ruang Sanggar Seni
RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKU ORIENTASI SIFAT
Alami Buatan Alami Buatan STIK RUANG
Tertutup
Pengelola
Tari
Terbuka
Hall
Terbuka
Loker
Tertutup
Workshop
Tertutup
R. Ganti
Tertutup
R. Instrumen
Terbuka
R. Latihan
Keterangan : : Butuh
X : Tidak butuh
perancangan yang optimal, berikut akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.24.
Analisa Karakteristik Ruang
Tari
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik
Hall
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis
Loker
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis
Workshop
Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis
R. Ganti
Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis
R. Instrumen
Sanggar Seni Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis
R. Latihan
Musik
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik
Hall
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis
Loker
Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis
Studio
Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat
Gudang
Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat
Toilet
Sumber: Hasil Analisis, 2010
yaitu hubungan erat, kurang erat, dan tidak berhubungan. Sedangkan untuk
dengan lainnya.
1. Ruang Pertunjukan
menggunakan dua sumber yaitu PDAM dan Sumur Bor sehingga dengan
Toilet
Pantry
Sistem pemadam kebakaran
Keperluan perawatan lansekap
Restaurant
Adapun sistem yang dipakai pada perencaan ini adalah sistem down feed,
yang terdiri dari tangki atas dan bawah. Alur sirkulasi air pada sistem ini yaitu
mulai dari sumber Sumur dan PDAM ditampung di tandon bawah kemudian di
Bagan 4.1
Sistem penyediaan airbersih
(down feed)
Keseluruhan
Bangunan
PDAM
Keseluruhan
Bangunan
Hydrant
Bagan 4.2
Sistem Pembuangan Air Kotor
Kotoran Cair,
Padat
Septic tank
Dan Toilet Bak resapan
Sumur
Air Hujan Riol Dalam Tapak resapan
menggunakan sumber listrik cadangan yang bersumber dari genset hal ini
dilakukan untuk menjaga suplay listrik dalam bangunan tetap terjaga, karena
apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN maka secara otomatis listrik akan
Automatic
Swicth
kriteria yang harus dipenuhi oleh bangunan dalam rangka mengantisipasi dari
Sedangkan untuk Alat Pemadam dan Pencegah jika terjadi Kebakaran antara lain:
a. Fire hydrant, alat ini menggunakan air untuk memadamkan api jika terjadi
kebakaran dalam bangunan, untuk perletakannya dari fire hydrant di sini dibagi
menjadi 2 zona, yaitu zona di dalam bangunan dan zona di luar bangunan. Ada
untuk memadamkan api melalui nozel yang akan bekerja secara otomatis bila
c. Hydrant Box, yaitu alat pemadam kebakaran yang dilakukan dengan cara
manual, dimana jika terjadi kebakaran dalam bangunan maka selang yang
berada dalam hydrant box dikelaurkan dari dalam kotak untuk kemudian
luar bangunan.
d. Halon Gas, yaitu alat pemadaman yang menggunakan halon gas sebagai bahan
pemadamnya. Hal ini karena pada ruang tertentu ada yang tidak boleh
menggunakan Halon gas, seperti halnya pada ruang arsip. Cara pemasangannya
sprinkler.
Ketika terjadi kebakaran, kepala sprinkler akan pecah dan gas halon
secara otomatis mengalir keluar untuk memadamkan api. Selain gas ini, bisa juga
antara lantai satu dengan lantai bangunan yang ada di atasnya. Model sistem
sirkulasi ini disebut sebagai sistem sirkulasi vertikal. Pada sirkulasi ini pergerakan
dari lantai ke lantai dapat berupa tangga maupun alat transportasi lainnya, seperti
lift, escalator dan lain sebagainya. Namun karena pada bangunan wisata budaya
dan karapan sapi Madura jumlah lantai yang dibutuhkan tidak sampai tiga lantai,
bagi menjadi dua, yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Berikut ini
tinggal.
sama dengan sistem dinding hanya saja cakupan areanya lebih luas.
menara di luar gedung memiliki cakupan yang lebih luas ketimbang sistem
refrigasi tekan, sehingga area cakupannya bisa sampai dalam satu gedung
bangunan.
bangunan wisata budaya dan karapan sapi Madura. Tema yang digunakan pada
standar dalam perancangan Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura. Pendekatan
unsur budaya yang digunakan dari bentuk atau model rumah tradisional Madura.
a. Atap Trompesan
b. Atap Pegun
pengolahan bentuk pada perancangan wisata budaya dan karapan sapi Madura,
yang pertama adalah dengan melakukan aditif (penambahan) dan yang kedua
bangunan.
Tujuan yang dilakukan dari penerapan fungsi ini adalah untuk tetap menjaga
tradisi budaya yang telah dimiliki dan juga memberikan kesan budaya daerah
Masa Lalu (AML) menyatu di dalam Arsitektur Masa Kini (AMK) dan Elemen
Gambar 4.25: Elemen fisik Arsitektur Masa Lalu (AML) menyatu di dalam
Arsitektur Masa Kini (AMK)
Sumber: Wondoamiseno, 1991
Gambar 4.26: Elemen fisik AML tidak terlihat jelas di dalam AMK.
Sumber:Wondoamiseno,1991
A. Pondasi
pemilihan pondasi dangkal dikarenakan struktur bangunan yang hanya 1-2 lantai.
B. Balok kolom
dan bentuk dari bangunan tersebut. Struktur balok ini berfungsi sebagai pengikat
dan pengkaku antar struktur yang satu dengan yang lainnya, sedangkan kolom
berfungsi sebagai penghubung dan juga penyalur beban dari struktur atap ke
struktur pondasi.
menggunakan bata dan rangka hollow. Rangka hollow di pilih karena mudah
Bahan lantai yang digunakan pada bangunan Wisata Budaya Dan Karapan
sapi Madura adalah keramik, dan paving stone. Paving stone digunakan pada
bagian eksterior kawasan, seperti area parker dan pedestrian. Sedangkan keramik
E. Atap
Atap pada bangunan ini menggunakan struktur atap dari baja. Pemilihan
bahan struktur atap dari baja di karenakan atap baja tahan lama, mudah dibentuk
sesuai dengan tema pada bangunan, modernisasi jaman dan juga karena sulitnya
untuk mendapatkan kayu yang berkualitas sebagai bahan atap. Sedangkan bahan