Disusun Oleh:
ADITYO WICAKSONO
A610200029
2023
A. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sesuai dengan tujuan akhir perkuliahan
Evaluasi Konservasi dan Kemampuan lahan yaitu mahasiswa mampu membuat
berbagai peta dan analisis
data sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu membuat Peta batas DAS
2. Mahasiswa mampu membuat Peta Kemiringan Lereng
3. Mahasiswa mampu membuat Peta Jenis tanah
4. Mahasiswa mampu membuat Peta Bentuk lahan
5. Mahasiswa mampu membuat Peta Penggunaan Lahan
6. Mahasiswa mampu membuat Peta Unit Lahan
7. Mahasiswa melakukan penentuan titik sampel untuk survei lapangan
8. Mahasiswa melakukan survei lapangan berdasarkan data atribut pada peta
Satuan Lahan
9. Mahasiswa mampu menganalisis data hasil survei menggunakan Software
LCLP
10. Mahasiswa mampu menganalisis kemampuan lahan per unit lahan.
11. Mahasiswa mampu membuat Peta kemampuan lahan dan Peta Kesesuian Lahan
12. Tujuan akhir perkuliahan Praktikum Evaluasi Konservasi dan Kemampuan
Lahan adalah mahasiswa mampu mengevaluasi kesesuaian lahan terhadap
kemampuan lahan.
B. ALAT DAN BAHAN
C. DESKRIPSI WILAYAH
1. Batas administrasi DAS 1 Wilayah Sukoharjo Karanganyar
Pembuatan peta dalam laporan ini adalah DAS Sukoharjo dan Karanganyar
yang melewati 3 kecamatan yakni Bendosari,Jumapolo,Jatiyoso. jika dari segi
geografis kabupaten sukoharjo memiliki luas wilayah 46.666 Ha atau sekitar 1,435
Luas Wilayah Provinsi Jawa Tengah, dengan wilayah terluas adalah Kecamatan
Polokarto dengan luas 6.218 Ha (13,32%) dan wilayah terkecil adalah Kecamatan
Kartasura yaitu seluas 1.923 Ha (4,12%). Kabupaten Sukoharjo terletak pada 1100
57’ 33,70” - 1100 42’ 6,79” BT dan 70 32’ 17.00” - 7 0 49’ 32.00” LS. Sebagai
salah satu kabupaten di jawa Tengah, Kabupaten Sukoharjo terletak diantara 6
(enam) Kabupaten/Kota, yang berbatasan langsung secara administratif sebagai
berikut:
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang bisa
berpengaruh terhadap aliran permukaan tanah dan erosi.. Berdasarkan Peta
kemiringan lereng yang telah dibuat menghasilkan bahwa kondisi fisik wilayah
DAS 1 memiliki 5 kelas kemiringan lereng sebagai berikut:
No Kemiringan Keterangan
1 3 – 8% Landai/Berombak
2 8 – 15% Agak Miring/Bergelombang
3 15 – 30% Miring Berbukit
4 30 – 45% Agak Curam
5 45 – 65% Curam
Jenis tanah pada wilayah DAS 1 merupakan jenis tanah Inceptisols saja
dikarenakan wilayah DAS 1 dimanfaatkan untuk lahan pertanian kering dan
perkebunan.
Gambar 2 Peta Jenis Tanah DAS Sukoharjo Karanganyar
D. DASAR TEORI
1. Lahan
Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi perkembangan
usaha pertanian, seiring bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan
lahan pertanian semakin meningkat, namun luas lahan yang cocok untuk kegiatan
di sektor pertanian semakin terbatas. Hal ini menjadi kendala dalam peningkatan
produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk.
2. Kemampuan lahan
Dalam hal kelas kemampuan lahan, lahan kelas I sampai kelas IV merupakan
lahan yang diperkenankan untuk budidaya (Fenton, 2014) dan dalam laporan ini
secara umum disebut lahan dengan kelas kemampuan lahan rendah sampai tinggi.
Lahan kelas V sampai kelas VIII merupakan lahan dengan kemampuan terbatas dan
harus dilindungi, dalam Pembuatan peta ini disebut lahan dengan kelas kemampuan
agak rendah sampai tinggi. Secara lebih terperinci, kelas – kelas kemampuan lahan
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Lahan kelas I merupakan lahan yang sesuai untuk segala jenis
penggunaan lahan tanpa memerlukan tindakan pengawetan tanah yang
khusus. Tanah kelas I sesuai untuk semua jenis penggunaan pertanian
tanpa memerlukan usaha pengawetan tanah. Untuk meningkatkan
kesuburannya dapat dilakukan pemupukan.
b. Lahan Kelas II adalah tanah dengan karakteristik kemiringan landai, dan
partikel tanah halus sampai agak kasar. Kelas II tanah agak sensitif
terhadap erosi. Tanah ini cocok untuk pertanian dengan praktik
konservasi tanah ringan seperti pengolahan tanah berbasis elevasi dan
penggunaan pupuk hijau.
c. Lahan kelas III adalah lahan dengan karakteristik tanah yang terletak
pada wilayah cenderung miring dengan pengairan air yang kurang
baik.Tanah kelas III sesuai dengan jenis usaha pertanian dengan
Tindakan pengawetan tanah khusus seperti Pembuatan terasering
,system penanaman berjalur sehingga bisa mendapatkan kesuburan
tanah.
d. Lahan kelas IV, mengacu pada tanah dengan karakteristik tanah yang
terletak pada kemiringan sekitar 12-30% dan dengan sistem irigasi yang
buruk. Tanah Kelas IV ini masih dapat digunakan sebagai lahan
pertanian dengan tingkat retensi yang lebih spesifik dan lebih berat
e. Lahan kelas V mengacu pada tanah yang datar atau sedikit cekung,
tetapi permukaannya mengandung banyak batu dan tanah liat. Karena
terletak di daerah yang tertekan, tanah sering menumpuk air, sehingga
tingkat keasaman tanah tinggi. Lahan tersebut tidak cocok untuk
pertanian, namun demikian akan lebih cocok untuk peternakan atau
kehutanan.
f. Lahan Kelas VI adalah lahan yang mengacu pada ketebalan tanahnya
tipis dan terletak di daerha yang agak curam dengam kemiringan lahan
sekitar 30 – 45%.Lahan kelas VI mempunyai penghambat yang sangat
berat sehingga tidak sesuai untuk pertanian dan hanya sesuai untuk
tanaman rumput ternak atau dihutankan.
g. Lahan kelas VII adalah lahan dengan karakteristik wilayah yang berada
di daerah sangat curam dengan kemiringan 45-65% dan tanah nya sudah
mengalami erosi berat.jenis tanah pada lahan kelas VII ini sama sekali
tidak sesuai untuk dijadikan lahan pertanian,namun cocok untuk
tanaman yang besar dan keras.
h. Lahan kelas VIII adalah laan ciri khas pada daerah yang sangat curam
atau terjal dengan tingkat kemiringan 65%,tekstur tanah kasar dan
mudah lepas dari bagian nya.Jenis tanah pada kelas VIII ini sangat
rawan terjadi kerusakan oleh karena itu tanah di wilayah ini dibiarkan
saja secara alami tanpa adanya kaitan campur tangan manusia.
3. Kesesuaian lahan
Kesesuaian Lahan adalah penggambaran tingkat kewajaran suatu bidang lahan
untuk aplikasi tertentu. Kesesuaian lahan dapat dinilai berdasarkan kesesuaian
lahan yang sebenarnya atau setelah dilakukan perbaikan (Sitorus, 1998).kesesuaian
lahan terbagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:
a. Kesesuaian lahan aktual
Kesesuaian lahan ini bisa juga disebut dengan (current suitability) atau lahan
alami ,belum dipertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengolahan
yang nantinya dapat dilakukan untuk mengatasi masalah atau faktor kendala
yang ada di setiap satuan peta.
b. Kesesuaian lahan Potensial
Kesesuaian lahan merupakan lahan yang dapat digarap setelah dilakukan
usaha perbaikan lahan. Sehingga lahan ini melihat terlebih dahulu kondisi
yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat
pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga tingkat
produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi per satuan luasnya.
E. LANGKAH KERJA
1. Langkah kerja tahap persiapan data peta
a. Langkah pertama pembuatan batas DAS 1 dengan menggunakan DEM dan
DAS 1, kemudian melakukan digitasi batas wilayah DAS 1 dengan melihat
punggungan bukit yang membatasi aliran sungainya ,sehingga dari pembuatan
batas DAS akan mendapatkan Shapefile baru dari DAS 1. Setelah melakukan
digitasi batas DAS kemudian pembuatan layout peta sesuai dengan administrasi
yang menjadi daerah dilewati aliran sungai tersebut dengan menggunakan data
Sekunder Provinsi Jawa Tengah.
c. Pembuatan peta jenis tanah dengan menggunakan Shapefile batas DAS 1 yang
sudah di deliniasi kemudian dengan Teknik clip dari data sekunder peta jenis
tanah hanya mengambil sesuai dengan batas DAS kemudian di kelompok
menjadi beberapa jenis.
e. Pembuatan peta selanjutnya yaitu peta penggunaan lahan yang dimana peta ini
menggunakan data sekunder landuse jawa tengah.Dalam pembuatan peta
penggunaan lahan ini bertujuan untuk mengetahui wilayah mana yang termasuk
wilayah DAS 1 nantinya sehingga memudahkan untuk menganalisis
Kemampuan dan kesesuaian lahan.
Gambar 11 Peta Penggunaan Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar
f. Pembuatan peta yang terakhir yaitu Peta satuan lahan yang dimana pembuatan
peta ini menggunakan cara overlay ke 4 peta yang sebelumnya sudah dibuat
diantaranya peta kemiringan lereng,peta jenis jenis tanah,peta bentuk lahan dan
peta penggunaan lahan.Peta unit lahan ini nantinya akan menjadi peta yang
digunakan untuk survei ke lapangan dengan data yang sudah di buatkan dengan
Kode satuan lahan .
jika sudah semua data dimasukan kedalam tabel analisis Langkah selanjutnya yaitu
dengan mengklik bagian “Analyse” otomatis data tersebut akan pindah dan berubah
menjadi hasil analisis nya seperti dibawah ini:
Hasil analisis yang sudah diolah dan muncul selanjutnya data analisis tersebut
dipindahkan ke dalam Microsoft Excel untuk lebih memudahkan pemindahan.
Sehingga bisa diketahui bahwa faktor pembatas,kelas kemampuan lahan, subkelas
,divisi, sub-divisi dan Tindakan konservasi setiap lahan dalam.
F. HASIL ANALISIS SAMPEL DATA|
Hasil yang diperoleh dari pengumpulan data survei lapangan dalam pengolahan
data ini menggunakan hasil data kemampuan lahan dan kesesuaian lahan di DAS
Sukoharjo dan KarangAnyar.hasil akhir yang diperoleh dari analisis kemampuan
dan kesesuaian lahan berupa peta Kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Setelah
menganalisa dan Menentukan Kemampuan Lahan Menggunakan Aplikasi LCLP
Kapasitas lahan untuk setiap kategori wilayah studi. hasil Pengolahan data survei
lapangan dan analisis data kemampuan lahan Hasil analisis diperoleh setelah
dilakukan pemrosesan kedua oleh perangkat lunak LCLP Tentang unit lahan,
subkelas kapasitas, batasan, divisi, subkelas Operasi pembagian dan konversi yang
akan dilakukan.
Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 13 Tabel Excel Analisis Pengolahan Data Sampel
Dari hasil gambar tabel excel memperlihatkan bahwa pada DAS Sukoharjo
Karanganyar terdapat berbagai jenis kemampuan lahan, faktor pembatas, Divisi,
Sub divisi serta tindakan konservasi yang harus dilakukan pada lahan yang berada
di DAS Sukoharjo Karanganyar yang sudah dipaparkan pada tabel tersebut.
Gambar 14 Peta Kelas Kemampuan Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar
G. KESIMPULAN
Hasil dari Peta kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan DAS sukoharjo
Karanganyar terdapat menjadi 6 kelas satuan lahan dengan kelas divisi lahan III,
IV, V, VI, VII, dan VIII. Pada peta kemampuan lahan lebih didominasi oleh satuan
lahan kelas V dan VIII dengan karakteristik wilayah termasuk datar agak cekung
namun permukaan tanah memiliki mengandung batu dan tanah liat. Karena terdapat
di daerah yang cekung tanah ini sering kali tergenang air sehingga tingkat keasaman
tanahnya tinggi membuat banyak faktor pembatas dan Tindakan konservasinya
dilakukan peralihan menjadi pertanian dan perkebunan.Pada DAS sukoharjo
Karanganyar sudah terjadi perubahan bentuk lahan yang dilihat pada peta
penggunaan lahan rata rata bentuk lahan yang tadinya (Permukiman dan kebun)
yang berubah menjadi
DAFTAR PUSTAKA