Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR IDENTIFIKASI PENGGUNAAN LAHAN

DAN KESESUAIAN LAHAN DAS 1

KABUPATEN SUKOHARJO KARANGANYAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Praktikum Evaluasi Konservasi dan Kemampuan Lahan

Pengampu: Wahyu Widiyatmoko, S.Pd., M. Sc

Disusun Oleh:

ADITYO WICAKSONO

A610200029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2023
A. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sesuai dengan tujuan akhir perkuliahan
Evaluasi Konservasi dan Kemampuan lahan yaitu mahasiswa mampu membuat
berbagai peta dan analisis
data sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu membuat Peta batas DAS
2. Mahasiswa mampu membuat Peta Kemiringan Lereng
3. Mahasiswa mampu membuat Peta Jenis tanah
4. Mahasiswa mampu membuat Peta Bentuk lahan
5. Mahasiswa mampu membuat Peta Penggunaan Lahan
6. Mahasiswa mampu membuat Peta Unit Lahan
7. Mahasiswa melakukan penentuan titik sampel untuk survei lapangan
8. Mahasiswa melakukan survei lapangan berdasarkan data atribut pada peta
Satuan Lahan
9. Mahasiswa mampu menganalisis data hasil survei menggunakan Software
LCLP
10. Mahasiswa mampu menganalisis kemampuan lahan per unit lahan.
11. Mahasiswa mampu membuat Peta kemampuan lahan dan Peta Kesesuian Lahan
12. Tujuan akhir perkuliahan Praktikum Evaluasi Konservasi dan Kemampuan
Lahan adalah mahasiswa mampu mengevaluasi kesesuaian lahan terhadap
kemampuan lahan.
B. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam perkuliahan Praktikum Evaluasi Konservasi dan


Kemampuan Lahan diantaranya meliputi :

NO Alat Kegunaan Alat Keterangan


1 Komputer Sebagai alat praktikum untuk Laboratorium
mahasiswa bisa mengolah dan Geomedia
membuat peta
2 Software ArcGIS Software yang digunakan dalam Laboratorium
10.8 pembuatan peta dan analisis Geomedia
spasial
3 Software LCLP Software yang berguna untuk Laboratorium
(Land mengetahui klasifikasi parameter Geomedia
Classification and kemiringan lereng dan
Land Use Planning) pengolahan analisis data hasil
survei lapangan.
4 Handphone Alat yang digunakan sebagai foto Survei Lapangan
dokumentasi dan GPS dalam
pengimplementasian Google
maps dan Avenza Maps pada
survei lapangan
5 Google Maps Alat yang digunakan sebagai Survei Lapangan
penunjuk ke arah lokasi sampel
dengan memanfaatkan koordinat
pada sampel satuan lahan
6 Avenza Maps Alat yang digunakan sama Survei Lapangan
sebagai penunjuk ke arah lokasi
sampel dengan memanfaatkan
koordinat pada sampel satuan
lahan hanya saja memanfaatkan
Peta yang sudah ada titik sampel
7 Plastik Digunakan untuk mengumpulkan Survei Lapangan
sampel tanah
8 Sekop Kecil Sebagai alat mengambil sampel Survei Lapangan
tanah
9 Alat Tulis Alat yang digunakan sebagai Survei Lapangan
menulis kode satuan lahan di
lapangan
10 Timbangan Digunakan untuk menimbang Laboratorium
berat sampel tanah yang akan Spasial
diayak
Bahan yang digunakan dalam perkuliahan Praktikum Praktikum Evaluasi
Konservasi dan Kemampuan Lahan diantaranya meliputi:

NO Bahan Kegunaan Bahan Keterangan


1 DEM (Digital Elevation Digunakan sebagai bahan Laboratorium
Model) pembuatan Peta DAS dan Geomedia
Peta kemiringan lereng
2 Data Digunakan sebagai bahan Laboratorium
Sekunder(Kecamatan pembuatan peta batas Geomedia
Sukoharjo,Karanganyar) administrasi wilayah DAS 1
3 Data Sekunder(Daerah Digunakan sebagai bahan Laboratorium
Aliran Sungai) pembuatan batas Daerah Geomedia
Aliran sungai wilayah
sukoharjo karanganyar
4 Data Sekunder(Soil Digunakan sebagai bahan Laboratorium
Great Group) pembuatan peta jenis tanah Geomedia
5 Citra Landsat 8 Digunakan sebagai bahan Laboratorium
pembuatan peta bentuk lahan Geomedia
6 Peta Geologi (Surakarta Digunakan sebagai bahan Laboratorium
– Giritontro pembuatan peta bentuk lahan Geomedia

7 Data Sekunder(Landuse Digunakan sebagai bahan Laboratorium


Jawa Tengah) pembuatan peta penggunaan Geomedia
lahan
8 Sampel Tanah Digunakann sebagai hasil Survei Lapangan
analisis tekstur tanah pada
lapisan atas dan bawah

C. DESKRIPSI WILAYAH
1. Batas administrasi DAS 1 Wilayah Sukoharjo Karanganyar

Pembuatan peta dalam laporan ini adalah DAS Sukoharjo dan Karanganyar
yang melewati 3 kecamatan yakni Bendosari,Jumapolo,Jatiyoso. jika dari segi
geografis kabupaten sukoharjo memiliki luas wilayah 46.666 Ha atau sekitar 1,435
Luas Wilayah Provinsi Jawa Tengah, dengan wilayah terluas adalah Kecamatan
Polokarto dengan luas 6.218 Ha (13,32%) dan wilayah terkecil adalah Kecamatan
Kartasura yaitu seluas 1.923 Ha (4,12%). Kabupaten Sukoharjo terletak pada 1100
57’ 33,70” - 1100 42’ 6,79” BT dan 70 32’ 17.00” - 7 0 49’ 32.00” LS. Sebagai
salah satu kabupaten di jawa Tengah, Kabupaten Sukoharjo terletak diantara 6
(enam) Kabupaten/Kota, yang berbatasan langsung secara administratif sebagai
berikut:

1. Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar


2. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
3. Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten
Wonogiri
4. Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten

Sedangkan wilayah kabupaten Karanganyar secara geografis Luas wilayah


Kabupaten Karanganyar ± 77.378,64 ha terletak antara 1100 40”-1100 70” Bujur
Timur dan 70 28”- 70 46” Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Karanganyar
dibatasi oleh :

1. Sebelah Utara : Kabupaten Sragen


2. Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo
3. Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali
4. Sebelah Timur : Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi (Provinsi Jawa
Timur)

2. Kemiringan Lereng DAS 1 Wilayah Sukoharjo Karanganyar

Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur topografi yang bisa
berpengaruh terhadap aliran permukaan tanah dan erosi.. Berdasarkan Peta
kemiringan lereng yang telah dibuat menghasilkan bahwa kondisi fisik wilayah
DAS 1 memiliki 5 kelas kemiringan lereng sebagai berikut:

No Kemiringan Keterangan
1 3 – 8% Landai/Berombak
2 8 – 15% Agak Miring/Bergelombang
3 15 – 30% Miring Berbukit
4 30 – 45% Agak Curam
5 45 – 65% Curam

Gambar 1 Peta Kemiringan Lereng DAS Sukoharjo Karanganyar

3. Jenis Tanah DAS 1 Wilayah Sukoharjo Karanganyar

Jenis tanah pada wilayah DAS 1 merupakan jenis tanah Inceptisols saja
dikarenakan wilayah DAS 1 dimanfaatkan untuk lahan pertanian kering dan
perkebunan.
Gambar 2 Peta Jenis Tanah DAS Sukoharjo Karanganyar

4. Bentuk Lahan DAS 1 Wilayah Sukoharjo Karanganyar


Berdasarkan peta bentuk lahan yang telah dibuat,bisa dijelaskan bahwa bentuk
wilayah pada DAS 1 ini terbagi menjadi 4 yaitu V8 ,V7,V5 dan V4.Bentuk
lahan ini termasuk kedalam unit bentuk asal vulkanik gunungapi,bentuk lahan
V8 termasuk dataran Fluvial gunung api,V7 termasuk dataran kaki gunung
api,V5 termasuk lereng gunung api bawah dan V4 termasuk lereng gunungapi
tengah.
Gambar 3 Peta Bentuk Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar

5. Peta Penggunaan Lahan DAS 1 Wilayah Sukoharjo Karanganyar


Berdasarkan Peta Penggunaan yang sudah di buat ,wilayah DAS 1 ini
memiliki 9 Penggunaan Lahan diantaranya sebagai berikut:
1. Lahan air tawar 6. Lahan rumput
2. Lahan Semak belukar 7. Lahan sawah irigasi
3. Lahan Gedung 8. Lahan sawah tadah hujan
4. Lahan kebun 9. Tegalan
5. Lahan permukiman
Gambar 4 Peta Penggunaan Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar

D. DASAR TEORI
1. Lahan
Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi perkembangan
usaha pertanian, seiring bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan
lahan pertanian semakin meningkat, namun luas lahan yang cocok untuk kegiatan
di sektor pertanian semakin terbatas. Hal ini menjadi kendala dalam peningkatan
produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk.
2. Kemampuan lahan
Dalam hal kelas kemampuan lahan, lahan kelas I sampai kelas IV merupakan
lahan yang diperkenankan untuk budidaya (Fenton, 2014) dan dalam laporan ini
secara umum disebut lahan dengan kelas kemampuan lahan rendah sampai tinggi.
Lahan kelas V sampai kelas VIII merupakan lahan dengan kemampuan terbatas dan
harus dilindungi, dalam Pembuatan peta ini disebut lahan dengan kelas kemampuan
agak rendah sampai tinggi. Secara lebih terperinci, kelas – kelas kemampuan lahan
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Lahan kelas I merupakan lahan yang sesuai untuk segala jenis
penggunaan lahan tanpa memerlukan tindakan pengawetan tanah yang
khusus. Tanah kelas I sesuai untuk semua jenis penggunaan pertanian
tanpa memerlukan usaha pengawetan tanah. Untuk meningkatkan
kesuburannya dapat dilakukan pemupukan.
b. Lahan Kelas II adalah tanah dengan karakteristik kemiringan landai, dan
partikel tanah halus sampai agak kasar. Kelas II tanah agak sensitif
terhadap erosi. Tanah ini cocok untuk pertanian dengan praktik
konservasi tanah ringan seperti pengolahan tanah berbasis elevasi dan
penggunaan pupuk hijau.
c. Lahan kelas III adalah lahan dengan karakteristik tanah yang terletak
pada wilayah cenderung miring dengan pengairan air yang kurang
baik.Tanah kelas III sesuai dengan jenis usaha pertanian dengan
Tindakan pengawetan tanah khusus seperti Pembuatan terasering
,system penanaman berjalur sehingga bisa mendapatkan kesuburan
tanah.
d. Lahan kelas IV, mengacu pada tanah dengan karakteristik tanah yang
terletak pada kemiringan sekitar 12-30% dan dengan sistem irigasi yang
buruk. Tanah Kelas IV ini masih dapat digunakan sebagai lahan
pertanian dengan tingkat retensi yang lebih spesifik dan lebih berat
e. Lahan kelas V mengacu pada tanah yang datar atau sedikit cekung,
tetapi permukaannya mengandung banyak batu dan tanah liat. Karena
terletak di daerah yang tertekan, tanah sering menumpuk air, sehingga
tingkat keasaman tanah tinggi. Lahan tersebut tidak cocok untuk
pertanian, namun demikian akan lebih cocok untuk peternakan atau
kehutanan.
f. Lahan Kelas VI adalah lahan yang mengacu pada ketebalan tanahnya
tipis dan terletak di daerha yang agak curam dengam kemiringan lahan
sekitar 30 – 45%.Lahan kelas VI mempunyai penghambat yang sangat
berat sehingga tidak sesuai untuk pertanian dan hanya sesuai untuk
tanaman rumput ternak atau dihutankan.
g. Lahan kelas VII adalah lahan dengan karakteristik wilayah yang berada
di daerah sangat curam dengan kemiringan 45-65% dan tanah nya sudah
mengalami erosi berat.jenis tanah pada lahan kelas VII ini sama sekali
tidak sesuai untuk dijadikan lahan pertanian,namun cocok untuk
tanaman yang besar dan keras.
h. Lahan kelas VIII adalah laan ciri khas pada daerah yang sangat curam
atau terjal dengan tingkat kemiringan 65%,tekstur tanah kasar dan
mudah lepas dari bagian nya.Jenis tanah pada kelas VIII ini sangat
rawan terjadi kerusakan oleh karena itu tanah di wilayah ini dibiarkan
saja secara alami tanpa adanya kaitan campur tangan manusia.
3. Kesesuaian lahan
Kesesuaian Lahan adalah penggambaran tingkat kewajaran suatu bidang lahan
untuk aplikasi tertentu. Kesesuaian lahan dapat dinilai berdasarkan kesesuaian
lahan yang sebenarnya atau setelah dilakukan perbaikan (Sitorus, 1998).kesesuaian
lahan terbagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai berikut:
a. Kesesuaian lahan aktual
Kesesuaian lahan ini bisa juga disebut dengan (current suitability) atau lahan
alami ,belum dipertimbangkan usaha perbaikan dan tingkat pengolahan
yang nantinya dapat dilakukan untuk mengatasi masalah atau faktor kendala
yang ada di setiap satuan peta.
b. Kesesuaian lahan Potensial
Kesesuaian lahan merupakan lahan yang dapat digarap setelah dilakukan
usaha perbaikan lahan. Sehingga lahan ini melihat terlebih dahulu kondisi
yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat
pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga tingkat
produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi per satuan luasnya.

4. Daerah Aliran sungai (DAS)


kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat
pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga tingkat produktivitas dari
suatu lahan serta hasil produksi per satuan luasnya. kondisi yang diharapkan
sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan
diterapkan, sehingga dapat diduga tingkat produktivitas dari suatu lahan serta hasil
produksi per satuan luasnya. kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan
sesuai dengan tingkat pengelolaan yang akan diterapkan, sehingga dapat diduga
tingkat produktivitas dari suatu lahan serta hasil produksi per satuan
luasnya.Sehingga dalam DAS harus ada pengelolaan aliran sungainya. kondisi yang
diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat pengelolaan yang
akan diterapkan, sehingga dapat diduga tingkat produktivitas dari suatu lahan serta
hasil produksi per satuan luasnya.

E. LANGKAH KERJA
1. Langkah kerja tahap persiapan data peta
a. Langkah pertama pembuatan batas DAS 1 dengan menggunakan DEM dan
DAS 1, kemudian melakukan digitasi batas wilayah DAS 1 dengan melihat
punggungan bukit yang membatasi aliran sungainya ,sehingga dari pembuatan
batas DAS akan mendapatkan Shapefile baru dari DAS 1. Setelah melakukan
digitasi batas DAS kemudian pembuatan layout peta sesuai dengan administrasi
yang menjadi daerah dilewati aliran sungai tersebut dengan menggunakan data
Sekunder Provinsi Jawa Tengah.

Gambar 5 Peta DAS Sukoharjo Karanganyar

b. Langkah kedua melakukan pembuatan kemiringan lereng dengan menggunakan


data DEM.kemudian diolah dengan Teknik slope yang dikombinasikan lagi
Teknik reclassify agar sesuai dengan kelas kemiringan lereng nya.
Gambar 6 Pengolahan Data

Gambar 7 Peta Kemiringan Lereng DAS Sukoharjo Karanganyar

c. Pembuatan peta jenis tanah dengan menggunakan Shapefile batas DAS 1 yang
sudah di deliniasi kemudian dengan Teknik clip dari data sekunder peta jenis
tanah hanya mengambil sesuai dengan batas DAS kemudian di kelompok
menjadi beberapa jenis.

Gambar 8 Tabel Data Atribut


Gambar 9 Peta Jenis Tanah DAS Sukoharjo Karanganyar

d. Pembuatan peta selanjutnya adalah peta bentuk lahan dengan memanfaatkan


batas DAS yang sudah di deliniasi kemana menambahkan data DEM yang
sudah di Hillshade dan menambahkan lagi data citra landsat 8 untuk mengetahui
jenis lahan dari V1-V8. Kemudian menambahkan peta geologi sebagai unsur
batuan yang terdapat di lahan wilayah batas DAS.Dalam pembuatan peta bentuk
lahan ini menggunakan klasifikasi bentuk lahan geomorfologi bentuk lahan asal
vulkanik/gunungapi dengan skala 1 : 50.000.
Gambar 10 Peta Bentuk Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar

e. Pembuatan peta selanjutnya yaitu peta penggunaan lahan yang dimana peta ini
menggunakan data sekunder landuse jawa tengah.Dalam pembuatan peta
penggunaan lahan ini bertujuan untuk mengetahui wilayah mana yang termasuk
wilayah DAS 1 nantinya sehingga memudahkan untuk menganalisis
Kemampuan dan kesesuaian lahan.
Gambar 11 Peta Penggunaan Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar

f. Pembuatan peta yang terakhir yaitu Peta satuan lahan yang dimana pembuatan
peta ini menggunakan cara overlay ke 4 peta yang sebelumnya sudah dibuat
diantaranya peta kemiringan lereng,peta jenis jenis tanah,peta bentuk lahan dan
peta penggunaan lahan.Peta unit lahan ini nantinya akan menjadi peta yang
digunakan untuk survei ke lapangan dengan data yang sudah di buatkan dengan
Kode satuan lahan .

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 12 Peta Unit Lahan DAS Sukoharjo


Karanganyar
2. Langkah kerja tahap pembuatan titik sampel
Teknik pembuatan sampel satuan lahan dalam pengambilan nya dengan
metode Purposive Proportional Random Sampling. Merupakan Teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam menentukan sampel
akan mengambil beberapa dari tiap kelompok dalam populasi yang jumlahnya
menyesuaikan dengan jumlah anggota subjek tergantung masing -masing
kelompok tersebut.kemudian dalam menentukan sampling pada peta satuan
lahan menggunakan random sampel yang dimana titik akan secara otomatis
muncul sesuai dengan jumlah kelompok pada peta satuan lahan yang
menghasilkan 36 sampel diantaranya sebagai berikut:

Nomor Sampel Kode Satuan Lahan


1 V7IIIEEptIri
2 V7IVEptTeg
3 V8IVEptIri
4 V7IIEptTeg
5 V8IIEptTeg
6 V7IIIEptTeg
7 V8IVEptTeg
8 V8IVEptTeg
9 V7IIIEptPerm
10 V8IIIEptPerm
11 V7IVEptTeg
12 V8IIEptPerm
13 V8IIEptTeg
14 V8IIEptIri
15 V7IEptTeg
16 V7VEptperm
17 V8IIEptIri
18 V7IVEptTeg
19 V5VEptTeg
20 C7 VEtte
21 V7IVEptPerm
22 V5VEptPerm
23 V5VEpTeg
24 V5IVEptTeg
25 V5V ptCb
26 V5VEptPerm
27 V4VIEptSem
28 V5IIIEptTeg
29 V5IIIEptTeg
30 V4IVEptPerm
31 V4VEptPerm
32 V4VEptTeg
33 V5V PtCb
34 V4IVEptPerm
35 V4IVEptKeb
36 V4VEptSem
Tabel 1.1
Dalam memasukan sampel masing masing untuk setiap satuan lahan
yang dimaksud, Kemudian mencari koordinat lokasi satuan lahan. peta satuan
lahan yang telah dimasukan kedalam aplikasi Avenza maps.selanjutnya
menyesuaikan titik ke Google Earth untuk mencari poin koordinat yang akurat.
Setelah memasukan koordinat yang sudah diketahui lalu melakukan pelacakan
dengan Google maps.
3. Langkah kerja tahap pengambilan dan pengolahan titik sampel ke lapangan
Langkah setelah Pembuatan titik sampel selanjutnya melakukan survei
ke lapangan dengan melihat parameter titik yang sudah dibuat,survei dilakukan
menggunakan motor untuk ke lokasi titik.Kemudian ketika sampai di titik lokasi
sampel peneliti mengambil tanah,mengambil foto,menganalisis kondisi
wilayah,menanyakan kepada masyarakat lokal tentang bahaya banjir dan
longsor dan erosi di wilayah titik sampel.
Kemudian menganalisis sampel tanah di setiap titik menggunakan
tangan untuk mengetahui tekstur ,penggaris untuk mengetahui ketebalan tanah,
air untuk mengetahui tingkat erosi dan melihat kode satuan lahan dari peta unit
lahan yang sudah dibuat.
4. Langkah Kerja tahap analisis Data sampel
Analisis pada tahap ini menggunakan sebuah alat software LCLP. Data
dari hasill sampel akan di masukan kedalam software,dan data yang dibutuhkan
adalah topografi lereng permukaan, tanah kerikil/batuan, tanah tekstur lapisan
atas, permeabilitas tanah, tanah tekstur lapisan bawah, kedalaman tanah,
drainase tanah, bahaya tingkat erosi, bahaya kepekaan erosi, ancaman banjir,
ancaman garam/salinitas, dan ancaman longsor.Berikut merupakan cara
menginput setiap data menggunakan software LCLP:

jika sudah semua data dimasukan kedalam tabel analisis Langkah selanjutnya yaitu
dengan mengklik bagian “Analyse” otomatis data tersebut akan pindah dan berubah
menjadi hasil analisis nya seperti dibawah ini:

Hasil analisis yang sudah diolah dan muncul selanjutnya data analisis tersebut
dipindahkan ke dalam Microsoft Excel untuk lebih memudahkan pemindahan.
Sehingga bisa diketahui bahwa faktor pembatas,kelas kemampuan lahan, subkelas
,divisi, sub-divisi dan Tindakan konservasi setiap lahan dalam.
F. HASIL ANALISIS SAMPEL DATA|
Hasil yang diperoleh dari pengumpulan data survei lapangan dalam pengolahan
data ini menggunakan hasil data kemampuan lahan dan kesesuaian lahan di DAS
Sukoharjo dan KarangAnyar.hasil akhir yang diperoleh dari analisis kemampuan
dan kesesuaian lahan berupa peta Kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Setelah
menganalisa dan Menentukan Kemampuan Lahan Menggunakan Aplikasi LCLP
Kapasitas lahan untuk setiap kategori wilayah studi. hasil Pengolahan data survei
lapangan dan analisis data kemampuan lahan Hasil analisis diperoleh setelah
dilakukan pemrosesan kedua oleh perangkat lunak LCLP Tentang unit lahan,
subkelas kapasitas, batasan, divisi, subkelas Operasi pembagian dan konversi yang
akan dilakukan.

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 13 Tabel Excel Analisis Pengolahan Data Sampel

Dari hasil gambar tabel excel memperlihatkan bahwa pada DAS Sukoharjo
Karanganyar terdapat berbagai jenis kemampuan lahan, faktor pembatas, Divisi,
Sub divisi serta tindakan konservasi yang harus dilakukan pada lahan yang berada
di DAS Sukoharjo Karanganyar yang sudah dipaparkan pada tabel tersebut.
Gambar 14 Peta Kelas Kemampuan Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar

Gambar 15 Peta Kesesuaian Lahan DAS Sukoharjo Karanganyar

Berdasarkan Peta Kemampuan lahan dan Kesesuaian lahan dapat diketahui


bahwa wilayah DAS Sukoharjo Karanganyar memiliki perbedaan kelas dan
kesesuaian bisa dijelaskan pada peta kemampuan lahan DAS Sukoharjo
Karanganyar memiliki kelas III, IV, V, VI, VII, VIII. Sedangkan dalam Peta
Kesesuaian lahan lebih dominan lahan yang sesuai di daerah dataran gunung
tengah. Sehingga dari analisis kedua peta tersebut bisa diketahui bahwa wilayah
DAS Sukoharjo Karanganyar kemampuan lahan yang mendominasi nya
kemampuan lahan kelas V dengan karakteristik wilayah yang datar atau agak
cekung, namun permukaannya banyak mengandung batu dan tanah liat. Karena
terdapat di daerah yang cekung tanah ini sering kali tergenang air sehingga tingkat
keasaman tanahnya tinggi.oleh karena itu banyak faktor pembatas dan Tindakan
konservasinya dilakukan peralihan menjadi pertanian dan perkebunan.

G. KESIMPULAN
Hasil dari Peta kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan DAS sukoharjo
Karanganyar terdapat menjadi 6 kelas satuan lahan dengan kelas divisi lahan III,
IV, V, VI, VII, dan VIII. Pada peta kemampuan lahan lebih didominasi oleh satuan
lahan kelas V dan VIII dengan karakteristik wilayah termasuk datar agak cekung
namun permukaan tanah memiliki mengandung batu dan tanah liat. Karena terdapat
di daerah yang cekung tanah ini sering kali tergenang air sehingga tingkat keasaman
tanahnya tinggi membuat banyak faktor pembatas dan Tindakan konservasinya
dilakukan peralihan menjadi pertanian dan perkebunan.Pada DAS sukoharjo
Karanganyar sudah terjadi perubahan bentuk lahan yang dilihat pada peta
penggunaan lahan rata rata bentuk lahan yang tadinya (Permukiman dan kebun)
yang berubah menjadi
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Bps.go.id. Published 2023. Accessed July 9, 2023.


https://sukoharjokab.bps.go.id/publication/2023/02/28/d281e92af1f8f5786dd7407d/ka
bupaten-sukoharjo-dalam-angka-2023.html
BPS kabupaten Karanganyar. Bps.go.id. Published 2023. Accessed July 9, 2023.
https://karanganyarkab.bps.go.id/publication/2023/02/28/14e80eb6cc10ec8d6156784
6/kabupaten-karanganyar-dalam-angka-2023.html
Sarita, W., Kumurur, V. A., & Makarau, V. H. (2022). Analisis Kesesuaian Lahan Permukiman
Berbasis Kemampuan Lahan di Kabupaten Halmahera Utara. Sabua: Jurnal
Lingkungan Binaan dan Arsitektur, 11(1), 41-50.
Fajriana, M., & Wijaya, R. (2020). Analisis Kemampuan Lahan dan Kesuburan Tanah Pada
Lahan Perencanaan Kebun Percobaan Universitas Muhammadiyah Sorong di
Kelurahan Sawagumu Kecamatan Malaimsimsa. Median: Jurnal Ilmu Ilmu
Eksakta, 12(3), 122-130.
SANTOSA, C. A., SUMARNIASIH, M. S., & DIARA, I. W. Evaluasi Kemampuan Lahan dan
Arahan Penggunaan Lahan di DAS Yeh Ho Kabupaten Tabanan. Jurnal
Agroekoteknologi Tropika ISSN, 2301, 6515.
Sersermudi, H. L., Tungka, A. E., & Tarore, R. C. (2022). ANALISIS PERSEBARAN
LAHAN KRITIS DI KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW. SPASIAL, 9(1), 32-39.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor
Sitorus S. 1985. Evaluasi Sumber Daya lahan. Kalam Mulia, Jakarta.

Mangundikoro, A. (1985). Dasar-dasar pengelolaan daerah aliran sungai. Makalah


disampaikan pada Lokakarya Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu.
Diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai