Anda di halaman 1dari 10

I PENDAHULUAN

Kondisi Umum Lokasi Praktikum


Provinsi Lampung dikenal dengan berbagai potensi keindahan alamnya
terutama ekosistem bawah laut yaitu wisata bahari Pulau Pahawang. Perairan yang
terdapat di sekitar Pulau Pahawang memiliki keindahan bawah laut yang banyak
dijadikan tempat untuk melakukan snorkeling. Ekosistem bawah laut di Pulau
Pahawang ialah terdapat ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove. Pulau
Pahawang merupakan sebuah pulau yang terletak di Pulau Pahawang, Kabupaten
Pesawaran, Provinsi Lampung tepatnya pada -5.671649 LS dan 105.218347
BT. Pulau Pahawang memiliki luas wilayah sekitar 13 hektar.
Rumusan Masalah
Tutupan lahan merupakan kenampakan material fisik permukaan bumi.
Tutupan lahan dapat menggambarkan keterkaitan antara proses alami dan proses
sosial. Tutupan lahan dapat menyediakan informasi yang sangat penting untuk
keperluan pemodelan serta untuk memahami fenomena alam yang terjadi di
permukaan bumi. Informasi tutupan lahan berupa peta hasil klasifikasi citra dapat
diperoleh melalui teknik penginderaan jauh. Teknik ini dianggap penting dan
efektif dalam pemantauan tutupan lahan karena kemampuannya dalam
menyediakan informasi keragaman spasial di permukaan bumi dengan cepat, luas,
tepat, serta mudah. Distribusi tutupan lahan ini dapat dipantau menggunakan citra
satelit multispectral seperti citra landsat (Hmka dan Agiputra, 2018).
Sumber data penginderaan jauh merupakan faktor penting dalam
keberhasilan klasifikasi tutupan lahan. Data satelit Landsat biasanya digunakan
dalam penginderaan jauh untuk klasifikasi tutupan lahan. Dengan demikian peta
tutupan lahan terbaru dapat diperoleh dengan mudah. Berdasarkan keterbaruan
data, informasi yang diperoleh melalui penginderaan jauh dinilai lebih baik
dibandingkan dengan informasi dari instansi pemerintah yang terkait. Tutupan
lahan dapat menyediakan informasi yang sangat penting untuk keperluan untuk
memahami fenomena alam yang terjadi di permukaan bumi. Informasi tutupan
lahan yang akurat merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan
kinerja dari model-model ekosistem, hidrologi, dan atmosfer (Derajat et al. 2020).
Landsat 8 mengorbit bumi setiap 99 menit, serta melakukan liputan pada
area yang sama setiap 16 hari kecuali untuk lintang kutub tertinggi. Landsat 8
mengorbit bumi pada ketinggian ratarata 705 km dengan sudut inklinasi 98.2°.
Landsat 8 memiliki 2 sensor yaitu sensor Operasional Land Imager (OLI) terdiri
dari 9 saluran (band) termasuk band pankromatik beresolusi tinggi, dan Thermal
Infra Red Sensor (TIRS) dengan 2 band termal. Citra landsat 8 dinilai handal
dalam pemantauan tutupan lahan dikarenakan resolusi temporal Landsat 8 yang
cukup baik yakni memantau objek di permukaan bumi pada lokasi yang sama
dengan periode ulang selama beberapa hari (Jawa et al. 2020).
Teknologi modern Sistem Informasi Geografi (SIG) dan penginderaan
jauh (inderaja) dapat digunakan untuk mendapatkan data spasial digital dengan
cepat dan akurat, sehingga mampu menjawab masalah kebutuhan informasi para
pemangku kebijakan. Aplikasi teknologi inderaja yang multi konsep, dapat
dimanfaatkan untuk memprediksi luas area. Sehingga penggunaan data citra
landsat sangat sering dipakai pada peta tutupan lahan dalam Teknologi SIG karena
dapat memberikan bentuk data spasil digital. Interpretasi citra Landsat 8 dengan
menghitung indeks kerapatan vegetasi atau Normalized Diffrerence Vegetation
Index (NDVI) yang diperoleh dengan perhitungan near infrared dengan Red yang
dipantulkan oleh tumbuhan (Yanti et al. 2020).
Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat memetakan penutupan lahan di Pulau Mahitam
menggunakan Citra Satelit Landsat-8
2. Praktikan dapat melakukan Ground Check dengan menggunakan GPS
Garmin 78 S berdasarkan hasil klasifikasi penutupan lahan di Pulau
Mahitam
3. Praktikan dapat memaham analisis uji akurasi Citra menggunakan matrik
kesalahan (Confusion Matrix/Error Matrix)
Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat melakukan pengolahan Citra Satelit Landsat-8 untuk
memetakan tutupan lahanPraktikan dapat mengoprasikan GPS Garmin 78 S
2. Praktikan dapat melakukan Ground Check menggunkan peta tutupan lahan
hasil klasifikasi
3. Praktikan dapat menganalisis data hasil Ground Check peta penutupan lahan
menggunakan uji matrik kesalahan
4. Praktikan dapat menyediakan peta tutupan Pulau Pahawang
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan dilaksanakan pada tanggal 21 Maret – 22 Maret 2022
di Pulau Pahawang.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan Praktikum
Lapangan yakni sebagai berikut :
Tabel 1. Alat dan Bahan Pengolahan Data Citra
No Alat dan Bahan Fungsi
1 Komputer/laptop Perangkat keras untuk mengolah dan
menampilkan data
3 Er Mapper 7 Perangkat lunak untuk mengolah data
4 ArcGIS 10.5 Perangkat lunak untuk mengolah data
5 Data citra satelit Lnadsat 8 Sumber data daerah kajian
6 Printer Pencetak data

Table 2. Alat dan Bahan Lapangan


No Alat dan Bahan Fungsi
1 Peta Tentatif Penutupan Peta yang dilakukan ground check
Lahan
2 Table sheet Untuk mencatat hasil lapangan
3 Modul praktikum Sebagai buku panduan
4 Alat tulis Untuk mencatat
5 GPS Untuk mengetahui lokasi stasiun
6 Kamera Untuk mengambil foto di lapangan
7 Pix4Dcapture Untuk membuat rute

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode
penginderaan jauh teknik interpretasi citra satelit Landsat-8. Dengan dilakukan
grouncheck lapangan berdasarkan stasiun yang telah ditentukan dari hasil
klasifikasi penutupan lahan citra landsat. Stasiun tersebut ditentukan berdasarkan
metode purposive sampling yaitu stasiun dipilih secara sengaja berdasarkan
pertimbangan kondisi lokasi groundcheck. Adapun tahap – tahap pengolahan data,
yaitu tahap pra pengolahan data dan tahap pengolahan data.
3.3.1 Tahap Pra Pengolahan Data
Tahap pra pengolahan data meliputi :
a. Koreksi citra merupakan kegiatan memperbaiki citra satelit agar
diperoleh data yang sesuai dengan sebenarnya. Koreksi citra yang dilakukan yakni
koreksi radiometrik yang bertujuan untuk menghilangkan efek atmosfer yang
mengakibatkan kenampakan bumi tidak selalu tajam dan menyebabkan perubahan
nilai pixel pada saat proses perekaman gambar permukaan bumi.
b. Pemotongan citra dilakukan guna memperkecil ukuran file dari citra
sehingga pemrosesan data menjadi lebih ringan dan cepat sesuai dengan
kebutuhan data citra. untuk membatasi daerah penelitian dan mengurangi besar
file citra.
Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data meliputi :
a. Komposit Band Red, Green, Blue (3,6,7), bertujuan untuk lebih
mempertajam kenampakan penutupan lahan sehingga akan mempermudah dalam
melakukan interpretasi citra penutupan lahan. Komposit band ditampilkan pada
Gambar 1, dimana nomor 1 dianggap sebagai Perairan, nomor 2 sebagai Vegetasi,
nomor 3 sebagai Non Vegetasi, nomor 4 Mangrove dan nomor 5 Pemukiman.
Gambar 1. Interpretasi citra penutup lahan
b. Klasifikasi citra bertujuan untuk mengelompokkan obyek - obyek di
bumi yang homogen pada citra yaitu dengan menempatkan pixel – pixel ke dalam
suatu kelas menurut kesamaan nilai digital. Proses klasifikasi dapat dilakukan
dengan dua cara yakni klasifikasi terbimbing dan klasifikasi tak terbimbing.
Klasifikasi terbimbing adalah klasifikasi nilai pixel didasarkan pada contoh daerah
yang diketahui jenis obyek dan nilai spektralnya. Klasifikasi tak terbimbing
merupakan klasifikasi yang dilakukan tanpa contoh daerah yang diketahui jenis
obyek dan nilai spektralnya. Digunakannya klasifikasi ini ketika mempunyai
sedikit informasi tentang dataset yang akan diolah.
a. Pembuatan region bertujuan untuk mengelompokkan beberapa nilai
pada pixel-pixel yang akan diasumsikan dalam suatu tutupan lahan, pembuatan
region dilakukan pada klasifikasi terbimbing. Sedangkan pada klasifikasi tak
terbimbing tidak melakukan pembuatan region, dikarenakan pada klasifikasi ini
pemberian warna dilakukan dengan melihat nilai-nilai pada pixel dalam citra itu
sendiri.
b. Kemudian dilanjutkan dengan tools calculate statistic, yang bertujuan
untun menghitung luasan tutupan lahan yang sebelumnya nilai-nilai pada pixel
telah di kelompokkan pada region, lalu untuk melihat nilai luasan tutupan lahan
melalui tools view > statistic > Area summmary report
c. Pemberian warna dan memasukkan rumus untuk klasifikasi tak
terbimbing.Melayout semua hasil klasifikasi tutupan lahan, mangrove, non
mangrove, terumbu karang, lamun, pemukiman, dan lahan terbuka dengan
menggunakan Arcgis 10.5.

3.3.2 Uji Akurasi


Evaluasi akurasi digunakan untuk melihat tingkat kesalahan yang terjadi pada
klasifikasi area contoh sehingga dapat ditentukan besarnya persentase ketelitian
pemetaan. Evaluasi ini menguji tingkat keakuratan secara visual dari klasifikasi
penutupan lahan. Akurasi ketelitian pemetaan dilakukan dengan membuat matrik
kontingensi atau matrik kesalahan (confusion matrix) seperti yang disajikan pada
Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Tabel Matrik Kesalahan (Confussion Matrix) yang digunakan
Hasil Data Lapangan Total Omisi MA
Klasifikasi Penutuan Penutupan Penutupan Baris Pixel (%)
Lahan 1 Lahan 2 (Y) Lahan 3
(X) (Z)
Penutuan (XX) (XY) (XZ) ∑X ... ....
Lahan 1
(X)
Penutuan (YX) (YY) (YZ) ∑Y ... ...
Lahan 1
(Y)
Penutuan (ZX) (ZY) (ZZ) ∑Z ... ....
Lahan 1
(Z)
Total ∑X ∑Y ∑Z ∑K ... ...
Kolom
Komisi ... ... ... ... ...
Pixel
Tingkat ...%
Akurasi
Untuk mengetahui tingkat akurasi dan Mapping Akuration (MA) dari hasil
klasifikasi citra dengan data lapangan dilakukan penghitungan dengan formula di
bawah ini :

Tingkat Akurasi =

MA =

Keterangan :
xx, yy, zz : Jumlah kelas murni
ΣK : Jumlah semua kelas
Omisi : Jumlah kelas x yang masuk ke kelas lain
Komisi : Jumlah kelas x tambahan dari kelas lain
3.3.3 Titik Koordinat
ST X Y
1 10.522.838 -568.478
2 10.522.897 -568.255
3 10.522.953 -568.191
4 10.523.063 -568.247
5 10.523.122 -568.196
6 1.052.308 -568.141
7 10.523.054 -568.022
8 10.523.166 -568.002
9 10.523.092 -567.922
10 10.523.286 -567.847
11 10.523.385 -567.862
12 10.523.245 -567.753
13 10.523.368 -567.779
14 10.523.469 -567.752
15 10.523.322 -56.768
16 10.523.386 -567.653
17 10.524.134 -567.267
18 10.524.081 -567.297
19 1.052.403 -567.399
20 10.524.134 -567.419
21 10.524.028 -567.554
22 10.524.095 -567.621
23 10.523.965 -567.598

3.3.4 Pengoprasian GPS


a. Membuat titik waypoint
a. Hidupkan GPS
b. Pilih Buat Waypoint
c. Pilih Save and Edit
d. Ubah nama sesuai dengan nama stasiun lalu tekan
e. Ubah koordinat dengan memilih “Ubah Koordinat”, sesuaikan
koordinat dengan stasiun groundcheck, lalu tekan
f. Buatlah semua titik waypoint sesuai dengan titik koordinat stasiun
lapangan
b. Membuat Perencanaan Rute
1. Pilih menu “Perencanaan Rute” lalu pilih “Buat Rute”
2. Pilih “Select First Point”
3. Pilih Waypoint dan cari nama stasiun secara berurutan yang telah
dibuat
4. Ubah nama rute menjadi “GC Pahawang”
c. Pergi menuju lokasi groundcheck
1. Pilih menu “Perencanaan Rute” lalu pilih “GC Pahawang”
2. Pilih “Lihat Peta” dan klik “Pergi”
3. Lalu mulai berjalan menuju titik stasiun
Kelompok :
Praktikum :
Waktu, Hari & tgl :
Stasiun Longitude Latitude Penutupan Lahan Penutupan
(Hasil Lahan
Klasifikasi Citra) (Groundcheck)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Derajat RM, Sopariah Y, Aprilianti S, Taruna AC, Tisna HAR, Ridwana R,
Sugandi D. 2020. Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan Citra Landsat 8
Operational Land Imager (Oli) Di Kecamatan Pangandaran. Jurnal Kajian
Ilmu dan Pendidikan Geografi Vol. 03(1) : 1-10

Hamka, Adiputra H. 2018. Tipe Dan Luas Distribusi Tutupan Vegetasi


Berdasarkan Zona Suhu Menggunakan Citra Landsat 8 Di Kawasan Hutan
Lindung Kecamatan Dolo Selatan. J. ForestSains Vol. 15 (2) : 100 - 105

Jawa AM, Matatula R, Rehatta SD, Joko SY, Prasetyo, Fibriani C. 2020. Analisis
Perbandingan Area Kebakaran Padang Rumput Berbasis Citra Landsat-8
Pada Sumba Tengah Menggunakan Metode Unsupervised Classification.
Indonesian Journal of Modeling and Computing Vol. 3(1) : 7-16

Yanti D, Megantara I, Akbar M, Meiwanda S, Izzul SM, Sugandi D, Ridwana R.


2020. Analisis Kerapatan Vegetasi di Kecamatan Pangandaran Melalui Citra
Landsat 8. Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 4(1) : 32-
38

Anda mungkin juga menyukai