Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan Ke : -8-

Judul Praktikum : Analisis Data Raster


Hari / Tanggal : jum’at, 12 april 2019
Tempat : Laboratorium Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
Nama / NIM : Kiki Mashendra/ F1D317005
Kelas : Teknik Geofisika
Asisten Praktikum : 1. Rizky Mahardhika
2. Aulia Andriani

Prinsip Teori
Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan
dari Sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture element). Pada data
raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel nya. Dengan kata lain,
resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili
oleh setiap pixel pada citra (Irwansyah, 2013).
Data raster memberikan informasi spasial yang terjadi dimana saja dalam
bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model ini, dunia nyata disajikan
sebagai elemen matriks atau sel grid yang homogen. Dengan model data raster, data
geografi ditandai oleh nilai-nilai elemen matriks persegi panjang dari suatu objek.
Data raster dapat dikonversi ke sistem koordinat georeferensi dengan cara
meregistrasi sistem grid raster ke sistem koordinat georeferensi yang diinginkan,
sehingga setiap sel pada grid memiliki posisi georeferensi dan dapat dilakukan
analisis spasial (Sumarno. 1979).

Tujuan Praktikum
1. Memahami konsep analisis raster
2. Dapat melakukan analisa data raster
Alat dan Bahan
 Alat
1. Laptop
2. Software ArcGIS
 Bahan
1. Peta Kabupaten Merangin
2. Data DEM SRTM Wilayah Provinsi Jambi

Pelaksanaan Praktikum
 Analisis Raster Peta Jambi dan Merangin

Peta DEM Jambi


dan Merangin

ArcToolbox

Spatial Analyst Tools->


Suface ->
Contour/Slope/Aspect/Hill
shade

OK

Hasil dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini yaitu membahas tentang analisis data raster. Model
data raster ini akan menampilkan dan menyimpan data spasial menggunakan struktur
matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Data raster ini sangat bagus untuk
mempresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual misalnya jenis tanah,
kelembaban tanah ataupun vegetasi namun sayangnya hasil dari data raster yang
praktikan buat filenya lumayan besar ketimbang data vektor.
Dalam melakukan pembuatan peta kontur praktikan terlebih dahulu
memotong DEM SRTM dengan shapefile administrasi merangin. Data DEM ini
memiliki elevasi dari suatu daerah dan pada kontur ini dibutuhkan. Setelah mendapat
hasil potongan maka dikonversikan menjadi UTM seperti yang dilakukan pada data
vector. Interval kontur yang praktikan pakai adalah 50, 100, 150, 200, 250 supaya
dapat melihat perbedaan dari masing-masing kontur. Kemudian dilakukan overlay
sehingga dapat dihitung luas permukaan tersebut. Peta kontur dapat diinterpretasikan
menjadi peta kemiringan dalam bentuk satuan derajat. Semakin rapat konturnya,
maka derajat kemiringan atau slopenya juga makin besar.

Gambar 1. Garis kontur interval


Selanjutnya adalah analisis slope yang berfungsi untuk mengidentifikasi
kemiringan dari sebuah permukaan. Setelah dilakukan analysis slope pada peta
Merangin, diperoleh bahwa warna hijau menunjukan permukaan relatif datar dan
warna terang seperti orange relatif curam.

Gambar 2. Analysis Slope Peta Merangin

Analisis aspect digunakan untuk mengetahui arah kemiringan lereng dan


dapat juga menidentifikasi arah kemiringan dari jumlah maksimum perubahan nilai
sel dibandingkan nilai sel disekelilingnya. Sedangkan analisis hillshade digunakan
untuk memprediksi pengcahayaan dari suatu wilayah. hill shade mampu
menonjolkan relief dari permukaan.

Gambar 3. Analysis Aspect

Gambar 4. Analysis Hillshade

Kesimpulan
1. Pada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa data raster memiliki
beberapa metode yaitu pembuatan kontur, aspect, slope, dan hillshade.
2. Dari pengolahan data raster kita dapat mengetahui informasi kontur, slope, dan
hilshadenya.
Saran
Pada saat praktikum sebaiknya praktikan melakukan prosedur kerja dengan
baik dan bertahap sehingga akan didapatkan output peta sesuai yang diinginkan. Dan
diharapkan juga pada saat praktikum berlangsung diharapkan lebih kondusif agar
praktikum berjalan dengan lancar.

Daftar Pustaka
H. Sumarno. 1979. Metode Analisis Geografis. Jakarta: LP3ES.
Irwansyah, Edy. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan
Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta: Digibooks.

Anda mungkin juga menyukai