Anda di halaman 1dari 11

Pertemuan Ke :5

Judul Praktikum : Analisis Data Raster


Hari / Tanggal : Rabu / 3 November 2021
Tempat : Laboratorium Teknik Kebumian
Nama / NIM : Gian Gustiana/ F1D220013
Program Studi : Teknik Geologi
Asisten Praktikum : • Andini Mulyani Putri (F1D219025)
• Alif Rahmaanur Rahim (F1D216003)
• Vidra Chartyne Nolwa (F1D219028)
• Fanny Alfinas (F1D218009)
• Ayudhea Nanda Prameswari (F1D216015)
Prinsip Teori • Joshua Delwin Febio N (F1D216004)
Sistem Informasi Georafis
• atau Georaphic Information Sistem (GIS)
merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk
bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada
kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database,
seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa
yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Sistem Informasi Geografis atau SIG
adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukkan (input), menyimpan,
memeriksa, mengintegrasikan, menganalisis, serta menampilkan data-data yang
berkaitan dengan posisi-posisi di permukaan bumi (Denny, 2003).
Data Raster sebuah data yang dihasilkan dari suatu sistem penginderaan jauh.
Pada data raster, struktur sel grid yang mereprensetasikan objek geografis yang
disebut pixel (picture element). Resolusi adalah kemampuan suatu sistem optik-
elektronik untuk membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau
secara spektral mempunyai kemiripan. Dalam pengindraan jauh, dikenal konsep
resolusi, yaitu resolusi spasial, resolusi temporal, resolesi spektral, dan resolusi
radiometrik. Resolusi menggambarkan suatu ukuran sebenarnya di permukaan
bumi yang diwakili oleh pixel pada citra satelit (Budianto, 2010).
Data raster sangat baik untuk menggambarkan keadaan jenis tanah, vegetasi
dan kelembaban tanah. Kelemahan data raster terletak pada besarnya ukuran file,
semakin tinggi resolusi gambar maka ukuran file akan semakin besar. Kelebihan
data raster diantaranya memiliki struktur data yang sederhana, sudah di
manipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana, teknologi
yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga pengguna
dapat membuat sendiri program aplikasi yang mengunakan citra raster,
compatible dengan citra-citra satelit penginderaan jauh dan semua image hasil
scanning data spasial, overlay dan kombinasi data raster dengan data inderaja
mudah dilakukan, memiliki kemampuan-kemampuan permodelan dan analisis
spasial tingkat lanjut, metode untuk mendapatkan citra raster lebih mudah (Rahmi,
2009).
Tujuan Praktikum
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan data raster
2. Dapat mengetahui cara analisa data raster pada software ArcGIS.
3. Dapat menggunakan fitur analisa data rester pada software ArcGIS.
Alat dan Bahan
• Alat
− Laptop
− ArcGis 10.8
− Mouse
• Bahan
− Modul
− Peta Merangin
− SRTM Jambi
Hasil dan Pembahasan
Hasil

Extract

Transformasi Koordinat

Kontur
Kontur

Topo to Raster

Slope
Reclassify
Aspect

Hillshade
Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan membahas bagaimana cara untuk pengolahan
data raster, praktikan akan mengolah data-data yang berupa extract, project,
kontur, topo to raster, slope, reclassify, aspect, dan hillshade. Adapun pada
pratikum kali ini pratikan membuat extract yaitu dengan cara memasukkan peta
merangin, kemudian klik ArcToolbox , lalu spatial analyst tools, extration, dan
extract by mask, nah selanjutnya kita dapat menginput data raster srtm_57_13.tif,
lalu pilih administrasi_kab_merangin, kemudian lakukan transformasi koordinat
pada data raster dengan klik data Management Tools pada menu arc toolbox,
langkah selanjutnya adalah Projection and transformations, project, input
administrasi_kab_merangi.shp pada menu dataset or feature class, kemudian cari
coordinate system lalu klik UTM, dan cari sampai ke bawah hingga ditemukan
WGS 1984, southern hemisphere, WGS 1982 UTM 48S, setelah semuanya sudah
dapat kemudian kita klik OK. Selanjutnya kita dapat membuat kontur dengan cara
memasukkan data peta extract merangin_tif1 yang sudah di save tadi, kemudian
kita klik spatial analys tools pada arc toolbox, lalu pilih surface, contour,
kemudian pada input raster klik extractmerangin_tif1, lalu save data tersebut dan
pada countur interval di isi dengan angka 250, setelah itu klik OK. Pada data
raaster kontur merupakan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama.
Sedangkan garis kontur (isoline) merupakan garis khayal yang menghubungkan
titik-titik yang memiliki nilai ketinggian yang sama. Pada analisis atau
merepresentasikan data kontur dari perbedaaan tinggi permukaan suatu
bidang/tanah dengan beberapa interval ketinggi yang berbeda, dan biasanya di
sajikan dalam bentur garis berwarna serta memiliki masing-masing nilai yang
berbeda.
Pada pratikum kali ini juga membahas mengenai cara membuat topo to raster
adapun langkah cara dalam membuat topo to rester diantaranya sebagai beriku
pertama-tam yaitu dengan cara mengklik 3D analyst tools pada arc toolbox,
kemudian terdapat raster interpolation, lalu klik topo to raster dan pada bagian
input feature kita dapat mengklik data kontur_meranginn, lalu pilih lokasi output,
langkah selanjutnya adalah pada output cell size dapat di ubah menjadi dua angka
dibelakang koma dengan angka 15, setelah itu klik OK. Pada peta suatu daerah
akan menunjukkan adanya kemiringan atau yang biasa disebut dengan slope, nah
data slope ini dapat kita buat pada peta dengan menggunakan cara-cara berikut ini
yaitu yang pertama adalah mengklik spatial analyst tools pada arc toolbox sama
seperti yang biasa dilakukan pada cara di atas tadi, kemudian klik surface, pilih
slope, pada input raster kita dapat memilih data yang sudah kita save tadi
kemudian di klik extractmerangin_tif1, pilih lokasi output, pada output
measurement klik Percent_rise, kemudian klik OK. Pada bagian slope ini
berfungsi untuk menerima masukan data ketinggian dalam format raster/grid lalu
menghasilkan layer raster baru sebagai wujud dari nilai-nilai kemiringan yang
baruk. Hasil dari analisis slope lebih dikenal dengan lereng.
Setelah membuat topo to rester adapun selanjutnya pada pratikum kali ini yaitu
membuat Reclassify dapat dilakukan dengan cara mengklik spatial analyst tools
pada arc toolbox, kemudian pilih reclassify, klik input raster lalu pilih data
slope_extrac1 yang kita save, pada bagian reclass field pilih value, kemudian klik
classify, disitu terdapat method nah itu dapat kita ubah menjadi manual dan pada
bagian classes pilih nomor 7, lalu klik icon persen pada bagian break values
dengan angka terakhirnya adalah 144,0 lalu kita dapat mengubah angkanya
menjadi 3, 8, 15, 30, 45, 65, dan 144, lalu klik OK. Nah pada bagian layer klik
kanan lalu pilih reclass_slop1, klik properties, classified, ubah classes menjadi 7,
disini kita dapat mengganti warnanya pada color ramp kemudian pilih warna
hijau disebelah kiri dan merah disebelah kanan, lalu klik OK. Lalu untuk
membuat data aspect yaitu dengan cara memasukkan file kontur_merangin yang
tadi dan mengklik spatial analyst tools pada arc toolbox, lalu klik surface, aspect
dan pada bagian input raster klik data extractmerangin_tif1, lalu pilih lokasi
output, klik OK.
Analisis aspect di input dari data ketinggian (format raster/grid) yang
sebelumnnya, sehingga akan menghasilkan layer raster/grid yang menyatakan
arah gradien dari setiap pikselnya. Analisis ini juga memiliki fungsi mencari arah
kemiringan lereng atau secara umum aspect mengindikasikan arah kemiringan
lereng. Nilai yang dihasilkan (nilai output) adalah arah aspect, misalnya 00 tepat
kearah utara, 900 tepat kearah timur, 1800 tepat ke arah selatan 2700 tepat kearah
barat dan seterusnya. Untuk Aspect dan HillShide tidak dapat dilakukan karena
terkendala dengan perangkat (laptop) yang digunakan kurang Support untuk
menggunakan aplikasi ArcMap. Selain pada Aspect dan hillshide, kami juga
mengalami masalah dalam melakukan analisis lainnya seperti pada saat
melakukan analisis kontur, slope, dan lain-lain, kendala ini disebabkan karena
perangkat (laptop) yang digunakan kurang memadai untuk mendapatkan hasil
analisis yang optimal. Maka untuk melengkapi kekurangan tersebut kami dalam
melakukan praktikun analisis data raster ini, kami bekerja sama dengan kelompok
teman yang lain yang menggunakan perangkat yang sedikit lebih baik dari pada
perangkat yang kami gunakan. Aspect merupakan adalah mencari arah kemiringan
lereng atau secara umum, aspect menggambarkan arah hadap dari sebuah
permukaan (surface) yang mengindikasikan arah kemiringan lereng. Dalam
analisis surface, keluaran dari perhitungan aspect adalah derajat sesuai arah
kompas. Dalam analisis yang praktikan lakukan nilai (-1) mengindikasikan flat,
nilai (0 - 22.5) mengindikasikan arah utara, nilai (22.5 – 67.5) mengindikasikan
arah timur laut, nilai (67.5 – 112.5) mengindikasikan arah timur, nilai (112.5 –
157.5) mengindikasikan arah tenggara, nilai (157.5 – 202.5) mengindikasikan arah
selatan, nilai (202.5 – 247.5) mengindikasikan arah barat daya, nilai (247.5 –
292.5) mengindikasikan arah barat, (292.5 – 337.5) mengindikasikan arah barat
laut nilai (337.5 – 360) mengindikasikan arah utara.
Adapun selanjutnya yaitu membuat Hillshade, dimana hillshade ini sendiri
digunakan untuk melihat kenampakan suatu peta secara jelas dengan data DEM
dan SRTM. Sangat berguna untuk melihat pencahayaan sebuah permukaan atau
surface yang digunakan dalam proses analisa ataupun visualisasi karena mampu
untuk menonjolkan suatu relief atau permukaan dari surface itu sendiri, maka dari
itu akan sangat mempermudah kita dalam menginterpretasi kondisi permukaan
suatu wilayah pada sebuah peta yang kita analisis.Setelah semuanya sudah selesai
maka kita dapat melakukan proses input data kontur_merangin, kemudian klik
surface pada arc tools, kemudian klik hillshade, pada input aster pilih data
extractmerangin_tif1, pilih lokasi output, nah disana akan terdapat azimuth pada
azimuth tersebut kita dapat klik angka 0, kemudian klik OK. Lakukan hal tersebut
berulang kali dan mengubah angka pada azimuthnya saja menjadi 0, 45, 90, 315.
Setelah itu dilakukan penggabungan keempat azimuth tadi dengan cara klik
spatial analyst tools pada arc toolbox, lalu kita buka map algebra, pilih raster
calculator, setelah itu klik hillsha_extr1 dan klik tanda plus (+) kemudian klik
hillsha_extrl2 dan lakukan juga cara itu secara berulang hingga semua hillshade
dimasukkan, kemudian pilih lokasi output, ganti nama dengan memberi akhiran
.tif, kemudian save data yang sudah kita buat tadi, klik OK dan hilangkan centang
pada hillshade sebelumnya, dan hanya tampilkan centang pada hasil akhir
hillshade. Hillshade memiliki fungsi untuk memprediksi iluminasi/pencahayaan
sebuah permukaan/surface untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Hillshade
yang mampu menonjolkan suatau relief dari permukaan/surface, sehingga dapat
mempermudah menginterpretasi kondisi permukaan suatu wilayah. Hillshade
merupakan gambaran relief sebuah wilayah pada sebuah data raster yang masih
dalam format 2-D (2 Dimensi) dengan cara memberikan kesan 3-D (3 Dimensi)
dengan cara pemberian teknik pencahayaan dan bayangan. Hillshade digunakan
untuk melihat secara jelas kenampakan suatu peta yang secara DEM dan SRTM.
Fungsi ini berguna untuk memprediksi iluminasi/pencahayaan sebuah
permukaan/surface untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi dan berguna
memberi kesan 3D pada gambar 2D. Hillshade mampu menonjolkan relief dari
surface, sehingga dapat mempermudah menginterpretasi kondisi permukkaan
suatu wilayah. Dari data yang telah praktikan lakukan, praktikan dapat
membedakan antara dataran rendah dan dataran tinggi dengan melihat hillshade.
Kesimpulan
1. Data raster sebuah data yang dihasilkan dari suatu sistem penginderaan
jauh. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi
empat (grid/sel) sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur.
2. Dalam software ArcGIS kita dapat membuat analisa data raster yang dapat
diterapkan pada permasalahan data spasial untuk menyelesaikan suatu
permasalahan spasial dan mempermudah dalam proses pemodelan data
spasial dengan cara yang seperti membuat kontur, hillshade, slope atau
kemirngan dan lain-lain.
3. Dalam software ArcGIS, ada beberapa fitur analisa data raster seperti
countur, slope atau kemiringan, aspect dan hillshade yang dapat kita buat
untuk menganalisa data raster. Prinsip penggunaannya hampir sama yaitu
dengan input data serta perintah yang ingin dilakukan, kemudian membuat
output dari hasil perintah fitur analisa data raster.
Saran
Saran saya untuk praktikum kedepnnya agar praktikan dapat lebih serius lagi
dalam menjalankan praktikan agar dapat memahami cara-cara yang di ajarkan
oleh asisten.
Daftar Pustaka
Budianto. E. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS. Andi:
Yogyakarta.
Denny Charter, Irma Agtrisari. Desain dan Aplikasi GIS, Geographic Information
System, 2003. Jakarta. P.T. Gramedia.
Rahmi. J. 2009. Hubungan Kerapatan Tajuk dan Penggunaan Lahan Berdasarkan Analisis
Citra Satelit dan Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung Leuser
(Studi Kasus Kawasan Hutan Resort Tangka Han, Cinta Raja, Sei Lepan Dan
Kawasan Ekosistem Leuser). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara
Hal. 23.

Anda mungkin juga menyukai