Kelompok 12 :
M.Fariz Alkoiri (5016201031)
Aris Pramana (5016201059)
Wisdom Hidayat Agung N (5016201065)
Rick Owen H. Purba (5016201092)
Dosen :
Dr.Ir.Teguh Hariyanto,M.Sc
Nurwatik,S.T,,M.Sc
Mata Kuliah :
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa rumusan masalah pada praktikum
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan jalur efektif pada pendakian Gunung Agung dengan
menggunakan metode proximity analysis pada data raster (DEM)?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, diketahui bahwa tujuan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jalur efektif pada pendakian Gunung Agung dengan menggunakan
metode proximity analysis pada data raster (DEM)?
2
BAB II
METODOLOGI
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain,
Alat
1. Laptop (Hardware)
2. ArcGIS (Software)
Bahan
3
2.3 Diagram Alir
2.4 Metodologi
Berikut metodologi atau langkah-langkah yang dilakukan pada praktikum ini :
2.4.1 Slope
1. Masukkan data DEM Kabupaten Karangasem (.tif) yang telah digabungkan dan
dipotong sesuai dengan batas administrasi Kabupaten Karangasem.
4
2. Pada ArcToolbox >> Pilih dan klik Spatial Analyst Tools >> Pilih dan klik Surface >>
Slope
3. Muncul jendela Slope >> Pada kolom Input raster masukkan data DEM >> Klik OK.
2.4.2 Aspect
1. Masukkan data DEM Kabupaten Karangasem (.tif) yang telah digabungkan dan
dipotong sesuai dengan batas administrasi Kabupaten Karangasem.
2. Pada ArcToolbox >> Pilih dan klik Spatial Analyst Tools >> Pilih dan klik Surface >>
Aspect
5
3. Muncul jendela Aspect >> Pada kolom Input raster masukkan data DEM yang telah
terklasifikasi >> Klik OK.
2. Pada ArcToolbox >> Pilih Spatial Analyst Tools >> Klik Distance >> Klik Cost
Distance
6
3. Pada kolom Input raster or feature source data, isi dengan fitur objek penting >> Input
cost raster diisi data DEM hasil reclassify >> Pada Output distance raster pilih ruang
penyimpanan dan atur nama file Klik OK
7
2. Pada Search >> Slope. Kemudian masukan data raster dan lakukan pengaturan seperti
gambar berikut.
3. Setelah itu, reclassify hasil dari slope sebelumnya dengan mencari tools “Reclassify”.
Kemudian masukkan data raster slope sebelumnya dan atur jumlah kelas yang
diinginkan.
5. Muncul jendela Cost Back Link >> Pada kolom Input Raster or Feature Source Data
isi dengan shp point titik puncak dan titik sampel pendakian >> Pada kolom Input
Cost Raster isi dengan data raster yang telah diklasifikasi >> Kemudian lakukan
pengaturan seperti dibawah>> Klik OK.
8
2.4.5 Cost Path
1. Masukkan data DEM Kabupaten Karangasem (.tif) yang telah digabungkan dan
dipotong sesuai dengan batas administrasi Kabupaten Karangasem.
2. Pada ArcToolbox >> Pilih dan klik Spatial Analyst Tools >> Pilih dan klik Distance
>> Pilih dan klik Cost Path
3. Pada kolom Input raster or feature source data, isi dengan point >> Pada Input cost
distance raster, isi dengan hasil reclassify sebelumnya. Pada kolom Input cost
backlink raster isi dengan data backlink yang telah diolah sebelumnya (Metode Cost
Distance). Pada Output direction raster pilih ruang penyimpanan dan atur nama file
>> Klik OK
9
BAB III
3.1 Hasil
Berikut ini hasil yang diperoleh dengan menggunakan beberapa macam metode proximity
analysis berdasarkan data raster berupa data DEM Kota Karangasem
3.1.1 Slope
10
3.1.2 Aspect
11
3.1.4 Cost Back Link
12
3.2 Pembahasan
Berikut ini hasil analisis yang didapatkan setelah melakukan proximity analysis dengan
menggunakan beberapa metode
13
3.2.4 Cost Path
Tahapan yang terakhir dilakukan dalam analisis least cost path ini adalah tahap
pembuatan cost path. Dari hasil slope dan aspect, diketahui daerah atau area yang memiliki
kemiringan tanah dan jalur yang baik untuk dijadikan jalur pendakian baru berdasarkan
kondisi fisik tanah sekitar. Dari cost distance, cost backlink dan titik asal, dapat ditelusuri rute
dengan mencari cost distance yang paling kecil nilainya. Cost path akan melakukan trace dari
sel tujuan ke sel asal melalui grid back link. Kelebihan dari teknik ini adalah dapat
memetakan jalur evakuasi paling efisien, sehingga dapat meminimalisir biaya dan waktu.
Akan tetapi teknik ini juga memiliki kekurangan yaitu datanya yang bersifat raster
menghasilkan jalur yang tidak sesuai dengan aksesibilitas.
Teknik least cost path analysis dalam pemetaan dilakukan dengan menentukan lokasi
awal dan akhir terlebih dahulu. Lokasi awal menunjukkan lokasi pos start pendakian yang
berada di sebelah tenggara Gunung Agung, sedangkan lokasi akhir menunjukkan lokasi
puncak Gunung Agung. Penentuan titik awal didasarkan pada daerah yang memiliki lokasi di
ujung akses jalan dan dekat pemukiman. Hasil pembuatan cost path ditunjukkan oleh garis
biru yang menghubungkan titik awal dan titik akhir analisis. Pada garis rute tersebut, terlihat
bahwa rute yang digunakan adalah rute tercepat dengan menghindari lereng-lereng terjal.
Garis tersebut menggambarkan rute terbaik dan terefisien untuk calon jalur pendakian
berdasarkan data yang digunakan.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pembahasan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dari proses slope dan aspect didapatkan hasil daerah atau area yang memiliki
kemiringan tanah dan jalur yang baik untuk dijadikan jalur pendakian baru
berdasarkan kondisi fisik tanah sekitar. sedangkan dari proses cost distance, cost
backlink dan titik asal, dapat ditelusuri rute dengan mencari cost distance yang paling
kecil nilainya. Teknik least cost path analysis dalam pemetaan dilakukan dengan
menentukan lokasi awal dan akhir terlebih dahulu. Lokasi awal menunjukkan lokasi
pos start pendakian yang berada di sebelah tenggara Gunung Agung, sedangkan lokasi
akhir menunjukkan lokasi puncak Gunung Agung. Hasil pembuatan cost path
ditunjukkan oleh garis biru yang menghubungkan titik awal dan titik akhir analisis.
Pada garis rute tersebut, terlihat bahwa rute yang digunakan adalah rute tercepat
dengan menghindari lereng-lereng terjal. Garis tersebut menggambarkan rute terbaik
dan terefisien untuk calon jalur pendakian berdasarkan data yang digunakan.
15