Nadira Nanda P. W.
12015061
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV ANALISIS DAN PERBANDINGAN CITRA LANDSAT DAN ALOS PALSAR ....... 22
BAB VI KESIMPULAN
Kesimpulan ............................................................................................................... 27
LAMPIRAN ............................................................................................................... 30
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dua di antara banyak citra yang dapat dihasilkan dari penginderaan jauh adalah citra
permukaan dari Landsat-8 OLI dan PALSAR yang akan dibahas dalam laporan ini. Kedua citra
tersebut memiliki perbedaan karakteristik yang dapat memberikan informasi yang berbeda pula.
Dalam laporan ini, daerah penelitian terletak di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi,
Indonesia, tepatnya berada di Zona UTM 47S 745600-783000mE dan 9758000-9781000mN.
Daerah penelitian dilewati oleh Zona Sesar Sumatera yang juga akan dianalisis melalui kelurusan-
kelurusan yang terbentuk dan terdeteksi dalam citra.
1.2 Tujuan
1. Menjabarkan prosedur pengolahan citra dari Landsat-8 OLI dan menghasilkan citra olahan
berupa komposit warna dan NDVI.
2. Menjabarkan prosedur pengolahan citra dari ALOS PALSAR
3. Melakukan analisis terhadap citra yang diperoleh untuk mengetahui karakteristik daerah,
terutama tektonisme, di daerah penelitian.
1
BAB 2
Citra yang diolah pada bab ini diperoleh dari satelit Landsat 8 yang memiliki instrumen
Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensors (TIRS). Citra ini bersifat
multispectral dengan karakteristik band seperti pada Gambar 1.
Citra Landsat yang digunakan dalam laporan ini memiliki path 103 dan frame 61.
Preprocessing
Data mentah yang didapat diolah menggunakan software ENVI dengan prosedur proses
awal yang mencakup
a) Radiometric Calibration
Dilakukan untuk mengoreksi kesalahan pada sensor dan sistem sensor terhadap respon
detector dan pengaruh atmosfer stasioner. Kalibrasi ini menghasilkan radiance
Hal ini dilakukan dengan memilih tool Radiometric Calibration, memilih data masukan
dan keluaran yang sesuai, serta memilih opsi ‘Apply Flash Settings’ sebagai parameter
kalibrasi.
b) Atmospheric Correction
Koreksi atmosfer menggunakan metode FLAASH ditujukan untuk menghilangkan
pengaruh gas-gas di atmosfer dan aerosol menggunakan parameter tertentu. Hasil dari
koreksi ini berupa ground reflectance.
2
Mengaktifkan tool FLAASH Atmospheric Correction
Mengubah flight date dan flight time sesuai dengan data yang terdapat pada
metadata file.
Melakukan pengaturan Multispectral Setting atau model atmosferik sesuai
keperluan.
Hasil preprocessing berupa koreksi atmosfer dari citra perlu divalidasi. Validasi dilakukan
dengan membandingkan spectral profile dari titik-titik pada citra dan membandingkan nilai pada
band biru. Apabila koreksi atmosfer berhasil, nilai pada band ini secara relatif akan rendah.
Koreksi atmosfer menggunakan FLAASH berhasil. Dapat dilihat nilai band biru setelah
FLAASH atmospheric correction (bawah) lebih rendah dari dan sebelum (atas).
Gambar 2 Perbandingan spectral profile pada titik yang sama sebelum (atas) dan sesudah (bawah)
atmospheric correction dilakukan
Perhitungan NDVI
Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) digunakan untuk mengetahui densitas
tutupan tumbuhan hijau pada suatu lahan. NDVI dihitung dengan membandingkan nilai pada band
merah dan infrared. NDVI dihitung dengan memilih tool NDVI pada ENVI. Citra hasil perhitungan
NDVI pada daerah penelitian dalam bentuk singleband multicolor dapat dilihat pada Gambar 3.
3
Gambar 3 Peta nilai NDVI pada daerah penelitian
Hasil dari proses pengolahan citra Landsat-8 adalah peta nilai NDVI (Gambar 3) serta
komposit warna sebagaimana pada Gambar 4 (komposit 4,3,2 atau warna sebenarnya), Gambar 5
(komposit 5,6,7), dan Gambar 6 (komposit 4,5,1). Komposit warna dibuat dengan memilih band
untuk diperlihatkan dalam RGB kemudian mengatur nilai min dan max setiap band terpilih.
4
Gambar 5 Komposit warna 5,6,7 daerah penelitian
5
BAB 3
Citra yang diolah pada bab ini diperoleh dari satelit Advanced Land Observing Satellite
(ALOS) dengan menggunakan gelombang EM band-L dari instrument Phased Array type L-band
Synthetic Aperture Radar PALSAR). Instrumen ini bersifat aktif dan dapat merekam citra pada
malam hari dan kondisi berawan, serta dapat menembus tutupan vegetasi. Karakteristik instrumen
ini dapat dilihat pada Gambar 7.
Dalam laporan ini, digunakan dua citra PALSAR, yaitu citra Ascending (path 115 frame
3660 dan Descending (path 446 frame 7140) seperti yang tampak pada Gambar 8. Keduanya
memiliki polarisasi HH.
6
Gambar 9 Citra ALOS PALSAR ascending (kiri) dan descending (kanan) Gambar 8 Hasil kalibrasi citra ALOS PALSAR ascending (kiri) dan
dan descending (kiri) descending (kanan) dan descending (kiri)
Urutan proses pengolahan citra yang dilakukan pada kedua citra tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Kalibrasi Data
Kalibrasi data ditujukan untuk mempersiapkan data agar data yang memiliki beberapa
incidence angle dan kecerahan relative siap untuk dilakukan mosaicking. Proses ini dilakukan
dngan memilih menu Radar > Calibrate pada software SNAP, dan hasilnya dapat dilihat oada
Gambar 9.
2. Multilooking
Multilooking ditujukan untuk mengkonversi
citra yang awalnya memiliki slant range menjadi
ground range). Multiple loks dapat dihasilkan dari
rata-rata sel resolusi sepanjang range dan/atau
azimuth. Hal ini akan meningkatkan resolusi
radiometric namun menurunkan resolusi spasial,
yang berujung pada hadirnya noise pada gambar
akhir. Multilooking dilakukan dengan memilih menu
Radar > Multilooking dengan parameter yang
digunakan ditunjukkan oleh Gambar 10 dan hasilnya
dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 10 Parameter multilooking
7
Gambar 11 Hasil multilooking citra ALOS PALSAR ascending (kiri) dan descending (kanan)
3. Speckle Filtering
Speckle filter diterapkan untuk mengurangi noise
yang terbentuk akibat interferensi konstruktif dan destrktif
yang terjadi secara acak. Meski membuat citra tampak
lebih jelas, filtering ini mengurangi resolusi gambar.
Speckle filtering dilakukan dengan memilih menu Radar
> Speckle Filtering > Single Product Speckle Filter.
Parameter yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 12
dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 12 Parameter speckle filtering
Gambar 13 Hasil speckle filtering citra ALOS PALSAR ascending (kiri) dan descending (kanan)
8
4. ALOS Deskewing
Deskewing adalah salah satu koreksi geometri. Deskewing
dilakukan dengan memilih menu Radar > Geometric > ALOS
Deskewing. Parameter yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14
dan hasilnya dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Hasil ALOS Deskewing citra ALOS PALSAR ascending (kiri) dan descending (kanan)
5. Terrain Correction
Terrain correction ditujukan untuk mengoreksi distorsi
geometrik SAR menggunakan data digiltal elevation model (DEM).
Terrain correction dilakukan dengan memilih menu Radar > Speckle
Filtering > Single Product Speckle Filter. Parameter yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 16. Hasil akhirnya dapat dilihat
pada Gambar 17.
9
Gambar 17 Hasil Terrain Corection terhadap citra ALOS PALSAR ascending (kiri) dan descending (kanan)
Hasil akhir pengolahan yaitu citra yang telah dikoreksi dari citra ALOS PALSAR Level
1.1 ascending dan descending dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 18 Hasil akhir pengolahan citra ALOS PALSAR Level 1.1 (ascending)
10
Gambar 19 Hasil akhir pengolahan citra ALOS PALSAR Level 1.1 (descending)
11
BAB 4
Gambar 4, Gambar 5, dan Gambar 6 merupakan komposit warna dari citra Landsat dengan
beberapa kenampakan yang dapat diamati pada masing-masing komposit tersebut.
Komposit warna 4,3,2 memperlihatkan warna sebenarnya. Dapat dilihat bahwa wilayah
penelitian mencakup banyak daerah dengan vegetasi yang intens, terutama pada bagian NE
dan SW. Hal ini dikonfirmasi dnegna nilai NDI yang relative tinggi (diatas 0.4 hingga
diatas 0.55) pada daerha tersbeut.
Komposit warna 5,6,7 dan 4,5,1 dapat memperlihatkan dengan lebih jelas morfologi di
daerah penelitian serta pembagian antara daerah hutan dan pemukiman yang ada.
Satuan geomorfologi yang dapat diidentifikasi pada daerah ini adalah tubuh air (Danau
Kerinci), dataran di antara pegunungan yang berkorelasi dengan daerah yang menjadi
pemukiman, serta pegunungan.
Gambar 18 dan Gambar 19 merupakan olahan dari citra ALOS PALSAR. Citra ini
memperlihatkan adanya perlapisan berarah NNE dengan dip ke arah SSW. Citra PALSAR juga
memperlihatkan dengan lebih jelas morfologi yang ada di daerah penelitian, terutama kelurusan
dan punggungan.
Penulis kemudian mendelineasi kelurusan yang diinterpretasi sebagai struktur geologi dari
setiap citra Landsat dan PALSAR, kemudian menggambarkan arah setiap kelurusan dalam bentuk
diagram Roset. Hasil delineasi serta diagram Roset yang dihasilkan dari citra Landsat diperlihatkan
pada Gambar 20 dan dari citra PALSAR pada Gambar 21. Struktur ini hanya dikenali dari jejak
topografi dan kelurusan.
12
Gambar 21 Peta persebaran kelurusan (kiri) dan line direction histogram (diagram roset) (kanan) dari citra PALSAR
Terdapat perbedaan antara diagram Roset untuk struktur yang teridentifikasi pada citra
Landsat dan PALSAR. Secara umum, trend struktur berarah N320oE-N340oE dan hal ini dapat
dilihat pada diagram dari kedua citra. Pada citra Landsat, terdapat pasangan arah lain yaitu NNW-
SSE dan ES-EWNW dengan densitas struktur yang lebih kecil dari trend utama. Pada citra PALSAR,
terdapat trend arah N340oE-N360oE dengan frekuensi yang mendekati trend utama. Selain itu,
terdapat pula pasangan trend berara NNE-SSW dan NW-SE.
Berdasarkan referensi, PALSAR dapat menembus tutupan vegetasi dan tidak terpengaruh
oleh kondisi atmosfer sehingga dapat diasumsikan bahwa citra ini lebih dapat merepresentasikan
kondisi struktur di daerah penelitian.
shear
shear 13
Gambar 22 Hubungan antara pola tegasan dan jenis sesar yang
terbentuk (Sumber : Modul Geologi Struktur)
Apabila diketahui bahwa secara ideal bahwa hubungan antara struktur sesar yang
terbentuk dan arah tegasan dapat digambarkan dalam model pada Gambar 23, maka secara
kualitatif dapat disimpulkan bahwa tegasan paling kuat (σ1) yang bekerja pada sistem ini
memiliki arah ~ N350oE.
Gambar 23 Model konsep yang menggambarkan hubungan antara struktur dan gaya yang bekerja (Sumber : Modul Geologi
Struktur)
14
BAB 5
KESIMPULAN
15
Referensi
Barsi, J.A.; Lee, K.; Kvaran, G.; Markham, B.L.; Pedelty, J.A. The Spectral Response of the
Landsat-8 Operational Land Imager. Remote Sens. 2014, 6, 10232-10251.
Tim Penyusun. 2017. Geologi Struktur : Prinsip Dasar Geometrid an Interpretasi. Laboratorium
Geologi Dinamik. Program Studi Teknik Geologi. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Institut
Teknologi Bandung.
16