Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PERCOBAAN II
RASTER PROCESSING

OLEH :
NAMA : FAHRUN RAZI
NIM : 1811014210010
ASISTEN : KARTINI SRI ASTUTI

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
BANJARBARU

2020
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Nama : Fahrun Razi


NIM : 1811014210010
Judul Percobaan : Raster Processing
Tanggal Percobaan : 18 Maret 2021
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi : S-1 Fisika
Asisten : Kartini Sri Astuti

Nilai Banjarbaru , 2021


Asisten

(Kartini Sri Astuti)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat
(grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Foto digital seperti areal
fotografi atau foto satelit merupakan bagian dari data raster pada peta. Raster
mewakili data grid continue. Nilainya menggunakan gambar berwarna seperti
fotografi, yang di tampilkan dengan level merah, hijau, dan biru pada sel. Pada
data raster, obyek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang
disebut sebagai pixel. Resolusi tergantung pada ukuran pixel-nya, semakin kecil
ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh sel, semakin tinggi
resolusinya. Data raster dihasilkan dari sistem penginderaan jauh dan sangat baik
untuk merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis
tanah, kelembaban tanah, suhu, dan lain-lain.Peta Raster adalah peta yang
diperoleh dari fotografi suatu areal, foto satelit atau foto permukaan bumi yang
diperoleh dari komputer. Contoh peta raster yang diambil dari satelit cuaca.
Geographic Informasi System (GIS) atau Sistem Informasi Geografis
(SIG) diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan,
menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data
bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan
keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya
alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. Data-
data yang diolah dalam GIS pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut
dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah
analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan
dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut
merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek
sebagai data spasial.
Dengan SIG akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan
perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan,
pemrosesan, dan penayangan data spasial digital bahkan integrasi data yang
beragam, mulai dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Dengan
tersedianya komputer dengan kecepatan dan kapasitas ruang penyimpanan besar
seperti saat ini, SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat dan
menampilkannya. SIG juga mengakomodasi dinamika data, pemutakhiran data
yang akan menjadi lebih mudah. R2V atau Raster to Vector merupakan software
konversi dari image berbasis raster ke format vektor. Raster adalah data sumber
peta yang akan diolah, misalnya site plan perumahan yang sudah di scan dan
berformat JPEG.R2V merupakan solusi yang baik untuk melakukan konversi dari
berbagai sumber citra (Raster Image) dan gambar seperti peta hasil scan, foto
udara, serta proses pengkonversian dilakukan secara otomatis dan cepat. Dalam
proses digitasi, R2V ini berperan sebagai pengkonversi peta hasil scan dalam
format .bmp atau .tiff hasil konversi format dari .jpg, dimana dalam R2V ini akan
dipasang titik kontrol atau control point sebagai acuan batasan wilayah peta dan
bentuk yang akan digunakan untuk proses digitasi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui cara kerja pada Raster processing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

SIG adalah system komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,


memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang
berhubungan dengan permukaan bumi. Pada dasarnya, istilah sistem informasi
geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan
geografi. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini
akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur
pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi. SIG
merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografi. Istilah
“geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering
digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga,
geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di Dalam konteks
SIG. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu persoalan
mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Istilah “informasi geografis”
mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di
permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi diman suatu objek terletak di
permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang
terdapat di permukaan bumi yang posisinya diberikan atau diketahui (Prahasta,
2001).
R2V atau Raster to Vector merupakan software konversi dari image
berbasis raster ke format vektor. Raster adalah data sumber peta yang akan diolah,
misalnya site plan perumahan yang sudah di scan dan berformat JPEG.R2V
merupakan solusi yang baik untuk melakukan konversi dari berbagai sumber citra
(Raster Image) dan gambar seperti peta hasil scan, foto udara, serta proses
pengkonversian dilakukan secara otomatis dan cepat. Dalam proses digitasi, R2V
ini berperan sebagai pengkonversi peta hasil scan dalam format .bmp atau .tiff
hasil konversi format dari .jpg, dimana dalam R2V ini akan dipasang titik kontrol
atau control point sebagai acuan batasan wilayah peta dan bentuk yang akan
digunakan untuk proses digitasi .Data dalam SIG terdiri atas dua komponen yaitu
data spasial yang berhubungan dengan geometri bentuk keruangan dan data
attribute yang memberikan informasi tentang bentuk keruangannya. Menurut
pendapat Peter A. Burrough, SIG adalah sekumpulan fungsi-fungsi terorganisasi
yang menyediakan tenaga-tenaga prfesional yang berpengalaman untuk keperluan
penyimpanan, retrieval, manipulasi dan penayangan hasil yang didasarkan atas
data berbasis geografis. Aronoff menyatakan bahwa SIG adalah sekumpulan
komponen yang dilakukan secara manual atau berbasis computer yang merupakan
prosedur-prosedur yang digunakan untuk keperluan store dan pemanipulasian data
bereferensi geografis. Menurut pendapat tersebut dapat dipahami bahwa, isi
aktifitas pada bidang SIG merupakan integrasi dari beragam bidang keilmuan
yang didasarkan pada peruntukan aktifitas SIG tersebut dilakukan. Implementasi
dari pelaksanaan kegiatan tersebut tidak selalu mengacu pada penyertaan
komputer sebagai salah satu elemen pada sistem informasi (Chang, 2002).
Masing-masing format data mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan formatdata yang digunakan sangat tergantung pada tujuan penggunaan,
data yang tersedia,volume data yang dihasilkan, ketelitian yang diinginkan, serta
kemudahan dalam analisa. Data vector relative lebih ekonomis dalam hal ukuran
file dan presisi dalam lokasi, tetapisangat sulit untuk digunakan dalam komputasi
matematik. sedangkan data raster biasanyamembutuhkan ruang penyimpanan file
yang lebih besar dan presisi lokasinya lebihrendah, tetapi lebih mudah digunakan
secara matematis ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh
ESRI (Environment Science & Research Institue) yang merupakan kompilasi
fungsi-fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS
desktop, server, dan GIS berbasis web. Software ini mulai dirilis oleh ESRI Pada
tahun 2000. Produk Utama Dari ARCGIS adalah ARCGIS desktop, dimana arcgis
desktop merupakan software GIS professional yang komprehensif dan
dikelompokkan atas tiga komponen yaitu : ArcView(komponen yang focus ke
penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (lebih
fokus ke arah editing data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap dalam menyajikan
fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisi geoprosesing) Software
ArcGIS pertama kali diperkenalkan kepada publik oleh ESRI pada tahun 1999,
yaitu dengan kode versi 8.0 (ArcGIS 8.0). ArcGIS merupakan penggabungan,
modifikasi dan peningkatan dari 2 software ESRI yang sudah terkenal sebelumnya
yaitu ArcView GIS 3.3 (ArcView 3.3) dan Arc/INFO Workstation 7.2 (terutama
untuk tampilannya). Bagi yang sudah terbiasa dengan kedua software tersebut,
maka sedikit lebih mudah untuk bermigrasi ke ArcGIS. Setelah itu berkembang
dan ditingkatkan terus kemampuan si ArcGIS ini oleh ESRI yaitu berturut turut
ArcGIS 8.1, 8.2, 9.0, 9.1, 9.2, dan terakhir saat ini ArcGIS 9.3 (9.3.1) dan
sekarang sudah ada ArcGIS 10 (Danoedoro, 1990).
Data Raster merupakan Obyek di permukaan bumi disajikan sebagai elemen
matriks atau sel-sel grid yang homogen. Model data Raster menampilkan,
menempatkan dan menyimpan dataspasial dengan menggunakan struktur matriks
atau piksel-piksel yang membentuk grid. Tingkat ketelitian model data raster
sangat bergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya terhadap obyek di
permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan di dalam layers yang secara
fungsionalitas di relasikan dengan unsur–unsur petanya. Satuan elemen data raster
biasa disebut dengan pixel, elemen tersebut merupakan ekstrasi dari suatu citra
yang disimpan sebagai digital number (DN). Meninjau struktur model data raster
identik dengan bentuk matriks. Pada model data raster, matriks atau array
diurutkan menurut koordinat kolom (x) dan barisnya (y). Data spasial SIG
mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu
informasi lokasi dan informasi atribut. Data spasial sistem informasi geografis
yang berisi informasi lokasi (informasi spasial) contohnya adalah informasi
lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh
lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi
misalnya adalah Kode Pos. Sedangkan Informasi Atribut (deskriptif) biasa disebut
juga dengan informasi non-spasial. Suatu lokalitas bisa mempunyai beberapa
atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis vegetasi,
populasi, pendapatan per tahun, dan lain-lain. Informasi lokasi (spasial)
ditentukan berdasarkan sistem koordinat, yang di antaranya mencakup datum dan
proyeksi peta. Datum adalah kumpulan parameter dan titik kontrol yang hubungan
geometriknya diketahui, baik melalui pengukuran atau penghitungan. Sedangkan
sistem proyeksi peta adalah sistem yang dirancang untuk merepresentasikan
permukaan dari suatu bidang lengkung atau spheroid (misalnya bumi) pada suatu
bidang datar roses representasi ini menyebabkan distorsi yang perlu
diperhitungkan untuk memperoleh ketelitian beberapa macam properti, seperti
jarak, sudut, atau luasan. Jenis data Spasial SIG direpresentasikan dalam dua
format, yaitu data vektor dan data raster (Prahasta, 2001).
. Model data raster merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap
informasi disimpan dalam grid, yang berbentuk sebuah bidang. Grid tersebut
disebut dengan pixel. Data yang disimpan dalam format in data hasil scanning,
seperti citra satelit Kelebihan dan Kekurangan Data Raster;
Kelebihan Data Raster:
a. Memiliki struktur data yang sederhana
b. Mudah dimanipulasi dengan menggunakan fungsi-fungsi matematis sederhana
c. Teknologi yang digunakan cukup murah dan tidak begitu kompleks sehingga
pengguna dapat membuat sendiri program aplikasi yang mengunakan citra raster.
d. Compatible dengan citra-citra satelit penginderaan jauh dan semua image hasil
scanning data spasial.
e. Overlay dan kombinasi data raster dengan data inderaja mudah dilakukan
f. Memiliki kemampuan-kemampuan permodelan dan analisis spasial tingkat
lanjut
g. Metode untuk mendapatkan citra raster lebih mudah
h. Gambarab permukaan bumi dalam bentuk citra raster yang didapat dari radar
atau satelit penginderaan jauh selalu lebih actual dari pada bentuk vektornya
i. Prosedur untuk memperoleh data dalam bentuk raster lebih mudah, sederhana
dan murah.
j. Harga system perangkat lunak aplikasinya cenderung lebih murah.
Kekurangan Data Raster :
a. Secara umum memerlukan ruang atau tempat menyimpan (disk) yang besar
dalam computer, banyak terjadi redudacy data baik untuk setiap layer-nya maupun
secara keseluruhan.
b. Penggunaan sel atau ukuran grid yang lebiih besar untuk menghemat ruang
penyimpanan akan menyebabkan kehilangan informasi dan ketelitian.
c. Sebuah citra raster hanya mengandung satu tematik saja sehingga sulit
digabungkan dengan atribut-atribut lainnya dalam satu layer.
d. Tampilan atau representasi dan akurasi posisi sangat bergantung pada ukuran
pikselnya (resolusi spasial).
e. Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis batas
suatu objek, sangat bergantung pada resolusi spasial dan toleransi yang diberikan.
f. Transformasi koordinat dan proyeksi lebih sulit dilakukan
g. Sangat sulit untuk merepresentasikan hubungan topologi (juga network).
h. Metode untuk mendapatkan format data vector melalui proses yang lama,
cukup melelahkan dan relative mahal (Yakub, 2012).
Raster/Bitmap merupakan gambar yang terbentuk dari titik - titik atau
piksel. Grafis ini tergantung oleh banyaknya piksel sehingga apabila dilakukan
zooming/pembesaran, akan terlihat kotak-kotak piksel dari gambar tersebut.
Software pengolah gambar berbasis raster ini adalah Adobe Photoshop, Corel
Photo Paint, Microsoft Office Picture Manager. Biasanya penggunaan gambar
berbasis raster/bitmap ini adalah untuk pengeditan foto, pembuatan ilustrasi yang
bersifat raster. Sebenarnya bisa juga untuk proses percetakkan namun dalam skala
besar lebih baik menggunakan vektor kenapa? karena apabila menggunakan raster
harus memerlukan penyimpanan data yang lebih besar dibandingkan dengan
gambar berbasis vektor. Kelebihan dari gambar raster ini adalah warna yang
natural sehingga sangat dianjurkan untuk pengeditan foto. Satuan untuk ukuran
grafis jenis bitmap adalah dpi (dot per inch) yang artinya banyaknya titik dalam
satuan inci. Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi
obyek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan
interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena
tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data
dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di muka bumi.
Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek-obyek
yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek diatas
muka bumi (diudara) dan dibawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua
jenis tipe yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan, menempatkan,
dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau
kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya. Model data Raster menampilkan,
dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel –
piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini
menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya. (Longley, 2001).
Tipe/ Jenis Grafis dijelaskan sebagai berikut:
1. Grafis Bitmap (Raster)
Grafis bitmap (Raster) merupakan duplikat atau tiruan persis dari gambar asli
dalam bentuk gambar digital. Gambar jenis ini tersusun dari sejumlah titik
pixel (picture element)/dot/point/titik koordinat yang ditempatkan pada
lokasi-lokasi tertentu dengan nilai warna tersendiri sehingga membentuk pola
tertentu di layar komputer. Pola yang terbentuk itulah yang menghasilkan
atau menimbulkan kesan gambar.
2. Grafis Vektor
Grafis vektor adalah gambar yang tersusun oleh sekumpulan garis, kurva, dan
bidang tertentu dengan menggunakan serangkaian instruksi yang masing-
masing didefinisikan secara matematis. Setiap garis, kurva, dan bidang
tertentu tersebut mempunyai properti atau atribut masing-masing berupa fill,
stroke, dan node. Gambar vektor tidak dipengaruhi oleh resolusi gambar atau
titik pixel (dpi) seperti pada gambar bitmap.
(Prahasta, 2001).
Data raster bertugas untuk menampilkan, menempatkan dan menyimpan
content data spasial dengan menggunakan struktur semacam matriks atau susunan
piksel-piksel yang membentuk suatu grid, dari setiap piksel atau grid ini memiliki
atribut tersendiri termasuk koordinatnya. Akurasi spasial data raster sangat
bergantung pada resolusi spasial atau ukuran pikselnya dipermukaan bumi.
Sebagai ilustrasi, beberapa sumber entitas spasial raster adalah citra digital satelit
(contohnya : NOAA, Spot, Landsat, Ikonos, QuickBird dan jenis lainnya), citra
digital radar, dan model ketinggian digital (DEM).
(Kurniawan, 2016)
Basis data spasial dibangun berdasarkan hasil interpretasi citra dan digitasi
citra dengan model penggabungan band 543, ini dilakukan untuk memperoleh
data perbedaan batas air dan daratan lebih kontras dan jelas. Metode pendekatan
yang digunakan adalah hasil analisis basis data bentuk fisik sungai di overlay
dengan Sitem Informasi Geografis untuk memperoleh data perubahan bentuk fisik
sungai yaitu pola aliran, luas dan menader sungai. Hasil penelitian (1). Pola aliran
sungai relatif tetap dengan pola aliran sungai didominasi oleh pola aliran dentritik
yaitu sungai dan anak sungai utama saling tegak lurus bermuara pada sungai-
sungai utama atau langsung bermuara ke laut, (2). Perubahan luas sungai yang
paling dominan terjadi antara tahun 2003-2014 yang terlihat dari penambahan
luasan sungai sebesar 37,88 ha. (.3). Meander sungai di pengaruhi oleh faktor
Sedimen yang dibawa oleh anak sungai yang bermuara ke sungai utama aliran
sungai (Supriyono, 2016).
Fungsi nyata SIG dapat dideskripsikan menjadi tiga fungsi utama.
Pertama, fungsi merepresentasikan secara spasial gambaran permukaan bumi.
Fungsi ini menjadi fungsi paling sederhana dan paling dasar dari adanya sistem
informasi geografi. Peta digital ini memberikan gambaran lokasi geografi serta
penjelaskan atribut yang ada di lokasi tersebeut. Kedua, fungsi pengelolaan data
spasial. Pengelolaan data spasial dalam bentuk layer peta digital yang memiliki
beberapa tema tertentu. Pengelolaan data spasial dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan pengguna data. Ketiga, fungsi analisis spasial dan permodelan. Fungsi
ini berdasarkan lokasi objek yang telah dianalisis, kemampuan mensimulasikan
beberapa data spasial dengan data atribut sangat berguna dalam perencanaan
strategis suatu wilayah (Zhu, X., 2014). Sistem informasi geografi sebagai sistem
pengumpul data spasial terus mengalami perkembangan seiring berjalannya
waktu. Generasi pertama dari SIG dikenal sebagai SIG model Desktop terus
berkembang menjadi SIG dengan model Web (Jhummarwala, et al., 2014).
ArcGIS Online adalah sistem informasi geografi yang berbasis Web yang
dikembangkan oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI) dan
merupakan bagian dari sistem ArcGIS . ArcGIS Online merupakan web
kolaboratif yang memungkinkan untuk menggunakan, membuat, menganalisis,
dan berbagi peta. Hal ini karena ArcGIS Online merupakan bagian dari sistem
ArcGIS Desktop, ArcGIS for Desktop, ArcGIS Server, ArcGIS Web APIs, dan
ArcGIS Runtime SDKs. Salah satu pemanfaatan ArcGIS Online adalah dapat
digunakan untuk mempresentasikan data spasial Kota Malang. Kota Malang
merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Jawa Timur. Secara astronomis
Kota Malang terletak pada posisi 112,06 0 – 112,07 BT dan 7,06 8,07 LS, dengan
luas wilayah sebesar 110,06 km 0 0 – 0 2 yang terbagi menjadi lima kecamatan,
yakni Kecamatan Kedungkandang, Klojen, Sukun, Blimbing, dan Lowokwaru
(BPS, 2016). Kota Malang sebagai salah satu kota di Jawa Timur perlu
memberikan informasi tentang perkembangan yang ada di Kota Malang. Oleh
karenanya pemanfaatan ArcGIS online sebagai media penyampaian infomasi
spasial Kota Malang menjadi hal yang penting (Hamdani, 2019).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2021 pukul 16.00 –
selesai WITA bertempat di ruang Laboratorium Komputasi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Seperangkat komputer/laptop
2. Software ArcGIS 10.3
3. Kumpulan file dengan format .shp, .shx, .dbf, .sbn dan lain lain
4. Belitung dengan format file .shp
5. Peralatan tulis (buku dan pulpen)

3.3 Prosedur Kerja


Prosedur kerja dari praktikum kali ini yaitu :
1. Menampilkan data raster pada ArcMap sama dengan menampilkan data
fitur.
2. Mengkoreksi geometris terhadap data rester yaitu proses memanipulasi data
raster secara digital agar memiliki referensi special yang tepat.
3. Menggabungkan dua atau lebih data raster (Mosaik) yang saling bertetangga
sehingga membentuk satu data raster yang baru yang lebih besar.
4. Memproyeksi raster digunakan untuk mengubah proyeksi data rester dari
satu siste koordinat ke system koordinat yang lain.
5. Mengclip raster dilakukan untuk memotong data raster sehingga hanya pada
areal yang diinginkan saja.
6. Mensurface processing yaitu pemrosesan data raster yang berkaitan dengan
data perukaan.
7. Mengklasifikasi yaitu terdapat dua tipe data raster, yaitu data kontinu dan
data diskret.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Gambar 1. Tingkat Slope

Gambar 2. Hillshade
Gambar 3. Aspect
4.2 Pembahasan

Pada Percobaan kali ini kita akan membuat project peta dengan menggunakan
software Arcgis 10.3. Raster processing adalah istilah yang merujuk kepada
semua geoprocessing dan analisis spasial yang menggunakan data raster sebagai
input atau outputnya. Bahasan yang di tampilkan tidak berupa analisis yang utuh,
tetapi lebih kepada bagaimana menggunakan tool-tool di dalam ArcToolbox yang
berkaitan dengan pemerosesan raster. Data Raster merupakan Obyek di
permukaan bumi disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang
homogen. Model data Raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan
dataspasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang
membentuk grid. Tingkat ketelitian model data raster sangat bergantung pada
resolusi atau ukuran pikselnya terhadap obyek di permukaan bumi.
Dalam praktikum kali ini juga terdapat bagaimana cara mengoreksi
geometris, koreksi geometris terhadap data raster adalah proses manipulasi data
raster secara digital agar memiliki referensi spasial yang tepat. Data raster dapat
tidak memiliki sama sekali informasi referensi spasial dalam level pixel sehingga
keseluruhan data raster yang sudah memiliki referensi spasial tersebut dikoreksi
secara geometris terhadap satu tang dipilih sebagai citra master.
Tahapan pertama dalam raster processing adalah memasukkan data yang
berupa empat file JPG, secara berurutan S03E107.IMG; S03E108.IMG;
S04E107.IMG dan S04E108.IMG lalu add data pada layers untuk menambahkan
SHP Belitung. Setelah data telah diinput maka arahkan kursor untuk memilih Arc
Tool Box yang berwarna merah. Pilih data Management Tool untuk mendapatkan
pilihan raster lalu tekan Mosaic to New Raster. Setelah beberapa detik akan
terbuka jendela baru yang menampilkan data input, output, tempat penyimpanan
hasil data yang akan di Raster, zona transformasi geografik yang diapakai adalah
WGS 1984 UTM 48S lalu tekan OK. Dan selesailah hasil pertama yaitu mosaic
raster. Pada penamaan hasil data yang akan di-output sebaiknya menggunakan
nama yang singkat. Karena dalam beberapa kasus hasil data mosaic raster gagal
diproses akibat nama data yang terlalu panjang.
Tahapan kedua adalah clip raster. Langkah awalnya yaitu klik menu Arc
Tool Box lalu klik submenu spasial analisys tools dan tekan extraction lalu pilih
extract by mask. Tak lama kemudian akan muncul jendela baru yang memuat
input pertama pilih project raster, input kedua adalah SHP Belitungnya dan
terakhir adalah output untuk memberi nama data yaitu Clip_Raster dan mencakup
tempat penyimpanan data yang akan di-clip Raster. Tekan OK untuk mengakhiri
proses clip raster. Selang beberapa detik hasil clip raster akan muncul.
Tahapan ketiga adalah kelas Aspect, kelas Hillshade dan kelas Slope.
Perhatikan dengan baik bahwa layers yang dicentang cukup clip raster saja.
Langkah pertama adalah pilih menu Arc Tool Box lalu klik submenu 3D Analysis
Tools. Pada submenu tersebut memuat beberapa tindakan, pilih raster surface dan
pilih secara berurutan yaitu Aspect, Hillshade dan Slope. Pada kelas pertama yaitu
Aspect, klik pilihan tersebut lalu sekian detik akan muncul jendela baru yang
memuat input dan output. Pada pilihan input pilih hasil data clip raster yang telah
dibuat dan pada data output beri nama data dan mencakup tempat penyimpanan
yang diinginkan lalu klik OK. Tak lama kemudian pada layers akan muncul nama
output yang telh diketik dan submenu yang berbeda warnanya. Terdapat sepuluh
submenu dengan warna beragam.
Pada kelas kedua yaitu Hillshade. Masih di pilihan submenu yang sama
yaitu raster surface lalu klik Hillshade dan muncul jendela baru. Jendela tersebut
memuat input pilih clip raster, lalu outputnya beri nama, sesuai kelasnya yaitu
Hillshade dan pilihan dibawahnya tidak perlu diubah dan tekan OK untuk
mengakhiri proses ini. Setelah beberapa detik muncul pda layers data kelas
Hillshades dengan warna default yaitu abu-abu. Terdapat subnama High dan Low
yang dibedakan dengan gradasi warna.
Dan pada kelas terakhir yaitu Slope langkah awalnya sama seperti
sebelumya, masih pada pilihan submenu raster surface lalu klik Slope. Beebrapa
saat akan muncul jendela baru yang memuat input pilih data cip raster, output
untuk memberi nama data baru yaitu Slope dan output measurement-nya tidak
perlu diubah. Klik OK untuk mengakhiri proses kelas Slope ini. Selang beberapa
detik akan muncul pada layers data Slope yang memuat sepuluh submenu dengan
warna yang berbeda namun hampir sama dengan kelas Aspect.
Setelah ketiga kelas sudah mendapatkan hasil lalu buat layout-nya.
Langkah awalnya yaitu samakan nilai ketiga kelas. Plih data Aspect pad layers
dengan meng-klik kanan untuk mendapatkan pilihan layer properties dan arahkan
kursor ke symboligy. Pada samping kanan terdapat dua menu yaitu classes pilih
10 dan tekan pilihan clasify disampingnya, pilih metode manual dan pilihan users
dibawah metode adalah 10. Pada submenu pojok kanan yaitu Break Values pilih
angka 10; 15; 20; 25; 30; 35; 40; 45; 50; dan 55; lalu tekan OK. Perhatikan pada
break Values ini jangan sampai ada angka berbentuk pecahan harus bulat.
Sedangkan pada Hillshade, clasify-nya pada pilihan metode tetap saja yaitu layer
interval tidak usah diubah ke manual dan angkaya tetap 10. Pada layout Slope
sama dengan kelas Aspect.
Terdapat fungsi pada masing-masing ketiga kelas yang telah dibuat.
Pertama adalah fungsi Aspect. Berdasarkan masukan data ketinggian (raster/grid),
fungsi ini akan menghasilkan layer raster/grid yang menyatakan arah gradient di
setiap pikselnya. Kedua adalah Hillshade. Fungsi ini akan menghasilkan iluminasi
hipotetikal (dalam format digital raster/grid) dari sebuah permukaan digital
(raster/grid/TIN). Dan terakhir adalah Slope. Fungsi ini pada umumnya menerima
masukan data ketinggian dalam format raster/grid/TIN untuk menghasilkan layer
raster baru sebagai wujud dari nilai‐nilai kemiringan (yang siap diklasifikasikan
kembali).
Untuk pertama-tama kita masukkan ke 4 data image berformat jpg yang
telah ditentukan pada aplikasi arcmap, kemudian untuk data proyeksi raster yang
digunakan adalah WGS 1984 UTM 48S. Kenapa menggunakan datum WGS 1984
UTM 48S, karena belitung berada pada zona ini sehingga kita akan menggunakan
datum ini, jadi bisa dikatakan jika kita menggunakan lokasi yang berbeda maka
akan ada kemungkinan besar kita menggunakan datum yang berbeda juga, untuk
mengetahui zona suatu kota bahkan negara dapat diakses di
petatematikindo.wordpress.com. Pada website tersebut lengkap zona kota-kota di
Indonesia.
Dalam percobaan kali ini juga kita akan melakukan koreksi geometris
terhadap data raster. Data raster adalah peroses manipulasi raster secara digital
agar memiliki refrensi spasial yang tepat. Data raster juga dapat tidak memiliki
informassi sama sekali informasi spasial dalam level pixel sehingga keseluruhan
data raster yang sudah memiliki referensi spasial tersebut dikoreksi secara
geometris terhadap satu tang dipilih sebagai citra master.
Hasil dari pemprosesan ini dapat diberikan ‘jiwa’ atau tidak tergantung data
dan besaran nilai apakah yang kita masukkan. Nilai yang kita masukkan bisa saja
membawa atau menyajikan suatu informasi spasial atau geografis jika kita
memang memasukkan nilai-nilai yang sesuai dan sesuai fakta terhadap data raster
yang sedang kita proses yang diwakilkan oleh simbologi-simbologi warna. Model
data raster merupakan data yang sangat sederhana, dimana setiap informasi
disimpan dalam grid, yang berbentuk sebuah bidang. Grid tersebut disebut dengan
pixel. Sering mengalami kesalahan dalam menggambarkan bentuk dan garis batas
suatu objek, sangat bergantung pada resolusi spasial dan toleransi yang diberikan
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Dengan menggunakan ArcMap dapat mengetahui bagaimana cara kerja raster
processing.

5.2 Saran

Saran untuk praktikum ini adalah :


1. Alangkah lebih baiknya jika asisten dapat membuat video toturial sebleum
pengumpulan, sehingga praktikan yang tertinggal karena error dapat
menyusul dengan melihat video tersebut dan membuat praktikum tidak
molor.
DAFTAR PUSTAKA

Chang. 2002. Geographical Informastion Systems with ArcGIS 9.x. ANDI.


Yogyakarta.

Danoedoro, P. 1990. Beberapa Teknik Operasi dalam Sistem Informasi Geografis.


Puspics UGM – Bakosurtanal. Yogyakarta.

Hamdani. 2019. Pemanfaatan Arcgis Online Sebagai Media Penyampaian


Informasi Spasial Kota Malang. UNICHECK. Ethos (Jurnal Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat): 37―41.

Kurniawan, 2016. Perbandingan Fungsi Software Arcgis 10.1 Dengan Software


Quantum Gis 2.14.5 Untuk Ketersediaan Data Berbasis Spasial. Jurnal
Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik Geodesi. 1 (1): 1―11.

Longley, A., dkk. 2011. Sistem Informasi Geografis untuk pengelolaan sumber
daya alam. Center for International Foresty Research. Jakarta.

Prahasta. 2001. Teknik survey dan pemetaan. Departemen pembinaan sekolah


menengah kejuruan. Bandung.

Supriyono. 2016. Analisis Spasial Perubahan Bentuk Fisik Sungai Melalui


Integrasi Citra Landsat Dan Gis Di Sub Das Hilir Sungai Bengkulu. Jurnal
Georafflesia. 1 (1): 11―22.

Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.


PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE
QUANTUM

GIS 2.14.5 UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL

Jeri Kurniawan1, Bebas Purnawan2, Dessy Apriyanti3

ABSTRAK

Ketersediaan berbagai macam jenis produk perangkat lunak Sistem Informasi


Geografis (SIG) baik bersifat berbayar maupun bersifat open source (terbuka) sudah
banyak tersedia dan bahkan akan terus dikembangkan. Pemicunya berasal dari
perkembangan teknologi komputer yang semakin maju. Penelitian dalam penulisan
Tugas Akhir ini melakukan pengolahan data spasial dan non-spasial termasuk model data
raster, model data vektor dan data atribut pada perangkat lunak ArcGIS 10.1 dan
perangkat lunak Quantum GIS 2.14.5 sebagai alat untuk menghasilkan langkah-langkah
kerja dalam proses georeferensi citra, proses digitasi citra, proses editing grafis, proses
editing atribut, proses simbolisasi peta, proses layout peta dan proses pencetakan peta
sehingga dapat diketahui berbagai macam jenis fungsi dan tool yang digunakan.

Kemudian langkah-langkah hasil proses pekerjaan tersebut dilakukan kajian


perbandingan fungsi dan tool yang digunakan. Hasil yang didapat yaitu menyajikan
persamaan fungsi dan perbedaan fungsi pada perangkat lunak ArcGIS 10.1 dan
perangkat lunak Quantum GIS 2.14.5 serta tool yang disajikan dalam bentuk ikon dan
jendela-jendela menu yang berbeda namun memiliki fungsi yang sama pada setiap
proses pekerjaan yang dilakukan.

Kata Kunci : Fungsi SIG, Peralatan SIG, Data Spasial, ArcGIS 10.1, Quantum GIS 2.14.5.
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini tergolong sangat cepat seiring dengan kebutuhan dan
pertumbuhan tingkat kecerdasan manusia untuk menunjang dan menyelesaikan suatu
permasalahan yang timbul dalam suatu organisasi dan perusahaan serta instansi
pemerintahan lainnya (Yusuf, 2015). Perkembangan teknologi tersebut juga mulai
marambat ke dalam industri pemetaan diantaranya perkembangan perangkat lunak
Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk membuat, mengolah dan menyajikan data agar
menghasilkan informasi pemetaan yang berkualitas, akurat dan relevan sehingga dapat
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan sebagai informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.

Dalam hal ini, ketersediaan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kinerja agar lebih efektif dan efisien serta mudah dalam
penerapan informasi pemetaan yang ingin disampaikan. Namun apabila dikaitkan
dengan konsep-konsep yang mendasarinya sampai dengan terbentuk suatu sistem
informasi pemetaan yang dikenal luas, rasanya belum banyak yang menyediakan dan
memahaminya sehingga hal tersebut dapat membingungkan para pengguna-pengguna
Sistem Informasi Geografis (SIG), baik dikalangan mahasiswa atau-pun masyarakat luas,
terutama di Indonesia (Prahasta, 2009).

Tingginya harga perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) yang relevan seperti
ArcGIS dengan fitur-fitur lebih lengkap yang terdahulu diperkenalkan oleh perusahaan
Environmental System Research Institute (ESRI) menjadi penyebab keterbatasan utama
untuk mempelajari konsep-konsep yang terkandung didalanya. Secara otomatis, hal
tersebut tentu menurunkan tingkat rasa ingin tahu mahasiswa ataupun masyarakat luas
terhadap pentingnya perangkat lunak teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
tersebut.

Ketersediaan berbagai macam jenis produk perangkat lunak Sistem Informasi Geografis
(SIG) baik bersifat berbayar maupun bersifat open source (terbuka) sudah banyak
tersedia dan bahkan akan terus dikembangkan (Prahasta, 2009). Open source
merupakan sebuah sistem terbuka yang dalam mendistribusikan perangkat lunak
kepada penggunanya dengan cara memberikan program dan source code-nya secara
gratis, bahkan pengguna dapat melakukan modifikasi untuk membuat perangkat lunak
tersebut sesuai dengan kebutuhan (Prihanto, 2012). Adapun perangkat lunak teknologi
Sistem Informasi Geografis (SIG) yang bersifat open source (terbuka) yang penulis jumpai
dan digunakan saat ini yaitu perangkat lunak Quantum GIS.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat digambarkan pelaksanaan perkerjaan yang
akan dilakukan yaitu kajian proses georeferensi, kajian proses digitasi, kajian proses
editing grafis, kajian proses editing atribut, kajian proses simbolisasi peta, kajian proses
layout peta dan kajian proses pencetakan peta dari peta digital dan data shapefile
berunsur titik, garis dan area atau poligon yang sudah ada. Dalam pelaksanaannya,
penulis melakukan pekerjaan tersebut pada perangkat lunak ArcGIS yang bersifat
berbayar dan perangkat lunak QGIS yang bersifat open source (terbuka) untuk
membandingkan fungsinya terhadap proses pekerjaan yang dilakukan.

Secara umum, penelitian ini menghasilkan langkah-langkah pekerjaan yang dilaksanakan


dan perbandingan fungsi pada perangkat lunak ArcGIS 10.1 yang bersifat berbayar
dengan perangkat lunak Quantum GIS yang bersipat open source (terbuka) sesuai
dengan proses pekerjaan yang dilakukan baik dalam bentuk persamaan fungsi dan
perbedaan fungsinya.

1.2. Perumusan Masalah

Pelaksanaan pekerjaan meliputi kajian proses georeferensi, kajian proses digitasi, kajian
proses editing grafis, kajian proses editing atribut, kajian proses simbolisasi peta, kajian
proses layout peta dan kajian proses pencetakan peta.

Membandingkan fungsi pada perangkat lunak berbayar ArcGIS dan open source
(terbuka) QGIS terhadap pekerjaan yang dilakukan.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbandingan fungsi,
kelebihan dan kekurangan dari perangkat lunak ArcGIS dan QGIS dalam melakukan
kajian proses georeferensi, kajian proses digitasi, kajian proses editing grafis, kajian
proses editing atribut, kajian proses simbolisasi peta, kajian proses layout peta dan
kajian proses pencetakan peta.

Manfaat dari penelitian diharapkan dapat berguna sebagai sarana bagi bidang pekerjaan
terkait ruang lingkup geodesi dalam memilih perangkat lunak SIG yang bersifat berbayar
atau-pun open source (terbuka) sesuai dengan perkembangan teknologi SIG yang
dibutuhkan dan meningkatkan wawasan serta kemampuan mahasiswa dalam
menggunakan perangkat lunak ArcGIS dan QGIS.
2. LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi Geografis (SIG)

SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi
dan menganalisis informasi spasial. Teknologi ini berkembang pesat sejalan dengan
perkembangan teknologi informatika atau teknologi komputer (Paryono, 1994).

Istilah SIG merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi dan
geografis. Dengan melihat unsur pokoknya, maka sudah jelas bahwa SIG merupakan tipe
sistem informasi, tatapi dengan tambahan unsur geografis, istilah geografis
merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan
secara bergantian sehingga muncullah istilah yang ke tiga yaitu geospasial (Kraak &
Ormeling, 2006).

2.2. Peta dan Peta Digital

Menurut (ICA (International Cartographic Association), peta


merupakan gambaran representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih
dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi dan
benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan
diperkecil atau diskalakan.

Peta digital adalah presentasi fenomena geografis yang disimpan untuk ditampilkan dan
dianalisis oleh komputer secara digital. Setiap objek pada peta digital disimpan
sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat. Sebagai contoh, objek berupa lokasi
sebuah titik akan disimpan sebagai koordinat, sedangkan objek berupa wilayah akan
disimpan sebagai sekumpulan koordinat
(Nuryadin, 2005).

2.3. Model Data Spasial

Model data merupakan kumpulan perangkat konseptual yang digunakan


untuk mendeskripsikan (menggambarkan) data, hubungan atar relasi data, makna
data, dan batasan mengenai data yang bersangkutan model data dalam hal ini
merupakan cara yang digunakan untuk mengorganisasikan sekumpulan fakta
mengenai sistem yang diamati dan cara atau konsep dalam mengorganisasikan
fenomenafenomena yang sedang diamati.

2.3.1. Data Raster

Data raster bertugas untuk menampilkan, menempatkan dan menyimpan


content data spasial dengan menggunakan struktur semacam matriks atau susunan
piksel-piksel yang membentuk suatu grid, dari setiap piksel atau grid ini memiliki atribut
tersendiri termasuk koordinatnya. Akurasi spasial data raster sangat bergantung pada
resolusi spasial atau ukuran pikselnya dipermukaan bumi. Sebagai ilustrasi, beberapa
sumber entitas spasial raster adalah citra digital satelit (contohnya : NOAA, Spot,
Landsat, Ikonos, QuickBird dan jenis lainnya), citra digital radar, dan model ketinggian
digital (DEM) (Prahasta, 2009).

(Layer )
R Model
A Permukaan
S Digital
T
E
R
(Layer )
Land -cover

Permukaan Bumi

Dunia
Nyata

Gambar 1. Data Raster

2.3.2. Data Vektor

Model data vektor dapat menampilkan, menempatkan dan menyimpan data sapsial
dengan menggunakan titik-titik, garis-garis dan poligon beserta atribut-atributnya.
Didalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-
titki terurut yang saling terhubung. Sedangkan luasan atau poligon juga disimpan
sebagai sekumpulan titik-titik, tetapi dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir
geometri poligon memiliki nilai koordinat yang sama atau semacam poligon tertutup
sempurna (Prahasta, 2009).

Unsur Titik Unsur Garis Unsur Area atau Poligon

Gambar 2. Data Vektor

2.3.3 Data Atribut

Atribut merupakan data yang menerangkan sebuah jenis entitas (Budiyanto, 2014).
Setiap tipe entitas dapat memiliki lebih dari satu atribut yang mendeskripsikan
karakteristik-karakteristik fenomena yang bersangkutan. Sebagai contoh, tipe data yang
termasuk kedalam klasifikasi bangunan boleh saja memiliki atribut-atribut terkait
material bangunan, sejarah dan atribuit-atribut lain yang lainnya. Atribut-atribut ini
berfungsi untuk mendeskripsikan objek yang bersangkutan hingga mereka dapat benar-
benar dianggap sebagai informasi oleh milik objeknya. Pada implementasinya data
atribut-atribut ini disimpan dalam tabel-tabel basis data (Prahasta, 2009).

Namun demikian pemikiran tentang pemanfaatan sistem data spasial ini sebenarnya
tidak hanya dilakukan oleh operasional SIG digital yang berlaku saat ini (Budiyanto,
2014).
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Secara visualisasi skematik diagram alir pelaksanaan pekerjaan yang dipakai dapat dilihat
pada Gambar 3. dibawah ini.

Mulai

Persiapan

Pengumpulan Data, meliputi :


1. Peta Digital (*.jpg) Pengumpulan Materi, meliputi :
2. Data Shapefile (*.shp) berunsur 1. Buku dan Materi lain yang berkaitan
Titik , Garis dan Area atau Poligon

Software ArcGIS 10.1 dan Software QGIS 2.14.5

Proses Penyajian Peta, meliputi :


Proses Pembuatan Data, meliputi : Proses Pengolahan Data , meliputi :
1. Simbolisasi Peta
1. Georeferensi 1. Editing Grafis
2. Layout Peta
2. Digitasi 2. Editing Atribut
3. Pencetakan Peta

Kajian Perbandingan

Hasil

Selesai

Gambar 3. Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan

3.1 Persiapan

Untuk melakukan proses pelaksaan pekerjaan Georeferensi, Digitasi, Editing Grafis,


Editing Atribut, Simbolisasi Peta, Layout Peta dan Pencetakan Peta menggunakan
perangkat lunak ArcGIS dan perangkat lunak QGIS perlu adanya persiapan yang
mencakup peralatan kerja dan data pendukungnya.

3.1.1 Peralatan Kerja

Tahap persiapan alat yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk proses
penyediaan data berbasis spasial tersebut antara lain :

1. Perangkat Keras (Laptop) dengan spesifikasi sebagai berikut :


a. Microsoft Windows 7.
Artikel ilmiah Pendidikan Geografi

Analisis Spasial Perubahan Bentuk Fisik Sungai Melalui


Integrasi Citra Landsat Dan GIS Di Sub DAS Hilir
Sungai Bengkulu

Supriyono, Yanmesli

Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Prof Dr Hazairin SH


Email : supriunihaz@gmail.com

Diterima 25 April 2016, Direvisi 20 Mei 2016, Disetujui Publikasi 30 Juni 2016

Abstract
This research aims to analyze the change of physical shape of river in Sub River Basin of
Bengkulu River. Analysis of changes in physical shape of the river by interpretation of Landsat
Image from 1990, 2003 and 2014. The physical changes of the river are divided into 3 river
segments, namely Hulu, Tengah and Hilir, so that the appearance of spatial changes in more
detail. Spatial database is built based on the results of image interpretation and image
digitization with 543 band merging model, this is done to obtain data of difference of water and
land boundary is more contrast and clear. The approach method used is the result of the analysis
of the physical form data of the river in overlay with Geographic Information System to obtain the
data of physical shape of the river that is the flow pattern, the area and the river menader. Result
of research (1). The pattern of river flow is relatively fixed with the flow pattern of the river is
dominated by dentritic flow pattern that is the river and the main tributary perpendicular to each
other leads to the main rivers or directly empties into the sea, (2). The most dominant change in
river area between 2003-2014 is seen from the addition of river area of 37.88 ha. (.3). River
Meander is influenced by Sediment factor carried by a tributary that empties into the main river
of the river. The high sedimentation is due to high erosion and the human factor can be river flow
engineering and land use change.
Keywords: Landscape Image, Stream Pattern, River Area, Meander

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan bentuk fisik sungai di Sub DAS Hilir
Sungai Bengkulu. Analisis perubahan bentuk fisik sungai dengan interpretasi Citra Landsat dari
tahun 1990, 2003 dan 2014. Perubahan bentuk fisik sungai dibagi dalam 3 segmen Sungai yaitu
bagian Hulu, Tengah dan Hilir, sehingga kenampakan perubahan spasial lebih detail. Basis data
spasial dibangun berdasarkan hasil interpretasi citra dan digitasi citra dengan model
penggabungan band 543, ini dilakukan untuk memperoleh data perbedaan batas air dan daratan
lebih kontras dan jelas. Metode pendekatan yang digunakan adalah hasil analisis basis data
bentuk fisik sungai di overlay dengan Sitem Informasi Geografis untuk memperoleh data
perubahan bentuk fisik sungai yaitu pola aliran, luas dan menader sungai. Hasil penelitian (1).
Pola aliran sungai relatif tetap dengan pola aliran sungai didominasi oleh pola aliran dentritik
yaitu sungai dan anak sungai utama saling tegak lurus bermuara pada sungai-sungai utama atau
langsung bermuara ke laut, (2). Perubahan luas sungai yang paling dominan terjadi antara tahun
2003-2014 yang terlihat dari penambahan luasan sungai sebesar 37,88 ha. (.3). Meander sungai
di pengaruhi oleh faktor Sedimen yang dibawa oleh anak sungai yang bermuara ke sungai utama
aliran sungai. Tingginya sedimentasi diakibatkan erosi yang cukup tinggi dan faktor manusia
dapat berupa rekayasa alur sungai dan perubahan penggunaan tanah.
Kata Kunci : Citra Lansat, Pola Aliran, Luas Sungai, Meander
Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 37-41

PEMANFAATAN ARCGIS ONLINE SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI SPASIAL

KOTA MALANG
ARCGIS ONLINE UTILIZATION AS MEDIA SUBMISSION OF THE SPATIAL INFORMATION IN MALANG

1 2 Akhmad Faruq Hamdani, Achmad


Maulana Malik Jamil
1,2

Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Kanjuruhan Malang Jl. S. Supriadi 48


Malang

1 2

E-mail: hamdani_af@ymail.com, maulana3188@gmail.com

Abstract. Development of technology has encouraged the delivery of information to be more interactive.
Technology is the provision of spatial information via ArcGIS Online. ArcGIS Online is a geographic information
system based on Web developed by ESRI to use, create, analyze, and share maps. ArcGIS Online can be used to
present the spatial data Malang.
presentation of spatial information Malang in the shape of an interactive The results of the analysis in the form
map that contains a general overview of Malang, geographical of
conditions, and social conditions of Malang through a feature story map in
ArcGIS Online.

Keywords: Information, Spatial, Malang City ArcGIS Online.

Abstrak. Perkembangan teknologi telah mendorong penyampaian


informasi menjadi lebih interaktif. Salah satu pemanfaatan teknologi
adalah penyampaian informasi spasial melalui ArcGIS Online. ArcGIS
Online adalah sistem informasi geografi yang berbasis Web yang
dikembangkan oleh ESRI untuk menggunakan, membuat,
menganalisis, dan berbagi peta. Salah satu pemanfaatan ArcGIS
Online adalah dapat digunakan untuk menyajikan data spasial Kota
Malang. Hasil analisis berupa penyajian informasi spasial Kota
Malang dalam bentuk peta interaktif yang berisi tentang gambaran
umum Kota Malang, kondisi geografis kota malang, dan kondisi
sosial Kota Malang melalui fitur story map yang ada di ArcGIS Online.

Kata kunci: Infromasi, Spasial, Kota Malang, ArcGIS Online.

Pendahuluan
Secara umum ada dua jenis data yang dapat mempresentasikan
fenomena dunia nyata. Pertama, data yang merepresentasikan
data keruangan (spasial) berisi data posisi, koordinat, ruang
atau spasial. Kedua, data yang menjelaskan aspek deskriptif
dari kenampakan di permukaan bumi, yang disebut sebagai data
non spasial atau atributnya (Prahasta, E., 2014). Informasi spasial
merupakan data yang menunjukan posisi suatu wilayah dan
penyajian data spasial merupakan salah satu hal penting
dalam proses
sistem informasi geografi.

Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem


informasi yang dirancang untuk mengelola, menganalisa, dan
memetakan informasi yang bereferensi geografis berikut
atributnya. SIG juga merupakan alat untuk membuat peta,
menganalisis data, serta melaporkan hasilnya (ESRI, 2010). SIG
ada atas kebutuhan pengelolaan data keruangan (spasial)
agar menjadi lebih efisien dan efektif. Teknologi SIG terus
berkembang dan mengalami perbaikan seiiring dengan semakin
banyaknya pihak yang

membutuhkan dan meanfaatkannya.

SIG yang berada pada pertengahan revolusi sistem


informasi. Geografi data atau lebih banyak dikenal dengan
data spasial sekarang dapat didaptakan dari beberapa
teknologi penentuan lokasi, seperti data GPS, sensor jaringan,
dan sistem penginderaan jauh (Jhummarwala, et al., 2014).
Melalui SIG proses perorganisasian, pengelolaan,

37

38 | Akhmad Faruq Hamdani, et al.

dan memodifikasi data lebih mudah dilakukan. SIG menangkap


persebaran fenomena

spasial yang terjadi di muka bumi (Zhu, X., 2014)

Fungsi nyata SIG dapat dideskripsikan menjadi tiga


fungsi utama. Pertama, fungsi merepresentasikan secara spasial
gambaran permukaan bumi. Fungsi ini menjadi fungsi paling
sederhana dan paling dasar dari adanya sistem informasi
geografi. Peta digital ini memberikan gambaran lokasi geografi
serta penjelaskan atribut yang ada di lokasi tersebeut. Kedua,
fungsi pengelolaan data spasial. Pengelolaan data spasial dalam
bentuk layer peta digital yang memiliki beberapa tema tertentu.
Pengelolaan data spasial dapat disesuaikan berdasarkan
kebutuhan pengguna data. Ketiga, fungsi analisis spasial dan
permodelan. Fungsi ini berdasarkan lokasi objek yang telah
dianalisis, kemampuan mensimulasikan beberapa data spasial
dengan data atribut sangat berguna dalam

perencanaan strategis suatu wilayah (Zhu, X., 2014).


Sistem informasi geografi sebagai sistem pengumpul
data spasial terus mengalami perkembangan seiring
berjalannya waktu. Generasi pertama dari SIG dikenal sebagai
SIG model Desktop terus berkembang menjadi SIG dengan model
Web (Jhummarwala, et al., 2014). ArcGIS Online adalah sistem
informasi geografi yang berbasis Web yang dikembangkan oleh
Environmental Systems Research Institute (ESRI) dan
merupakan bagian dari sistem ArcGIS . ArcGIS Online merupakan
web kolaboratif yang memungkinkan untuk menggunakan,
membuat, menganalisis, dan berbagi peta. Hal ini karena
ArcGIS Online merupakan bagian dari sistem ArcGIS Desktop,
ArcGIS for Desktop, ArcGIS Server, ArcGIS Web APIs, dan
ArcGIS Runtime SDKs.

Salah satu pemanfaatan ArcGIS Online adalah dapat


digunakan untuk mempresentasikan data spasial Kota Malang.
Kota Malang merupakan salah satu kota

terbesar di Provinsi Jawa Timur. Secara astronomis Kota Malang


terletak pada posisi
0 0 0 0 2

112,06 – 112,07 BT dan 7,06 – 8,07 LS, dengan luas wilayah


sebesar 110,06 km yang terbagi menjadi lima kecamatan,
yakni Kecamatan Kedungkandang, Klojen, Sukun, Blimbing, dan
Lowokwaru (BPS, 2016). Kota Malang sebagai salah satu kota di
Jawa Timur perlu memberikan informasi tentang perkembangan
yang ada di Kota

Malang. Oleh karenanya pemanfaatan ArcGIS online sebagai


media penyampaian infomasi spasial Kota Malang menjadi hal
yang penting.

Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah
untuk untuk dapat mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyampaikan
informasi spasial tentang Kota Malang dalam bentuk peta interaktif dengan

Anda mungkin juga menyukai