Seismik adalah metode eksplorasi hidrokarbon yang menggunakan prinsip penjalaran
gelombang. Metode ini dianggap baik dalam memberikan gambaran struktur geologi dan perlapisan batuan bawah permukaan secara lateral dengan cukup detail dan akurat. Metode ini termasuk dalam metode geofisika aktif yang digunakan untuk menginterpretasi kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat penjalaran gelombang yang dilalui pada suatu medium di bawah permukaan. Ada dua macam metode seismik yang digunakan dalam dunia eksplorasi yaitu metode seismik refraksi (bias) dan metode seismik refleksi (pantul). Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu pada bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan di bawahnya. Sumber gelombang yang dikirim akan akan menjalar ke dalam bumi, sedangkan energinya akan kembali ke permukaan yang kemudian ditangkap oleh serangkaian geofon yang dipasang di permukaan tanah dan disusun dalam lintasan lurus dengan sumber gelombang. Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sisitem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari benuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Ringkasan
Jurnal Identifikasi Lapisan Bawah Permukaan Daerah Bonto Tiro Menggunakan
Metode Seismik Refraksi Pada jurnal jamluddin 2019, mereka mengidentifikasi lapisan bawah permukaan daerah bonto tiro menggunakan metode seismik refraksi. Penelitian ini ditujukan untuk kepentingan pembangunan peroyek suatu bangunan. pengambilan dilakukan dengan palu dan plat besi sebagai sumber getaran, Sumber getaran dihubungkan dengan trigger yang tersambung dengan alat perekam sinyal (recorder). Alat perekam sinyal (recorder) dihubungkan juga dengan geophone, yaitu alat yang peka terhadap getaran. kemudian menancapkan geophone dengan jarak tertentu, geophone ini dilakukan untuk menerima gelombang yang berasal dari sumber getaran.
Pengukuran dilakukan pada 2 (dua) lintasan dengan panjang 22 meter setiap
lintasan dengan spasi antar geophone yaitu 2 meter dan melakukan 4 kali peledakan pada setiap shoot point. Data seismik yang terekam oleh seismograf sudah dalam bentuk digital dengan format SEGY. Data format SEGY (format data dari lapangan) dikonversi ke dalam format SEG2 (format yang dapat dibaca oleh software yang digunakan) dengan menggunakan software IXREFRAX. Output data setelah dikonversi adalah data dalam bentuk *.dat. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan software pickwin dan plotrefa hingga menampilkan gambar penampang tomografi berdasarkan kecepatan (Gambar 1). Gambar 1. Diagram alir penelitian Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah penelitian terdiri dari 3 lapisan berdasarkan perbedaan kecepatannya. Lapisan pertama merupakan lapisan lapuk (weathering zone) dengan kecepatan 300 m/s, lapisan kedua dengan kecepatan 867 m/s – 1056 m/s mengindikasikan lapisan lempung dan lapisan ketiga merupakan lapisan lempung yang memiliki tingkat kekerasan very soft rock hingga moderately soft rock dengan kecepatan 1369 m/s – 1999 m/s. Berdasarkan jenis lapisan batuan tersebut, maka daerah tersebut telah mengalami proses pelapukan. Penggunaan Seismik Refleksi Dalam Pencarian Potensi Endapan Timah di Perairan Laut Bangka Pada jurnal achyansah tahun 2020, mereka melakukan pendcarian potensi endapan timah di laut bangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi endapan timah sekunder (placer) berupa endapan kaksa, yang merupakan lapisan mengandung endapan timah, dengan melakukan perhitungan volume dan ketebalannya menggunakan metode seismik refleksi mereka menggunakan metode seismik refleksi untuk mengetahui kondisi lapisan di bawah permukaan laut yang hasilnya akan diolah menggunakan software sonarwiz. Metode analisis megaskopis dilakukan untuk mengidentifikasi contoh sedimen secara langsung tanpa menggunakan alat bantu.
Setelah data didapatkan maka selanjutnya data diolah dengan menggunakan
aplikasi Sonarwiz. Data yang didapatkan dari pengukuran seismik ini akan diolah dan akan menghasilkan gambaran berupa sekuen seismik. Konsep dalam melakukan kegiatan eksplorasi timah dengan melakukan pendekatan penelusuran lembah dari hasil interpretasi seismik yang terisi oleh endapan plaser alluvial. Setelah melakukan interpretasi seismik, dilakukan pengolahan data untuk pemodelan lembah purba, pembuatan peta isopach, dan perhitungan volume potensi endapan timah menggunakan software surfer 11.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah mereka lakukan dapat diketahui
potensi endapan timah sekunder (placer) berupa endapan kaksa yaitu lapisan yang mengandung endapan timah. Dari perhitungan volume, didapatkan nilai sebesar 1.078.054,15 m3 dengan ketebalan mencapai 5 meter. Endapan timah berada di lembah sungai purba pada wilayah pengendapan darat, yang terisi oleh endapan aluvial dan mineral kasiterit yang berasal dari daratan.