1, Juni 2018
Jl. Stadion Baru No. 22, Wedomartani, Ngemplak, Karangsari, Wedomartani, Sleman, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55584
e-mail:wiwidastuti1414@gmail.com
ABSTRAK
Kegiatan evaluasi terhadap tingkat kemampuan petani dalam pembuatan dan penggunaan kompos
jerami padi dilaksanakan di kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada bulan
Oktober 2016. Penentuan lokasi kecamatan menjadi sampel kegiatan dilakukan secara sengaja
berdasarkan data dari Dinas Peternakan Ogan Komering Ilir, yaitu kecamatan yang memiliki
kelompok ternak Kerbau Pampangan. Efektifitas Penyuluhan (EP) terhadap sikap/minat petani sebesar
54,8 % (efektif), Efektifitas Perubahan Prilaku (EPP) = 91,6 % ( sangat efektif ) serta tingkat
perubahan kemampuan petani (Efektifitas Perubahan Perilaku) dalam pembuatan dan penggunaan
kompos jerami padi sebelum dan sesudah pendampingan di Kabupaten Ogan Komering Ilir meningkat
84,54 % dan tergolong sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan petani.
51
52 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018
memperbaik tekstur/sifat fisik,kimia dan Tujuan dari kegiatan ini antara lain;
biologi tanah dan melestarikan kesuburan Meningkatkan pengetahuan (aspek kognitif)
tanah perlu kembali menggunakan pupuk petani dalam rangka pembuatan dan
kompos dari limbah jerami padi. Untuk penggunaan pupuk kompos jerami,
pembuatan dan penggunaan kompos jerami meningkatkan minat/kemauan (aspek affektif)
padi diperlukan teknologi, kemauan/motivasi petani dalam rangka pembuatan dan
dan ketrampilan petani sehingga kegiatan penggunaan pupuk kompos jerami serta
penyuluhan sangat penting peranannya. meningkatkan ketrampilan/skill (aspek
Penyuluhan pertanian merupakan proses psychomotor) petani dalam hal pembuatan dan
perubahan perilaku petani agar dengan penggunaan pupuk kompos jerami. Sasaran
pengetahuan/ ketrampilan yang dimiliki dan kegiatan evaluasi antara lain : meningkatnya
diterima dalam kegiatan penyuluhan dapat kemampuan petani (pengetahuan, sikap dan
merubah/ perilaku petani menjadi petani yang ketrampilan) petani dalam pembuatan dan
mempunyai pengetahuan yang tinggi (aspek penggunaan pupuk kompos jerami,
kognitif), kemauan untuk melaksanakan (aspek meningkatnya fungsi/peran kelompok tani
affektif) dan mampu menerapkan teknologi sebagai wahana belajar dan berusaha tani bagi
(aspek psychomotor) sesuai teknologi yang anggotanya, pemanfaatan limbah panen
dianjurkan. sebagai sumber hara tanaman sehingga dapat
Untuk mengetahui sejauh mana memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi dan
tingkatan kemampuan petani maka salah tugas kesuburan tanah
yang diemban oleh penyuluh pertanian adalah
melaksanakan kegiatan evaluasi dan pelaporan METODE PENELITIAN
yang juga sangat dibutuhkan untuk kegiatan
Metoda yang digunakan untuk
perencanaan ditahun berikutnya. Ada tiga
mengetahui tingkat perubahan dari berbagai
masalah pokok dalam pelaksanaan kegiatan ini
aspek seperti Pengetahuan, Sikap serta
antara lain : 1. Pengetahuan petani dalam
Keterampilan petani yaitu; 1. Wawancara dan
pembuatan dan penggunaan pupuk kompos
klasikal dilakukan untuk mendapatkan data
dari limbah jerami masih kurang (aspek
primer, 2. Ceramah dan diskusi diterapkan
kognitif), 2. Minat/ kemauan petani dalam
secara terpadu disaat memberikan materi
pembuatan dan penggunaan pupuk kompos
pelatihan, 3. Filed Day/Praktek kerja
dari limbah jerami padi masih rendah/kurang
dilaksanakan untuk mengukur ketrampilan
(aspek affektif), 3. Ketrampilan petani dalam
petani, 4. Konsultasi dan pelaporan untuk
pembuatan dan penggunaan pupuk kompos
memperoleh data skunder yang dibutuhkan.
dari limbah jerami padi masih kurang (aspek
Jumlah petani yang menjadi sample
psychomotor)
adalah semua petani peserta pelatihan
sebanyak 30 orang yang terdiri dari pengurus
Sih Nugrahini Widiastuti, Yayan Suryana, Agung Prabowo. Evaluasi Perubahan... 53
dan anggota kelompok tani. Secara umum dikatagorikan sebagai berikut (Ginting
tingkat kemampuan petani dan kondisi phisik 1998):
lahan dan tanamannya tidak berbeda nyata a. Kategori rendah (kurang efektif) =
sehingga untuk menarik sample (menentukan 33,33 %
responden) untuk evaluasi dilakukan penarikan b. Kategori sedang (efektif) =
secara sengaja/ Purposive Sampling (Manasse 33.33 – 66,66 %
Malo, 1986). c. Kategori tinggi (sangat efektif) =
Untuk menganalisa hasil perubahan lebih dari 66,66 %
perilaku bagi responden digunakan rumus
sebagai berikut (Ginting, 1993): Pengkajian ini dilaksanakan di
1. Untuk mengukur Effektifitas Penyuluhan kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan
(EP) Komering Ilir pada bulan Januari sampai
dengan Oktober 2016. Penentuan lokasi
��������
�������� � 100 % kecamatan menjadi sampel kegiatan dilakukan
��
������ ������ℎ�� secara sengaja berdasarkan data dari Dinas
��������
Peternakan Ogan Komering Ilir , yaitu
Keterangan:
�2 − �1
�� = �� � 100 %
kecamatan yang memiliki kelompok ternak
X1 = ∑ score pre test Kerbau Pampangan.
X2 = ∑ score post test Penyuluhan Pertanian sebagai sistem
SM = Score Maksimal Pendidikan non formal, untuk para petani dan
keluarganya dengan tujuan agar mereka
2. Untuk mengukur Effektifitas Perubahan mampu dan sanggup berswadaya dalam
Perilaku (EPP) memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan
mereka sendiri dan masyarakatnya (Salmon
�����������
��������
�� � 100 % Padmanegara, 1973). Penyuluhan Pertanian
� ������ �����������
�������� ditujukan untuk menyebabkan perilaku pada
Keterangan: sasaran. Penilaian yang baik adalah dengan
�2 − �1
��� = � 100 % menentukan jumlah dan mutu perubahan
�
Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) dapat (Sukandar Wiraatmadja, 1977). Oleh karena
itu maka tugas seorang Penyuluh Pertanian
54 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018
EP = 54,8 % (efektif)
56 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018
Berdasarkan Tabel 3, dapat dihitung terjadi kenaikan score sebesar 27,4 dari score
efektifiatas penyuluhan dan efektifitas maximal sebesar 50. Effektifitas Perubahan
perubahan peralaku sebagai berikut. Perilaku (EPP) yang dicapai mencapai 91,6 %
1. Efektifitas Penyuluhan ( EP ) terhadap (sangat efektif), sedangkan kegiatan
aspek Ketrampilan Penyuluhan Pertanian (EP) itu sendiri
�2 − �1 dikatagorikan efektif sebab dapat
�� � 100 %
= � meningkatkan pengetahuan petani sebesar
�
54,80 %
36,6 − 18,0
�� � 100 %
40 Peningkatan score tertinggi sebesar 3,0
=
pada variabel ketebalan lapisan kompos dan
18,6
� 100 % lama pembuatan kompos. Peningkatan score
�� 40
= terendah sebesar 2,5 terjadi pada butir
EP = 46,50 % (efektif) pertanyaan Tujuan pemberian kompos. Hal ini
dikarenakan sebab ternyata selama ini petani
2. Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) belum memanfaatkan jerami sebagai pupuk
�2 − �1 kompos dan penggunaan kompos untuk lahan
��� = � 100 %
������� usaha tani belum sesuai anjuran sehingga
����
petani merasa perlu menggunakan kompos
36,6 − 18,0
��� � 100 %
40 − 18,0 jerami untuk memperbaiki sifat pisik dan kimia
=
tanah agar kesuburannya meningkat.
18,6
��� = � 100 % Aspek Minat/ Kemauan/ Sikap (Affektif)
22
Peningkatan score yang terjadi pada
aspek ini sebesar 23,1 dari score pre test 23,9
EPP = 84,54 % (sangat efektif)
menjadi 47,0 pada post test. Efektifitas
Berdasarkan hasil analisa data pre test
Perubahan Perilaku (EPP) yang dicapai sebesar
dan post test yang dilaksanakan maka kegiatan
88,50 % (sangat efektif) sedangkan Efektifitas
penyuluhan pertanian yang dilaksanakan dalam
Penyuluhan (EP) sebesar 46,20 % ( efektif).
rangka pembuatan dan penggunaan pupuk
Peningkatan score tertinggi sebesar 2,6 terjadi
kompos jerami di Kabupaten OKI cukup
pada pertanyaan tentang ketebalan lapisan
berhasil baik, hal ini dapat dilihat dari
kompos. Peningkatan score terendah sebesar
Efektifitas Perubahan Perilaku (EPP) maupun
1,8 tentang pengertian pupuk kompos jerami
Efektifitas Penyuluhan (EP) yang mencakup
sebab bagi sebagian petani berpendapat pupuk
tiga aspek yaitu sebagai berikut.
kompos jerami tidak perlu dibuat namun akan
Aspek Pengetahuan (Kognitif) terbentuk secara alami.
Dari score awal (pre test) sebanyak
20,1 menjadi score 47,5 (post test) berarti
58 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018