Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN

“PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG

DI KELOMPOK TANIMARGO RAHARJO I DESA KETANDAN

KECAMATAN DAGANGAN KABUPATEN MADIUN”

Dosen Pengampu:

Dr. Suhirmanto, SP, M.Si

Oleh:

Disusun oleh : Fathur Rohman


NIRM : 04.01.01.21.206
Kelas : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (RPL-5/G)

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Desa Ketandan merupakan sebuah Desa diwilayah Kecamatan Dagangan Kabupaten madiun,
Provinsi JawaTimur. Potensi lahan pertanian di Desa Desa Ketandan kurang lebih 204 Ha. Potens
ilahan terdiri dari lahan sawah dan pekarangan. Lahan sawah untuk budidaya tanaman padi dan
hortikultura.Potensi peternakan yang banyak diusahakan oleh masyarakat Desa Desa Ketandan antara
lain adalah ternak ayam kampung,kambing, domba dan sapi. Wilayah Binaan Desa Desa Ketandan
meliputi 3(Tiga )Dusun terbagi atas 3 kelompok tani yaitu Margo raharjo I, Margo raharjo II, Margo
Rahrjo III .Sedangkan Luas lahan pertanian keseluruhan 204 ha lahan sawah dan pekarangan,yang
tediriatas : Sawah tekhnis 204 ha dan perkarangan 150 ha.

Adapun pola tanam di Desa Desa Ketandan adalah padi- padi-Polowijo. Dalam rangka
meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan, telah ditetapkan sasaran program
intensifikasi pertanian tanaman pangan Tahun 2022. Dari sasaran produksi dan produktivitas yang telah
ditetapkan diharapkan pencapaian pelestarian swasembada pangan untuk tanaman prioritas adalah :
- Padi 11.745 ton 53,90 kw/ha (Gabah Kering Panen)
- Jagung 29.241 ton 75,90 kw/ha (Pipil Kering)

Target yang ingin dicapai untuk tahun berikutnya diharapkan terus naik. Hal ini dilakukan agar
Indonesia tidak impor jagung namun pada kenyataannya di lapangan atau daerah produksi yang
dihasilkan belum mencapai sesuai potensi produktifitas. Berdasarkan data BPS Kabupaten madiun
dalam Angka bahwa produktifitas tanaman jagung khususnya di Kabupaten madiun per Ha adalah 7
ton pipil kering. Produktifitas ini masih di nilai rendah dibandingkan rata-rata produktifitas yang bisa
dicapai 8-11 ton/ha pipil kering.Masih rendahnya produksijagung ini disebabkan oleh berbagai faktor
antara lain seperti teknologi bercocoktanam yang masih kurang baik, kesiapan dan keterampilan petani
jagung yangmasih kurang, penyediaan sarana produksi yang masih belum tepat sertakurangnya
permodalan petani jagung untuk melaksanakan proses produksi sampaike pemasaran hasil dan pilihan
terhadap kombinasi penggunaan tenaga kerja,benih, pupuk, dan obat-obatan yang optimal maka akan
mendapatkan hasil yangmaksimal. Dengan kata lain suatu kombinasi input dapat menciptakan
sejumlahproduksi dengan cara yang lebih efisien (Soekartawi 2002, h.24)
1.2 Tujuan Evaluasi

1) Untuk mengetahui persepsi petani terhadap inovasi teknologi system pemupukan berimbang di
Kelompok Margo Raharjo I
2) Untuk mengetahui sikap petani terhadap inovasi teknologi system pemupukan berimbang di
Kelompok Margo Raharjo I
3) Untuk mengetahui hubungan persepsi dengan sikap petani terhadap inovasi teknologi
System pemupukan berimbang di Kelompok Margo Raharjo I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber
pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor pertanian dapat ditunjukkan dengan
aktifitas dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu sub sektor pertanian yang sangat penting
adalah sub sektor tanaman pangan karena pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Kebutuhan akan pangan terus meningkat di karenakan setiap tahun jumlah penduduk Indonesia terus
meningkat, sementara produksi pangan dari periode ke periode semakin lama semakin menurun
(Khairudin, 2003).

Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi karena perannya
selain sebagai pengganti beras , sebagian besar penduduk Indonesiamenjadikan juga komoditas pangan
penting dalam perdagangan produk pertanian. Komoditas jagung mempunyai utility yang sangat
strategis, baik dalam system ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi
nasional. Jagung digunakan sebagai food, feed dan foel. Permintaan jagung baik untuk industry
pangan, pakan dan kebutuhan industri. Dalam industri pangan, jagung digunakan sebagai bahan baku
untuk industri tepung jagung, industry minyak goreng, industry fermentasi dan industry pemanis/
sweetener. Penggunaan jagung sebagai pakan ternak secara intensif diawali denga berkembangnya
peternakan ayam ras beserta industry pakansejak tahun 1970-an.

Pemupukan berimbangdapatdiartikan sebagai pemupukanyang lengkap(Urea, TSP/SP-


36,KCl)dengantetapmemperhatikan kebutuhan unsur hara mikro. Meskipun dibutuhkan dalam
jumlah sedikit, unsur hara mikro (terutama unsur hara mikro esensial) mempunyaiperanan
penting dalam metabolisme dan proses fisiologis tanaman yangujungnya berpengaruhterhadap
produksi tanaman.

Penggunaanpupuk yang tidak berimbang akanmenyebabkan penurunanproduktivitasdan


mutu hasil. Olehkarena ituperlu dilakukan upaya untuk mendorong petani menggunakan
pupuk secaraberimbang.Pemberian pupukharus mempertimbangkan waktu,jenis, dosis,caradan
lokasinya.Seorangpetani harustahukapan saatnya melakukan pemupukan, jenis pupuk yang
dibutuhkan tanaman, dosispemupukan,cara pemberian dan lokasi pemberiannya sehingga
pupuk yang diberikan benar-benarbermanfaatbagi tanamanjagung.
Rendahnya produktifitas jagung disebabkan antara lain petani belum melakukan pemupukan
rasional dan berimbang, yang didasarkan pada kondisi hara tanah. Benih menggunakan varietas unggul
atau hibrida yang memiliki potensi tinggi apabila tingkat ketersediaan hara cukup, akan tetapi
sebaliknya akan terjadi penurunan hasil yang tajamjika ketersediaan hara tidak mencukupi.
Kebanyakan petani hanya menggunakan pupuk urea atau kombinasi urea + ZAsementara lahan usaha
tani jagung mungkin kahat N, P dan K sehingga perlu kombinasi NPK. Akibatnya, produksi yang
dicapai rendah dan masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan pengelolaan tanaman khususnya
pemupukan.

Pengelolaan usahatani jagung diperlukankemampuan petani agar produktivitas


per hektamyameningkat. Apalagi pemuda yang tidak mendapatkan pekerjaan beralih ke
pekerjaan bidang pertanian yang dianggap bisa dikerjakan. Hal inimenyebabkan kemampuan
yang dimilikinya dalamberusahatanimasihrendah. Beberapa faktoryang
mempengaruhikemampuan petani adalahpengetahuan,keterampilan,motivasi, karakteristik
pribadi. Dalamhal ini, kemampuan petanidalammenerapkanteknologi
pemupukanberimbangsangatdi perlukan untuk meningkatkan produktivitas hasiljagung ton per
hektamya.
METODEPELAKSANAAN

3.1 Tempat danWaktu

Penyuluhandanpengambilandataevaluasihasilpenyuluhantentang Sistem
Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Jagung diDesa Desa Ketandan Kecamatan
Dagangan Kabupaten madiun.Evaluasi ini diawali dengan identifikasi potensi
wilayah, pengumpulan data, mengolah data, dan penulisan laporan.

3.2 LangkahKerja

3.2.1 MenentukanTopikEvaluasi

Materi evaluasi penyuluhan yang digunakan adalah Sistem Pemupukan Berimbang


Pada Tanaman Jagung

3.2.2 MetodePelaksanaan

Berikut uraian metode pelaksanaan evaluasi tentang Sistem Pemupukan Berimbang


pada Tanaman Jagung adalah sebagaiberikut :

No Variabel Sub Variabel Indikator


1 Pengetahuan petani terhadap Memahami Memahami cara penerapan
Pemupukan Berimbang pada pemupukan berimbang
Tanaman Jagung Mengetahui Mengetahui penerapan system
pemupukan berimbang
Aplikasi Mampu menerapkan system
pemupukan berimbang
Analisis Mampu menganalisis penyuluhan
Evaluasi Mampu melakukan penilaian
terhadap materi yang telah diberikan
Sintesis Mampu membuat formulasi baru
setelah diberikan penyuluhan
2 Sikap petani terhadap system Merespon Kelompok tani mampu menilai
Pemupukan berimbang system pemupukan berimbang
Kelompok tani mampu menilai
system pemupukan berimbang

Menerima a. Kelompok tani tertarik


mengenai pemupukan
berimbang
b. Kelompok tani mengetahui
kelebihan dan manfaat
pemupukan berimbang
c. Kelompok tani mau melihat
dan menerapkan pemupukan
berimban
Tanggungjawab Kelompok tani tetap menggunakan
dan menerapkan pemupukan
berimbang meskipun banyak petani
yang masih menggunakan pupuk
sejenis saja
Menghargai Kelompok tani mampu mengajak
dan mempengaruhi petani lain untuk
menerapkan pemupukan berimbang

3.2.3 MerancangKegiatanEvaluasi

1) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan BPPKecamatan Dagangan.

2) Koordinasi dengan ketua kelompok tani dan melakukan survey lokasi.

3) Merancang instrument sesuai program yang dievaluasi.

4) Melakukan kegiatan evaluasi dengan pemberian kuesioner kepetani.

3.2.4 Penetapan Sasaran

Dalam evaluasi ini ditetapkan populasi sasaran evaluasi program sistem


pemupukan berimbang pada tanaman jagung adalah Kelompok Tani Progo Jaya
Desa Desa Ketandan,Kecamatan Dagangan, Kabupaten madiun yang sudah
mendapatkan penyuluhan tentang program penerapan sIstem pemupukan
berimbang pada tanaman jagung. Jumlah angggota aktif Kelompok Margo rahrjo
I adalah 20 orang dan seluruhnya akan menjadi populasi sekaligus sampel dalam
evaluasiini.

3.2.5 MetodePengumpulanData

Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini yaitu data primer dan sekunder, data primer
diperoleh melalui wawancara dan pembagian kuesioner kepada petani yang telah mendapat
penyuluhan dan telah menerapkan system pupuk berimbang, juga melakukan wawancara
kepada penyuluh pertanian.Sedangkan data sekunder didapat dari instansi atau lembaga
terkait seperti Balai Penyuluhan Pertanian,dan KantorDesa .

3.2.6 Evaluasi Data

Pelaksanaan Kegiatan dilakukan pada tanggal 14 juli 2022 di Kelompok

Margo Raharjo I Kecamatan Dagangan Kabupaten madiun

3.2.7 JenisEvaluasi

Jenis evaluasi penyuluhan pertanian yang dilaksanakan yaitu On Going.

3.2.8 MetodeAnalisisData

Untuk membuktikan terdapat keberhasilan evaluasi program, pelaksanaan program


dan hasil program dianalisis secara deskriptif.Untuk mengetahui evaluasi program dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan Model CIPP (Context, Input,Process,Product),yang
berguna untuk mengetahui indikator penilaian program Sistem Pemupukan Berimbang pada
Tanaman Jagung.

3.2.9 Data Pembanding

Data pembanding yang digunakan merupakan data yang ada pada BPP

setempat.

3.2.10InstrumenEvaluasi

Pada intrumen evaluasi ini,untuk pembagian kuesionerdengan penilaian


skalanilaiuntukmengetahuipemahamanpetaniterhadap materiyangtelah disampaikan.
Kuesioner Pengetahuan

KUESIONER PENGETAHUAN PETANI TERHADAP


SISTEM PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG
DIDESA DESA KETANDANKECAMATANDAGANGAN
KABUPATEN MADIUN PROVINSIJAWA TIMUR

I. IDENTITASRESPONDEN

1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. JenisKelamin : ......................................................................................
4. PendidikanTerakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. StatusdalamKelompok : .....................................................................................
8. LamaMenjadi Anggota : ......................................................................................

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai
dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.

2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada yang
menyerahkan kuesioner ini pertama kali.

3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

4. *) Coret yang tidak perlu


PernyataanTertutup( PENGETAHUAN:SKALA GUTTMAN )

NO PERNYATAAN ALTERNATIF
SS S N TS STS
1 Pemupukan berimbang adalah cara pemupukan berdasarkan
kebutuhan tanaman
2 Pemupukan berimbang pada tanaman jagung dapat meningkatkan
efektifitas pemakaian pupuk
3 Tahapan dalam penerapan pemupukan berimbang pada tanaman
jagung berpengaruh pada peningkatan produktifitas
4 Anjuran pemupukan berimbang pada tanaman jagung
berpengaruh pada efisiensi penggunaan pupuk
5 Penggunaan pupuk kimia bisadi kombinasikan dengan
menggunakan pupuk organik padat dari kotoran hewan ternak
6 Pemupukan berimbang pada tanaman jagung dapat meningkatkan
produktifitas dengan menggunakan pupuk majemuk
7 Pemupukan berimbang pada tanaman jagung mempunyai
prinsip5 T ( tepat waktu, jenis, dosis, cara dan lokasi ) dalam
budidaya tanaman jagung
8 Mengukur kebutuhan pupuk pada tanaman adalah dengan
menggunakan bagan warna daun ( BWD )
9 Pemupukan yang sering diabaikan oleh petani adalah pupuk
dasar , fase yang rawan bagi pertumbuhan dan perkembangan
Pupuk dasar berfungsi untuk menyiapkan nutrisi bagi tanaman
pada fase awal pertumbuhan.
10 Pupuk diberikan dengan cara ditugal atau ditebar di antara larikan
pada kedalaman 3-5 cm
TOTAL
A. KuesionerSikap

KUESIONER SIKAP PETANI


TERHADAP PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG
DI DESA DESA KETANDAN KECAMATAN DAGANGAN
KABUPATEN MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

I. IDENTITASRESPONDEN

1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. JenisKelamin : ......................................................................................
4. PendidikanTerakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. StatusdalamKelompok : ......................................................................................
8. LamaMenjadi Anggota : ......................................................................................

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon member tanda silang(√)pada jawaban yang Bapak / Ibu anggap paling sesuai dan
mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.

2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada yang
menyerahkan kuesioner ini pertama kali.

3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

4. *)Coret yang tidak perlu


PernyataanTertutup( SIKAP: SKALA LINKERT)

NO PERNYATAAN ALTERNATIF
SS S N TS STS
1 Penerapan Sistem pemupukan berimbang pada tanaman jagung
bukan merupakankegiatanyang sulit di lakukan
2 Tahap penerapan Sistem pemupukan berimbang yang baik
dapat mempengaruhi hasil produksi tanaman jagung
3 KetepatanpenerapanSistempemupukan berimbang
akanberpengaruhdalamhasilakhir produksitanaman jagung
4 Waktu penerapan Sistem pemupukan
berimbangakanmempengaruhihasilpanenjagung
5 Penyampaian materi Sistem pemupukan berimbang pada
tanaman jagung oleh penyuluh sesuai dengan kebutuhan petani
6 Dalam tahapan proses penerapan Sistem pemupukan berimbang
pada tanaman jagung tidak ada langkah yang rumit dilakukan
7 Penerapan pemupukan berimbang pada tanaman jagung
dibutuhkan oleh masyarakat dalam kegiatan pertanian dalam
peningkatan produksi hasil tanam
8 Sarana dan Prasarana  (berupa pupuk) mudah diperoleh.
9 Menanam jagung tidak perlu dilakukan pemupukan secara tepat
jenis karena tanah cukup subur dan menghasilkan produksi yang
baik
10 Perlu adanya evaluasi materi tentang penerapan Sistem
pemupukan berimbang pada tanaman jagung terhadap baik
buruknya program yang di jalankan.
TOTAL
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN RUMUSAN DATA
4.1 Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Statistik deskriptif.
1. Pembobotan
Tingkat Kinerja hasilpenyuluhan diberi bobot dengan menggunakan skala likert sebagai
berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5
b. Jawaban Setuju diberi bobot 4
c. Jawaban Netral diberi bobot 3
d. Jawaban Tidak setuju diberi bobot 2
e. Jawaban Sangat Tidak setuju diberi bobot 1
4.2 Karakteristik Responden
Tabel 1. Data Responden
JENIS LAMA
UMUR GARAPAN
No NAMA KELA PENDIDIKAN BERTANI
(THN) (HA)
MIN (THN)
1 SADINO L 44 S1 0,33 20
2 MARZUKI L 32 SLTA 0,96 9
3 SUYATI P 55 SLTA 0,25 15
4 SOLIKIN L 48 SLTA 1,25 15
5 MARKABAN L 53 S1 0,37 10
6 RUDI L 43 SLTA 2,00 15
7 SAEMO L 61 SD 0,36 18
8 SUKIR L 52 SLTA 0,37 13
9 SUMARNO L 46 SLTP 0,33 14
10 ABDUL ROHMAT L 52 SLTA 1,30 15
11 SANUSI L 60 SLTA 0,51 30
12 HARI L 45 SLTA 0,32 15
13 SAIMEN L 55 SLTP 0.43 35
14 SALAMIN L 50 SD 0,22 25
15 KEMI L 43 SLTA 0,15 23
16 SUTOMO L 54 SLTP 0,35 20
17 JOKO L 35 SLTA 0.25 15
18 ARIS L 38 SLTA 0,20 10
19 IRFAN L 40 SLTA 0,35 15
20 MINTO L 44 S1 0,52 14
4.3 Pencapaian Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan responden  tentang pemupukan
berimabang pada tanaman padi sawah. Untuk itu dilakukan evaluasi awal dan akhir untuk mengetahui
tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan.

REKAPITULASI DATA TES AWAL


DARI 10 ORANG PETANI DIPEROLEH DATA SEBAGAI BERIKUT :
JAWABAN SKALA SKOR JUMLAH ORANG
MENJAWAB SANGAT SETUJU 5 6
SETUJU 4 8
NETRAL 3 2
TIDAK SETUJU 2 2
SANGAT TIDAK SETUJU 1 2
TOTAL 20

REKAPITULASI DATA TES AKHIR


DARI 20 ORANG PETANI DIPEROLEH DATA SEBAGAI BERIKUT :
JAWABAN SKALA SKOR JUMLAH ORANG
MENJAWAB SANGAT SETUJU 5 10
SETUJU 4 8
NETRAL 3 1
TIDAK SETUJU 2 1
SANGAT TIDAK SETUJU 1 0
TOTAL 20

HASIL DARI 20 ORANG SEBAGAI BERIKUT :


TES AWAL
JUMLAH ORANG KUALIFIKASI SCORE TES AWAL
6 ORANG SANGAT SETUJU 5 6 X 5 = 30
8 ORANG SETUJU 4 8 X 4 = 32
2 ORANG NETRAL 3 2X3=6
2 ORANG TIDAK SETUJU 2 2X2=4

2 ORANG SANGAT TIDAK SETUJU 1 2X1=2

TOTAL SCORE 74
TOTAL SCORE IDEAL 5 X 20 = 100
SCORE TERENDAH 1 X 20 = 20

TES AKHIR
JUMLAH ORANG KUALIFIKASI SCORE TES AKHIR
10 ORANG SANGAT SETUJU 5 10 X 5 = 50
8 ORANG SETUJU 4 8 X 4 = 32
2 ORANG NETRAL 3 2 X3=6
TIDAK SETUJU 2 0 X2=0

SANGAT TIDAK SETUJU 1 0 X1=0

TOTAL SCORE 88
TOTAL SCORE IDEAL 5 X 20 = 100
SCORE TERENDAH 1 X 20 = 20

Jadimateri tentangSistem pemupukan berimbang pada tanaman


jagungolehpenyuluhsesuaidengankebutuhan petani = (88/100)x 100 %= 88 % Dari 100 % yang
diharapkan secara kontinum sebagai berikut :

20 40 60 80 100
88

Jarak Interval antara jenjang sebagai berikut :


Jarak interval = skor tertinggi – skor terendah
Jumlah interval kelas

= 100 – 20 = 16
5

KOLOM EVALUASI

NO KRITERIA TUJUAN PROGRAM NILAI TINGKAT EFEKTIFITAS


Tujuan ditetapkan Tujuan tercapai Skor Skor Program Peningkatan
Awal Akhir Ketrampilan
1 Anggota kelompok 88 % anggota 74 88 Efektif Efektif
Margo Raharjo I dapat kelompok Margo
menerapkan Raharjo I dapat
pemupukan berimbang menerapkan
pada tanama jagung pemu[pukan
sesuai5 T ( tepat berimbang pada
waktu, jenis, dosis, tanama jagung
cara dan lokasi) sesuai5 T ( tepat
waktu, jenis,
dosis, cara dan
lokasi)

Nilai tertinggi dari setiap soal adalah 3 sehingga jawaban benar semua adalah 10 x 3 = 30 .
Sedanmgkan nilai trendah adalah 1 x 1 = 1. Kriteriaperolehannilaiyangdigunakansebagaiberikut:

1. 1. 20≤kurangefektif≤40
2. 2. 41<cukupefektif≤60
3. 3. 61<efektif≤80
4. 4. 81<sangatefektif≤100
Target = skor maximal x jumlah responden = 100 x 20 = 2000
1. Pengetahuan sebelum penyuluhan ( nilai tes awal ) = 1480
2. Kesenjangan = ( target – tes awal ) = 520
3. Pengetahuan setelah penyuluhan ( nilai tes akhir ) = 1760
4. Peningkatan pengetahuan ( Tes akhir – tes awal ) = 280
5. Efektifitas peningkatan pengetahuan
Efektifitas = Tes akhir – tes awal x 100 % = 282 x 100 % = 54,2 %
Target – tes awal 520
BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data evaluasi penyuluhan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan yang diharapkan. Hasil analisis data
menunjukkan tingkat pengetahuan responden meningkat rata-rata sebesar 54,2%
2.Kinerja pelaksanaan penyuluhan secara keseluruhan dianggap baik mencapai 88 %.

5.2 Saran     
1. Perlu dilakukan perbaikan terhadap materi yang akan disampaikan kepada sasaran (petani).
2. Kinerja pelaksanaan penyuluhan masih perlu ditingkatkan 
.

Anda mungkin juga menyukai