Anda di halaman 1dari 13

MOTIVASI PETANI DALAM OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN UNTUK

BUDIDAYA SAYURAN DENGAN TEKNIK VERTIKULTUR


DI KELURAHAN KRICAKKECAMATANTEGALREJO
KOTAYOGYAKARTADAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lu’lu’ Muzayyanah,1 Ir. B. Budi Setiawati, MP.,2 Galuh H.E. Akoso, SP., M.Sc.2

Intisari
Kajian Tugas Akhir (TA) ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi petani dalam
optimalisasi lahan pekarangan untuk budidaya sayuran dengan teknik vertikultur di Kelurahan
Kricak Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta yang dibagi menjadi Motivasi Fisiologi,
Sosiologi dan Aktualisasi Diri. Kajian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.
Pemilihan kabupaten, kecamatan dan kelompok tani dilakukan secara purposive,
sedangkanpemilihan sampel dilakukan secara Sensus atau Sampel Jenuh. Hasil kajian
menunjukkan bahwa capaian skor motivasi petani yaitu 935 (64,9%) artinya Motivasi Petani
berada dalam Tingkat Capaian Sedang dengan Kategori Kurang Setuju, capaian skor motivasi
fisiologi yaitu 379 (60%) artinya Motivasi Fisiologi Petani berada dalam Tingkat Capaian
Sedang dengan Kategori Kurang Setuju dalam hal keinginan untuk memperoleh penghasilan
yang lebih baik, capaian skor motivasi sosiologi yaitu 316 (70,2%) artinya Motivasi Sosiologi
Petani berada dalam Tingkat Capaian Sedang dengan Kategori Kurang Setujudalam hal
keinginan untuk meperoleh bantuan dari pihak lain dan capaian skor motivasi aktualisasi diri
yaitu 240 (67%) artinya Motivasi Aktialisasi Diri Petani berada dalam Tingkat Capaian Sedang
dengan Kategori Kurang Setuju dalam hal keinginan untuk mengembangkan kegiatan
pertanian.
Kata Kunci: Motivasi, Optimalisasi, Pekarangan, Sayuran, Vertikultur.

Abstact
This Final Project Studyaimed to determine the level of farmer's motivation in yard
optimization for vegetable cultivation using verticulture techniques at Kricak Village,
Tegalrejo District, Yogyakarta City. This study was divided into Motivation in Physiology,
Sociology and Self Actualization. This study used descriptive method research. The selection
of district, village and farmer groups was carried out purposely, while the sample selection
was done by census or saturated sample. The results of the study showed that the achievement
score of farmer's motivation was 935 (64.9%) which meant that Farmer Motivation was in the
Medium Level with Less Agreed category. The achievement score of physiological motivation
was 379 (60%) which meant Farmer's Physiology Motivay was in the Medium Level with Less
Agreed category in terms of willing to get a better income. The achievement score of farmer's
sociology motivation was 316 (70.2%) which meant that Farmer Sociology Motivation was in
the Medium Level with Less Agreed Category in terms of willing to get help from other parties.
Lastly, the farmer's self-actualization motivation score was 240 (67%) which meant that the
Farmers Self-Activation Motivation was in Moderate Level with Less Agreed category in terms
of willing to develop agricultural activities.
Keyword :Motivation, Optimalization, Vegetable, Verticulture, Yard.

1) Mahasiswa Tingkat IV Polbangtan Yogyakarta-Magelang Jurusan Pertanian Prodi Penyuluhan


Pertanian Berkelanjutan
2) Dosen Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang Jurusan Pertanian
2

PENDAHULUAN Walaupun pekarangan cenderung


memiliki luasan lahan yang relatif
Sektor pertanian mempunyai sempit, namun jika dimanfaatkan secara
peranan strategis terutama sebagai maksimal dapat menghasilkan berbagai
penyedia pangan rakyat Indonesia, bahan pangan mulai dari umbi-umbian,
berkontribusi nyata dalam penyediaan sayuran, buah-buahan, bahan tanaman
bahan pangan, bahan baku industri, rempah dan obat serta bahan pangan
bioenergi, penyerapan tenaga kerja yang hewani berupa unggas, ternak kecil
akan berdampak pada penurunan tingkat maupun ikan. Dengan pengelolaan
kemiskinan dan menjaga pelestarian pekarangan dengan baik dan benar,
lingkungan (Permentan No. 67 Tahun maka didapatkan beberapa manfaat
2016). Dalam memperkuat sektor antara lain terpenuhinya kebutuhan
pertanian perlu adanya upaya dalam konsumsi dan gizi keluarga, menghemat
mewujudkan ketahanan pangan yang pengeluaran dan dapat memberikan
bermuara pada terealisasikannya tambahan pendapatan bagi keluarga.
Indonesia sebagai Lumbung Pangan
Dunia 2045. Maka dari itu, pemerintah Kelurahan Kricak merupakan
harus melakukan kebijakan-kebijakan kelurahan terluas yang ada di Kecamatan
pangan yang meliputi pasokan, Tegalrejo, memiliki luasan wilayah yang
diversifikasi, keamanan, kelembagaan sama dengan Kelurahan Karangawaru
dan organisasi yang dilakukan untuk yaitu 82 Ha. Kelurahan Kricak terbagi
meningkatkan kemandirian pangan menjadi 13 RW dan 61 RT. Pada
(Arifin, 2004). Tanggal 21 Maret 2019 pernah
dilaksanakan Sekolah Lapang
Jumlah penduduk di Indonesia Vertikultur yang diikuti oleh Kelompok
mengalami pertumbuhan setiap Tani Dewasa (KTD) Ngremboko dengan
tahunnya, hal ini berdampak pada jumlah peserta 30 orang. Namun setelah
semakin banyak terjadi alih fungsi lahan diadakan transfer teknologi, hanya 12%
pertanian . Hal ini tentu akan anggota KTD Ngremboko yang
mengancam terealisasikannya ketahanan menerapkan teknik vertikultur untuk
pangan di Indonesia. Konsep ketahanan menanam sayuran di lahan pekarangan,
pangan menurut Undang-Undang hal ini disebabkan rendahnya motivasi
Nomor 7 Tahun 1996 adalah kondisi anggota KTD Ngremboko dalam
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga optimalisasi pemanfaatan lahan
yang tercermin dari tersedianya pangan pekarangan dengan teknik vertikultur
yang cukup, baik jumlah maupun meskipun telah menerima transfer
mutunya, aman, merata, dan terjangkau. teknologi. Padahal teknik vertikultur
Konsep yang dipaparkan dalam undang- dinilai teknik yang sangat sesuai dengan
undang tersebut dikembangkan lagi kondisi sempitnya lahan pertanian di
menjadi konsep pemanfaatan lahan daerah perkotaan.
pekarangan yang didasari oleh adanya
potensi lahan pekarangan yang belum Berdasarkan penjelasan di atas,
termanfaatkan dengan maksimal. maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
Pemanfaatan lahan pekarangan
untuk pengembangan pangan rumah 1. Bagaimana Tingkat Motivasi
tangga merupakan salah satu cara Fisiologi Petani dalam Optimalisasi
mewujudkan kemadirian pangan yang Lahan Pekarangan untuk Budidaya
dapat dimulai dari rumah tangga.
3

Sayuran dengan Teknik dengan teknik vertikultur di lahan


Vertikultur? pekarangan sehingga dapat
2. Bagaimana Tingkat Motivasi dilakukan dengan lebih baik
Sosiologi Petani dalam Optimalisasi 3. Bagi Mahasiswa, dapat menjadi
Lahan Pekarangan untuk Budidaya bahan pembelajaran mengenai cara
Sayuran dengan Teknik mengidentifikasi dan menganalisis
Vertikultur? masalah, mampu mengembangkan
3. Bagaimana Tingkat Motivasi cara berpikir sesuai dengan kaidah
Aktualisasi Diri Petani dalam ilmiah serta sebagai bahan
Optimalisasi Lahan Pekarangan penyusunan Tugas Akhir (TA)
untuk Budidaya Sayuran dengan program Diploma IV Politeknik
Teknik Vertikultur? Pembangunan Pertanian
4. Bagaimana Tingkat Motivasi Petani Yogyakarta Magelang Jurusan
dalam Optimalisasi Lahan Pertanian Program Studi
Pekarangan untuk Budidaya Penyuluhan Pertanian
Sayuran dengan Teknik Berkelanjutan.
Vertikultur?
Menurut Uno (2017), motivasi
Tujuan dari penelitian yang adalah dorongan dasar yang
dilakukan adalah sebagai berikut: menggerakkan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri
1. Untuk mengetahui TingkatMotivasi seseorang untuk menggerakkan untuk
Fisiologi Petani dalam Optimalisasi melakukan sesuatu yang sesuai dengan
Lahan Pekarangan untuk Budidaya dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu,
Sayuran dengan Teknik Vertikultur perbuatan seseorang yang didasarkan
2. Untuk mengetahuiTingkat Motivasi atas motivasi tertentu mengandung tema
Sosiologi Petani dalam Optimalisasi sesuai dengan motivasi yang
Lahan Pekarangan untuk Budidaya mendasarinya.
Sayuran dengan Teknik Vertikultur
3. Untuk mengetahuiTingkat Motivasi Dalam bukunya yang berjudul
Aktualisasi Diri Petani dalam Motivation and Personality (1954) yang
Optimalisasi Lahan Pekarangan dikutip oleh Sobur (2003), Maslow
untuk Budidaya Sayuran dengan menggolongkan kebutuhan manusia itu
Teknik Vertikultur pada lima tingkat kebutuhan (five
4. Untuk mengetahui Tingkat Motivasi hierarchy of needs). Kelima tingkat
Petani dalam Optimalisasi Lahan kebutuhan itu menurut Maslow ialah
Pekarangan untuk Budidaya Kebutuhan Fisiologis, Kebutuhan Akan
Sayuran dengan Teknik Vertikultur Rasa Aman, Kebutuhan Cinta dan
Dimiliki-Memiliki, Kebutuhan
Manfaat dari penelitian yang telah Penghargaan dan Kebutuhan Aktualisasi
dilakukan adalah sebagai berikut: Diri.
1. Bagi Pemerintah, diharapkan Salah satu upaya yang dapat
penelitian ini mampu memberikan dilakukan dalam meningkatkan
manfaat dalam hal memberikan penganekaragaman konsumsi pangan
informasi dan sebagai landasan skala mikro adalah dengan optimalisasi
dalam menentukan kebijakan lahan pekarangan dalam memenuhi
2. Bagi Petani, penelitian ini dapat kebutuhan pangan bagi keluarga.
memberikan gambaran terkait Pekarangan merupakan sebidang lahan
motivasi dalam budidaya sayuran
4

yang berada di sekitar rumah dengan Pemanfaatan lahan pekarangan di RT 11 RW 03


status kepemilikan pribadi dan memiliki Kelurahan Kricak untuk budidaya sayuran dengan
batas-batas yang jelas, baik berupa teknik vertikultur menjadi optimal

tembok, pagar besi, pagar tanaman


tergantung pada adat, kebiasaan, sosial- Meningkatnya motivasi petani dalam optimalisasi
budaya masyarakat, status ekonomi, lahan pekarangan untuk budidaya sayuran dengan
teknik vertikultur
lokasi pekarangan, dan lain-lain (Arifin
et al. 1997 dalam Azra et al. 2014).
Melakukan penyuluhan dengan materi desain
Vertikultur adalah pola bercocok pemberdayaan untuk meningkatkan motivasi
tanam yang menggunakan wadah tanam petani dalam optimalisasi lahan pekarangan untuk
budidaya sayuran dengan teknik vertikultur
vertikal untuk mengatasi keterbatasan
lahan. Tempat media vertikultur dapat
menggunakan bambu, talang, rak kayu Mengetahui Tingkat MotivasiPetani dalam
Optimalisi Pemanfaatan Pekarangan dan
bertingkat dll. Media tanam digunakan ditemukan inovasi untuk desain pemberdayaan
bisa campuran tanah, kompos, dan Optimalisasi Lahan Pekarangan dengan Teknik
sekam. Jenis tanaman yang ditanam dari Vertikultur
tanaman sayursayuran dan sayuran buah
serta tanaman hias. Pertanian perkotaan Motivasi Motivasi Motivasi
merupakan sebuah upaya pemanfaatan Fisiologi Sosiologi Aktualisasi Diri
ruang minimalis yang terdapat di
perkotaan untuk dimanfaatkan agar
dapat menghasilkan produksi. Produksi Kajian Motivasi Petani dalam optimalisasi
ini berkaitan dengan pemenuhan pemanfaatan pekarangan untuk budidaya sayur
dengan teknik vertikultur
kebutuhan pangan, kenyamanan hidup
ditengah polusi udara perkotaan dan
menghadirkan nuansa estetika di rumah 88% anggota KTD Ngremboko belum
kota (Hidayati et al., 2018). memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya
sayuran dengan metode vertikultur
Kerangka pikir kajian yang
dilaksanakan dapat dilihat dalam
Baru 47% lahan pekarangan di RT 11 RW 03
Gambar. 1 di bawah ini: Kelurahan Kricak yang dimanfaatkan untuk
budidaya sayuran

= Berhubungan Langsung
Gambar 1. Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN Metode Penelitian


Waktu dan Tempat Metode yang digunakan dalam
kajian ini menggunakan metode
Kajian dilaksanakan pada bulan penelitian deskriptif kualitatif. Metode
Oktober 2019 – Juli 2020 di Kelompok penelitian kualitatif adalah metode
Tani Dewasa Ngremboko RT 11 RW 03 penelitian yang berdasarkan pada filsafat
Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo postpositivisme, digunakan untuk
Kota Yogyakarta Daerah Istimewa meneliti pada kondisi objek yang
Yogyakarta. alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan
5

data dilakukan dengan triangulasi Uji Reliabilitas dilakukandengan


(gabungan), analisis data bersifat menggunakan Teknik Alpha Cronbach
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian dengan bantuan SPSS 16.
kualitatif lebih menekankan makna Skala Pengukuran dan Teknik
daipadageneralisasi. Penelitian Analisis Data
deskriptif dapat diartikan sebagai Penelitian ini kriteria menggunakan
penelitian dengan variabel mandiri baik Skala Likert sedangkan skor
hanya satu variabel atau lebih (variabel menggunakan Skala Ordinal yang
yang berdiri sendiri). Dalam penelitian mempunyai gradasi dari positif, netral
ini, peneliti tidak membandingkan sampai negatif, yang dapat berupa kata-
variabel yang satu pada sampel yang kata Setuju dengan skor 3, Kurang
lain, hanya mencari hubungan variabel Setuju dengan skor 2 dan Tidak Setuju
satu dengan variabel yang lain (Siyoto dengan skor 1, untuk mengukur Motivasi
dan Sodik, 2015). Petani yaitu Motivasi Fisiologis,
Motivasi Sosiologis dan Motivasi
Penelitian ini menggunakan teknik Aktualisasi Diri dalam Optimalisasi
survei, yaitu penelitian yang diadakan Pemanfaatan Lahan Pekarangan untuk
untuk memperoleh fakta-fakta dari Budidaya Sayuran dengan Teknik
gejala-gejala yang ada, dan mencari Vertikultur.
keterangan-keterangan secara faktual, Dalam kajian ini, teknik analisis
baik tentang institusi sosial, ekonomi, data yang digunakan adalah teknik
atau politik dari suatu kelompok ataupun analisis data melalui statistika deskriptif
suatu daerah. Dalam penelitian survei, yaitu menganalisis data dengan cara
peneliti meneliti karakteristik atau menggambarkan atau mendeskripsikan
hubungan antar variabel tanpa adanya data tersebut melalui tabel, median dan
intervensi (Nazir, 2013). modus.
Populasi dan Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Populasi dalam a. Karakteristik Responden Menurut
penelitian ini adalah anggota Kelompok Usia
Tani Dewasa Ngremboko berjumlah 30 Sebagian besar responden yaitu
orang yang mengikuti Sekolah Lapang sebanyak 25 orang (83%) berada
Vertukultur pada Tanggal 21 Maret dalam kategori usia produktif yaitu
2019. Karakteristik Sampel dalam 15-64 Tahun sedangkan 5 orang
penelitian ini adalah Anggota Kelompok responden (17%) sudah tidak
Tani Dewasa Ngremboko Kelurahan produktif dengan usia di atas 64
Kricak berujumlah 30 orang (Sampel Tahun.
Jenuh/sensus) yang pernah mengikuti b. Karakteristik Responden Menurut
kegiatan Sekolah Lapang Vertikultur Pendidikan
pada Tanggal 21 Maret 2019. Terdapat 15 orang (50%) responden
Teknik Pengumpulan Data berpendidian terakhir SMA, sebanyak
Teknik pengumpulan data pada 20% responden masing-masing
kajian ini adalah dengan Interview, merupakan lulusan SLTP dan
Observasi dan Kuisioner. Perguruan tinggi dengan jumlah
Uji Validitas dan Reliabilitas masing-masing 6. Sedangkan 3 orang
Uji Valididtas dilakukandengan (10%) responden tidak sekolah/tidak
menggunakan Teknik Uji Validitas tamat SD.
Konstruk dengan bantuan SPSS 16.
6

c. Karakteristik Responden Menurut 2 (Keinginan untuk memenuhi


Pengalaman Bertani kebutuhan hidup keluarga dalam
Pada penelitian ini, seluruh responden kecukupan gizi)dengan capaian skor
(100%) memiliki pengalaman bertani 68 (75%) termasuk dalam kategori
kurang dari 5 tahun. Kurang Setuju dengan Tingkat
d. Karakteristik Responden Menurut Capaian Sedang. Sedangkan
Luas Lahan Pekarangan perolehan skor terendah yaitu pada
Sebagian besar responden (86,7%) butir soal nomor 4 (Keinginan untuk
memiliki luasan lahan pekarangan memperoleh pendapatan yang
yang sempit dengan luasan kurang lebih baik) dengan capaian skor 40
dari 50m2sedangkan sebagian kegil (44%) termasuk dalam kategori
responden sebanyak 4 orang (13,3%) Tidak Setuju dengan Tingkat
memiliki luasan lahan dalam kategori Capaian Rendah.
sedang dengan luasan antara 51 m2 – b. Motivasi Sosiologi
170 m2. Hasil capaian motivasi sosiologi
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas per item pertanyaan dapat dilihat
Hasil uji validitas yang telah dalam Tabel berikut:
dilakukan menunjukkan bahwa terdapat Tabel 2. Capaian Komponen Motivasi
1 butir soal dari keseluruhan 17 butir soal Sosiologi per Item Pertanyaan
yang tidak valid. Hasil uji reliabilitas Item ∑ Nilai % Kate Tk
pertanyaan Maks gori Capaian
menunjukkan bahwa semua soal yang
1 78 90 87 St T
valid hasilnya adalah reliabel. 2 57 90 63 KS S
Hasil Analisis Data 3 66 90 73 KS S
a. Motivasi Fisiologi 5 60 90 67 KS S
6 55 90 61 KS S
Hasil capaian motivasi fisiologi Jumlah 316 450 70,2 KS S
per item pertanyaan dapat dilihat Sumber : Olahan Data Primer 2020
dalam Tabel berikut: Berdasarkan hasil kajian, skor
Tabel 1. Capaian Komponen Motivasi capaian responden pada variabel
Fisiologi per Item Pertanyaan Motivasi Sosiologi dalam
Item ∑ Nilai % Kate Tk
pertanyaan Maks gori Capaian Optimalisasi Lahan Pekarangan
1 59 90 65 KS S untuk Budidaya Sayuran dengan
2 68 90 75 KS S Teknik Vertikultur adalah 316 atau
3 64 90 71 KS S sebesar 70,2% termasuk dalam
4 40 90 44 TS R
5 52 90 58 KS S kategori Kurang Setuju dengan
6 41 90 46 TS R Tingkat Capaian Sedang. Perolehan
7 55 90 61 KS S skor tertinggi yaitu pada butir soal
Jumlah 379 630 60 KS S
nomor 1 (Keinginan untuk
Sumber : Olahan Data Primer 2020
menambah relasi) dengan capaian
Berdasarkan hasil kajian, skor
skor 78 (87%) termasuk dalam
capaian responden pada variabel
kategori Setuju dengan Tingkat
Motivasi Fisiologi dalam
Capaian Tinggi. Sedangkan
Optimalisasi Lahan Pekarangan
perolehan skor terendah yaitu pada
untuk Budidaya Sayuran dengan
butir soal nomor 4 (Keinginan untuk
Teknik Vertikultur adalah 379 atau
mendapatkan bantuan dari pihak
sebesar 60% termasuk dalam kategori
lain) dengan capaian skor 55 (61%)
Kurang Setuju dengan Tingkat
termasuk dalam kategori Kurang
Capaian Sedang. Perolehan skor
Setuju dengan Tingkat Capaian
tertinggi yaitu pada butir soal nomor
Sedang.
7

c. Motivasi Aktualisasi Diri Motivasi Aktualisasi Diri yaitu


Hasil capaian motivasi Sedangdengan perolehan skor 240
aktualisasi diri per item pertanyaan dan persentase67%.Sehingga hasil
dapat dilihat dalam Tabel berikut: kajian menunjukkan bahwa Motivasi
Tabel 2. Capaian Komponen Motivasi Petani dalam Optimalisasi Lahan
Aktualisasi Diri per Item Pertanyaan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran
Item ∑ Nilai % Kate Tk dengan Teknik Vertikultur memiliki
pertanyaan Maks gori Capaian
Tingkat Capaian Sedang dengan
1 64 90 71 KS S
2 64 90 71 KS S perolehan Skor 935 atau sebesar
3 49 90 54 TS R 64,9%.
4 63 90 70 KS S Pembahasan
Jumlah 240 360 67 KS S
a. Motivasi Fisiologi
Sumber : Olahan Data Primer 2020 Hasil Penelitian menunjukkan
Berdasarkan hasil kajian, skor bahwa Capaian Motivasi Fisiologi
capaian responden pada variabel Petani perolehan skor yaitu 379atau
Motivasi Aktualisasi Diri dalam
sebesar 60%, artinya tingkat capaian
Optimalisasi Lahan Pekarangan motivasi fisiologi adalah Sedang
untuk Budidaya Sayuran dengan dengan kategori Kurang Setuju.
Teknik Vertikultur adalah 240 atau Pengukuran tingkat Motivasi
sebesar 67% termasuk dalam kategori Fisiologi Petani dilakukan dengan
Kurang Setuju dengan Tingkat mengajukan 7 pertanyaan. Terdapat 4
Capaian Sedang. Perolehan skor Petani (13,4%) yang memiliki
tertinggi yaitu pada butir soal nomor
kategori Setuju dengan tingkat
1 dan 2 (Keinginan untuk capaian Tinggi, 13 Petani (43,3)
memperoleh pengetahuan dan memiliki kategori Kurang Setuju
wawasan)dengan capaian skor 64 dengan tingat capaian Sedang, dan 13
(71%) termasuk dalam kategori Petani (43,3) memiliki kategori Tidak
Kurang Setuju dengan Tingkat Setuju dengan tingkat capaian
Capaian Sedang. Sedangkan Rendah.
perolehan skor terendah yaitu pada Dari 7 indikator yang digunakan
butir soal nomor 3 (Keinginan untuk untuk mengukur Motivasi Fisiologi,
mendapatkan bantuan dari pihak skor tertinggi terdapat pada item soal
lain) dengan capaian skor 49 (54%) nomor 2 yaitu “Keinginan untuk
termasuk dalam kategori Tidak
memenuhi kebutuhan hidup
Setuju dengan Tingkat Capaian
keluarga dalam kecukupan gizi”
Rendah. dengan perolehan skor 68 atau
d. Motivasi Petani sebesar 75% termasuk dalam
Penelitian yang dilakukan untuk Tingkat Capaian Sedang.Hal ini
mengukur tingkat Motivasi Petani jika ditinjau dari karakteristik
yang terdiri dari 3 Variabel yaitu
responden, bahwa sebanyak 15 orang
Motivasi Fisiologi, Sosiologi dan (50%) responden merupakan lulusan
Aktualisasi Diri menunjukkan bahwa SLTA dan sebanyak 6 orang (60%)
Tingkat Capaian Motivasi Fisiologi merupakan lulusan perguruan tinggi.
Petani yaituSedang dengan Hal ini sejalan dengan pendapat
perolehan skor 379 dan persentase Soekartawi (2005) dalam Fardiaz
60%, Tingkat Capaian Motivasi (2008), mereka yang mempunyai
Sosiologi yaitu Sedangdengan pendidikan yang lebih tinggi relatif
perolehan skor 316 dan persentase lebih cepat melaksanakan adopsi
70,2% dan Tingkat Capaian
8

inovasi daripada mereka yang semakin tidak efisien usahatani


berpendidikan rendah. dilakukan, kecuali bila suatu usaha
Selain itu, sebanyak 25 orang tani dijalankan dengan tertib dan
responden (83%) termasuk dalam administrasi yang baik serta teknologi
usia produktif sedangkan sisanya yang tepat. Tingkat efisiensi
yaitu 5 orang (17%) masuk dalam sebenarnya terletak pada penerapan
kategori usia kurang produktif. teknologi, karena pada luas lahan
Menurut Soekartawi (2005) dalam yang lebih sempit, penerapan
Fardiaz (2008), makin muda petani teknologi cenderung berlebihan dan
biasanya mempunyai semangat untuk menjadikan usaha tidak efisien.
ingin tahu, sehingga mereka berusaha b. Motivasi Sosiologi
untuk lebih cepat melakukan adopsi Hasil Penelitian menunjukkan
inovasi. bahwa Capaian Motivasi Sosiologi
Sedangkan perolehan skor Petani yaitu perolehan skor 316 atau
terendah terdapat pada indikator sebesar 70,2%, artinya tingkat
“Keinginan untuk memperoleh capaiannta adalah Sedang dengan
pendapatan yang lebih baik” Kategori Kurang Setuju.
dengan perolehan skor 40 atau Pengukuran tingkat Motivasi
sebesar 44% dan termasuk dalam Sosiologi Petani dilakukan dengan
Tingkat Capaian Rendah.Hal ini mengajukan 5 pertanyaan. Terdapat 7
disebabkan oleh pengalaman bertani Petani (23,3%) yang termasuk dalam
responden yang masih kurang dari 5 kategori Setuju dengan tingkat
tahun, 100% petani baru melakukan capaian Motivasi Sosiologi Tinggi,
kegiatan budidaya sayuran 21 Petani (70%) termasuk dalam
pekarangan selama 1 tahun. Menurut kategori Kurang Setuju dan tingkat
Daramawani (2019), pengalaman capaian Motivasi Fisiologi Sedang,
bertani merupakan salah satu faktor dan 2 Petani (6,7%) termasuk dalam
yang mempengaruhi petani dalam kategori Tidak Setuju dan tingkat
menerima suatu inovasi. Pengalaman capaian Motivasi Fisiologi Rendah.
berusahatani terjadi karena pengaruh Dari 5 indikator yang digunakan
waktu yang telah dialami oleh para untuk mengukur Motivasi Sosiologi,
petani, petani yang berpengalaman skor tertinggi terdapat pada indikator
dalam menghadap hambatan- “Keinginan untuk menambah
hambatan usahataninya akan tahu relasi atau teman” dengan perolehan
cara mengatasinya. Semakin banyak skor 78 atau sebesar 87% dan
pengalaman yang diperoleh petani, termasuk dalam Tingkat Capaian
diharapkan produktivitas petani akan Tinggi. Hal ini jika ditinjau dari
semakin tinggi dalam mengusahakan karakteristik responden, bahwa
usahataninya akan semakin baik. sebanyak 15 orang (50%) responden
Hasil kajian yang menunjukkan merupakan lulusan SLTA dan
bahwa tingkat capaian Motivasi sebanyak 6 orang (60%) merupakan
Fisiologi adalah sedang dipengaruhi lulusan perguruan tinggi. Hal ini
oleh luasan lahan pekarangan petani sejalan dengan pendapat Soekartawi
yang mayoritas masuk dalam kategori (2005) dalam Fardiaz (2008), mereka
sempit yaitu sebanyak 26 petani yang mempunyai pendidikan yang
responden (86,7%). Menurut Moehar lebih tinggi relatif lebih cepat
Daniel (2004) dalam Hidayat et al. melaksanakan adopsi inovasi
(2017), semakin sempit lahan usaha,
9

daripada mereka yang berpendidikan dilakukan, kecuali bila suatu usaha


rendah. tani dijalankan dengan tertib dan
Selain itu, sebanyak 25 orang administrasi yang baik serta teknologi
responden (83%) termasuk dalam yang tepat. Tingkat efisiensi
usia produktif sedangkan sisanya sebenarnya terletak pada penerapan
yaitu 5 orang (17%) masuk dalam teknologi, karena pada luas lahan
kategori usia kurang produktif. yang lebih sempit, penerapan
Menurut Soekartawi (2005) dalam teknologi cenderung berlebihan dan
Fardiaz (2008), makin muda petani menjadikan usaha tidak efisien.
biasanya mempunyai semangat untuk c. Motivasi Aktualisasi Diri
ingin tahu, sehingga mereka berusaha Hasil Penelitian menunjukkan
untuk lebih cepat melakukan adopsi bahwa Capaian Motivasi Aktualisasi
inovasi. Diri Petani yaitu perolehan skor
Sedangkan perolehan skor adalah 240 atau sebesar 67%, artinya
terendah terdapat pada indikator tingkat motivasi aktualisasi diri petani
“Keinginan untuk memperoleh yaitu Sedang dengan Kategori
bantuan dari pihak lain” dengan Kurang Setuju.Pengukuran tingkat
skor 55 (61%) dan termasuk dalam Motivasi Aktualisasi Diri Petani
Tingkat Capaian Sedang. Hal ini dilakukan dengan mengajukan 4
disebabkan oleh pengalaman bertani pertanyaan. Terdapat 5 Petani
responden yang masih kurang dari 5 (16,7%) yang termasuk dalam
tahun, 100% petani baru melakukan kategori Setuju dengan tingkat
kegiatan budidaya sayuran capaian Motivasi Aktualisasi Tinggi,
pekarangan selama 1 tahun. Menurut 21 Petani (70%)termasuk dalam
Daramawani (2019), pengalaman kategori Kurang Setuju dengan
bertani merupakan salah satu faktor tingkat capaian Motivasi Aktualisasi
yang mempengaruhi petani dalam Diri Sedang, dan 4 Petani
menerima suatu inovasi. Pengalaman (13,3%)termasuk dalam kategori
berusahatani terjadi karena pengaruh Tidak Setuju dengan tingkat capaian
waktu yang telah dialami oleh para Motivasi Aktualisasi Diri Rendah
petani, petani yang berpengalaman Dari 4 indikator yang digunakan
dalam menghadap hambatan- untuk mengukur Motivasi Aktualisasi
hambatan usahataninya akan tahu Diri, skor tertinggi terdapat pada
cara mengatasinya. Semakin banyak indikator “Keinginan untuk
pengalaman yang dipreoleh petani, memperoleh pengetahuan dan
diharapkan produktivitas petani akan wawasan” dengan skor 64 atau
semakin tinggi dalam mengusahakan sebesar 71% dan termasuk dalam
usahataninya akan semakin baik. Tingkat Capaian Sedang. Hal ini jika
Hasil kajian yang menunjukkan ditinjau dari karakteristik responden,
bahwa tingkat capaian Motivasi bahwa sebanyak 15 orang (50%)
Sosiologi adalah sedang dipengaruhi responden merupakan lulusan SLTA
oleh luasan lahan pekarangan petani dan sebanyak 6 orang (60%)
yang mayoritas masuk dalam kategori merupakan lulusan perguruan tinggi.
sempit yaitu sebanyak 26 petani Hal ini sejalan dengan pendapat
responden (86,7%). Menurut Moehar Soekartawi (2005) dalam Fardiaz
Daniel (2004) dalam Hidayat et al. (2008), mereka yang mempunyai
(2017).Semakin sempit lahan usaha, pendidikan yang lebih tinggi relatif
semakin tidak efisien usahatani lebih cepat melaksanakan adopsi
10

inovasi daripada mereka yang usaha, semakin tidak efisien


berpendidikan rendah. usahatani dilakukan, kecuali bila
Selain itu, sebanyak 25 orang suatu usaha tani dijalankan dengan
responden (83%) termasuk dalam tertib dan administrasi yang baik serta
usia produktif sedangkan sisanya teknologi yang tepat. Tingkat
yaitu 5 orang (17%) masuk dalam efisiensi sebenarnya terletak pada
kategori usia kurang produktif. penerapan teknologi, karena pada
Menurut Soekartawi (2005) dalam luas lahan yang lebih sempit,
Fardiaz (2008), makin muda petani penerapan teknologi cenderung
biasanya mempunyai semangat untuk berlebihan dan menjadikan usaha
ingin tahu, sehingga mereka berusaha tidak efisien.
untuk lebih cepat melakukan adopsi d. Motivasi Petani dalam
inovasi. Optimalisasi Lahan Pekarangan
Sedangkan perolehan skor untuk Budidaya Sayuran dengan
terendah terdapat pada indikator Teknik Verikultur.
“Keinginan mengembangkan Hasil penelitian menunjukkan
pertanian” dengan skor 49 (54%) bahwa Motivasi Petani dalam
dan termasuk dalam Tingkat Capaian Optimalisasi Lahan Pekarangan
Rendah. Disebabkan oleh untuk Budidaya Sayuran dengan
pengalaman bertani responden yang Teknik Vertikultur yang terdiri dari
masih kurang dari 5 tahun, 100% Motivasi Fisiologi, Motivasi
petani baru melakukan kegiatan Sosiologi dan Motivasi Aktualisasi
budidaya sayuran pekarangan selama Diri memiliki perolehan skor 935
1 tahun. Menurut Daramawani atau sebesar 64,9% atau berada
(2019), pengalaman bertani dalam Tingkat Capaian
merupakan salah satu faktor yang Sedangdengan Kategori Kurang
mempengaruhi petani dalam Setuju.
menerima suatu inovasi. Pengalaman Jika ditinjau dari karakteristik
berusahatani terjadi karena pengaruh responden, hasil penelitian
waktu yang telah dialami oleh para menunjukkan belum maksimalnya
petani, petani yang berpengalaman motivasi petani dalam optimalisasi
dalam menghadap hambatan- lahan pekarangan untuk budidaya
hambatan usahataninya akan tahu sayuran dengan teknik vertikultur
cara mengatasinya. Semakin banyak disebabkan oleh luasan lahan
pengalaman yang dipreoleh petani, pekarangan yang relatif sempit yaitu
diharapkan produktivitas petani akan sebanyak 26 petani responden
semakin tinggi dalam mengusahakan (86,7%) memiliki lahan pekarangan
usahataninya akan semakin baik. kategori sempit dan sisnanya
Hasil kajian yang menunjukkan termasuk kategori sedang. Menurut
bahwa tingkat capaian Motivasi Moehar Daniel (2004) dalam Hidayat
Aktualisasi Diri adalah sedang et al.(2017).Semakin sempit lahan
dipengaruhi oleh luasan lahan usaha, semakin tidak efisien
pekarangan petani yang mayoritas usahatani dilakukan, kecuali bila
masuk dalam kategori sempit yaitu suatu usaha tani dijalankan dengan
sebanyak 26 petani responden tertib dan administrasi yang baik serta
(86,7%). Menurut Moehar Daniel teknologi yang tepat. Tingkat
(2004) dalam Hidayat et efisiensi sebenarnya terletak pada
al.(2017).Semakin sempit lahan penerapan teknologi, karena pada
11

luas lahan yang lebih sempit, (2008), mereka yang mempunyai


penerapan teknologi cenderung pendidikan yang lebih tinggi relatif
berlebihan dan menjadikan usaha lebih cepat melaksanakan adopsi
tidak efisien. inovasi daripada mereka yang
Selain itu, pengalaman bertani berpendidikan rendah.
responden yang masih kurang dari 5
tahun, 100% petani baru melakukan KESIMPULAN DAN SARAN
kegiatan budidaya sayuran Kesimpulan
pekarangan selama 1 tahun. Menurut
Daramawani (2019), pengalaman Kesimpulan hasil kajian yang
bertani merupakan salah satu faktor dilakukan untuk mengetahui tingkat
yang mempengaruhi petani dalam pencapaian Motivasi Petani dalam
menerima suatu inovasi. Pengalaman Optimalisasi Lahan Pekarangan untuk
berusahatani terjadi karena pengaruh Budidaya Sayuran dengan Teknik
waktu yang telah dialami oleh para Vertikultur adalah sebagai berikut:
petani, petani yang berpengalaman 1. Tingkat capaian responden pada
dalam menghadap hambatan- Motivasi Fisiologi Petani
hambatan usahataninya akan tahu mendapatkan perolehan skor 379
cara mengatasinya. Semakin banyak atau sebesar 60% artinya motivasi
pengalaman yang dipreoleh petani, fisiologi petani berada pada Tingkat
diharapkan produktivitas petani akan Capaian Sedang dengan Kategori
semakin tinggi dalam mengusahakan Kurang Setuju. Hal tersebut
usahataninya akan semakin baik. disebabkan oleh kegiatan budidaya
Namun, terdapat beberapa sayuran di pekarangan belum
potensi yang mampu mendukung berorientasi agribisnis sehingga
optimalnya pemanfaatan lahan petani belum mendapatkan tambahan
pekarangan untuk budidaya sayuran pendapatan melalui kegiatan tersebut.
dengan teknik vertikultur yaitu 2. Tingkat capaian responden pada
mayoritas umur responden yang Motivasi Sosiologi Petani
termasuk dalam usia produktif. Hasil mendapatkan perolehan skor 316
olah data menunjukkan bahwa atau sebesar 70,2% artinya motivasi
sebanyak 25 orang responden (83%) sosiologi petani berada pada Tingkat
termasuk dalam usia produktif Capaian Sedang dengan Kategori
sedangkan sisanya yaitu 5 orang Kurang Setuju. Hal tersebut
(17%) masuk dalam kategori usia disebabkan oleh belum maksimalnya
kurang produktif. Menurut fungsi kelompok tani dalam
Soekartawi (2005) dalam Fardiaz mendukung dan mengelola kegiatan
(2008), makin muda petani biasanya pemanfaatan lahan pekarangan yang
mempunyai semangat untuk ingin dimiliki anggota kelompok.
tahu, sehingga mereka berusaha 3. Tingkat capaian responden pada
untuk lebih cepat melakukan adopsi Motivasi Aktualisasi Diri Petani
inovasi. mendapatkan perolehan skor 240
Selain itu, sebanyak 15 orang atau sebesar 67% artinya motivasi
(50%) responden merupakan lulusan aktualisasi diri petani berada pada
SLTA dan sebanyak 6 orang (60%) Tingkat Capaian Sedang dengan
merupakan lulusan perguruan tinggi. Kategori Kurang Setuju. Hal
Hal ini sejalan dengan pendapat tersebut disebabkan oleh belum
Soekartawi (2005) dalam Fardiaz adanya keinginan petani untuk
12

mengambangkan kegiatan budidaya serta membutuhkan biaya minim


sayuran pekarangan dikarenakan namun hasil yang maksimal, maka
minimnya pengetahuan mengenai ditemukan desain pemberdayaan
inovasi teknik vertikultur untuk pelaksanaan penyuluhan mengenai
budidaya sayuran pekarangan. teknik budidaya sayuran
4. Tingkat capaian responden pada pekarangan secara vertikultur model
Motivasi Petani petani yang terdiri hidroponik sistem sumbu.
dari Motivasi Fisiologi, Motivasi
Sosiologi dan Motivasi Aktualisasi
Diri, perolehan skor adalah 935 atau DAFTAR PUSTAKA
sebesar 64,9%, artinya tingkat Arifin, B. 2004. Analisis Ekonomi
capaian Motivasi Petani dalam Pertanian Indonesia. Jakarta:
Optimalisasi Lahan Pekarangan Penerbit Buku Kompas.
untuk Budidaya Sayuran dengan Azra A.L.Z dkk. 2014. Analisis
Teknik Vertikulutr adalah Sedang. Karakteristik Pekarangan dalam
Mendukung Penganekaragaman
Saran Pangan Keluarga di Kabupaten
Bogor. Jurnal Lenskap Indonesia.
Saran yang diajukan sesuai dengan Vol 6 (2).
kesimpulan hasil kajian adalah sebagai Hidayati N. dkk. 2018. Pemanfaatan
berikut: Lahan Sempit untuk Budidaya
1. Upaya meningkatkan Motivasi Sayuran dengan Sistem
Fisiologi Petani dengan Vertikultur. Universitas
melaksanaan kegiatan budidaya Muhammadiyah Palangkaraya.
sayuran pekarangan dengan teknik Palangkaraya.
vertikultur menggunakan teknik Kecamatan Tegalrejo dalam Angka
yang membutuhkan modal sedikit Tahun 2018
namun hasil yang maksimal. Kementerian Pertanian. 2016. Peraturan
2. Upaya meningkatkan Motivasi Menteri Pertanian No. 67 Tahun
Sosiologi Petani dengan 2016. Kementerian Pertanian.
mengoptimalkan fungsi kelompok Jakarta
tani sebagai pengelola kegiatan Mayasari D., Umming S. dan Cherry
budidaya sayuran dengan teknik S.A. 2015. Analisis Motivasi
vertikultur di lahan pekarangan. Petani dalam Mengembangkan
3. Upaya meningkatkan Motivasi Pertanian Perkotaan di Provinsi
Aktualisasi Diri Petani dengan DKI Jakarta. BPTP Jakarta.
mengambangkan kegiatan budidaya Jakarta.
sayuran pekarangan melalui Monografi Kelurahan Kricak Tahun
pelatihan mengenai teknik 2019
vertikultur inovatif yang sesuai Nazir, M. 2013. Metode Penelitian.
untuk diterapkan di lahan Gahlia Indonesia, Bogor.
pakarangan yang sempit. Balai Penyuluhan Pertanian Kota
4. Berdasarkan kesimpulan, Yogyakarta. 2018. Programa Kota
dibutuhkan upaya optimalisasi Yogyakarta Tahun 2018.
lahan pekarangan untuk budidaya Yogyakarta
sayuran dengan teknik vertikultur Republik Indonesia. 1996. Undang-
yang sederhana, menggunakan alat Undang Republik Indonesia No. 7
dan bahan yang mudah ditemukan Tahun 1996 Tentang Pangan.
Sekretarian Negara. Jakarta
13

Siregar, S. 2016. Statistika Deskriptif


untuk Penelitian. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Siyoto, S. dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar
Metodologi Penelitian. Literasi
Media Publishing. Yogyakarta.
Sobur, A.. 2003. Psikologi Umum.
Pustaka Setia. Bandung.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung.
Syamsi F., Dini A. dan Ramses. 2019.
Pemanfaatan Pekarangan Rumah
untuk Bertanam Sayuran Organik
dalam Rangka Mewujudkan
Kemandirian Pangan Keluarga.
Universitas Riau. Riau.
Uno H.B. 2017. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Bumi Aksara.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai