Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN

“PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG

DI KELOMPOK TANI CANGKRING 1 DESA DESA BALEREJO

KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN ”

Dosen Pengampu:

Dr. Suhirmanto, SP, M.Si

Oleh:

Disusun oleh : Bambang Budiyono


NIRM : 4010121203
Kelas : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan (RPL-5/G)

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Desa Balerejo merupakan sebuah Desa di wilayah Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun,
Provinsi Jawa Timur. Potensi lahan pertanian di Desa Desa Balerejo kurang lebih 115 Ha. Potensi
lahan terdiri dari lahan sawah dan pekarangan. Lahan sawah untuk budidaya tanaman padi dan
hortikultura. Potensi peternakan yang banyak diusahakan oleh masyarakat Desa Desa Balerejo antara
lain adalah ternak ayam kampung, kambing, domba dan sapi. Wilayah Binaan Desa Desa Balerejo
meliputi 3 ( Tiga ) Dusun yaitu Dusun Balerejo 1, Dusun Balerejo 2 dan Dusun Banyeman, yang
terbagi atas 3 kelompok tani antara lain cangkring 1, cangkring 2, ngudi makmur. Sedangkan Luas
lahan pertanian keseluruhan 115 ha lahan sawah dan pekarangan, yang tediri atas : sawah tehnis 95 ha,
sawah ½ tehnis 15 ha dan perkarangan 12 ha.

Adapun pola tanam di Desa Desa Balerejo adalah padi - padi-polowijo. Dalam rangka
meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan, telah ditetapkan sasaran program
intensifikasi pertanian tanaman pangan Tahun 2022. Dari sasaran produksi dan produktivitas yang telah
ditetapkan diharapkan pencapaian pelestarian swasembada pangan untuk tanaman prioritas adalah :
- Padi 11.745 ton 53,90 kw/ha (Gabah Kering Panen)
- Jagung 29.241 ton 75,90 kw/ha (Pipil Kering)
Target yang ingin dicapai untuk tahun berikutnya diharapkan terus naik. Hal ini dilakukan agar
Indonesia tidak impor jagung namun pada kenyataannya di lapangan atau daerah produksi yang
dihasilkan belum mencapai sesuai potensi produktifitas. Berdasarkan data BPS Kab. madiun dalam
Angka bahwa produktifitas tanaman jagung khususnya di Kab. madiun per Ha adalah 7 ton pipil
kering. Produktifitas ini masih di nilai rendah dibandingkan rata-rata produktifitas yang bisa dicapai 8-
11 ton/ha pipil kering. Masih rendahnya produksi jagung ini disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain seperti teknologi bercocok tanam yang masih kurang baik, kesiapan dan keterampilan petani
jagung yang masih kurang, penyediaan sarana produksi yang masih belum tepat serta kurangnya
permodalan petani jagung untuk melaksanakan proses produksi sampai ke pemasaran hasil dan pilihan
terhadap kombinasi penggunaan tenaga kerja,benih, pupuk, dan obat-obatan yang optimal maka akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan kata lain suatu kombinasi input dapat menciptakan
sejumlah produksi dengan cara yang lebih efisien (Soekartawi 2002, h.24)
1.2 Tujuan Evaluasi

1) Untuk mengetahui persepsi petani terhadap inovasi teknologi sistem pemupukan berimbang di
Kelompok Tani Cangkring 1
2) Untuk mengetahui sikap petani terhadap inovasi teknologi sistem pemupukan berimbang di
Kelompok Tani Cangkring 1
3) Untuk mengetahui hubungan persepsi dengan sikap petani terhadap inovasi teknologi sistem
pemupukan berimbang di Kelompok Tani Cangkring 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber
pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor pertanian dapat ditunjukkan dengan
aktifitas dalam meningkatkan pendapatan petani. Salah satu sub sektor pertanian yang sangat penting
adalah sub sektor tanaman pangan karena pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Kebutuhan akan pangan terus meningkat di karenakan setiap tahun jumlah penduduk Indonesia terus
meningkat, sementara produksi pangan dari periode ke periode semakin lama semakin menurun
(Khairudin, 2003).

Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah padi karena perannya
selain sebagai pengganti beras , sebagian besar penduduk Indonesia menjadikan juga komoditas pangan
penting dalam perdagangan produk pertanian. Komoditas jagung mempunyai utility yang sangat
strategis, baik dalam system ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi
nasional. Jagung digunakan sebagai food, feed dan foel. Permintaan jagung baik untuk industry
pangan, pakan dan kebutuhan industri. Dalam industri pangan, jagung digunakan sebagai bahan baku
untuk industri tepung jagung, industry minyak goreng, industry fermentasi dan industry pemanis/
sweetener. Penggunaan jagung sebagai pakan ternak secara intensif diawali denga berkembangnya
peternakan ayam ras beserta industry pakan sejak tahun 1970-an.

Pemupukan berimbang dapat diartikan sebagai pemupukan yang lengkap (Urea,


TSP/SP-36, KCl) dengan tetap memperhatikan kebutuhan unsur hara mikro. Meskipun
dibutuhkan dalam jumlah sedikit, unsur hara mikro (terutama unsur hara mikro esensial)
mempunyai peranan penting dalam metabolisme dan proses fisiologis tanaman yang
ujungnya berpengaruh terhadap produksi tanaman.

Penggunaan pupuk yang tidak berimbang akan menyebabkan penurunan produktivitas


dan mutu hasil. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mendorong petani
menggunakan pupuk secara berimbang. Pemberian pupuk harus mempertimbangkan waktu,
jenis, dosis, cara dan lokasinya. Seorang petani harus tahu kapan saatnya melakukan
pemupukan, jenis pupuk yang dibutuhkan tanaman, dosis pemupukan, cara pemberian dan
lokasi pemberiannya sehingga pupuk yang diberikan benar-benar bermanfaat bagi tanaman
jagung.
Rendahnya produktifitas jagung disebabkan antara lain petani belum melakukan pemupukan
rasional dan berimbang, yang didasarkan pada kondisi hara tanah. Benih menggunakan varietas unggul
atau hibrida yang memiliki potensi tinggi apabila tingkat ketersediaan hara cukup, akan tetapi
sebaliknya akan terjadi penurunan hasil yang tajam jika ketersediaan hara tidak mencukupi.
Kebanyakan petani hanya menggunakan pupuk urea atau kombinasi urea + ZA sementara lahan usaha
tani jagung mungkin kahat N, P dan K sehingga perlu kombinasi NPK. Akibatnya, produksi yang
dicapai rendah dan masih dapat ditingkatkan melalui perbaikan pengelolaan tanaman khususnya
pemupukan.

Pengelolaan usahatani jagung diperlukan kemampuan petani agar


produktivitas per hektamya meningkat. Apalagi pemuda yang tidak mendapatkan
pekerjaan beralih ke pekerjaan bidang pertanian yang dianggap bisa dikerjakan. Hal ini
menyebabkan kemampuan yang dimilikinya dalam berusahatani masih rendah. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kemampuan petani adalah pengetahuan, keterampilan, motivasi,
karakteristik pribadi. Dalam hal ini, kemampuan petani dalam menerapkan teknologi
pemupukan berimbang sangat di perlukan untuk meningkatkan produktivitas hasil jagung ton
per hektamya.
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penyuluhan dan pengambilan data evaluasi hasil penyuluhan tentang


Sistem Pemupukan Berimbang Pada Tanaman Jagung di Desa Desa Balerejo
Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun. Evaluasi ini diawali dengan identifikasi
potensi wilayah, pengumpulan data, mengolah data, dan penulisan laporan.

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Menentukan Topik Evaluasi

Materi evaluasi penyuluhan yang digunakan adalah Sistem Pemupukan


Berimbang Pada Tanaman Jagung

3.2.2 Metode Pelaksanaan

Berikut uraian metode pelaksanaan evaluasi tentang Sistem Pemupukan


Berimbang pada Tanaman Jagung adalah sebagai berikut :

No Variabel Sub Variabel Indikator


1 Pengetahuan petani terhadap Memahami Memahami cara penerapan
Pemupukan Berimbang pada pemupukan berimbang
Tanaman Jagung Mengetahui Mengetahui penerapan system
pemupukan berimbang
Aplikasi Mampu menerapkan system
pemupukan berimbang
Analisis Mampu menganalisis penyuluhan
Evaluasi Mampu melakukan penilaian
terhadap materi yang telah diberikan
Sintesis Mampu membuat formulasi baru
setelah diberikan penyuluhan
2 Sikap petani terhadap system Merespon Kelompok tani mampu menilai
Pemupukan berimbang system pemupukan berimbang
Kelompok tani mampu menilai
system pemupukan berimbang

Menerima a. Kelompok tani tertarik


mengenai pemupukan
berimbang
b. Kelompok tani mengetahui
kelebihan dan manfaat
pemupukan berimbang
c. Kelompok tani mau melihat
dan menerapkan pemupukan
berimban
Tanggungjawab Kelompok tani tetap menggunakan
dan menerapkan pemupukan
berimbang meskipun banyak petani
yang masih menggunakan pupuk
sejenis saja
Menghargai Kelompok tani mampu mengajak
dan mempengaruhi petani lain untuk
menerapkan pemupukan berimbang

3.2.3 Merancang Kegiatan Evaluasi

1) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan BPP Kecamatan .

2) Koordinasi dengan ketua kelompok tani dan melakukan survey lokasi.

3) Merancang instrumen sesuai program yang di evaluasi.

4) Melakukan kegiatan evaluasi dengan pemberian kuesioner ke petani.

3.2.4 Penetapan Sasaran

Dalam evaluasi ini ditetapkan populasi sasaran evaluasi program sistem


pemupukan berimbang pada tanaman jagung adalah Kelompok Tani Cangkring 1
Desa Desa Balerejo, Kecamatan , Kab. madiun yang sudah mendapatkan
penyuluhan tentang program penerapan sIstem pemupukan berimbang pada
tanaman jagung. Jumlah angggota aktif Kelompok Tani Cangkring 1 adalah 20
orang dan seluruhnya akan menjadi populasi sekaligus sampel dalam evaluasi ini.

3.2.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini yaitu data primer dan sekunder, data
primer diperoleh melalui wawancara dan pembagian kuesioner kepada petani yang telah
mendapat penyuluhan dan telah menerapkan sistem tanam jajar legowo, juga melakukan
wawancara kepada penyuluh pertanian. Sedangkan data sekunder didapat dari instansi atau
lembaga terkait seperti Balai Penyuluhan Pertanian,dan Kantor Desa .

3.2.6 Evaluasi Data

Pelaksanaan Kegiatan dilakukan pada tanggal 15 Juni 2022 di Kelompok

Tani Cangkring Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun

3.2.7 Jenis Evaluasi

Jenis evaluasi penyuluhan pertanian yang dilaksanakan yaitu On Going.

3.2.8 Metode Analisis Data

Untuk membuktikan terdapat keberhasilan evaluasi program, pelaksanaan program


dan hasil program dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui evaluasi program
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process,
Product), yang berguna untuk mengetahui indikator penilaian program Sistem Pemupukan
Berimbang pada Tanaman Jagung.

3.2.9 Data Pembanding

Data pembanding yang digunakan merupakan data yang ada pada BPP

setempat.

3.2.10 Instrumen Evaluasi

Pada intrumen evaluasi ini, untuk pembagian kuesioner dengan penilaian skala nilai
untuk mengetahui pemahaman petani terhadap materi yang telah disampaikan.
Kuesioner Pengetahuan

KUESIONER PENGETAHUAN PETANI TERHADAP


SISTEM PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG
DI DESA DESA BALEREJO KECAMATAN
KAB. MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. Jenis Kelamin : ......................................................................................
4. Pendidikan Terakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. Status dalam Kelompok : .....................................................................................
8. Lama Menjadi Anggota : ......................................................................................

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai
dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.

2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada yang
menyerahkan kuesioner ini pertama kali.

3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

4. *) Coret yang tidak perlu


Pernyataan Tertutup ( PENGETAHUAN : SKALA GUTTMAN )

NO PERNYATAAN ALTERNATIF
SS S N TS STS
1 Pemupukan berimbang adalah cara pemupukan berdasarkan
kebutuhan tanaman
2 Pemupukan berimbang pada tanaman jagung dapat meningkatkan
efektifitas pemakaian pupuk
3 Tahapan dalam penerapan pemupukan berimbang pada tanaman
jagung berpengaruh pada peningkatan produktifitas
4 Anjuran pemupukan berimbang pada tanaman jagung
berpengaruh pada efisiensi penggunaan pupuk
5 Penggunaan pupuk kimia bisa di kombinasikan dengan
menggunakan pupuk organik padat dari kotoran hewan ternak
6 Pemupukan berimbang pada tanaman jagung dapat meningkatkan
produktifitas dengan menggunakan pupuk majemuk
7 Pemupukan berimbang pada tanaman jagung mempunyai prinsip
5 T ( tepat waktu, jenis, dosis, cara dan lokasi ) dalam budidaya
tanaman jagung
8 Mengukur kebutuhan pupuk pada tanaman adalah dengan
menggunakan bagan warna daun ( BWD )
9 Pemupukan yang sering diabaikan oleh petani adalah pupuk
dasar , fase yang rawan bagi pertumbuhan dan perkembangan
Pupuk dasar berfungsi untuk menyiapkan nutrisi bagi tanaman
pada fase awal pertumbuhan.
10 Pupuk diberikan dengan cara ditugal atau ditebar di antara larikan
pada kedalaman 3-5 cm
TOTAL
A. Kuesioner Sikap

KUESIONER SIKAP PETANI


TERHADAP PEMUPUKAN BERIMBANG PADA TANAMAN JAGUNG
DI DESA DESA BALEREJO KECAMATAN
KAB. MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. Jenis Kelamin : ......................................................................................
4. Pendidikan Terakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. Status dalam Kelompok : ......................................................................................
8. Lama Menjadi Anggota : ......................................................................................

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai dan
mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.

2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada yang
menyerahkan kuesioner ini pertama kali.

3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

4. *) Coret yang tidak perlu


Pernyataan Tertutup ( SIKAP : SKALA LINKERT)

NO PERNYATAAN ALTERNATIF
SS S N TS STS
1 Penerapan Sistem pemupukan berimbang pada tanaman jagung
bukan merupakan kegiatan yang sulit di lakukan
2 Tahap penerapan Sistem pemupukan berimbang yang baik
dapat mempengaruhi hasil produksi tanaman jagung
3 Ketepatan penerapan Sistem pemupukan berimbang akan
berpengaruh dalam hasil akhir produksi tanaman jagung
4 Waktu penerapan Sistem pemupukan berimbang akan
mempengaruhi hasil panen jagung
5 Penyampaian materi Sistem pemupukan berimbang pada
tanaman jagung oleh penyuluh sesuai dengan kebutuhan petani
6 Dalam tahapan proses penerapan Sistem pemupukan
berimbang pada tanaman jagung tidak ada langkah yang rumit
dilakukan
7 Penerapan pemupukan berimbang pada tanaman jagung
dibutuhkan oleh masyarakat dalam kegiatan pertanian dalam
peningkatan produksi hasil tanam
8 Sarana dan Prasarana  (berupa pupuk) mudah diperoleh.
9 Menanam jagung tidak perlu dilakukan pemupukan secara tepat
jenis karena tanah cukup subur dan menghasilkan produksi yang
baik
10 Perlu adanya evaluasi materi tentang penerapan Sistem
pemupukan berimbang pada tanaman jagung terhadap baik
buruknya program yang di jalankan.
TOTAL
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN RUMUSAN DATA
4.1 Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Statistik deskriptif.
1. Pembobotan
Tingkat Kinerja hasilpenyuluhan diberi bobot dengan menggunakan skala likert sebagai
berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5
b. Jawaban Setuju diberi bobot 4
c. Jawaban Netral diberi bobot 3
d. Jawaban Tidak setuju diberi bobot 2
e. Jawaban Sangat Tidak setuju diberi bobot 1

4.2 Karakteristik Responden
Tabel 1. Data Responden
JENIS LAMA
UMUR GARAPAN
No NAMA KELA PENDIDIKAN BERTANI
(THN) (HA)
MIN (THN)
1 SUDARMAJI L 44 S1 0,33 20
2 SABAR L 32 SLTA 0,96 9
3 MUJIATUN P 55 SLTA 0,25 15
4 MOHADI L 48 SLTA 1,25 15
5 MUJIONO L 53 S1 0,37 10
6 SITI MUJIANI P 43 SLTA 2,00 15
7 JAMIANTO L 61 SD 0,36 18
8 SUPARNO L 52 SLTA 0,37 13
9 SUYONO L 46 SLTP 0,33 14
10 SUPRAPTO L 52 SLTA 1,30 15
11 PARADI L 60 SLTA 0,51 30
12 PARDI L 45 SLTA 0,32 15
13 JOKO SUBANDI L 55 SLTP 0.43 35
14 SLAMET L 50 SD 0,22 25
15 PUJI WIJAYA L 43 SLTA 0,15 23
16 SUKIMIN L 54 SLTP 0,35 20
17 SUMIATI L 35 SLTA 0.25 15
18 SUPARNO L 38 SLTA 0,20 10
19 JONO L 40 SLTA 0,35 15
20 SAIDI L 44 S1 0,52 14

4.3 Pencapaian Tujuan Penyuluhan


Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan pengetahuan responden  tentang pemupukan
berimabang pada tanaman padi sawah. Untuk itu dilakukan evaluasi awal dan akhir untuk mengetahui
tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan.

REKAPITULASI DATA TES AWAL


DARI 10 ORANG PETANI DIPEROLEH DATA SEBAGAI BERIKUT :
JAWABAN SKALA SKOR JUMLAH ORANG
MENJAWAB SANGAT SETUJU 5 6
SETUJU 4 8
NETRAL 3 2
TIDAK SETUJU 2 2
SANGAT TIDAK 1 2
SETUJU
TOTAL 20

REKAPITULASI DATA TES AKHIR


DARI 20 ORANG PETANI DIPEROLEH DATA SEBAGAI BERIKUT :
JAWABAN SKALA SKOR JUMLAH ORANG
MENJAWAB SANGAT SETUJU 5 10
SETUJU 4 8
NETRAL 3 1
TIDAK SETUJU 2 1
SANGAT TIDAK 1 0
SETUJU
TOTAL 20
HASIL DARI 20 ORANG SEBAGAI BERIKUT :
TES AWAL
JUMLAH ORANG KUALIFIKASI SCORE TES AWAL
6 ORANG SANGAT SETUJU 5 6 X 5 = 30
8 ORANG SETUJU 4 8 X 4 = 32
2 ORANG NETRAL 3 2X3=6
2 ORANG TIDAK SETUJU 2 2X2=4

2 ORANG SANGAT TIDAK SETUJU 1 2X1=2

TOTAL SCORE 74
TOTAL SCORE IDEAL 5 X 20 = 100
SCORE TERENDAH 1 X 20 = 20

TES AKHIR
JUMLAH ORANG KUALIFIKASI SCORE TES AKHIR
10 ORANG SANGAT SETUJU 5 10 X 5 = 50
8 ORANG SETUJU 4 8 X 4 = 32
2 ORANG NETRAL 3 2 X3=6
TIDAK SETUJU 2 0 X2=0

SANGAT TIDAK SETUJU 1 0 X1=0

TOTAL SCORE 88
TOTAL SCORE IDEAL 5 X 20 = 100
SCORE TERENDAH 1 X 20 = 20

Jadi materi tentang Sistem pemupukan berimbang pada tanaman jagung oleh penyuluh sesuai dengan
kebutuhan petani = (88/100)x 100 %= 88 % Dari 100 % yang diharapkan secara kontinum sebagai
berikut :

20 40 60 80 100
88

Jarak Interval antara jenjang sebagai berikut :

Jarak interval = skor tertinggi – skor terendah


Jumlah interval kelas

= 100 – 20 = 16
5

KOLOM EVALUASI

NO KRITERIA TUJUAN PROGRAM NILAI TINGKAT EFEKTIFITAS


Tujuan ditetapkan Tujuan tercapai Skor Skor Program Peningkatan
Awal Akhir Ketrampilan
1 Anggota Kelompok 88 % anggota 74 88 Efektif Efektif
Tani Cangkring 1 Kelompok Tani
dapat menerapkan Cangkring 1
pemupukan berimbang dapat menerapkan
pada tanama jagung pemu[pukan
sesuai 5 T ( tepat berimbang pada
waktu, jenis, dosis, tanama jagung
cara dan lokasi) sesuai 5 T ( tepat
waktu, jenis,
dosis, cara dan
lokasi)

Nilai tertinggi dari setiap soal adalah 3 sehingga jawaban benar semua adalah 10 x 3 = 30 .
Sedanmgkan nilai trendah adalah 1 x 1 = 1. Kriteria perolehan nilai yang digunakan sebagai berikut:

1. 1. 20 ≤ kurang efektif≤ 40
2. 2. 41 < cukup efektif≤ 60
3. 3. 61 < efektif ≤ 80
4. 4. 81 < sangat efektif ≤ 100
Target = skor maximal x jumlah responden = 100 x 20 = 2000
1. Pengetahuan sebelum penyuluhan ( nilai tes awal ) = 1480
2. Kesenjangan = ( target – tes awal ) = 520
3. Pengetahuan setelah penyuluhan ( nilai tes akhir ) = 1760
4. Peningkatan pengetahuan ( Tes akhir – tes awal ) = 280
5. Efektifitas peningkatan pengetahuan
Efektifitas = Tes akhir – tes awal x 100 % = 282 x 100 % = 54,2 %
Target – tes awal 520

BAB V.
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data evaluasi penyuluhan dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan yang diharapkan. Hasil analisis data
menunjukkan tingkat pengetahuan responden meningkat rata-rata sebesar 54,2%
2. Kinerja pelaksanaan penyuluhan secara keseluruhan dianggap baik mencapai 88 %.

5.2 Saran     
1. Perlu dilakukan perbaikan terhadap materi yang akan disampaikan kepada sasaran (petani).
2. Kinerja pelaksanaan penyuluhan masih perlu ditingkatkan 
.

Anda mungkin juga menyukai