id
Oleh:
OKTAVIARINI NURCAHYANTI
H0407054
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor
pertanian menjadi penyokong perekonomian masyarakat, yaitu sebagai
penghasil pangan, penyedia bahan baku industri, penyedia lapangan kerja,
sumber devisa negara, serta sebagai salah satu unsur pelestarian sumber daya
alam dan lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya perhatian pada sektor ini
agar pertanian di Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri
bahkan manca negara. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan dalam
negeri, maka dibutuhkan peningkatan produksi pertanian, khususnya padi.
Upaya peningkatan produksi pertanian juga ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya. Upaya tersebut
tentunya tidak terlepas dari peran penyuluhan pertanian. Menurut Samsudin
(1982), tujuan penyuluhan pertanian dibedakan antara tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan pertanian jangka pendek yaitu
untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam
kegiatan usaha tani petani di pedesaan. Perubahan-perubahan yang dimaksud
adalah dalam bentuk pengetahuan, kecakapan, sikap, dan motif tindakan
petani. Sedangkan tujuan penyuluhan pertanian jangka panjang yaitu untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat tani, atau agar kesejahteraan hidup
petani lebih terjamin.
Penyuluhan pertanian merupakan suatu bentuk pendidikan non formal
yang ditujukan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan keterampilan petani
dan keluarganya dalam kegiatan usaha tani. Melalui penyuluhan pertanian
inilah, penemuan-penemuan baru di bidang pertanian dapat diperkenalkan
kepada petani. Salah satu penemuan di bidang pertanian yang sedang
dikembangkan saat ini adalah sistem Tabela (Tanam Benih Langsung) dari
Bayer. Bayer adalah perusahaan global yang berasal dari Jerman, berdiri
sejak tahun 1863 dengan kompetensi inti di bidang kesehatan, gizi dan
material berteknologi tinggi.commit
Produktoperusahaan
user dan layanan yang dirancang
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Tanam Benih Langsung (Tabela) telah diterapkan oleh sebagian petani
di Kabupaten Karanganyar. Tabela merupakan inovasi di bidang teknologi
pertanian perusahaan Bayer dari Jerman. Melalui sistem Tabela ini
diharapkan petani mampu meningkatkan hasil panen khususnya padi. Sistem
Tanam Benih Langsung (Tabela) memiliki beberapa keuntungan, diantaranya
: masa produksi lebih pendek, menghemat tenaga kerja, menghemat
penggunaan air, meningkatkan hasil persatuan luas, jumlah anakan tidak
produktif menurun. Tabela telah diterapkan oleh sebagian petani selama dua
tahun terakhir ini.
Mengacu pada keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan sistem
Tabela ini, seharusnya selama dua tahun terakhir ini banyak petani yang
mencoba menerapkan Tabela. Pada kenyataannya masih menunjukkan
terbatasnya jumlah petani yang mencoba menerapkan sistem Tabela, bahkan
ada beberapa petani yang sudah pernah menerapkan justru memutuskan
untuk berhenti menggunakan sistem Tabela. Keputusan petani untuk
menerapkan ataupun menolak sistem tabela merupakan suatu bentuk sikap
petani terhadap sistem Tabela tersebut. Dalam hal ini tentunya terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap. Adapun faktor
pembentuk sikap menurut Azwar (1998) meliputi : pengalaman pribadi,
pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media
massa (informasi), pendidikan formal, pendidikan non formal, serta pengaruh
faktor emosional. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih mendalam tentang
hubungan faktor pembentuk sikap dengan sikap petani padi terhadap sistem
Tabela di Kabupaten Karanganyar.
Dari uraian tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) di
Kabupaten Karanganyar ?
2. Bagaimana sikap petani padi terhadap sistem Tanam Benih Langsung
commit to user
(Tabela) di Kabupaten Karanganyar ?
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini :
1. Menelaah penerapan sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) di
Kabupaten Karanganyar.
2. Mengkaji sikap petani padi terhadap sistem Tanam Benih Langsung
(Tabela) di Kabupaten Karanganyar.
3. Mengkaji faktor-faktor pembentuk sikap petani padi terhadap sistem
Tanam Benih Langsung (Tabela) di Kabupaten Karanganyar.
4. Menganalisis hubungan antara faktor-faktor pembentuk sikap dengan
sikap petani padi terhadap sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) di
Kabupaten Karanganyar.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, mendapat wawasan terkait dengan hubungan antara faktor-
faktor pembentuk sikap dengan sikap petani padi terhadap sistem Tanam
Benih Langsung (Tabela), menambah pengalaman serta sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi instansi terkait, sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk
menentukan kebijakan yang terkait dengan penerapan sistem Tanam
Benih Langsung (Tabela).
3. Bagi peneliti lain, dapat dipergunakan sebagai referensi dan bahan
pembanding dalam penelitian sejenis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
A. Tinjauan Pustaka
1. Penyuluhan Pertanian
a. Pengertian Penyuluhan Pertanian
Menurut Kartasapoetra (1991), penyuluhan pertanian adalah
suatu usaha atau upaya untuk mengubah perilaku petani dan
keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta
mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-
kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya.
Menurut Mardikanto (1993), penyuluhan pertanian diartikan
sebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya
perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi tercapainya
peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan perbaikan
kesejahteraan keluarga atau masyarakat yang diupayakan melalui
kegiatan pembangunan pertanian.
Pengertian tentang penyuluhan tidak sekedar diartikan sebagai
kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif. Tetapi
penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan
”perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari :
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati
oleh orang/pihak lain, baik secara langsung (berupa : ucapan,
tindakan, bahasa tubuh, dll) maupun tidak langsung (melalui kinerja
dan atau hasil kerjanya) (Mardikanto, 2009).
b. Tujuan Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan pertanian bagian dari sistem pembangunan
pertanian yang merupakan sistem pendidikan di luar sekolah
(pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganya dan anggota
masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian,
commit to pertanian
dengan demikian penyuluhan user adalah suatu upaya untuk
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
1) Penyadaran
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan
masyarakat tentang “keberadaanya”, baik keberadaanya sebagai
individu dan anggota masyarakat, maupun kondisi lingkungannya
yang menyangkut lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya, ekonomi,
dan politik.
2) Menunjukkan adanya masalah
Menunjukkan kondisi yang tidak diinginkan yang berkaitan
dengan : keadaan sumberdaya, lingkungan fisik/teknis, sosial
budaya, dan politis.
3) Membantu pemecahan masalah
Melakukan analisis akar masalah, alternatif pemecahan
masalah, serta pemilihan alternatif pemecahan terbaik yang dapat
dilakukan sesuai dengan kondisi internal maupun kondisi eksternal.
4) Menunjukkan pentingnya perubahan
Menunjukkan pentingnya perubahan yang sedang dan akan
terjadi di lingkungannya, baik lingkungan organisasi dan
masyarakat, serta mengantisipasi perubahan melalui kegiatan
perubahan yang terencana.
5) Melakukan pengujian dan demonstrasi
Pengujian dan demonstrasi sebagai bagian dan implementasi
perubahan terencana yang berhasil dirumuskan.
6) Memproduksi dan publikasi informasi
Memproduksi dan publikasi informasi, baik yang berasal dari
luar (penelitian, kebijakan, produsen/pelaku bisnis) maupun yang
berasal dari dalam (pengalaman, indegenuous technology, maupun
kearifan tradisional dan nilai-nilai adat yang lain).
7) Melaksanakan pemberdayaan/penguatan kapasitas
Pemberian kesempatan kepada kelompok lapisan bawah untuk
bersuara dan menentukan sendiri pilihannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
respons manusia dan dapat diuji melalui tiga dimensi yaitu arahnya,
intensitasnya, dan ketenangannya.
Sikap merupakan faktor yang menentukan perilaku, karena sikap
itu berhubungan dengan persepsi, kepribadian, belajar, dan motivasi.
Sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental, yang diorganisasi
melalui pengalaman, yang mempunyai pengaruh tertentu kepada
tanggapan seseorang terhadap orang, obyek, dan situasi yang
berhubungan dengannya (Gibson et all, 1994).
Beberapa definisi tentang sikap (Ahmadi, 1999) :
1) LL Thurstone (1946)
Sikap sebagai tindakan kecenderungan yang bersifat positif
atau negatif yang berhubungan dengan obyek psikologi. Obyek
psikologi meliputi : simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide.
2) Zimbardo dan Ebbesen
Sikap adalah suatu predisposisi (keadaan mudah
terpengaruh) terhadap seseorang, ide, atau obyek yang berisi
komponen-komponen cognitive, affective, dan behaviour.
3) D. Krech and RS. Crutchfield
Sikap adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi,
emosi, persepsi, atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan
individu.
4) John H. Harvey dan William P. Smith
Kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif
atau negative terhadap obyek atau situasi.
Ahmadi (1999) mengelompokkan fungsi atau tugas sikap
menjadi empat golongan yaitu :
1) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.
2) Sikap berfungsi sebagai pengatur tingkah laku.
3) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman.
4) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
3) Perilaku
Komponen tingkah laku dari suatu sikap mengacu pada niat
seseorang untuk memelihara sesuatu dengan suatu cara tertentu.
Menurut Ahmadi (1999), tiap-tiap sikap memiliki tiga aspek :
1) Aspek Kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal
pikiran.
2) Aspek Afektif berwujud proses yang menyangkut perasaan-
perasaan tertentu yang ditujukan kepada obyek-obyek tertentu.
3) Aspek Konatif berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk
berbuat sesuatu obyek.
Attitudes often are described as having three dimensions :
1) A cognitive or thingking dimension. This represents a person's
thoughts or beliefs about another person, object, or situation. His
attitude therefore is determined partly by how much he knows.
2) An affective or feeling dimension. This represent a person's
emotional response to another person, object or situation.
3) A behavioral or action dimension. This represent the actions a
person takes as a result of his attitude (Hawkins et all, 1982).
Menurut Hawkins et all (1982), Sikap sering diuraikan memiliki
tiga dimensi :
1) Dimensi pikiran, yaitu kepercayaan atau pemikiran seseorang
tentang orang lain, obyek, atau situasi. Sikap ditentukan sebagian
atau seberapa banyak ia mengetahui.
2) Dimensi perasaan, yaitu tanggapan emosional seseorang terhadap
orang lain, obyek atau situasi.
3) Suatu tingkah laku atau dimensi tindakan, yaitu tindakan seseorang
sebagai hasil atas sikapnya.
Psychologists often describe attitudes as having three components :
what we think or believe about something (the emotional component),
how we feel about it (the emotional component) and how we act
toward it (the behavioral component). Sometimes these three
components are consistent with one another (Wortman, 1999).
Psikologi pada umumnya menggambarkan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen yaitu apa yang kita pikirkan atau percaya
tentang suatu hal (komponen
commit to kognitif),
user bagaimana kita merasakan
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
daerah yang tenaga kerjanya kurang dan mahal. Selain itu cara ini dinilai
menghemat penggunaan air (Syam, 2007).
Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) memiliki beberapa
keunggulan, diantaranya : masa produksi lebih pendek, menghemat
tenaga kerja, menghemat penggunaan air, meningkatkan hasil persatuan
luas, jumlah anakan tidak produktif menurun. Adapun langkah-langkah
Tabela Bayer sebagai berikut :
a. Persiapan Lahan
Pada prinsipnya pengolahan tanah untuk persiapan lahan
bertanam padi bayer tabela hampir sama dengan persiapan lahan
untuk bertanam padi tapin atau persemaian. Langkah-langkah
pengolahan tanah bayer tabela dilakukan dengan pembajakan dua
arah, galengan ditamping dan dipopok agar air tidak keluar ke petak
yang lain. Akan lebih baik lagi setelah dibajak lahan diratakan agar
distribusi dan penyebaran air pengairan rata. Setelah dilakukan
pembajakan untuk mengolah tanah dilakukan pembuatan caren.
Caren adalah selokan kecil yang dibuat sedalam 10-20 cm, dengan
menggunakan cangkul atau untuk lebih cepat, memakai alat hasil
modifikasi. Caren dibuat untuk memudahkan pengaturan air
pengairan selama 30 hari pertama, caren juga berfungsi untuk
mengeluarkan genangan air saat atau setelah turun hujan. Caren
memudahkan petani saat melakukan penyemprotan dan pemupukan,
serta membantu pengendalian keong mas.
b. Persiapan bibit
Sebelum dilakukan penanaman benih direndam selama 24 jam
kemudian diperam 24 jam, sebagai tanda benih mempunyai daya
tumbuh yang baik, calon akar sudah keluar sekitar 1 mm setelah
diperam selama 24 jam. Sebelum disebar, benih diberi perlakuan
dengan Gaucho yang berfungsi sebagai anti stress sehingga padi dan
sistem perakaran tumbuh lebih kuat serta melindungi tanaman padi
dari serangan hama commit
werengtodan
usertungau dengan dosis 80 ml/ ha
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Berpikir
Sistem tanam benih langsung (Tabela) dari Bayer merupakan salah
satu inovasi yang sedang dikembangkan di Kabupaten Karanganyar dua
tahun terakhir ini. Sistem ini memiliki keunggulan lebih hemat dari segi
waktu, tenaga kerja, penggunaan pupuk dan dapat meningkatkan hasil
produksi. Penggunaan input yang lebih hemat ini dikarenakan dalam sistem
Tabela memanfaatkan penggunaan teknologi yaitu berupa alat yang disebut
Baytani untuk menanam benih. Dimana alat ini akan menghemat waktu dan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses penanaman.
Sikap petani padi di Kabupaten Karanganyar terhadap sistem Tabela
commit to user
dipengaruhi oleh beberapa faktor pembentuk sikap. Beberapa faktor
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Sangat setuju/
Faktor Internal : Sikap petani padi
1. Umur terhadap sistem sangat positf
2. Pengalaman Tabela :
menerapkan Tabela 1. Konsep
3. Pendidikan formal a. Pengertian Setuju/positif
A.4. Hipotesis
Keaktifan mengikuti b. Keunggulan
penyuluhan 2. Kegiatan
5. Karakteristik sosial 1) Persiapan lahan Tidak tahu/
a) Status 2) Perlakuan ragu-ragu
keanggotaan benih
dalam kelompok/ 3) Penanaman
organisasi 4) Pengairan Tidak setuju/
b) Banyaknya 5) Pemupukan
organisasi yang 6) Pemberantasan negatif
diikuti hama dan
c) Lamanya penyakit
berkecimpung 3. Hasil Sangat tidak
dalam organisasi 1) Segi waktu setuju/sangat
6. Karakteristik 2) Segi biaya
ekonomi 4. Dampak negatif
a) Luas pemilikan 1) Produksi panen
lahan 2) Pendapatan
b) Luas penguasaan petani
lahan
c) Pendapatan
Faktor Eksternal :
1. Informasi
2. Pengaruh orang lain
yang dianggap
penting
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
D. Pembatasan Masalah
1. Faktor yang mempengaruhi sikap pada penelitian ini dibatasi pada faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : umur, pengalaman
menerapkan Tabela, pendidikan formal, keaktifan mengikuti penyuluhan,
karakteristik sosial (status keanggotaan dalam kelompok/ organisasi,
banyaknya organisasi yang diikuti, lamanya berkecimpung dalam
organisasi), karakteristik ekonomi (luas pemilikan lahan, luas penguasaan
lahan, pendapatan). Sedangkan faktor eksternal meliputi : informasi,
pengaruh orang lain yang dianggap penting.
2. Sikap petani padi terhadap sistem Tabela dibatasi pada sikap terhadap
konsep (pengertian dan keunggulan sistem Tabela), kegiatan budidaya
padi dengan sistem Tabela (pengolahan lahan, persiapan benih,
penanaman, pengairan, pemupukan, serta pemberantasan hama dan
penyakit), hasil penggunaan sistem Tabela (segi waktu, segi biaya),
dampak dari sistem Tabela (produksi panen, pendapatan petani).
3. Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah petani padi di
Kabupaten Karanganyar yang belum maupun yang telah menerapkan
sistem Tanam Benih Langsung (Tabela), khususnya di Kecamatan
Karanganyar dan Jumantono.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
c) Pendidikan formal
Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh responden di bangku
sekolah
Perguruan Tinggi : skor 5
SLTA/Tamat SLTA : skor 4
SLTP/Tamat SLTP : skor 3
SD/Tamat SD : skor 2
Tidak Sekolah : skor 1
d) Keaktifan mengikuti penyuluhan
Frekuensi responden mengikuti kegiatan penyuluhan tentang
sistem Tabela (dalam 1x musim tanam)
Sangat sering (>3 kali) : skor 5
Sering (3 kali) : skor 4
Kadang-kadang (2 kali) : skor 3
Pernah (1 kali) : skor 2
Tidak Pernah : skor 1
e) Karakteristik sosial
i. Status keanggotaan dalam kelompok/ organisasi
Jabatan atau kedudukan petani dalam kelompok/ organisasi
Ketua : skor 5
Pengurus : skor 4
Anggota aktif : skor 3
Anggota pasif : skor 2
Bukan anggota : skor 1
ii. Banyaknya organisasi yang diikuti
Jumlah organisasi yang diikuti petani
> 3 (lebih dari tiga) : skor 5
3 (tiga) : skor 4
2 (dua) : skor 3
1 (satu) : skor 1
0 commit to user : skor 0
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
2) Faktor eksternal
a) Informasi
Frekuensi memperoleh informasi tentang sistem Tabela (dalam
1x musim tanam)
Sangat sering (> 6 kali) : skor 5
Sering (5-6 kali) : skor 4
Kadang-kadang (3-4 kali) : skor 3
Pernah (1-2 kali) : skor 2
Tidak pernah : skor 1
b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Saran dan ajakan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan melalui penerapan sistem Tabela (Field Assisten
Bayer, PPL, ketua kelompok tani/ petani lain, aparat desa,
keluarga) dalam satu kali musim tanam.
Sangat sering (> 6 kali) : skor 5
Sering (5-6 kali) : skor 4
Kadang-kadang (3-4 kali) : skor 3
Pernah (1-2 kali) : skor 2
Tidak pernah : skor 1
b. Sikap petani terhadap sistem Tabela
Pengukuran variabel sikap petani terhadap sistem Tabela yaitu
dengan memberikan pernyataan- pernyataan positif dan negatif
kepada responden tentang sikap terhadap konsep sistem Tabela, sikap
terhadap kegiatan/penerapan, sikap terhadap hasil sistem Tabela, serta
sikap terhadap dampak sistem Tabela. Pernyataan- pernyataan
tersebut mencakup :
1) Konsep sistem Tabela
a) Pengertian
b) Keunggulan
i. Menghemat tenaga
commit to user
ii. Menghemat penggunaan air
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
1) Pernyataan Positif
i. Sangat setuju/ sangat positif (SS) : skor 5
ii. Setuju/ positif (S) : skor 4
iii. Tidak tahu/ragu-ragu (R) : skor 3
iv. Tidak setuju/ negatif (TS) : skor 2
v. Sangat tidak setuju/ sangat negatif (STS) : skor 1
2) Pernyataan Negatif
i. Sangat setuju/ sangat positif (SS) : skor 1
ii. Setuju/ positif (S) : skor 2
iii. Tidak tahu/ragu-ragu (R) : skor 3
iv. Tidak setuju/ negatif (TS) : skor 4
v. Sangat tidak setuju/ sangat negatif (STS) : skor 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
a = belum menerapkan
b = menerapkan-berhenti
c = menerapkan-berlanjut
2. Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode Multiple Stage Cluster Random Sampling, yaitu dengan
cara mengelompokkan populasi ke dalam kelas-kelas yang merupakan
satuan-satuan dari mana sampel akan diambil (Mantra dan Kasto dalam
Singarimbun dan Effendi, 2006). Penentuan jumlah responden tiap sub
populasi menggunakan metode proportional random sampling yaitu
pengambilan responden dengan menetapkan jumlah tergantung besar
kecilnya sub populasi atau kelompok yang akan diwakilinya
(Mardikanto, 2001). Penentuan jumlah responden untuk masing-masing
kelompok tani ditentukan dengan rumus :
nk
ni = n
N
Keterangan :
ni = Jumlah responden dari masing-masing kelompok tani
nk = Jumlah petani dari tiap kelompok tani sebagai responden
N = Jumlah populasi atau jumlah petani seluruh kelompok tani
n = Jumlah petani responden yang diambil
Responden dalam penelitian ini adalah petani padi baik yang
belum maupun yang telah menerapkan sistem Tabela di Kecamatan
Karanganyar dan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Adapun jumlah
responden dalam penelitian ini sesuai dengan rumus di atas dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Pr = primer Kn = kuantitatif
Sk = sekunder Kl = kualitatif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
N -2
t = rs
1 - rs 2
Kriteria pengambilan keputusan :
1. Apabila t hitung ³ t tabel (0,05), maka Ho ditolak. Berarti ada hubungan
yang signifikan antara faktor pembentuk sikap dengan sikap petani
terhadap sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) Bayer di Kabupaten
Karanganyar.
2. Apabila t hitung < t tabel (0,05), maka Ho diterima. Berarti tidak ada
hubungan yang signifikan antara faktor pembentuk sikap dengan sikap
petani terhadap sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) Bayer di
Kabupaten Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Keadaan Alam
1. Letak Geografis dan Topografi
Secara geografis Kabupaten Karanganyar terletak diantara 70 28’ - 70
46’ Lintang Selatan, dan 1100 40’ sampai 1100 70’ Bujur Timur dengan
rata-rata curah hujan 2.601 mm dan ketinggian rata-rata 511 meter di atas
permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 220-310C. Secara
administratif Kabupaten Karanganyar termasuk ke dalam wilayah Propinsi
Jawa Tengah. Batas-batas Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri
Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kota Surakarta
Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 Kecamatan yang meliputi 162
desa dan 15 kelurahan. Desa/ Kelurahan tersebut terdiri dari 1.091 dusun,
2.313 dukuh, 1.876 RW, dan 6.130 RT. Adapun kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Karanganyar adalah Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono,
Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan, Karanganyar,
Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat, Mojogedang,
Kerjo dan Jenawi.
2. Luas Wilayah dan Tata Guna Lahan
Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha yang
terdiri dari tanah sawah dan tanah kering. Luas wilayah dan tata guna
lahan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 4.1.
commit51to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Tata Guna Lahan di Kabupaten Karanganyar
Prosentase
No Tata Guna Lahan Luas (Ha)
(%)
1. Tanah a. Irigasi teknis 12.922,74 16,70
Sawah b. Irigasi non teknis 7.586,76 9,80
c. Tidak berpengairan 1.955,61 2,53
Jumlah (Ha) 22.465,11
2. Tanah a. Pekarangan/bangunan 21.197, 69 27,39
Kering b.Tegalan/ kebun 17.847,48 23,07
c. Padang Gembala 219,67 0,28
d.Tambak/ kolam 25,53 0,03
e. Rawa - -
f. Hutan Negara 9.729,50 12,57
g. Perkebunan 3.251,51 4,20
h. Lain-lain 2.641,14 3,41
Jumlah (Ha) 54.912,53
Jumlah Total (Ha) 77.378,64 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, Tahun 2009
Berdasarkan Tabel 4.1, tata guna lahan sebagian besar digunakan
untuk tanah kering yaitu seluas 54.912,53 Ha, dengan sebagian besar
lahannya digunakan untuk pekarangan/ bangunan seluas 21.197, 69 Ha
(27,39%). Di samping untuk pekarangan/ bangunan, tanah kering juga
digunakan untuk tegalan/ kebun seluas 17.847,48 Ha (23,07%). Tanah
kering untuk tegalan/ kebun dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
mengembangkan potensi yang ada, sehingga dengan adanya tegal dapat
menambah penghasilan masyarakat. Sedangkan untuk tanah sawah seluas
22.465,11 Ha yang sebagian besar lahannya merupakan sawah irigasi
teknis seluas 12.922,74 Ha (16,70%).
B. Keadaan Penduduk
Kabupaten Karanganyar berpenduduk 872.821 jiwa yang dapat
dibedakan menurut jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, dan
mata pencaharian.
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Keadaan penduduk menurut jenis kelamin dapat digunakan untuk
mengetahui besarnya sex ratio
commitatau
to perbandingan
user antara jumlah penduduk
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
Sex ratio =
å penduduk laki - laki x 100
å penduduk perempuan
433.840
= ×100
438.981
= 98,83 ~ 99
Sex Ratio (SR) penduduk sebesar 98,83 artinya dalam setiap 100
orang penduduk perempuan terdapat kurang lebih 99 orang penduduk laki-
laki. Apabila angka SR (Sex Ratio) di bawah 100, maka dapat
menimbulkan berbagai masalah, dimana berarti di wilayah tersebut
kekurangan penduduk laki-laki, sehingga berakibat terjadinya kekurangan
tenaga kerja laki-laki untuk melaksanakan pembangunan. Akan tetapi,
angka SR (Sex Ratio) di atas tidak terlalu jauh dari 100 sehingga dapat
dikatakan bahwa jumlah penduduk laki-laki tidak selisih jauh dengan
penduduk perempuan, sehingga tidak akan berdampak terhadap
pelaksanaan pembangunan.
Perbandingan jumlah penduduk perempuan yang lebih besar
dibandingkan penduduk laki- laki cukup memberikan kontribusi di bidang
pertanian yaitu sebagai tenaga kerja pertanian. Sebagian pekerjaan laki-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
ABT =
å Penduduknon Pr oduktif ´100
å Penduduk Pr oduktif
330.347
= ×100
542.474
= 60,89 ~ 61
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
C. Keadaan Pertanian
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor primer, memang masih
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Karanganyar. Sektor pertanian dirinci menjadi beberapa subsektor,
yaitu tanaman bahan makanan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan
perikanan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
1. Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana
produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat.
Kabupaten Karanganyar sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian
yang memiliki potensi cukup baik bagi pengembangan tanaman agro
industri.
Tabel 4.6. Luas Areal Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten
Karanganyar
Tanaman Pangan Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton)
Padi sawah 46.263 281.234
Padi gogo 1.364 4.368
Jagung 7.497 65.675
Ubi Kayu 6.074 159.837
Ubi Jalar 535 10.012
Kedelai 303 427
Kacang Tanah 5.413 6.328
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, Tahun 2009
Prioritas komoditas yang dibudidayakan oleh penduduk di suatu
wilayah dapat dipengaruhi oleh adanya kebiasaan penduduk di wilayah
tersebut dan tingkat kebutuhan penduduk terhadap suatu komoditas
tertentu. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa luas panen terbesar
yaitu pada tanaman padi sawah dengan produksi rata-rata 281.234 ton per
hektar. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tanaman padi menjadi prioritas
utama untuk dibudidayakan petani karena komoditas ini merupakan
makanan pokok bagi penduduk. Selain itu, yang menjadi komoditas
unggulan yaitu tanaman ubi kayu dengan produksi mencapai 159.837 ton.
2. Perkebunan
Di samping tanaman bahan pangan, di Kabupaten Karanganyar juga
terdapat perkebunan yang memiliki beberapa komoditas sayuran dan buah-
buahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
Kuda 268
Sapi potong 49.498
Sapi perah 353
Kerbau 720
Kambing 22.185
Domba 115.488
Babi 38.215
Ayam ras 1.742.630
Ayam buras 847.349
Itik 105.800
Kelinci 10.941
Burung puyuh 328.983
Ayam pedaging 2.517.500
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, Tahun 2009
Jenis ternak di Kabupaten Karanganyar yang potensial untuk
dikembangkan adalah ayam ras yang mencapai 1.742.630 ekor. Hasil-
hasil produksi dari ternak di atas terdiri dari telur ayam buras 352.529 kg,
telur ayam ras 14.518.097 kg, telur itik 563.636 kg, telur puyuh 662.664
kg, daging 5.179.263 kg dan susu 301.475 lt. Hasil dari produksi ternak
yang paling potensial adalah telur ayam ras.
5. Perikanan
Produksi perikanan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada
tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11. Luas dan Produksi Ikan Menurut Jenis Perairan di Kabupaten
Karanganyar
Jenis Perairan Luas Produksi
(Ha) (kg)
Cek DAM 85,9700 68.490
Kolam air tenang 34,4181 982.005
Sungai 429,1200 331.815
Waduk 130,0000 55.125
KJA 0,2245 27.250
Sumber : BPS Kabupaten Karanganyar, Tahun 2009
Jenis perairan untuk perikanan terluas di Kabupaten Karanganyar
commit to user
adalah sungai seluas 429,1200 Ha. Sedangkan produksi perikanan yang
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
Tabela. Demonstrasi “Temu Lapang” ini diadakan 3-4 kali tiap musim
tanam yang yaitu ketika kegiatan penanaman, pemupukan, penyemprotan,
dan panen. Petani yang belum menerapkan Tabela diundang oleh pihak
Bayer melalui kontak tani untuk mengikuti demonstrasi. Kontak tani
merupakan petani Tabela yang sudah mampu mengembangkan Tabela
secara mandiri dan menjadi perantara Asisten Lapang Bayer dengan petani
yang belum menerapkan Tabela. Dari sinilah, sebagian besar petani yang
belum menerapkan Tabela dapat mengetahui tentang tata cara sistem
Tabela beserta keunggulan-keunggulan yang ditawarkan Tabela sehingga
petani yang semula tidak tahu tentang Tabela menjadi tahu akan Tabela,
dan beberapa petani tertarik untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Bagi petani yang tertarik tentang informasi Tabela lebih lanjut, pihak
Bayer menindaklanjuti dengan memberikan penyuluhan berupa
karyawisata yang dinamakan “Field Trip” yaitu kunjungan secara
berkelompok bagi petani yang belum menerapkan Tabela ke lahan petani
Tabela di kecamatan lain dalam satu wilayah Kabupaten. Namun pada
umunya petani tidak meminta untuk ditindaklanjuti melalui “Filed Trip”.
Hal ini dikarenakan petani merasa sungkan jika sudah mengikuti “Field
Trip” tetapi tidak juga menerapkan Tabela sehingga hanya petani- petani
tertentu yang sudah yakin akan menerapkan Tabela yang mengikuti “Field
Trip”. Kunjungan “Field Trip” ini diadakan hanya satu kali tiap musim
tanam. Petani diajak untuk melihat lahan petani Tabela di lain kecamatan
kemudian petani mendapatkan penyuluhan yang lebih mendalam mulai
dari kegiatan persiapan lahan sampai panen. Petani yang memutuskan
untuk menerapkan Tabela, akan ditindaklanjuti dengan penyuluhan secara
kunjungan rumah ataupun kunjungan di tempat kerja/ di lahan sebagai
upaya pendampingan di lapang. Pihak Bayer juga membagikan leaflet
untuk sasaran penyuluhan yaitu petani yang belum menerapkan Tabela,
sedangkan untuk sasaran penyuluhan petani Tabela digunakan brosur.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
d. Pengairan
Hindari genangan air di bedengan saat benih baru sebar sampai
umur 10 hari, lahan dipertahankan dalam kondisi lembab saja. Umur
10-30 hari setelah sebar pengairan cukup 2-3 hari sekali. jika kondisi
tanah masih lembab, pengairan dapat dilakukan 5-10 hari sekali.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada 10 HST, 20
HST dan 30 HST. Saat pemupukan pertama aplikasi pupuk N sebanyak
50 kg/Ha, terkadang dicampur dengan Curaterr untuk melindungi dari
serangan hama penggerek batang. Pada saat 20 HST aplikasi pupuk
NPK dengan rician N sebanyak 50 kg/Ha dan P sebanyak 150 kg/Ha.
Pada saat 30 HST aplikasi pupuk Za sebanyak 150 kg/Ha dan P
sebanyak 150 kg/Ha.
f. Pemberantasan hama dan penyakit
Beberapa pestisida yang diaplikasikan oleh petani Tabela
diantaranya : Ricestarxtra dosis 500 mL/Ha aplikasi 12-18 HST untuk
mengendalikan gulma, Antracol dosis 1 sendok makan aplikasi minimal
30 HST untuk tambahan suplemen Zinc dan pengendalian jamur,
Folicur aplikasi 2 kali tiap musim tanam yaitu saat padi bunting dan
ketika malai muncul ± 5 % untuk pengendalian penyakit busuk batang
dan bercak daun, Nativo dosis 200 g/Ha untuk melindungi dari penyakit
kresek. Beberapa pestisida tersebut sifatnya tidak memaksa, dalam arti
petani Tabela dapat menggunakan pestisida selain dari produk Bayer,
perkecualian Ricestar Xtra yang memang disediakan dalam bentuk
paketan yaitu satu paket dengan Gaucho.
3. Kendala Penerapan Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela)
Kendala teknis yang dialami petani Tabela selama ini diantaranya
yaitu :
a. Masalah perawatan khususnya untuk gulma rumput
Menurut sebagian besar petani, yang menjadi kendala sistem
commit
Tabela adalah rumput yang to user cukup banyak dalam satu bulan
jumlahnya
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
mengukur kategori, yaitu dengan menentukan nilai tengah dari data yang
sudah diurutkan.
1. Sikap Petani Padi terhadap Konsep Sistem Tanam Benih Langsung
(Tabela)
Sikap petani terhadap variabel y (konsep sistem Tabela) terdiri dari
dua sub variabel yaitu pengertian dan keunggulan dari sistem Tabela.
Masing- masing sub variabel tersebut diukur melalui indikator berupa
pernyataan positf dan negatif, dimana masing-masing pernyataan tersebut
memiliki kriteria/ kategori mulai dari sangat setuju/ sangat positif sampai
sangat tidak setuju/ sangat negatif.
Tabel 5.2. Sikap Petani terhadap Konsep Sistem Tabela
No Kategori Skor Jumlah Persentase Median
(orang) (%)
1 Sangat setuju/sangat 5 4 17,4
positif
2 Setuju/ positif 4 12 52,2
3 Antara ragu-ragu dan 3,5 2 8,7 4
setuju
4 Tidak tahu/ragu-ragu 3 4 17,4
5 Antara tidak setuju dan 2,5 1 4,3
ragu-ragu
6 Tidak setuju/negatif 2 0 0
7 Sangat tidak setuju/ 1 0 0
sangat negatif
Jumlah 23 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2011.
Berdasarkan tabel 5.3 di atas, sikap petani terhadap konsep sistem
Tabela tergolong setuju/ positif yaitu sebesar 52,2%. Sikap positif ini
dikarenakan menurut sebagian besar petani, sistem Tabela mudah untuk
diterapkan karena cara pengelolaannya tidak jauh berbeda dengan sistem
tanam pindah (tapin), hanya saja perlu kesabaran dalam perawatannya
karena Tabela lebih banyak rumput dibandingkan tapin. Di samping itu,
menurut sebagian besar petani, sistem Tabela lebih unggul daripada tanam
pindah. Beberapa keunggulan Tabela diantaranya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
waktu dan tenaga. Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan untuk benih,
dan tenaga penanaman juga dapat ditekan.
3. Sikap Petani Padi terhadap Hasil Sistem Tanam Benih Langsung
(Tabela)
Sikap petani terhadap variabel y (hasil sistem Tabela) terdiri dari dua
sub variabel diantaranya hasil dari segi waktu dan segi biaya. Masing-
masing sub variabel tersebut diukur melalui indikator berupa pernyataan
positf dan negatif, dimana masing-masing pernyataan tersebut memiliki
kriteria/ kategori mulai dari sangat setuju/ sangat positif sampai sangat
tidak setuju/ sangat negatif.
Tabel 5.4. Sikap Petani terhadap Hasil Sistem Tabela
No Kategori Skor Jumlah Persentase Median
(orang) (%)
1 Sangat setuju/sangat 5 2 8,7
positif
2 Antara setuju dan 4,5 1 4,3
sangat setuju
3 Setuju/ positif 4 10 43,5
4 Antara ragu-ragu dan 3,5 4 17,4 4
setuju
5 Tidak tahu/ragu-ragu 3 4 17,4
6 Antara tidak setuju dan 2,5 2 8,7
ragu-ragu
7 Tidak Setuju/ negatif 2 0 0
8 Sangat tidak setuju/ 1 0 0
sangat negatif
Jumlah 23 100,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2011.
Berdasarkan tabel 5.5 di atas, sikap petani terhadap hasil sistem
Tabela tergolong setuju/ positif yaitu sebesar 43,5%. Sikap positif ini
dikarenakan menurut sebagian besar petani, sistem Tabela lebih
menghemat waktu dan biaya serta memberikan hasil lebih cepat. Tabela
mampu menghemat waktu penanaman melalui penggunaan alat Baytani,
sehingga biaya untuk tenaga tanam tidak terlalu besar. Tabela juga lebih
menghemat biaya pembelian benih. Hal ini dikarenakan untuk kebutuhan
benih lebih hemat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu
yang dapat mempengaruhi petani dalam mengambil sikap terhadap sistem
Tabela. Faktor internal terdiri dari umur, pengalaman menerapkan Tabela,
pendidikan formal, keaktifan mengikuti penyuluhan, karakteristik sosial,
dan karakteristik ekonomi.
a. Umur
Umur merupakan usia petani responden pada saat penelitian
dilakukan yang dinyatakan dalam tahun.
Tabel 5.7. Usia Petani Responden Saat Penelitian Dilakukan
No Kategori Skor Jumlah Persentase Median
(orang) (%)
1 > 50 tahun 5 13 56,5
2 > 40- 50 tahun 4 3 13,0
3 > 30- 40 tahun 3 5 21,7 5
4 > 20- 30 tahun 2 2 8,7
5 ≤ 20 tahun 1 0 0
Jumlah 23 100,0
Sumber : Analisis Data Primer, 2011.
Berdasarkan tabel 5.7, umur petani tergolong dalam kategori
>50 tahun yaitu sebesar 56,5%. Menurut De Cecco (1968) dalam
Mardikanto (1996), umur akan berpengaruh kepada tingkat
kematangan seseorang (baik kematangan fisik maupun emosional)
yang sangat menentukan kesiapannya untuk belajar. Berkaitan dengan
itu, Vacca dan Valker (1980), mengemukakan bahwa selaras dengan
bertambahnya umur, seseorang akan menumpuk pengalaman-
pengalamannya yang merupakan sumberdaya yang sangat berguna
bagi kesiapannya untuk belajar lebih lanjut.
Berdasarkan teori tersebut, usia petani akan mempengaruhi
sikapnya dalam mengambil keputusan terkait dengan adanya inovasi.
Semakin tua usia petani, semakin banyak pengalaman usaha tani yang
didapatkannya sehingga semakin positif sikapnya terhadap inovasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id
e. Karakteristik Sosial
Karakteristik sosial dalam penelitian ini adalah keadaan sosial
petani responden yang akan menjadi pertimbangan dalam menerapkan
sistem Tabela yang dilihat dari : status keanggotaan dalam kelompok/
organisasi, banyaknya organisasi yang diikuti, lamanya berkecimpung
dalam organisasi. Dari ketiga sub variabel tersebut, dicari nilai
tengahnya sehingga diperoleh data pada tabel 5.11.
Tabel 5.11. Tingkat Karakteristik Sosial Petani
No Kategori Skor Jumlah Persentase Median
(orang) (%)
1 Sangat tinggi 5 7 30,4
2 Tinggi 4 4 17,4
3 Sedang 3 10 43,5 3
4 Rendah 2 2 8,7
5 Sangat rendah 1 0 0
Jumlah 23 100,0
Sumber : Analisis Data Primer, 2011.
Berdasarkan tabel 5.11, tingkat karakteristik sosial petani
tergolong sedang yaitu sebesar 43,5%. Hal ini dikarenakan tingkat
karakteristik sosial yang meliputi status keanggotaan dalam
kelompok/ organisasi, banyaknya organisasi yang diikuti, lamanya
berkecimpung dalam organisasi tergolong sedang.
Menurut Lionberger dalam Mardikanto (1996), warga
masyarakat yang suka bergabung dengan orang-orang di luar sistem
sosialnya sendiri, umumnya lebih inovatif dibanding mereka yang
hanya melakukan kontak pribadi dengan warga masyarakat setempat.
Berdasarkan teori tersebut, maka petani dengan tingkat karakteristik
sosial yang semakin tinggi akan semakin positif dalam menyikapi
suatu inovasi.
f. Karakteristik Ekonomi
Karakteristik ekonomi adalah keadaan ekonomi petani
responden yang akan menjadi pertimbangan dalam menerapkan sistem
Tabela yang ditinjau dari tigatohal,
commit userdiantaranya : luas pemilikan lahan,
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id
dari Field Assisten Bayer, PPL, ketua kelompok tani, aparat desa,
petani di luar kelompok tani yang mempengaruhi pembentukan sikap
yang berkaitan dengan penerapan sistem Tabela.
Tabel 5.14. Frekuensi Petani Memperoleh Saran dari Orang Lain
No Kategori Skor Jumlah Persentase Median
(orang) (%)
1 Sangat tinggi 5 0 0,0
2 Tinggi 4 1 4,3
3 Sedang 3 4 17,4 2
4 Rendah 2 12 52,2
5 Sangat rendah 1 6 26,1
Jumlah 23 100,0
Sumber : Analisis Data Primer, 2011.
Berdasarkan tabel 5.14, frekuensi petani memperoleh saran dari
orang lain terkait sistem Tabela tergolong rendah yaitu sebesar 52,2%.
Hal ini dikarenakan petani jarang mendapatkan saran untuk
menerapkan sistem tabela. Sebagian besar petani hanya memperoleh
saran satu hingga dua kali setiap musim tanam baik itu dari Asisten
Lapang Bayer, ketua kelompok tani ataupun petani yang sudah
menerapkan Tabela.
Saran dari orang lain akan mempengaruhi sikap petani dalam
menilai inovasi. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Ahmadi (1999), orang akan mempunyai kecenderungan untuk
menerima suatu pandangan, pendapat, atau norma-norma dan
sebagainya, apabila norma-norma itu mendapatkan dukungan orang
banyak atau mayoritet, dimana sebagian besar dari kelompok atau
golongan itu memberikan sokongan atas pendapat, pandangan-
pandangan tersebut. Berdasarkan teori tersebut maka semakin besar
saran dan dukungan dari orang-orang di sekitar petani yang dianggap
penting, maka akan semakin positif sikap petani terhadap suatu
inovasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id
X6 : Karakteristik ekonomi
X7 : Informasi
X8 : Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Y1 : Sikap Petani terhadap Konsep Sistem Tanam Benih Langsung
Y2 : Sikap Petani terhadap Kegiatan Sistem Tanam Benih Langsung
Y3 : Sikap Petani terhadap Hasil Sistem Tanam Benih Langsung
Y4 : Sikap Petani terhadap Dampak Sistem Tanam Benih Langsung
Ytotal : Sikap Petani terhadap Sistem Tanam Benih Langsung
T tabel (α = 0,05) : 2,069
** : Sangat Signifikan (α = 0,01)
* : Signifikan (α = 0,05)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id
tentu dapat selalu mengikuti, rata- rata petani hanya mengikuti 2 kali
tiap musim tanamnya. Namun, dari sinilah petani yang belum
menerapkan Tabela mendapat pengetahuan tentang kegiatan Tabela
mulai dari persiapan lahan, perlakuan benih, penanaman, pengairan,
pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit karena petani
mendapatkan leaflet yang berisikan tentang tahap- tahap kegiatan
Tabela. Oleh sebab itu, petani dapat menyikapi kegiatan Tabela secara
positif.
c. Hubungan antara keaktifan mengikuti penyuluhan dengan sikap petani
terhadap Hasil Sistem Tabela
Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa nilai rs 0,749 dan
t hitung sebesar 5,180 sedangkan t tabel 2,069, jadi t hitung > t tabel
pada tingkat kepercayaan 95%, sehingga terdapat korelasi positif yang
signifikan antara keaktifan mengikuti penyuluhan dengan sikap petani
terhadap hasil sistem Tabela. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
aktif petani mengikuti kegiatan penyuluhan maka akan semakin positif
sikapnya terhadap hasil Tabela. Kondisi yang terjadi di lapang adalah
keaktifan petani dalam mengikuti penyuluhan tergolong sedang tetapi
sikap petani terhadap hasil Tabela tergolong positif. Petani yang tidak
menerapkan Tabela memang tidak mendapatkan kunjungan rumah
ataupun kunjungan tempat kerja, sehingga petani mendapatkan
pengetahuan tentang Tabela hanya melalui demonstrasi “Temu
Lapang” yang diadakan 3-4 kali setiap musim tanam, tetapi belum
tentu dapat selalu mengikuti, rata- rata petani hanya mengikuti 2 kali
tiap musim tanamnya. Namun, dari sinilah petani yang belum
menerapkan Tabela cukup mendapatkan pengetahuan atau gambaran
tentang hasil Tabela yang meliputi hasil dari segi waktu dan hasil dari
segi biaya. Oleh sebab itu, petani dapat menyikapi hasil Tabela secara
positif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang menganalisis
hubungan antara faktor- faktor pembentuk sikap dengan sikap petani padi
terhadap sistem Tanam Benih Langsung (Tabela), maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode penyuluhan Tabela oleh Bayer yaitu metode pendekatan
perorangan dan metode pendekatan kelompok. Metode pendekatan
perorangan menggunakan teknik kunjungan rumah dan kunjungan tempat
kerja. Sedangkan metode pendekatan kelompok menggunakan teknik
diskusi, demonstrasi, dan karyawisata. Petani yang menerapkan sistem
Tabela di Kabupaten Karanganyar masih terbatas. Menurut petani Tabela,
yang menjadi kendala sistem Tabela adalah rumput yang jumlahnya cukup
banyak sehingga memerlukan kesabaran untuk menyiangi. Selain itu juga,
kendala musim penghujan yang akan mengacaukan letak benih jika setelah
tanam turun hujan.
2. Sikap petani padi terhadap sistem Tabela, diantaranya:
a. Petani memiliki sikap setuju/ positif terhadap konsep sistem Tabela,
karena sistem tabela mudah untuk diterapkan, selain itu tabela dianggap
memiliki keunggulan dibandingkan tanam pindah.
b. Petani memiliki sikap setuju/ positif terhadap kegiatan sistem Tabela,
karena kegiatan Tabela mudah diterapkan, selain itu juga aturan atau
anjuran untuk setiap kegiatan tidak rumit atau mudah dipahami.
c. Petani memiliki sikap setuju/ positif terhadap hasil sistem Tabela,
karena sistem Tabela lebih menghemat waktu dan biaya serta
memberikan hasil lebih cepat.
d. Petani memiliki sikap antara ragu-ragu dan setuju/ positif terhadap
dampak sistem Tabela, karena petani belum secara langsung
menerapkan tabela di lahan garapannya.
commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id
e. Petani memiliki sikap setuju/ positif terhadap sistem Tabela. Hal ini
didukung dari sikap petani secara khusus (sikap terhadap konsep,
kegiatan, hasil, dan dampak) adalah setuju/ positif sehingga sikap petani
secara umum tergolong positif. Akan tetapi petani tidak serta merta
menerapkan Tabela karena pertimbangan bahwa : luas lahan garapan
sempit, keterbatasan jumlah alat Baytani, ketidaksesuaian lahan, gulma
rumput, kendala musim penghujan, mahalnya harga pestisida Bayer.
3. Faktor- faktor pembentuk sikap, diantaranya:
a. Umur petani tergolong dalam kategori >50 tahun.
b. Pengalaman petani tergolong sangat rendah dikarenakan petani yang
sudah mengetahui tentang sistem Tabela, belum menerapkan sistem
tersebut.
c. Pendidikan formal petani tergolong sedang yaitu sebagian besar
pendidikan terakhir mereka adalah SLTP/ Tamat SLTP.
d. Keaktifan petani dalam mengikuti penyuluhan tergolong sedang
dikarenakan petani hanya mengikuti penyuluhan demonstrasi “Temu
Lapang” dua kali setiap musim tanam.
e. Tingkat karakteristik sosial petani tergolong sedang karena status
keanggotaan dalam kelompok/ organisasi, banyaknya organisasi yang
diikuti, lamanya berkecimpung dalam organisasi tergolong sedang.
f. Tingkat karakteristik ekonomi petani tergolong rendah karena luas
pemilikan lahan, luas penguasaan lahan, dan pendapatan tergolong
rendah.
g. Frekuensi petani memperoleh informasi sistem tabela tergolong sedang
karena petani hanya memperoleh informasi melalui “Temu Lapang”,
kontak pribadi antar petani, dan leaflet. Petani tidak mengakses
informasi melalui media elektronik.
h. Frekuensi petani memperoleh saran dari orang lain terkait sistem tabela
tergolong rendah karena petani jarang mendapatkan saran dari orang
lain untuk menerapkan sistem Tabela.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id
4. Hubungan antara faktor yang membentuk sikap dengan sikap petani padi
terhadap sistem tabela adalah:
a. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman menerapkan
Tabela dengan sikap petani terhadap sistem Tabela karena meskipun
petani tidak secara langsung menerapkan Tabela di lahan miliknya
maupun lahan garapannya, tetapi petani bekerja sampingan sebagai
buruh di lahan petani lain yang menerapkan sistem Tabela.
b. Terdapat hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti
penyuluhan dengan sikap petani terhadap sistem Tabela karena petani
mengikuti demonstrasi “Temu Lapang” sehingga petani yang belum
menerapkan Tabela mendapat pengetahuan tentang Tabela yang akan
mempengaruhi sikap atau penilaiannya.
c. Terdapat hubungan yang signifikan antara informasi dengan sikap
petani terhadap sistem Tabela karena petani yang belum menerapkan
Tabela melakukan kontak langsung dengan petani Tabela, mengikuti
demonstrasi “Temu Lapang” sehingga petani memperoleh informasi
tentang sistem tabela yang mana informasi tersebut mempengaruhi
sikap atau penilaian mereka terhadap Tabela.
d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan
formal, karakteristik sosial, karakteristik ekonomi, pengaruh orang lain
yang dianggap penting dengan sikap petani terhadap sistem Tabela
dikarenakan beberapa faktor tersebut tidak mempengaruhi sikap atau
penilaian petani terhadap sistem Tabela.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka saran yang dapat
diajukan terkait penelitian tersebut adalah :
1. Bagi petani, sebaiknya petani lebih rasional dalam menyikapi setiap
inovasi yang ditawarkan. Dalam arti memikirkan jangka panjang apakah
inovasi tersebut bermanfaat kedepannya ataukah tidak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id
commit to user