Anda di halaman 1dari 8

Menakar Kendala Penerapan Sistem PsPSP Terhadap Peningkatan Produksi

Pada Usaha Tani Kakao Aceh

Eva Wardah 1, Setia Budi2


Corresponding Author: evawardah@unimal.ac.id
159

ABSTRAK
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak dari penerapan
sistem PsPSP pada usaha tani kakao yang ada di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala-kendala dalam
penerapan sistem PsPSP (Panen sering, Pemangkasan, Sanitasi dan Pemupukan) pada
usaha tani kakao untuk peningkatan produksi kakao. Penelitian ini mengunakan metode
survei di mana penentuan lokasi ditentukan secara purposive (sengaja) di Kecamatan
Juli Kabupaten Bireuen. Data primer didapatkan dari responden melalui observasi dan
wawancara terstruktur (kuesioner), sedangkan data skunder diperoleh dari berbagai
instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif dengan beberapa alat analisis sesuai dengan kebutuhan penelitian ini yang
kemudian dideskripsikan dalam hasil penelitian sehingga menghasilkan gambaran
kendala dari penerapan sistem PsPSP usaha tani kakao di Aceh. Hasil penelitian
menunjukkan secara penerapan seluruh pelaksanaan sistem PsPSP dalam meningkatkan
produksi kakao belum optimal. Secara berurutan kegiatan pemangkasan dan sanitasi
masih dirasakan kendalanya, sedangkan kegiatan panen sering dan pemupukan tidak
dirasakan kendala yang berarti oleh petani. Perlu ditingkatkan kemampuan petani
khususnya keterampilan dalam penerapan sistem PsPSP untuk meningkatkan produksi
kakao.
.
Kata Kunci: kendala, usaha tani kakao, sistem PsPSP, produksi kakao

12
, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020


PENDAHULUAN Kabupaten Bireuen cenderung berada
Melihat protensi yang ada saat ini di wilayah pedalaman/pegunungan.
pemerintah Provinsi Aceh telah Perkebunan terdiri dari areal
menetapkan komoditi kakao sebagai perkebunan rakyat dan perkebunan
salah satu komoditas unggulan dan swasta. Jenis tanaman perkebunan yang
andalan daerah. Secara umum dari menjadi komoditi andalan Kabupaten
160
berbagai informasi yang diperoleh Bireuen adalah kakao, pinang, kelapa
tanaman kakao saat ini tersebar di hibrida, kelapa sawit, kopi, kemiri,
sekitar 18 kabupaten/kota dalam kapuk, dan karet.
wilayah Provinsi Aceh. Jika dilihat dari
bebagai potensi yang ada maka sangat Khusus untuk komoditi kakao di
dimungkinkan jika semua pihak secara Kabupaten Bireuen memiliki lahan
bersama-sama melakukan upaya kakao seluas 2.943 ha dengan produksi
sistematik dan komprehensif dalam rata-rata per tahun mencapai 2.840 ton
mengembangan komoditi kakao ini. dan poduktivitas per tahun rata-rata
Kondisi dan potensi ini jika terus mencapai 400-500 kg/ha/tahun dengan
dikembangkan tentu akan menjadi jumlah petani yang terlibat sekitar
suatu peluang usaha yang dapat 8.800 orang, Luas lahan tersebut
mensejahterakan masyarakat Aceh. diusahakan oleh petani yang tersebar
di seluruh kecamatan di Bireuen. Dari
Kabupaten Bireuen berdasarkan jumlah tersebut, terbanyak ada di
data yang ada, dari sisi mata Kecamatan Peusangan Selatan 1.800
pencaharian penduduk, terdapat 49% KK tani atau sekitar 20,5%, Kecamatan
dari penduduk Bireuen bermata Juli sejumlah 1.293 KK tani atau
pencaharian sebagai petani. Kabupaten sekitar 14,7% dan Kecamatan Makmur
Bireuen sendiri mengembangkan sektor sejumlah 1.109 KK tani atau 12,6% dan
pertanian sebagi sektor unggulan, selebihnya tersebar di berbagai
termasuk di dalamnya pertanian, kecamatan di wilayah Kabupaen
perkebunan, perikanan, dan peternakan. Bireuen.
Khusus untuk areal perkebunan di

Gambar 1. Luas Kebun, Produksi Kakao per kecamatan di Bireuen

Sumber : Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bireuen, Tahun 2010
Kecamatan Juli, dari data produksi yang dihasilkan petani Kakao di
menunjukkan tingkat produktivitas lebih Kabupaten Bireuen tidak telepas dari
tinggi dibandingkan dengan kecamatan beberapa hal yaitu 1)tidak tesedianya
lain. Berdasarkan survei masih rendahnya bibit unggul, 2)rendahnya pengetahuan

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020


petani tentang metode perawatan kebun yang ada di Kecamatan Juli Kabupaten
3)banyaknya serangan hama penyakit Bireuen
tanaman kakao.
METODE PENELITIAN
Kendala – kendala petani kakao di Penelitian ini dilaksanakan di
Kecamatan Juli yang sudah sejak tahun Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.
2008 sudah menerapkan sistem PsPSP Pemilihan lokasi dilakukan secara 161
(Panen sering, Pemanngkasan, Sanitasi sengaja dengan pertimbangan petani
dan pemupukan). Sistem ini walaupun sudah melakukan kegiatan pengenalan
lambat diadopsi oleh petani namun sistem PsPSP oleh Badan Penyuluh dan
mampu menjawab masalah rendahnya Ketahanan Pangan Kabupaten Bireuen,
produksi kakao di Kecamatan Juli Petani Andalan yang tergabung dalam
Kabupaten Bireuen. District Cocoa Clinik (suatu lembaga
yang dimiliki oleh para petani yang telah
Penyuluhan dan pendampingan memiliki kompetensi di bidang kakao).
penerapan inovasi usaha tani kakao
sistem PsPSP yang sudah mulai Populasi penelitian ini adalah seluruh
diperkenalkan sejak tahun 2011 kepada petani yang sudah pernah mendapatkan
kelompok petani kakao di lokasi pelatihan dan pendampingan serta
penelitian baik oleh penyuluh pemerintah menerapkan sistem usaha tani kakao
maupun oleh Lembaga Swadaya PsPSP yang berjumlah 34 orang.
Masyarakat (LSM). Pelaksanaan sistem Populasi tersebar di tiga 3 gampong
PsPSP menuntut petani untuk lebih (Balee Panah, Juli Mee Teungoh, dan
intensif dalam mengelola usaha tani Seunuebok Dalam). Seluruh populasi
kakao mulai dari sistem pelaksanaan menjadi sampel dalam penelitian ini.
panen dengan waktu yang lebih rapat,
pelaksanaan pemangkasan pada cabang- Data penelitian dikumpulkan dengan
cabang yang tidak produktif, menjaga mengunakan daftar pertanyaan,
kebersihan kebun (sanitasi) serta wawancara yang mendalam, pangamatan
pemupukan yang berimbang sesuai langsung, dan pengkajian terhadap data
dengan kebutuhan tanaman kakao yang sekunder. Data sekunder yang dikaji
diusahakan. meliputi buku, jurnal laporan hasil
penelitian dan keperpustakaan lain
Menerapkan sistem PsPSP usaha tani mengenai sistem PsPSP usaha tani
kakao dihadapkan dengan berbagai kakao, dan sejumlah literatur yang ada
kendala, mulai dari bertambahnya input relevansinya dengan penelitian ini.
produksi yang berpengaruh terhadap
meningkatnya biaya produksi. Analisis data dilakukan dengan
keterampilan budi daya sistem PsPSP, metode deskriptif kualitatif. Metode ini
tuntutan kedisiplinan petani dalam dimulai dari pengumpulan data
menerapkan sistem PsPSP yang mengunakan skala Likert, yang sengaja
kemudian akan berkontribusi terhadap dirancang untuk memungkinkan
peningkatan produksi kakao ((Wardah & responden menjawab dalam berbagai
Budi, 2018). Berdasarkan kondisi tingkatan pada setiap pertanyaan. Skala
tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang digunakan untuk mengukur
tentang kendala dari penerapan sistem /menakar kendala penerapan sistem
PsPSP pada usaha tani kakao untuk PsPSP terhadap peningkatan produksi
mendoromg peningkatan produksi kakao pada usaha tani kakao di Kecamatan Juli
Kabupaten Bireuen.

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020


Dalam penelitian ini kriteria penyakit. Serangan Hama PBK
interpretasi skornya berdasarkan interval (Penggerek Buah Kakao) menjadi kendala
berikut: utama dalam peningkatan hasi produksi
kakao yang dirasakan petani. Hal ini
1. Jika nilai indeks berada dalam interval menjadi salah satu pendorong petani untuk
25% - 43,75%, maka sangat tidak menerapkan sistem PsPSP walaupun
162 kendala penerapan sistem PsPSP dalam prosesnya penerapan inovasi
terhadap peningkatan produksi pada tersebut dihadapkan dengan berbagai
usaha tani kakao Aceh kendala.
2. Jika nilai indeks berada dalam interval
43,76% - 62,5%, maka tidak Petani yang menerapkan sistem
terkendala penerapan sistem PsPSP PsPSP ada yang melakukan fermentasi
terhadap peningkatan produksi pada dan ada yang tidak melakukan fermentasi
usaha tani kakao Aceh yaitu menjual dalam bentuk biji kakao
3. Jika nilai indeks berada dalam interval konvensional. Terdapat 24 petani yang
62,6% - 81,25%, maka terkendala melakukan fermentasi dan 10 petani yang
penerapan sistem PsPSP terhadap tidak melakukan fermentasi. Harga biji
peningkatan produksi pada usaha tani kakao fermentasi lebih mahal mencapai
kakao Rp40.000/kg dan harga biji kakao
4. Jika nilai indeks berada dalam interval konvensional Rp28.000/kg.
81,26% - 100%, maka sangat
terkendala penerapan sistem PsPSP A. Karakteristik Petani Kakao
terhadap peningkatan produksi pada Jenis Kelamin
usaha tani kakao Aceh Sebagian besar petani kakao di
. Gampong Balee Panah Kecamatan Juli
Kabupaten Bireuen adalah laki-laki,
HASIL DAN PEMBAHASAN namun ada juga petani kakao yang
Di Lokasi penelitian, baru sebagian berjenis kelamin perempuan. Jenis
petani kakao yang sudah menerapkan kelamin petani kakao di Kecamatan Juli
sistem PsPSP dalam melaksanakan usaha Kabupaten Bireuen adalah seperti yang
taninya. Petani yang belum menerapkan tercantum pada tabel 1.
sistem PsPSP beranggapan bahwa
penerapan sistem PsPSP membutuhkan Tabel 1. Distribusi Petani Kakao
banyak biaya dan inovasi ini memiliki Berdasarkan Jenis Kelamin
tingkat kerumitan yang tinggi untuk Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase %
diterapkan. Pengenalan PsPSP sudah (1) (2) (3)
dilakukan melalui Sekolah Lapang- Laki-laki 27 79.41
Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT)
Perempuan 7 20.59
sejak tahun 2009. Pengenalan inovasi ini
dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain Jumlah 34 100,00
pemerintah melalui dinas terkait, LSM,
dan Perguruan tinggi Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
Pada umumnya jenis klon yang bahwa petani kakao yang berjenis kelamin
ditanam oleh petani yang menerapkan laki-laki lebih banyak dari petani kakao
sistem PsPSP yaitu S1, S2, BB, RCL, yang berjenis kelamin perempuan.
TSH, dan lokal (Kumbang Itam). Klon Sebagian besar yang menjadi petani kakao
tersebut dipilih karena produksinya tinggi adalah laki-laki dan cocok dikerjakan
dan relatif tahan terhadap hama dan untuk laki-laki. Untuk menerapkan sistem
PsPSP dibutuhkan kemampuan fisik yang

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020


kuat sehingga banyak dari petani kakao menerima inovasi-inovasi baru. Adapun
yang menerapkan sistem PsPSP adalah rata-rata umur petani kakao yang
laki-laki. menerapkan sistem PsPSP yaitu 46 tahun
dan tergolong dalam usia produktif.
Umur
Umur merupakan salah satu faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal 163
yang memengaruhi fisik seseorang untuk
melakukan aktivitasnya. Umur petani akan yang penting bagi manusia untuk
memengaruhi produktivitas kerja atau dijadikan bekal dalam hidupnya. Dengan
perannya dalam pengambilan keputusan pendidikan yang cukup, seseorang akan
yang akan dilakukan. Umur petani memiliki pola pikir yang lebih maju dan
memiliki hubungan dengan kemampuan berkembang. Berdasarkan hasil penelitian,
petani dalam bekerja. Jika seseorang pendidikan yang ditempuh oleh petani
makin bertambah umurnya maka makin responden bervariasi mulai dari Sekolah
berkurang kemampuannya untuk bekerja, Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
begitu pula sebaliknya petani yang masih (SMP) ,Sekolah Menengah Atas (SMA)
muda keadaan kondisi fisiknya masih kuat dan Sarjana (S1), dapat dilihat pada tabel
untuk menjalankan aktivitasnya. Menurut 3 berikut.
Wijayanta & Widyaningsih, (2007) tenaga
kerja produktif yaitu tenaga kerja yang Tabel 3. Tingkat pendidikan petani kakao
berusia 15-64 tahun sedangkan tenaga Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase
kerja tidak produktif yaitu tenaga kerja yang ditempuh (%)
yang berusia di atas 64 tahun. Tingkat SD 6 17.65
umur dari responden dapat dilihat pada SMP 10 29.42
tabel 2 berikut. SMA 16 47.10
S1 2 5.83
Tabel 2. Usia petani kakao Jumlah 34 100

Umur (Tahun) Jumlah Persentase Tabel 3 menunjukkan bahwa petani


(Orang) % responden sebagian besar memiliki
(1) (2) (3) pendidikan SMA dan SMP. Sebahagian
Produktif (15-64) 32 94.12 besar petani memiliki pendidikan yang
Tidak Produktif 2 5.88 tinggi. Hal ini menyebabkan petani mudah
(>64) dalam menerapkan sistem PsPSP sehingga
Jumlah 34 100,00 dapat meningkatkan produksi. Petani
Tabel 2 menunjukkan sebahagian berpendidikan tinggi mudah dalam
besar petani kakao berada pada usia menerima sistem PsPSP sehingga mudah
produktif dan hanya sebagian kecil petani dalam mempelajari dan mempraktikkan
yang berada pada kategori usia tidak sistem PsPSP pada usaha taninya.
produktif. Umur petani memengaruhi
petani dalam mengambil keputusan untuk Jumlah Tanggungan
menerapkan sistem PsPSP. Semua petani Jumlah tanggungan keluarga petani
responden yang mau menerapkan sistem kakao akan memengaruhi pendapatan dan
PsPSP merupakan petani yang masih pengeluaran responden. Semakin banyak
berada pada usia produktif. Petani yang jumlah tanggungan keluarga maka akan
berada pada usia produktif memiliki menambah beban bagi responden jika
kemampuan fisik yang kuat untuk ditinjau dari segi konsumsi dalam
melakukan usaha taninya serta dapat keluarga. Jumlah tanggungan petani
mengolah lahannya dengan baik dan dapat

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020


responden di Kecamatan Juli Kabupaten lokasi penelitian bervariasi. Untuk lebih
Bireuen dapat dilihat pada tabel 4 berikut. jelasnya dapat dilihat pada tabel 5
berikut.
Tabel 4. Jumlah tanggungan keluarga
responden
Jumlah Jumlah Persentase Tabel 5. Distribusi pengalaman petani
Tanggungan (Orang) % dalam usaha tani kakao
164
Tidak ada 2 5.88 Pengalaman Usaha Tani Jumlah Persentase
1-3 24 70.59 Kakao (Tahun) (Orang) %
4-6 6 17,64 (1) (2) (3)
0–7 7 21.59
>6 2 5.88
>7 27 79.41
Jumlah 34 100 Jumlah 34 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah Tabel 5 menunjukkan bahwa


tanggungan keluarga responden sebahagian besar petani responden
bervariasi. Terdapat satu orang responden memiliki pengalaman usaha tani kakao
yang belum memiliki tanggungan karena yang tinggi (>7 tahun) hanya sebagian
belum berkeluarga. Kondisi tersebut kecil petani memiliki pengalaman di
menunjukkan bahwa semakin banyak bawah 7 tahun. Hal tersebut menunjukkan
jumlah tanggungan keluarga maka petani kakao telah memiliki pengalaman
semakin tinggi interaksi dalam keluarga yang memadai dalam melakukan usaha
sehingga semakin banyak pemikiran tani kakao sehingga mereka sudah
dalam menyelesaikan masalah termasuk mengerti cara melakukan usaha tani kakao
keputusan untuk merubah kegiatan usaha yang baik dengan menerapkan sistem
taninya. Namun di sisi lain, banyaknya PsPSP.
jumlah tanggungan keluarga
menyebabkan pengeluaran atau biaya B. Kendala Penerapan Sistem PsPSP
semakin tinggi sehingga semakin kecil Pelaksanaan Panen sering (Ps) petani
modal yang digunakan untuk proses melakukan pemanenan seminggu sekali
produksi. Sebaliknya, semakin kecil pada musim panen raya sedangkan pada
jumlah tanggungan keluarga semakin musim panen trek dan panen biasa,
rendah pengeluaran atau biaya sehingga kegiatan pemanenan dilakukan dua
semakin banyak modal yang dialokasikan minggu sekali. Panen trek dimulai dari
untuk peningkatan usaha taninya. bulan Maret sampai Juli dan dilakukan
sepuluh kali dalam setahun. Panen biasa
Pengalaman Usaha Tani dimulai dari bulan Agustus sampai bulan
Pengalaman bertani merupakan November dan dilakukan 8 kali dalam
modal dalam upaya mengembangkan setahun. Panen raya dimulai dari bulan
usaha tani, pengalaman bertani berperan Desember sampai bulan Februari dan
dalam proses aktivitas usaha tani. dilakukan sembilan kali dalam setahun
Semakin lama seorang petani melakukan (Lukito, 2004).
aktivitas usaha tani maka akan semakin Kegiatan pemangkasan (P) Petani
berpengalaman. Hal ini dikarenakan kakao yang menerapkan sistem PsPsp
proses usaha tani merupakan proses yang hanya melakukan pemangkasan
memerlukan pembelajaran sehingga pemeliharaan dan pemangkasan produksi.
pengalaman bertani berperan dalam Hal ini dikarenakan tanaman kakao milik
peningkatan produksi pertanian. petani pada saat penelitian sudah
Berdasarkan hasil penelitian, pengalaman berproduksi sedangkan pemangkasan
usaha tani kakao petani responden di bentuk dilakukan pada tanaman kakao

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020


umur delapan bulan sampai tiga tahun. tanah lebih lembab dan dalam kondisi
Pemangkasan rehabilitasi dilakukan kapasitas lapang. Tanaman yang
apabila tanaman kakao sudah tidak memperoleh unsur hara dalam jumlah
berproduksi lagi. optimum dan waktu yang tepat akan
tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Sanitasi (S) merupakan tindakan
pembersihan areal perkebunan kakao dari Pupuk yang digunakan pada tanaman 165
segala sampah (ranting, cabang, kulit kakao yang sudah berbuah yaitu pupuk
buah) yang tidak diinginkan. NPK. Upaya untuk menjaga
Membersihkan areal perkebunan kakao keberlangsungan kakao dilakukan dengan
dapat mengurangi hama dan penyakit di cara meningkatkan efektifitas pemupukan
kebun kakao yang diusahakan. Kegiatan terhadap tanaman kakao. Pemupukan yang
sanitasi kebun di lokasi penelitian tidak tepat harus memperhatikan dosis, jenis
dilakukan secara teratur dan sering pupuk, waktu, dan cara. Kebutuhan
diabaikan oleh sebagian besar petani. Hal unsur hara tanaman kakao sekitar 200 kg
itu disebabkan kurang ketersedian waktu Nitrogen (N), 25 kg Phosfat (P), 300 kg
bekerja karena tuntutan/desakan pekerjaan Kalium (K) dan 140 kg Kalsium (Ca) per
sampingan lainya (musim panen tanaman hektar lahan kakao. Kebutuhan pupuk
pangan, peternakan dan pekerjaan rumah tersebut harus dipenuhi untuk optimalisasi
tangga). Sanitasi yang dilakukan dominan pertumbuhan dan produksi serta
masih terpisah dengan kegiatan panen. menghindari gejala defesiensi dan
serangan hama penyakit tanaman kakao
Pemupukan (P) yang dilakukan (Universitas Gadjah Mada, 2015).
petani di lokasi penelitian dua kali dalam Gambaran tingkat kendala penerapan
setahun yaitu pada awal musim hujan dan sistem PsPSP dapat dilihat pada tabel 6
akhir musim hujan. Hal ini dikarenakan berikut.
pada awal dan akhir musim hujan keadaan

Tabel 6. Tingkat Kendala Penerapan PsPSP Usahatani Kakoa untuk Peningkatan Produksi
No Pelaksanaan Sistem PsPSP Nilai Indek Interpretasi
1 Pelaksanaan Panen sering 60,08 % Tidak terkendala
2 Kegiatan Pemangkasan 77,80% Terkendala
3 Kegiatan Sanitasi 73.28 % Terkendala
4 Pemberian pupuk 59.25% Tidak terkendala
Rataan 67,60 % Terkendala
Sumber, Data diolah, 2020
Tabel 6 menunjukkan secara umum tersedianya tenaga kerja untuk
petani yang sudah menerapkan sistem melakukan kegiatan tersebut.
PsPSP belum optimal menerapkan
seluruh pelaksanaan sistem PsPSP. Pada kegiatan sanitasi
Kegiatan pemangkasan masih dirasakan (pembersihan) petani juga sering
kendala. Dalam wawancara yang menyediakan waktu khusus pada saat
mendalam peneliti mendapat informasi tidak disibukkan dengan kegiatan
bahwa masih dirasakan kendala dalam pekerjaan lain. Hanya sebagian kecil saja
pemangkasan, hal ini tidak terlepas dari yang sudah memadukan kegiatan panen
masih rendahnya keterampilan cara atau sering sekaligus dengan kegiatan
metode pemangkasan serta kurang sanitasi. Hal ini dapat mengefisienkan
waktu dan tenaga kerja yang harus

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020


digunakan untuk kegiatan sanitasi yang Rencana Strategi
khusus secara berkala yang dibutuhkan pengembangan komoniti
untuk penerapan sistem PsPSP usaha unggulan pertanian
tani Kakao. Nanggroe Aceh Darussalam.
Banda Aceh
Kegiatan panen sering dan
166 pemupukan tidak dirasakan kendala
Lukito, A. (2004). Panduan lengkap
yang berarti oleh petani, di mana
budi daya kakao / Pusat penelitian
prosesnya dilakukan sangat tergantung
kopi dan kakao Indonesia (Edisi
dari jenis panen. Di saat panen raya
Revi). Agromedia Pustaka.
maka setiap minggu panen dilakukan,
namun pada saat panen biasa dan panen
Universitas Gadjah Mada. (2015).
trek aktifitas panen dilakukan 10-14 hari
Kakao; Sejarah, Botani, Proses
sekali.
Produksi, Pengolahan, dan
Secara umum petani merasakan Perdaga (T. Wahyudi (ed.)).
terjadinya peningkatan produksi kakao Gadjah Mada University Press.
dengan penerapan sistem PsPSP di mana
produksi rata-rata mencapai 760 Kg /Ha/ Wardah, E., & Budi, S. (2018).
tahun. Dibandingkan dengan dulunya Pelaksanaan SL-PTT Dan Peran
sebelum menerapkan PsPSP produksi Penyuluh Terhadap Petani Kakao
hanya 340 kg/ Ha/ Tahun, karena Di Kecamatan Bandar Baru
masihnya adanya serangan Penggerek Kabupaten Pidie Jaya. Agrifo:
Buah Kakao ( PBK). Jurnal Agribisnis Universitas
Malikussaleh, 3(2), 14–22.
KESIMPULAN Wijayanta, B., & Widyaningsih, A.
1. Mayoritas petani kakao berjenis (2007). Ekonomi & Akuntansi:
kelamin laki-laki, berumur Mengasah Kemampuan Ekonomi.
produktif dengan rata-rata PT Grafindo Media Pratama.
pendidikan formal Sekolah
Menengah Atas (SMA). Lebih dari
separuh petani Kakao memiliki
jumlah tanggungan keluarga 1-3
jiwa dengan pengalaman usaha tani
kakao lebih dari tujuh tahun.
2. Secara umum masih dirasakan
kendala oleh petani dalam
menerapkan sistem PsPSP untuk
meningkatkan produksi kakao,
khususnya dalam pelaksanaan
pemangkasan dan kegiatan sanitasi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan


Daerah Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam. 2010.

Jurnal AGRIFO • Vol. 5 • No. 2 • November 2020

Anda mungkin juga menyukai