Anda di halaman 1dari 15

0

ARTIKEL ILMIAH
INTEGRASI USAHATANI JAGUNG DAN TERNAK SAPI
TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI
DI KABUPATEN LOMBOK UTARA

Oleh:
AFIFUDIN
C1G 012005

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
1

INTEGRASI USAHATANI JAGUNG DAN TERNAK SAPI TERHADAP


PENDAPATAN USAHATANI DI KABUPATEN LOMBOK UTARA
Afifuddin(1),Tajidan(2), Nurtaji Wathoni(2)
Telp: (0370) 633007-631166. Fax: , emal: apief169@gmail.com

1) Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Mataram


2) Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK
Penelitian mengenai Integrasi Usahatani Jagung dan Ternak Sapi Terhadap Pendapatan
Usahatani di Kabupaten Lombok Utara ini bertujuan untuk mengetahui besar biaya dan
pendapatan usahatani melalui pola integrasi usahatani jagung dan ternak sapi. Selain itu, penilitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan pengembangan usahatani jagung yang
berintegrasi dengan ternak sapi di Kabupaten Lombok Utara.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Teknik
sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan perolehan sampel penelitian Desa
Gumantar dan Desa Sesait, Kecamatan Kayangan dan Desa Mumbul Sari dan Desa Akar-akar
Kecamatan Bayan. Jumlah responden yang digunakan adalah 30 orang. Data yang diperoleh di
analisis dengan bantuan Ms. Excel 2007.
Hasil penelitian menujukkan bahwa pendapatan usahatani integrasi ternak sapi dan tanaman
jagung di Kabupaten Lombok Utara sebesar Rp 34.265.388,55/thn. Pendapatan usahatani jagung
Rp 22.590.360,60/tahun dan pendapatan ternak sapi Rp 11.675.027/tahun. Melalui sistem
integrasi tanaman jagung dan ternak sapi dapat menekan biaya pupuk untuk tanaman jagung
sebesar 47,78%/thn dan penekanan biaya kebutuhan pakan ternak sapi sebesar 8,87%/thn. Nilai
limbah yang dihasilkan tanaman jagung sebesar Rp 302.816,67/thn dan nilai limbah yang
dihasilkan oleh ternak sapi sebesar Rp 963.253,66/thn. Pola Usahatani terintegrasi layak
diusahakan di Kabupaten Lombok Utara dibuktikan dengan nilai profitabilitas (P) 118,67% >i,
meskipun adanya risiko produksi dan output.
______________________________________
Kata Kunci: Integrasi, Usahatani Jagung, Ternak Sapi, Pendapatan, KLU.

ABSTRACT
Research on Corn and Cattle Farming Integration on Farming Income in North Lombok
Regency is aimed to know the cost and income of farming system through integration pattern of
corn and cattle farming. In addition, this research aims to determine the feasibility level of corn
farming development that integrates with cattle in North Lombok Regency.
The research method used is descriptive method with survey technique. The sampling
technique used is purposive sampling with the acquisition of research sample of Gumantar and
Sesait Village, Kayangan District and Mumbul Sari Village and Akar-Akar Village of Bayan
Districte. The number of respondents used is 30 people. Data obtained in the analysis with the
help of Ms. Excel 2007.
The results showed that the income of cattle and corn cattle integration in North Lombok
Regency is Rp 34,265,388,55/year. The income of maize farming reached Rp 22,590,360.60/year
and cattle income reached Rp 11,675,027/year. Through the integration system of corn and cattle
crops can reduce the cost of fertilizer for corn plants by 47.78%/year and the emphasis cost of
feed needs of cattle by 8.87%/year. The value of waste generated by maize is Rp 302.816,67/year
and the value of waste produced by cattle is Rp 963.253,66/year. Integrated farming pattern is
feasible to be undertaken in North Lombok Regency with proven profitability (P) 118.67%> i,
despite the existence of production and output risks.
______________________________________
Keywords: Integration, Corn Farming, Cattle, Revenue, KLU.
2

PENDAHULUAN dengan menjua lsebagai pupuk kelebihan


kotoran ternak sapi dan limbah hijauan
Pertanian merupakan penunjang
tersebut kepada petani lain.
perekonomian masyarakat di Kabupaten
Pola integrasi usahatani tanaman
Lombok Utara. Sektor pertanian yang
jagung dan ternak sapi memberikan
menjadi primadona di Kabupaten Lombok
manfaat yang besar bagi petani, karena
Utara adalah pertanian tanaman pangan
petani dapat memanfaatkan pupuk organik
dan perkebunan. Indikasi tersebut
yang dihasilkan dari ternak sapi untuk
diperkuat oleh sebagian besar penduduk
memupuk tanamannya. Limbah pertanian
Kabupaten Lombok Utara bekerja di sector
berupa daun jagung dapat dimanfaatkan
pertanian. Lahan yang luas dan tanah yang
petani untuk pakan ternak sapi. Pola
subur merupakan modal yang sangat
integrasi tanaman jagung dan ternak sapi
penting bagi peningkatan produksi
mampu menekan biaya produksi sehingga
pertanian. Sub sektor lain seperti
peternakan, perikanan dan kehutanan juga pendapatan petani dapat ditingkatkan
(Hidayat dkk., 2001). Namun, petani
cukup memberikan andil yang signifikan
jagung di Kabupaten Lombok Utara secara
terhadap perkembangan perekonomian di
keseluruhan belum melakukan system
Kabupaten Lombok Utara (BPS Kabupaten
integrasi tanaman jagung dan ternak sapi.
Lombok Utara, Tahun 2016).
Berdasarkan uraian tersebut, maka
Salah satu tanaman yang biasa
dilakukan penelitian berjudul “Integrasi
dikembangkan oleh masyarakat adalah
jagung. Selain sebagai sumber energi bagi Usahatani Jagung dan Ternak Sapi
manusia jagung juga dapat dimanfaatkan Terhadap Pendapatan Usahatani di
Kabupaten Lombok Utara”.
sebagai sumber energi bagi ternak
ruminansia, baik sapi maupun kambing
atau domba. Di beberapa negara, jagung METODE PENELITIAN
digunakan untuk pakan sapi penggemukan.
Penggunaan limbah tanaman jagung Metode Penelitian
sebagai pakan dalam bentuk segar adalah
Metode yang digunakan dalam
yang termudah dan termurah tetapi pada
penelitian ini adalah metode deskriptif,
saat panen hasil limbah tanaman jagung ini
yaitu metode yang bertujuan untuk
cukup melimpah maka sebaiknya disimpan
untuk stok pakan pada saat musim memecahkan masalah yang terjadi pada
waktu sekarang dengan cara
kemarau panjang atau saat kekurangan
mengumpulkan data, menyusun,
pakan hijauan. Di Indonesia, kebanyakan
menganalisa dan menarik kesimpulan serta
petani memberikan tanaman jagung secara
menginterpretasikannya.
langsung kepada ternaknya tanpa melalui
proses.
Fokus utama program integrasi Unit Analisisi
jagung dan ternak sapi terutama pada
Unit analisis dalam rencana penelitian ini
pemanfaatan limbah hijauan tanaman
adalah usahatani jagung dan Peternak sapi
jagung sebagai sumber utama pakan ternak
di Kecamatan Kayangan dan Kecamatan
sapi ditambah dengan pakan konsentrat
Bayan Kabupaten Lombok Utara.
ataupun probiotik yang dianjurkan dan
pemanfaatan kotoran ternak sapi sebagai
pupuk kandang penambah kesuburan Teknik Penentuan Sampel
tanah. Sementara itu, produksi jagung
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten
dapat dikonsumsi dan ternak sapi dijual
Lombok Utara yang terdiri lima
bila sudah cukup umur. Selain itu, petani
kecamatan. Dari lima kecamatan yang ada
jagung sekaligus peternak sapi dapat
ditentukan dua kecamatan sebagai sampel
menambah pendapatan rumahtangga
3

daerah penelitian, yaitu Kecamatan disusun dalam teknik survei informasi


Kayangan dan Kecamatan Bayan secara dikumpulkan dari responden dengan
Purposive Sampling atau secara sengaja menggunakan kuisioner.
atas dasar luas panen jagung dan ternak
sapi terbanyak. Kecamatan Kayangan Analilis Data
terdiri dari 8 desa, yaitu : Desa Santong, Setelah data yang diperlukan
Pendua, Kayangan, Dangiang, Sesait, terkumpul, maka pengolaban data dengan
Gumantar, Selengan dan Salut. Kecamatan analisis deskriptif sebagai herlkut:
Bayan terdiridari 9 desa, yaitu :Desa
Mumbul sari, Akar-akar, Sukadana, Anyar, 1) Analisis Biaya dan Pendapatan.
Senaru, Bayan, Karang Bajo, Loloan dan Pendapatan usahatani Secara teknis
Sambik Elen. Dari 8 desa yang ada di dihitung dari hasil pengurangan antara
Kecamatan Kayangan ditentukan 2 desa total penerimaan dengan total biaya yang
sampel secara Purposive Samplingatas dikeluarkan dalam proses produksi, dengan
dasar luas panen jagung dan ternak sapi menggunakan model sebagai berikut
terbanyak, yaitu Desa Gumantar dan Desa (Soekartawi, 1995):
Sesait. Demikian juga dari 9 desa yang ada I = TR – TC
di Kecamatan Bayan ditentukan 2 desa Keterangan:
sampel secara Purposive Samplingatas I = Income (Pendapatan)
dasar yang sama, yaitu Desa Mumbul Sari TR = Total Revenue (Penerimaan total)
dan Desa Akar-akar. TC = Total Cost (Biaya Keseluruhan)
Jumlah responden ditentukan
1) Penerimaan usahatani adalah perkalian
secara quota samplingsebanyak 30 orang
antara produksi yang diperoleh dengan
responden yang terdistribusi secara
harga jual, pernyataan ini dapat ditulis
proportional sampling untuk setiap desa
sebagai berikut:
sampel. Jumlah populasi petani tanaman
TR = Q. PQ
jagung terintegrasi dengan ternak sapi di
Keterangan:
setiap desa sampel adalah: Desa Gumantar TR = Total penerimaan (Rp)
521 orang petani peternak; Desa Sesait 329 Q = Produksi (kg)
orang petani peternak; Desa Mumbul Sari PQ = Harga Q (Rp/kg )
1.241 orang petani peternak dan Desa
Akar-akar 480 orang petani peternak. 2) Total biaya produksi adalah
Perhitungan sebaran responden di setiap penjumlahan dari total biaya tetap
desa sampel dirumuskan sebagai berikut: (fixed cost) dengan total biaya tidak
tetap (variable cost), dan dapat ditulis
ni= dengan rumus sebagai berikut:
(Abubakar, 2008 dalam Farih, 2013).
Sehingga di peroleh responden di masing- TC = TFC + TVC
masing desa yaitu: Keterangan:
a. Kecamatan Kayangan TC = Total Biaya (Rp)
- Desa Gumantar = (521/2.571)x 30 = 6 TFC = TotalBiayaTetap (Rp)
- Desa Sesait=(329/2.571) x 30 = 4 TVC = Total BiayaVariabel (Rp)
b. Kecamatan Bayan
- Desa Akar-akar = (480/2.571)x 30 = 6 2) Penekanan Biaya Pola Integrasi
- Desa Mumbul Sari = (1.241/2.571)x30= 14 Usahatani jagung dan Ternak Sapi.
Teknik pengumpulan data yang Untuk menghitung seberapa besar
digunakan adalah teknik survei, yaitu data penekanan biaya yang dihasilkan dari pola
dikumpulkan dari sejumlah individu (unit integrasi usahatani jagung dan ternak sapi,
sampling) dalam waktu bersamaan dengan dilakukan dengan cara mengkonfersikan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah dalam rupiah. Penekanan Biaya Limbah
4

jagung (PJBL) dapat dirumuskan sebagai musim kemarau pada bulan Juni-
berikut: September. Sedangkan suhu udara rata-rata
adalah ± 27ºC seiring dengan musim, jika
musim kemarau suhunya akan meningkat
PJBL = dan berkisar antara 27,1℃ sampai 27,4ºC
sedangkan pada musim penghujan suhu
Sedangkan Penekanan Biaya Pupuk (PBP) akan turun, yaitu berkisar antara 24,8℃-
dirumuskan seabagai berikut: 26,8ºC. Suhu udara di Kabupaten Lombok
Utara pada tahun 2016 berkisar antara
PBP = 22,10℃ sampai dengan 32,80℃. Suhu
minimum sepanjang tahun tercatat terjadi
3) Analisis Prifitabilitas pada bulan Mei, sedangkan suhu
Profitabilitas merupakan maksimum tercatat pada bulan Juli dengan
perbandingan antara total penerimaan kecepatan angin mencapai 6 sampai 10
dengan total biaya yang dikeluarkan. knot. Curah hujan umumnya terjadi pada
Untuk me nghitung profitabilitas usahatani bulan Oktober sampai Desember, dengan
dipergunakan rumus berikut: hari hujan mencapai 1 sampai dengan 26
I = TR – TC atau hari. Hari hujan tertinggi, yaitu di
= P.Q – (TVC + TFC) Kecamatan Pemenang mencapai 26 hari
= ∑𝑛𝑖=1 𝑇𝐶 + ∑𝑛𝑖=1 𝑃𝑖 𝑋𝑖 hujan pada bulan Desember. Sedangkan
pada bulan Januari sampai bulan Mei hari
Keterangan: hujan tertinggi mencapai 2 sampai 23 hari
I = pendapatan di Kecamatan Pemenang yang mencapai
TR = total penerimaan 23 hari hujan pada bulan februari.
TC = total biaya
P = harga output
Q = jumlah output 2. Profil Responden
TFC = total biaya tetap Karakteristik petani dan peternak
TVC = total biaya variable
responden dalam penelitian ini meliputi
FC𝑖 = jenis biaya tetap ke- i
P 𝑖 = harga input ke- i umur, tingkat pendidikan, pengalaman
Xi = jumlah input ke- i berusahatani, jumlah tanggungan keluarga,
Kriteria: luas lahan, status kepemilikan lahan dan
Bila 𝜋> 0: usahatani layak jenis komoditi. Berdasarkan hasil
Bila 𝜋< 0: usahatani tidaklayak penelitian di ketahui bahwa rata-rata umur
responden adalah 46 tahun dengan kisaran
Profitabilitas usahtani (Pf) dihitung umur 21-62 tahun. Hasil penelitian, tingkat
dengan rumus seperti berikut: pendidikan responden cukup beragam,
π dengan tingkat pendidikan terendah adalah
P =(TR)𝑥 100%
tidak sekolah. Tingkat pendidikan
responden sebagian besar adalah tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN tamat SD (30%) , 20% tidak sekolah, 20%
tamat SLTA, 16,67 tamat SD, 10% tamat
1. Kondidi Umum Lokasi Penelitian SLTP dan 3,33% tamat Strata satu.
Kabupaten Lombok Utara Pada umunmya tingkat pendidikan
merupakan kabupaten termuda di Provinsi responden masih rendah sehingga sulit
Nusa Tenggara Barat. Posisi geografis menyerap teknologi yang diberikan.
Kabupaten Lombok Utara berada antara Pengalaman berusahatani dan beternak
08o 21’ 42” Lintang Selatan dan 116o 09’ responden bervariasi, 66,67% responden
54” Bujur Timur. Kabupaten Lombok mempunyai pengalaman berusahatani dan
Utara memiliki dua musim, yaitu musim beternak lebih dari 25 tahun, 30%
hujan sekitar bulan Oktober-Mei dan responden mempunyai pengalama
5

berusahatani dan beternak 6 -25 tahun dan orang, 10 responden (33,33%) mempunyai
3,33% responden mempunyai pengalaman tanggungan keluarga 1-2 orang dan 1
berusahatani dan beternak kurang dari 5 responden (3,33%) mempunyai
tahun.Rata-rata jumlah tanggungan tanggungan keluarga ≥3 orang. Lebih
keluarga responden adalah' 4 orang. lengkpanya disajikan pada tabel berikut:
Sebanyak 19 responden (63,33%)
mempunyai tanggungan keluarga 2-3

Tabel. 3.1 Karakteristik Responden


No. Uraian Jumlah (orang) Persentase (%)
Umur (tahun)
a. <15 0 0
1 b. 15-65 25 83,33
c. >65 5 16,67
Jenis Kelamin
2 a. Laki-laki 6 20
b. Perempuan 24 80
Pendidikan
a. Tidak sekolah 6 20
b. Tidak tamat SD 9 30
3 c. Tamat SD 5 16,67
d. Tamat SMP 3 10
e. Tamat SMA 6 20
f. Tamat perguruan Tinggi 1 3,33
Pengalaman Berusahatani dan
Beternak (tahun)
4 a. <5 1 3,33
b. 6-25 9 30
c. >25 20 66,67
Jumlah Tanggungan keluarga
a. 1-2 10 33,33
5 b. 2-3 19 63,33
c. >3 1 3,33
Sumber: Data primer diolah
karenakan petani memiliki lahan sendiri
3. Kepemilikan Lahan dan Ternak yang memadai untuk menjadi media tanam
Luas lahan merupakan salah satu jagung. Lebih lengkapnya disajikan pada
faktor produksi yang akan mempengaruhi Tabel. 3.2.
pada proses produksi dan keuntungan yang Status penguasaan lahan
akan diperoleh petani jagung dan peternak merupakan suatu motivasi atau dorongan
sapi nanti. Kisaran luas lahan yang bagi petani untuk melakukan kegiatan
digunakan sebagai media tanam oleh usahatani dengan sebaik mungkin agar
petani jagung antara 0,25-6,50 ha. Dengan mampu meningkatkan produksi sehingga
rata-rata luas lahan petani jagung seluas akan menyebabkan meningkatnya pula
1,68 ha , dimana luas lahan terbesar yaitu pendapatan dan kesejahteraan petani
6,50 ha sebanyak 1 orang dan luas lahan tersebut. Status penguasaan lahan
terendah yaitu 0,25 ha sebanyak 4 merupakan faktor yang mempengaruhi
orang.Status kepemilikan lahan petani besar kecilnya biaya produksi yang akan di
jagung yaitu kepemilikan sendiri. Status keluarkan dalam usahatani. Selain itu,
lahan sebagian besar merupakan milik penguasaan lahan juga dapat
sendri sebanyak 30 responden, banyaknya mempengaruhi petani dalam mengambil
status lahan berupa milik sendiri di sebuah keputusan untuk melakukan dan
6

mengembangkan usahataninya. Status Utara secara keseluruhan berstatus milik


penguasaan lahan petani responden pada sendiri.
usahatani jagung di Kabupaten Lombok
Tabel 3.2 Aspek Kepemilikan Lahan dan Ternak Sapi
No. Uraian Jumlah (orang) Persentase (%)
Luas lahan
a. < 1 ha 9 30
1. b. 1-3 ha 17 56,67
c. 3-6 ha 3 10
d. > 6 ha 1 3,33
Kepemilikan lahan
a. milik sendiri 30 100,00
2.
b. sewa 0 0
c. tanggap 0 0
Jumlah ternak
a. <3 ekor 12 40
3.
b. 3-6 ekor 16 53,33
c. > 6 ekor 2 6,67
Status kepemilikan
ternak
4.
a. milik sendiri 106 100
b. titipan 0 0
Sumber: Data primer diolah
pupuk, dan obat-obatan. Untuk lebih
Jumlah ternak merupakan salah satu jelasnya, penggunaan benih, pupuk dan
faktor penentu keuntungan dalam beternak pestisida dalam usahatani jagung di
sapi. Kisaran ternak sapi yang dimiliki Kabupaten Lombok Utara tahun 2017
peternak dengan jumlah yang tertinggi dapat dilihat pada Tabel 3.3. Dari tabel
yaitu3-6 ekor berjumlah 16 orang tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata
(53,33%), < 3 ekor sejumlah 12 orang luas lahan yang digunakan petani jagung
(40%) dan peternak sapi yang memiliki sebagai media tanam, yaitu 1.68 ha/LLG,
ternak > 6 ekor berjumlah 2 orang (6,67%) dengan rata-rata biaya sarana produksi
dengan status kepemilikan ternak 106 ekor yang dikeluarkan oleh petani jagung, yaitu
atau 100% milik sendiri. sebesar Rp5.827.876,39/LLG atau
Rp3.475.179,72/ha. Biaya terbesar yang
Analisis Biaya dan Pendapatan dikeluarkan petani didominasi oleh biaya
Biaya produksi usahatani jagung di pengadaan pupuk adalah sebesar
Kabupaten Lombok Utara meliputi biaya Rp3.380.543,06/LLG atau
variabel dan biaya tetap, biaya variabel Rp2.015.827,70/ha dan biaya terendah
mencakup: biaya saprodi, biaya tenaga yang dikeluarkan petani, yaitu pada biaya
kerja dan biaya lain-lain, sedangkan biaya penggunaan pestisida sebesar
tetap mencakup: biaya pajak tanah dan Rp634.833,33/LLG atau Rp378.552,97/ha,
biaya penyusutan alat. sedangkan rata-rata biaya pengadaan benih
Biaya variabel yang dimaksud oleh petani jagung adalah sebasar
dalam penelitian ini adalah biaya yang Rp1.812.500,00/LLG atau
besar kecilnya tergantung pada besar Rp1.080.799,05/ha. Penggunaan biaya
kecilnya jumlah produksi. Biaya variabel, pengadaan pupuk yang besar disebabkan
yakni biaya sarana produksi, biaya tenaga karena kurangnya kesadaran petani untuk
kerja, dan biaya lain-lain. memanfaatkan limbah yang dihasilkan
Biaya sarana produksi yaitu biaya ternaknya.
yang dipakai dalam satu kali musim tanam
usahatani jagung, seperti biaya benih/bibit,
7

Tabel. 3.3 Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi dan Biaya Sarana Produksi Usahatani
Jagung di Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2017
Nilai Input-Output
Satuan per Luas Lahan Garapan per Hektar
No. Sarana Produksi
Fisik
Jumlah Jumlah
Nilai (Rp.) Nilai (Rp.)
Fisik Fisik
1 Luas Garapan (ha) 1,68 1,00
2 Benih (kg) 31,33 1.812.500,00 18,68 1.080.799,05
3 Pupuk :
Urea (kg) 461,67 877.166,67 275,29 52.3057,05
NPK Phonska (kg) 370,00 888.000,00 220,63 529.516,99
Pupuk Kandang (kg) 6.461,51 1.615.376,39 3.853,01 963.253,66
Jumlah Pupuk: (Rp) 3.380.543,06 2.015.827,70
4 Pestisida :
Gramoxone (ltr) 0,87 56.166,67 0,52 33.492,35
Rondup (l) 2,07 151.833,33 1,23 90.538,66
Calaris (ltr) 1,22 361.500,00 0,73 215.563,51
Alika (ml) 0,13 32.000,00 0,08 19.081,69
Amirstartop (ml) 0,13 33.333,33 0,08 19.876,76
Jumlah Pestisida: 634.833,33 378.552,97
Total Saprodi (Rp) 5.827.876,39 3.475.179,72
Sumber: Data primer diolah
77,28/ha dan rata-rata biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya dalam keluarga yang di keluarkan petani
yang diukur berdasarkan, jumlah tenaga sebesar Rp 1.855.166,67/LLG atau
kerja dan banyaknya hari kerja dikalikan Rp 1.106.241,30/ha dengan tingkat
dengan upah tenaga kerja dalam rupiah penyerapan HKO sebesar 44,68/LLG atau
pada setiap aktivitas usahatani jagung 26,45/ha. Penggunaan biaya tenaga kerja
mulai dari menanam hingga panen baik luar keluarga terbesar yang dikeluarkan
tenaga kerja dalam keluarga maupun luar petani jaagung, yaitu pada kegiatan
keluarga. Berdasarkan Tabel 3.4.di bawah pengeringan dan pemipilan sebesar
ini, biaya tenaga kerja dalam usahatani Rp 3.426.000,00/LLG atau
jagung sebesar Rp 10.383.833,3/LLG atau Rp2.042.933,81/ha dengan tingkat
Rp 6.191.910,16/ha, dengan tingkat penyerapan HKO sebesar 5,35/LLG atau
penyerapan HKO sebesar 174,3/LLG atau 3,19/ha, sedangkan rata-rata biaya terendah
103,93/ha. Di ketahui bahawa rata-rata yaitu pada penyemprotan sebesar Rp
biaya tenaga kerja terbesar, yaitu pada 231.666,67/LLG atau Rp 138.143,51/ha,
biaya tenaga luar keluarga sebesar dengan tingkat penyerapan HKO sebesar
Rp 8.528.666,67/LLG atau 4,74/ LLG atau 2,83/ha.
Rp 5.085.668,85/ha dengan tingkat
penyerapan HKO sebesar 129,60/LLG atau
.
8

Tabel 3.4. Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja Pada Integrasi Usahatani Jagung dan
Ternak Sapi di Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2017
Penggunaan dan Biaya Tenaga Kerja
per Luas Lahan Garapan per Hektar
No. Jenis Kegiatan Usahatani
Jumlah Jumlah
Nilai (Rp.) Nilai (Rp.)
(HKO) (HKO)
1 Luas Garapan 1,68 1,00
2 Tenaga Kerja Dalam Keluarga:
Pengolahan Tanah 4,62 179.333,33 2,75 106.936.99
Penanaman 5,24 213.000,00 3,12 127.012.52
Pemupukan 4,65 193.666,67 2,77 115.484.00
Penyemprotan 2,94 120.666,67 1,75 71.953.89
Penyiangan/Pembumbunan 7,24 297.333,33 4,32 177.300.74
Panen 5,58 211.666,67 3,33 126.217.45
Pengeringan dan Pemipilan 11,91 335.500,00 7,10 200.059.63
Pengangkutan 2,50 304.000,00 1,49 181.276.09
Total TKDK 44,69 1.855.166,67 26,65 1.106.241.30
3 Tenaga Kerja Luar Keluarga:
Pengolahan Tanah 65,87 2.473.333,33 39,28 1.474.855.89
Penanaman 17,69 791.666,67 10,55 472.073.15
Pemupukan 10,22 485.000,00 6,09 289.206.92
Penyemprotan 4,74 231.666,67 2,83 138.143.51
Penyiangan/Pembumbunan 6,30 306.000,00 3,75 182.468.69
Panen 14,57 536.333,33 8,69 319.817.13
Pengeringan dan Pemipilan 5,35 3.426.000,00 3,19 2.042.933.81
Pengangkutan 4,88 278.666,67 2,91 166.169.75
Total TKLK 129,60 8.528.666,67 77,28 5.085.668.85
Tenaga Kerja : 174.29 10.383.833,33 103,93 6.191.910,16
Sumber: Data primer diolah
kelancaran produksi, di luar dari biaya
Biaya lain-lain yang di maksud sarana produksi, biaya tenaga kerja dan
dalam penelitian ini adalah biaya bahan biaya penyusutan alat dapat di lihat pada
penolong yang dikeluarkan dalam suatu Table3.5.
proses produksi yang di butuhkan untuk

Tabel 3.5. Rata-rata Biaya Variabel Lain Pada Intergrasi Usahatani Jagung dan
Ternak Sapi di Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2017
Biaya Variabel lain
No. Jenis Biaya Tetap per LLG per ha
(Rp) (Rp)
1 Luas Garapan 1.68 1.00
2 Pembelian Karung 2.388.33 1.424.17
3 Pembelian Tali Rafia 5.783.33 3.448.62
Total Biaya Variabel lain 8.171.67 4.872.79
Sumber: Data primer diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa dimana biaya terbesar yang dikeluarkan


rata-rata biaya lain-lain pada usahatani petani yaitu pada pembelian tali rafia
jagung dalam penelitian ini sebesar sebesar Rp 5.783,33/LLG atau
Rp 8.171,66/LLG atau Rp 4.872,79/ha, Rp 3.448,62/ha, sedangkan rata-rata biaya
9

pembelian karung adalah sebesar yang dimiliki petani responden yaitu


2.388,33/LLG atau Rp 1.424,17/ha. Biaya cangkul, sabit, parang, sprayer, ember dan
lain-lain memang tidak tinggi karena terpal dapat dilihat pada Table 3.6.
sebagian besar ditanggung pengepul untuk Berdasarkan Tabel tersebut dapat
penggunaan karung dan tali rafia tidak dilihat bahwa biaya penyusutan alat per
terlalu banyak. musim tanam pada usahatani jagung
Biaya tetap yang dimaksud dalam sebesar Rp 313.258,02/LLG atau
penelitian ini adalah biaya-biaya yang Rp 186.796,67/ha. Biaya penyusutan alat
tidak habis dipakai dalam satu masa terbesar yang dikeluarkan oleh petani yaitu
produksi. Biaya tetap dalam penelitian ini biaya penyusutan alat jenis sprayer adalah
adalah biaya pajak lahan dan penyusutan sebesar Rp 144.066,67/LLG atau
alat. Berdasarkan Tabel 4.19, berikut Rp 85.907,37/ha dan biaya terendah yaitu
bahwa biaya tetap pada usahatani jagung pada biaya peyusutan parang sebesar
sebesar Rp 5.344.258,02/LLG atau Rp 11.769,44/LLG atau Rp 7.018,15/ha.
Rp 3.186.796,67/ha. Biaya penyusutan alat Sedangkan biaya sewa lahan pada
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usahatani jagung dalam penelitian ini yaitu
biaya dari alat-alat yang digunakan dalam sebesar Rp 5.031.000,00 per luas lahan
melakukan aktivitas pada usahatani jagung garapan atau Rp 3.000.000,00/ha.
di Kabupaten Lombok Utara. Alat-alat

Tabel 3.6. Rata-rata Biaya Tetap Pada Intergrasi Usahatani Jagung dan Ternak Sapi di
Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2017
Biaya Tetap
No. Jenis Biaya Tetap per LLG per ha
(Rp) (Rp)
1 Luas Garapan 1,68 1.00
2 Sewa Lahan: 5.03.000,00 1.000.000,00
3 Penyusutan Alat:
Cangkul 27.861,90 16.614,14
Sabit 26.683,33 15.911,35
Parang 11.769,44 7.018,15
Sprayer 144.066,67 85.907,37
Ember 14.693,33 8.761,68
Terpal 88.183,33 52.583,98
Total Penyusutan Alat 313.258,02 186.796,67
Total Biaya Tetap 5.344.258,02 3.186.796,67
Sumber: Data primer diolah

Biaya pada kegiatan ternak sapi pembuatan kandang sebesar


berupa baiaya pemeliharaan: biaya tetap, Rp 431.666,67/thn dan terendah adalah
biaya penyusutan alat dan biaya pengadaan biaya pembelian tali sebesar
pakan. Tabel 3.7 di bawah ini Rp 6.208,33/thn. Sedangkan biaya
menunjukkan biaya penyusutan alat pemeliharaan terbesar dalam kegiatan
sebesar Rp 477.875,00/thn dengan biaya ternak sapi adalah biaya pembelian pakan
penyutan yang dikeluarkan terbesar adalah sebesar Rp 3.425.789,90/thn
10

Tabel 3.7. Rata-rata Nilai dan Biaya Pada Kegiatan Ternak Sapi Terintegrasi dengan Tanaman
Jagung di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2017.
Biaya Pemeliharaan
Jenis Kegiatan Satuan Ternak Sapi
No.
Tenak Sapi Fisisk Nilai
(Rp/thn)
1. Jumlah Ternak Sapi (ekor) 3,53
2. Penyusutan Alat:
Kandang (Rp/thn) 431.666,67
Tali (Rp/thn) 6.208,33
Gareng (Rp/thn) 40.000,00
Jumlah Biaya Penyusustan Alat (Rp/thn) 477.875,00
3. Pakan (Rp/thn) 3.415.789,90
Total Biaya Pemeliharaan (Rp/thn) 3.893.664,90
Sumber: Data primer diolah.

Luas tanam merupakan ukuran lahan musim hujan yaitu, pada bulan November
dari keputusan yang ditentukan oleh petani atau Desember.
sebagai pertimbangan dalam memproduksi Produksi usahatani yang dimaksud
usahataninya dan tempat pemeliharaan dalam penelitian ini adalah jumlah
ternak sapi, sehingga dalam usahatani tanaman jagung yang diproduksi dalam
tersebut dapat menghasilkan keuntungan satuan kuintal (ku). Sedangkan harga yang
semaksimal mungkin. Luas tanam sangat dimaksud dalam penelitian ini adalah
berpengaruh terhadap pendapatan harga jual jagung pada kegiatan usahatani
usahatani karena luas tanam memerlukan yang diusahakan dan dinyatakan dalam
perhitungan untuk mengetahui berapa satuan (Rp/kg). Penerimaan usahatani yang
besar biaya sarana produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
dikeluarkan. Berdasarkan hasil penelitian, perkalian antara produksi yang diperoleh
luas tanam jagung petani responden adalah dengan harga produksi pada usahatani
1,68/ha dan luas kandang ternak sapi jagung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
adalah rata-rata 19,53 𝑚2 . Penanaman pada Tabel 3.8.
jagung biasanya dilakukan pada saat
Tabel 3.8 Produksi, Harga, dan Penerimaan pada Usahatani Jagung di Kabupaten Lombok
Utara Tahun 2017
Usahatani Jagung (ha)
No Jenis Biaya Satuan
Per LLG Per ha
1. Produksi Ku 119.42 71.21
2. Harga Rp/ku 369.751,57 369.751,57
3. Penerimaan Rp 44.154.500.00 26.329.457.36
Sumber : Data primer diolah

Rata-rata penerimaan yang diproleh Produksi ternak sapi yang


petani jagung berdasarkan tabel di atas dimaksud dalam penelitian ini adalah lama
adalah sebesar Rp 44.154.500/LLG atau pemeliharaan ternak sapi dalam satuan
Rp 26.121.770,85/ha, besarnya penerimaan tahun. Sedangkan harga yang dimaksud
yang diproleh petani bersumber dari rata- dalam penelitian ini adalah total nilai atau
rata produksi dikalikan dengan rata-rata harga jual ternak sapi pada kegiatan
harga jual hasil produksi, dimana rata-rata beternak yang diusahakan dan dinyatakan
produksi yang diproleh petani adalah dalam satuan rupiah (Rp). Penerimaan
sebesar 119,42 ku/LLG atau sebesar 70,65 ternak sapi yang dimaksud dalam
ku/ha, dengan rata-rata harga jual hasil penelitian ini adalah pembagian antara
produksi yaitu sebesar Rp 369.751,57/ku. total nialai/harga ternak sapi dengan
11

produksi yang diperoleh atau lama jelasnya dapat dilihat pada Tabel. 3.9.
pemeliharaan ternak sapi. Untuk lebih
Tabel 3.9. Produksi, Harga, dan Penerimaan pada Kegiatan Ternak Sapi di Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2017
Kegiatan Ternak Sapi per
No Jenis Biaya Satuan
Tahun
1. Total Nilai Ternak Rp 36.703.333,33
2. Produksi Tahun 1,93
Penerimaan Rp/thn 18.984.482,76
Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan Tabel3.9 di atas rata- dengan total biaya pada usahatani jagung
rata penerimaan yang diperoleh peternak di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016.
sapi yaitu sebesar Rp 18.984.482,76/thn, Tabel 3.10berikut menunjukkan bahwa
besarnya penerimaan yang diperoleh rata-rata pendapatan yang diperoleh petani
peternak sapi bersumber dari rata-rata adalah sebesar Rp 27.453.660,60/LLG atau
harga atau total nilai ternak sapi (Rp) Rp 16.370.698,03/ha. Pendapatan yang
dibagi rata-rata jumlah produksi atau lama diproleh petani bersumber dari rata-rata
pemeliharaan ternak sapi (tahun), di mana penerimaan dikurangi dengan rata-rata
rata-rata harga atau total nilai ternak sapi total biaya produksi, dimana rata-rata
sebesar Rp 36.703.333,33 dengan rata-rata penerimana yang diproleh petani yaitu
jumlah produksi atau lama pemeliharaan sebesar Rp. 44.154.500,00/LLG atau
ternak sapi sebesar 1,93/thn. Rp 26.329.457,36/ha dan rata-rata total
Pendapatan usahatani yang biaya produksi yang dikeluarkan petani
dimaksud dalam penelitian ini adalah sisa yaitu sebesar Rp 16.700.839,40/LLG atau
pengurangan antara total penerimaan Rp 9.958.759,33/ha.
Tabel 3.10. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2017
Usahatani Jagung (ha)
No Jenis Biaya Satuan
Per LLG Per ha
1. Penerimaan Rp 44.154.500,00 26.329.457,36
2. Biaya Produksi Rp 21.564.139,40 12.858.759,33
3. Pendapatan Rp 22.590.360,60 13.470.698,03
Sumber : Data primer diolah

Pendapatan ternak sapi yang yang diproleh petani yaitu sebesar


dimaksud dalam penelitian ini adalah sisa Rp18.984.482,76/thndan rata-rata total
pengurangan antara total penerimaan biaya produksi atau pemeliharaan ternak
dengan total biaya pada kegiatan ternak sapi yang di keluarkan petani yaitu sebesar
sapi di Kabupaten Lombok Utara Tahun Rp 7.309.454,80/thn.
2017.Tabel. 3.11, menunjukkan bahwa
rata-rata pendapatan yang diperoleh
petani/peternak dalam kegiatan ternak sapi
adalah sebesar Rp 22.590.360,60/thn.
Pendapatan yang diproleh petani
bersumber dari rata-rata penerimaan di
kurangi dengan rata-rata total biaya
produksi, dimana rata-rata penerimana
12

Tabel 3.11. Analisis Pendapatan Ternak Sapi di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2017
Kegiatan ternak sapi per
No Jenis Biaya Satuan
Tahun
1. Penerimaan Rp/thn 18.984.482,76
2. Biaya Produksi/Pemeliharaan Rp/thn 7.309.454,80
Pendapatan Rp/thn 11.675.027,96
Sumber : Data primer diolah
memberikan keuntungan maksimal yang
4. Penekanan Biaya Pola Integrasi lebih tinggi dari keuntungan yang telah
Usahatani Jagung dan Ternak Sapi diterima.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Penekanan biaya yang di maksud pada Table.3.12 berikut.
dalam penelitan ini adalah untuk

Tabel.3.12. Persentase Penekanan Biaya Pakan dan Biaya Pupuk Pada Integrasi Usahatani
Jagung dan Ternak Sapi di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2017
Satuan
No. Uraian Nilai
Fisisk
1. Nilai Limbah Jagung Rp/thn 302.816,67
2. Total Nilai Pakan Ternak Sapi Rp 3.415.789,90
Persentase Penekanan Biaya Pakan %/thn 8,87
3. Nilai Limbah Ternak Sapi Rp/thn 963.253,66
4. Total Nilai Pupuk Yang dibutuhkan Rp 2.015.827,70
Persentase Penekanan Biaya Pupuk %/thn 47,78
Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan Tabel.3.12 kontribusi manfaat yang besar bagi ternak dan


limbah yang dihasilkan tanaman jagung tanaman. Menurut Bamualim dkk (2004),
sebesar Rp 302.816,67/thn dan kontribusi keuntungan langsung integrasi ternak sapi
limbah yang dihasilkan oleh ternak sapi dan tanaman pangan adalah meningkatnya
sebesar Rp 963.253,66/thn, artinya dengan pendapatan petani-peternak dari hasil
adanya sistem integrasi tanaman jagung penjualan sapi dan jagung. Keuntungan
dan ternak sapi dapat menekan biaya tidak langsung adalah membaiknya
kebutuhan pupuk tanaman jagung sebesar kualitas tanah akibat pemberian pupuk
47,78%/thn dan biaya kebutuhan pakan kandang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
ternak sapi sebesar 8,87%/thn. pada Tabel.3.14. berikut:
Selain sebagai sumber daging, ternak
sapi berfungsi sebagai penghasil pupuk
atau kompos untuk meningkatkan produksi
tanaman pangan. Kotoran ternak dapat
pula digunakan sebagai sumber biogas
(Hasnudi 1991). Hal ini mengindikasikan
integrasi sapi-tanaman dapat member
13

Tabel 3.14. Rata-rata Produksi, Penerimaan dan Pendapatan serta Profitabilitas Usahatani
Jagung dan Ternak Sapi Pada Intergrasi Usahatani Jagung dan Ternak Sapi di
Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2017

No. Uraian Nilai Kriteria


(Rp/thn)
1 Usahatani Jagung:
Penerimaan Usahatani Jagung 44.154.500,00
Total Biaya Produksi Usahatan Jagung 21.564.139,40
Pendapatan Usahatani Jagung 22.590.360,60
Profitabilitas Usahatani Jagung (%) 104,76 P >i (Layak)
2 Usahatani Ternak Sapi:
Penerimaan Usahatani Ternak Sapi 18.984.482,76
Total Biaya Produksi Usahatan Ternak Sapi 7.309.454,80
Pendapatan Usahatani Ternak Sapi 11.675.027,96
Profitabilitas Usahatani Ternak Sapi (%) 159,73 Pft >i (Layak)
3 Total Hasil Integrasi
Total Penerimaan Integrasi 63.138.982,76
Total Biaya Integrasi 28.873.594,21
Total Pendapatan Usahatani Terintegrasi 34.265.388,55
Profitabilitas Integrasi (%) 118,67 Pft >i (Layak)
Sumber: Data primer diolah

Petani di Kabupaten Lombok Utara usahakan karena Profitabilitasnya (P) >i.


menanam jagung sebagai sumber Pendapatan ternak sapi mencapai
pendapatan juga pakan ternak sapi. Sekitar Rp 11.675.027/tahun dengan nilai profita-
20−25% produksi jagung digunakan untuk bilitas (P) sebesar 159,73% sehingga
pakan ditambah limbah jagung. Kotoran kegiatan ternak sapi layak di usahakan
ternak dimanfaatkan sebagai pupuk karena Profitabilitasnya (P) >i.
kandang. Sariubang dkk. (2003) Sariubang dkk.(2003) menyatakan,
menyimpulkan, sistem integrasi ternak sapi pada pola integrasi ternak sapi dan
dan usahatani jagung dapat menghasilkan tanaman jagung, pendapatan dapat berasal
pupuk kandang yang dapat dijual. dari hasil panen jagung pipilan, limbah
jagung segar, anak sapi, dan pupuk
5. Analisis Profitabilitas kandang. Dengan demikian, keuntungan
Pendapatan usahatani integrasi yang diperoleh dalam satu luasan lahan
ternak sapi dan tanaman jagung di lebih besar dibanding bila hanya menanam
Kabupaten Lombok Utara disajikan pada jagung saja. Pola integrasi ternak sapi dan
Tabel.4.26. Total pendapatan integrasi tanaman jagung di Kabupaten Lombok
usahatani jagung dan ternak sapi sebesar Utara mampu memberikan keuntungan
Rp 34.265.388,55/thn dengan nilai Rp 34.265.388,55/thn /musim tanam
profitabilitas (P)8,87%, sehingga kegiatan dengan nilai profitabilitas (Pft) > i.
usahatani jagung yang terintegrasi dengan
ternak sapi layak untuk diusahakan, PENUTUP
sedangkan pendapatan usahatani jagung Dari hasil penelitian dan pembahasan
mencapai Rp 22.590.360,60/tahun dengan yang telah dilakukan dapat ditarik
nilai profitabilitas (P) sebesar 104,76% beberapa kesimpulan sebagai berkut:
sehingga usahatani jagung layak di
14

1. Pendapatan usahatani integrasi ternak integrasi tanaman-ternak khususnya


sapi dan tanaman jagung di Kabupaten jagung sangat diperlukan.
Lombok Utara sebesar 3. Pemerintah perlu memberikan bantuan
Rp 34.265.388,55/thn sedangkan modal, penyuluhan, pelatihan dan
pendapatan usahatani jagung mencapai introduksi tanaman hijauan pakan
Rp 22.590.360,60/tahun dan unggul selain jagung.
Pendapatan ternak sapi mencapai
Rp 11.675.027/tahun.
2. Penerapan sistem integrasi tanaman DAFTAR PUSTAKA
jagung dan ternak sapi dapat menekan
biaya kebutuhan pupuk tanaman Bamualim, A., R.B. Wirdahayati, dan M.
jagung sebesar 47,78%/thn dan Boer.2004. Status dan peranan sapi
penekanan biaya kebutuhan pakan lokal pesisir di Sumatera Barat.
ternak sapi sebesar 8,87%/thn, dengan Prosiding Seminar Sistem
nilai limbah yang dihasilkan tanaman Kelembagaan Usaha Tani Tanaman-
jagung sebesar Rp 302.816,67/thn dan Ternak.Badan Penelitian dan
nilainlimbah yang dihasilkan oleh Pengembangan Pertanian, Jakarta.
ternak sapi sebesar Rp 963.253,66/thn.
3. Sistem integrasi usahatani jagung dan BPS. 2015. KLU Dalam Angka. Badan
ternak sapi di Kabupaten Lombok Pusat Statistik Kabupaten Lombok
Utara layak diusahakan, dibuktikan Utara. Gangga, Lombok Utara.
dengan nilai profitabilitas (P)
118,67%>i, meskipun adanya risiko Hasnudi. 1991. Analisis Faktor-faktor
produksi dan output. Lingkungan Sosial Ekonomi yang
Mempengaruhi Produktivitas Ternak
Saran Sapi “Crash Program Project” (Studi
Kasus pada Enam Desa diSumatera
1. Penelitian selanjutnya dapat Utara). Tesis. Sekolah Pasca Sarjana
mengembangkan pola integrasi Institut Pertanian Bogor, Bogor.
tanaman jagung dan ternak sapi yang
mendukung keputusan petani dalam Hidayat, S. dan Syamsul Bahri, D. 2001.
mengefektifkan penyediaan sarana Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.
produksi terutama pupuk, pakan, Pustaka Quantum : Jakarta.
maupun pestisida sebagai tahapan
optimalisasi pemanfaatan potensi Sariubang, M. A., A Syam dan A.
sumber daya lokal dalam memperkuat Nurhayu. 2003. Sistem Usahatani
kemandirian petani. Upaya tersebut Tanaman-Ternak pada Lahan Kering
selanjutnya diharapkan dapat dataran Rendah di Kabupaten
meningkatkan produksi daging, Takalar, Sulawesi Selatan. Balai
pendapatan dan kesejahteraan Pengkajian Teknologi Pertanian
masyarakat, mengurangi impor ternak Sulawesi Selatan.
dan daging, serta menjaga kelestarian
sumber daya alam sehingga mampu Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan
menjadi solusi menuju ketahanan Aplikasinya. PT Raja Grafindo
pangan nasional. Persada : Jakarta
2. Pengembangan pola integrasi ternak
sapi-jagung memerlukan kerja sama
antara petani-peternak dan pemerintah,
sehingga kebijakan pemerintah untuk
mendorong pengembangan sistem

Anda mungkin juga menyukai