Anda di halaman 1dari 17

KARYA ILMIAH

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PENDESAAAN DI MASA PANDEMI


COVID-19 MELALUI USAHA TERNAK KAMBING DENGAN METODE JERAMI
PADI DAN JERAMI JAGUNG DI KELURAHAN BANDARATU KECAMATAN
KOTA MUKOMUKO

OLEH :

IDAL
NIM. 040221029

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS TERBUKA BENGKULU
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BENGKULU
TAHUN 2022
KARYA ILMIAH

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PENDESAAAN DI MASA PANDEMI


COVID-19 MELALUI USAHA TERNAK KAMBING DENGAN METODE JERAMI
PADI DAN JERAMI JAGUNG DI KELURAHAN BANDARATU KECAMATAN
KOTA MUKOMUKO

IDAL
NIM. 040221029

Abstak

Ternak kambing adalah salah satu usaha peternakan yang menguntungkan dan jelas
menghasilkan tanpa adanya spekulasi. Manfaat lain memelihara kambing selain untuk
budidaya dan produksi daging, ternak kambing juga menghasilkan kotoran yang bernilai
untuk dijadikan pupuk organik tanaman sehingga ternak kambing tentu bisa di integrasikan
dengan tanaman misalkan dengan kebun kopi.

Tujuan penelitian untuk menghitung peningkatan jerami jagung dan Jerami Padi dan
untuk mengukur kualitas Jerami Jagung dan Jerami Padi sebagai pakan Ternak Kambing
pada kondisi Masa Pandemi Covid-19 di Keluarahan Bandaratu Kabupaten Mukomuko.
Penelitian berlangsung sejak bulan Awal September sampai dengan Desember Awal 2021,
mulai dari pengambilan data sekunder, data primer, pengamatan di lokasi, pengambilan
sampel jerami jagung dan Jerami Padi lalu pengiriman sampel untuk dianalisis di
Laboratorium Nutrisi Ternak Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko. Hasil analisis uji t
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat nyata protein, Neutral Detergent Fiber
(NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), dan produksi jerami jagung di dataran rendah dan
dataran tinggi, di mana di daerah dataran tinggi produksi Jerami Jagung dan Jerami Padi
dan kandungan proteinnya lebih tinggi dari pada di dataran rendah, tetapi untuk komponen
ADF dan NDF lebih rendah di dataran tinggi dari pada di daerah dataran rendah.

Kata Kunci : Ternak Kambing, Jerami Padi dan Jerami Jagung, Daerah

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
PENDAHULUAN

Ternak kambing adalah salah satu usaha peternakan yang menguntungkan dan jelas
menghasilkan tanpa adanya spekulasi. Manfaat lain memelihara kambing selain untuk
budidaya dan produksi daging, ternak kambing juga menghasilkan kotoran yang bernilai
untuk dijadikan pupuk organik tanaman sehingga ternak kambing tentu bisa di integrasikan
dengan tanaman misalkan dengan kebun kopi. Potensi ternak kambing khususnya di
Mukomuko cukup menjanjikan mengingat kebutuhan daging kambing cukup banyak dengan
populasi kambing belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehingga masih di
datangkan dari luar. Belum lagi kebutuhan hari besar agama islam seperti Idul Adha
mengingat lebih dari 85 % penduduk Mukomuko menganut agama islam. Setidaknya ada
beberapa keuntungan dalam beternak kambing antara lain :

1. Modal yang relatif lebih kecil dibanding ternak ruminansia lain, untuk memulai ternak
kambing kita bisa mengawali dengan modal yang kecil tetapi masih bisa menguntungkan.
Kita bisa memulai memelihari 1-2 indukan muda dengan 1 pejantan dengan harga
indukan dan pejantan relatif lebih murah dibandingakan harga indukan sapi. Untuk
kandang dan lahan juga tidak membutuhkan tempat yang luas untuk 3 ekor kambing
cukup membutuhkan kandang dengan luas kurang lebih 6-8 M2 dan ketersediaan hijauan
pakan di Mukomuko cukup banyak.

2. Masa Panen Cepat, dengan pemeliharaan yang bagus indukan kambing muda akan bisa
dikawinkan pertama pada umur 8-9 bulan untuk kambing kacang (lolit kambing, 2009)
tetapi ada juga yang umurnya diatas itu misalkan 12 bulan tergantung jenis kambingnya.
Dan kambing akan menunjukkan tanda bunting jika 3 minggu setelah perkawinan tidak
menunjukkan birahi. Masa kebuntingan pada kambing sekitar 5-6 bulan sehingga pada
usia 15-18 bulan setelah lahir, kambing sudah bisa menghasilkan anakan dengan jumlah
anakan bisa mencapai 1-2 ekor/induk. Dengan periode kawin dan bunting yang cepat
kambing bisa dipanen anakannya dengan cukup cepat.

3. 1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
3. Kebutuhan pakan yang lebih sedikit dan murah, ternak Kambing membutuhkan pakan
yang lebih sedikit jika di bandingkan dengan ternak ruminansia yang lainnya, dengan
bobot antara 15-25 Kg, kambing hanya membutuhkan 1,5-3 Kg pakan perharinya jadi
masih dapat jangkau untuk kebutuhan dan biaya pakannya. Dengan memanfaatkan lahan
sekitar kandang untuk menanam rumput serta leguminosa seperti indigofera sudah cukup
untuk memenuhi kebutuhan pakannya. Kita juga bisa memanfaatkan limbah-limbah
pertanian disekiling kandang untuk bahan penyusun pakan seperti limbah pasar
tradisional, gedebok pisang, limbah sawit, limbah singkong dll

4. Limbah ternak kambing pun bisa menguntungkan, kotoran kambing pun bernilai
ekonomis yang cukup tinggi. Kambing dewasa rata-rata mengeluarkan feses sebesar 0,63
Kg/ekor/hari tergantung jumlah pakan yang dikonsumsi dan potensi hijaun yang terbuang
berkisar 40-50 % yang kedua bahan tersebut bisa menjadi bahan pembuat kompos. Selain
kotoran padat urin kambing juga bisa menjadi bahan pembuatan pupuk organic cair
dengan kandungan nitrogen sebesar 0,51 -0,71 % dengan produksi rata-rata 0,6-2,5
l/hari/ekor. Dengan fakta diatas nilai ekonomis kotoran kambing cukup bagus jika di olah
menjadi pupuk kompos dengan kisaran harga Rp. 2000-3000/Kg.

Kandungan terbesar jerami jagung adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan abu yang
tidak dapat dicerna (Van Soest, 1994). Nilai gizi jerami jagung dapat ditingkatkan dengan
berbagai metode pengolahan. Pengolahan tersebut merupakan hal yang penting untuk
dilakukan pada saat panen karena jerami jagung cukup melimpah sehingga dapat disimpan
untuk digunakan pada saat musim kemarau panjang atau saat kekurangan pakan hijauan.
Metode pengolahan yang dianggap paling sesuai karena mudah dikerjakan dan dengan biaya
murah adalah pembuatan hay dan silase sehingga kandungan nutrisinya dapat ditingkatkan.
Di negara negara berkembang seperti Indonesia petani kebanyakan akan memberikan jerami
jagung secara langsung sebagai pakan tanpa melalui proses sehingga tidak banyak Metode
Peningkatan Nilai Nutrisi Jerami Jagung Yanuartono, dkk. 2020 J. Ternak Tropika Vol 21,
No 1: 23-38, 2020 25 berpengaruh pada peningkatan produksi ternak.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
Namun demikian, saat ini tampaknya metode pembuatan silase jerami jagung sudah
banyak dikerjakan meskipun masih dalam skala kecil guna memenuhi kebutuhan ternak
dalam jumlah yang terbatas. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan ulasan singkat berbagai
metode untuk meningkatkan nilai gizi dari jerami jagung sehingga dapat meningkatkan
produktivitas ternak Kambing.

Dengan keuntungan-keuntungan tersebut kambing sangat layak dikembangkan diwilayah


Mukomuko dengan potensi lahan yang masih luas serta potensi biomassa pakan dari limbah
pertanian dan perikanan sangat melimpah, serta pemenuhan kebutuhan akan daging kambing
yang masih dipasok dari luar wilayah Mukomuko.

Berdasarkan hal tersebut diatas penyusun tertarik untuk melakukan penelitian yang menjadi
salah satu proses penting dalam peningkatan ekonomi pedesaan dengan mengolah pangan
Kambing selain rumput karena di pedesaan memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat di
manfaatkan, dengan judul : Peningkatan ekonomi Masyarakat Pendesaan di Masa
Pandemi Covid-19 melalui usaha Ternak Kambing dengan metode Jerami Padi dan
Jerami Jagung di Kelurahan Bandaratu Kecamatan Kota Mukomuko.

A. Batasan Masalah

“ bagaimana upaya yang dilakukan Perternak kambing dengan sistem menggunakan


jerami padi dan jerami jagung untuk meningkatkan perekonomian Perternak Kambing di
Kecamatan Kota Mukomuko”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan proses penelitian yaitu,
bagaimana proses berternak kambing dengan cara menggunakan jerami padi dan jerami
jagung sebagai pangannya.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas penulis mengharapkan adanya tujuan yang dicapai
dalam penulisan karya ilmiah ini :

“meningkatkan perekonomian Perternak Kambing di Kecamatan Kota Mukomuko”

D. Manfaat

1. Bisa dijadikan pijakan atau acuan oleh masyarakat pedesaan baik pemerintah maupun
swasta dalam peningkatan kesejahteraan dan pengembangan ekonomi masyarakat
Mukomuko melalui Ternak Kambing.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan usaha dan
peran serta dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi khususnya bagi peternak kambing.

E. Telaah Pustaka

Upaya penggemukan Kambing bakalan secara cepat dengan pakan tanpa hijauan atau
tapa jerami dan tambahan growth promotor diharapkan dapat meningkatkan berat badan
kambing secara cepat sehingga kebutuhan sapi dapat terpenuhi sekaligus dapat mengurangi
ketergantungan impor daging kambing maupun sapi bakalan yang pada akhirnya akan
menghemat devisa negara. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup
besar jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Teknologi pembuatan hay jerami
jagung dan Jerami Padi merupakan teknologi yang paling sederhana sehingga setiap peternak
dapat mengerjakannya.

Di negara tropis, hay dibuat dengan membiarkan sisa panen jagung dijemur di lading
dan Padi Pun Setelah di Tuai Di jemur di Ladang sehingga diperoleh jerami jagung dan
Jerami Padi yang kering hingga kadar air tinggal 22-25% (Nouala et al., 2004).

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
Kelemahan pembuatan hay untuk peternak skala kecil di daerah tropis adalah
ketergantungan dengan panas yang berasal dari sinar matahari. Kelemahan yang lain adalah
suhu dan kelembaban yang tinggi mengakibatkan jamur tumbuh dengan mudah jika
penyimpanannya tidak memenuhi persyaratan. Syarat penyimpanan yang baik adalah
ditempat kering sehingga dapat meminimalisir pertumbuhan jamur (Womac et al., 2005).
Sedangkan di negara maju seperti Eropa dan Amerika, pembuatan hay melibatkan mesin
untuk panen jerami jagung dan Jerami Padi. Mesin tersebut digunakan memotong dan
mengeringkan dan selanjutnya jerami jagung dan Jerami Padi kering dibuat dalam bentuk
bola (baled corn stover) berukuran besar untuk kemudian disimpan sebelum diberikan
sebagai pakan ternak kambing (Glassner et al., 1998). Hambatan pada pemanfaatan baled
corn stover adalah jika kandungan batang lebih dominan akan menurunkan palatabilitas
(Meteer, 2014). Metode untuk meningkatkan palatabilitas baled corn stover tersebut adalah
dengan mencacahnya sehingga ukuran partikel menjadi lebih kecil.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
METODE PENELITIAN

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber data atau data sumber tempat memperoleh
data dalam penelitian yang menjadi subjek penelitian ini adalah ” Peningkatan
Ekonomi Masyarakat melalui Usaha Ternak Kambing dengan Metode Jerami Padi
dan Jerami Jagung di Kota Mukomuko”.
2. Objek penelitian
Objek Penelitian adalah permaalahan – permasalahan yang menjadi perhatian
suatu penelitian. Maka yang menjadi Objek penelitian ini adalah ”Peningkatan
ekonomi masyarakat pedesaan di masa pandemic melalui usaha ternak kambing
dengan metode jerami padi dan jerami jagung di kelurahan bandaratu kecamatan
kota mukomuko” yang dalam hal ini adalah dalam aspek penyusunan program
Evaluasi, Penelitian lapangan, pembiayaan, dan pelaporan.

3. Teknik Pengumpulan Data


a. Interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak yang harus
dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian. Dalam hal
ini penulis bertanya langsung kepada Pemilik Ternak Kambing gimana
pengolahan ternak tanpa rumput dan menghasilkan suatu yang sangat bernilai
dalam menyusun program kegiatan, Evaluasi, Penelitian, dan Laporan Hasil
Penelitian.

b. Observasi
Yaitu pengamatan, tidak mengajukan pertanyaan. Dalam hal ini penulis akan
mengamati kegiatan secara langsung yang dilakukan oleh Pemilik Ternak dalam
mengolah Ternak Kambing tanpa rumput sampai menjadi salah satu keunggulan
Pertumbuhan yang baik bagi pemilik ternak.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
HASIL DAN PEMBAHASAN

Kualitas jerami padi dapat ditingkatkan baik secara kimia maupun biologi.
Peningkatan jerami padi melalui biologi adalah melalui fermentasi. Fermentasi merupakan
proses pemecahan senyawa organik menjadi sederhana yang melibatkan mikroorganisme
dengan tujuan menghasilkan suatu produk yang mempunyai kandungan nutrisi, tekstur yang
lebih baik memperpanjang masa penyimpanan, mengendalikan pertumbuhan mikrobia,
mempertahankan gizi yang dikehendaki, menciptakan kondisi kurang memadai untuk
mikrobia kontaminan.

Cara baru yang relatif murah, praktis dan hasilnya sangat disukai ternak adalah fermentasi
dengan menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik
dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (contohnya: starbio, starbioplus.

- MANFAAT JERAMI FERMENTASI


2. Mempunyai kandungan protein lebih tinggi dari jerami biasa (sekitar 7 – 9%);
3. Lebih mudah dicerna oleh hewan/ternak ruminansia;
4. Nilai gizi pakan meningkat;
5. Beraroma harum, tidak berbau busuk;
6. Lebih higienis;
7. Bahan mudah didapat dan murah;
8. Sebagai cadangan pakan tahan lama, praktis dan murah.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
- BAHAN DAN UKURAN UNTUK FERMENTASI

1. Jerami padi kering, kadar air -/+ 10%, bisa dalam bentuk jerami utuh sebanyak 800 kg
2. Probiotik In Vivo/vitro 3 liter
3. Molase/tetes tebu sebagai sumber energy awal buat mikrobia pada awal inkubasi 20
kg
4. Air biasa sumur tanpa klorinasi 177 liter.

Catatan : Jika jeraminya basah, kadar air 20 – 25%, maka menambah airnya sedikit saja atau
diperkirakan nantinya jerami mengandung air berkisar 25 – 30%.  

         

- BAGAIMANA MENGOLAHNYA

1. Cari tempat yang berlantai tanah atau semen, lebih tinggi minimum 50 cm dari
sekitarnya, ditaburi kapur dan harus yang teduh (tidak terkena panas dan hujan)
2. Tumpuk jerami padi setebal 20 cm padatkan dengan cara diinjak-injak atau
dipadatkan pakai alat stemper (pemadat tanah uruk)
3. Menyiapkan formula probiotik sebagai bioactivator. Campur Win_Prob In Vivo
dengan molase 2% dan air (sesuai ukuran yang disediakan di awal)
4. Siramkan ke seluruh permukaan jerami agar merata (jika jerami sudah basah, tidak
perlu disiram dengan air, cukup dipercik-percikan dengan larutan probiotika)
5. Tumpuk lagi dengan jerami setinggi 20 cm, disiram larutan probiotika sambil
dipadatkan, bisa sampai 5 lapis atau lebih
6. Ulangi lagi sesuai langkah (3) hingga jerami habis. Kemudian ditutup total dengan
plastik atau terpal dan biarkan terfermentasi selama 30 hari
7. Pada hari ke-7 bila periksa aroma (bau) yang timbul pada tumpukan jerami. Jika
aroma jerami sudah berubah beraroma harum seperti tape dan serat-serat jerami sudah
lunak (periksa dengan cara pegang dan remas-remas), serta tumpukan dalam jerami
sudah mengeluarkan jamur berwarna putih dan kuning, maka proses pembuatan
fermentasi sudah selesai
8. 1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com

- CARA PENYAJIAN

Berikan jerami fermentasi secukupnya, 1 ekor kambing dewasa, bobot badannya >400 kg,
cukup 10 kg/hari. Tapi mesti diangin-anginkan terlebih dahulu minimum 5 menit, baru
berikan kepada kambing. Sebaiknya pemberian dibagi dua atau tiga kali dalam sehari, yakni
pagi, setelah diberi konsentrat, siang hari setelah diberi konsentrat.

- PENYIMPANAN

Jerami fermentasi dapat disimpan sampai satu tahun.

Caranya: setelah fermentasinya sudah jadi (matang), bongkar dan angin-anginkan sampai
kering, kemudian diikat kembali atau bila perlu di-pres agar dapat lebih padat dan mudah
diatur.

Maka buatlah jerami fermentasi sebanyak-banyaknya untuk disimpan dan digunakan pada
musim kemarau (cadangan pakan).

- PAKAN TAMBAHAN

Kambing atau hewan ruminansia lain tetap memerlukan pakan tambahan untuk mencukupi
kebutuhan sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Peternak harus menyediakan konsentrat bahan
kering  minimum 1,5% dari bobot badan.

Konsentratnya dapat berupa konsentrat jadi atau meramu sendiri seperti ampas tahu, bekatul,
bungkil kedelai, dan lain-lain. Kambing lebih lahap makannya, pencernaannya semakin
optimum, daya tahan lebih tinggi terhadap serangan penyakit dan cuaca ekstrim, serta
berpenampilan lebih baik, kulit berminyak, bulu lembut, mata cerah berseri.

Jangan lupa sediakan air minum sebanyak  40 – 100 liter setiap ekor atau ad libitum setiap
hari agar metabolisme ternak ruminansia semakin lancar.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
Pembuatan Jerami Jagung dan Jerami Padi dapat dilakukan dengan berbagai metode
yang pada umumnya tergantung dari ketersediaan bahan yang diperlukan. Chea et al. (2015)
dalam pembuatan Jerami Jagung menggunakan bahan tambahan garam 3%, gula kelapa sawit
3% dan dedak padi 10%. Masing masing campuran tersebut kemudian dimasukan ke dalam
plastik dan difermentasi selama 75 hari. Trisnadewi et al. (2017) dalam penelitiannya
menggunakan pollard dan molases untuk pembuatan Jerami Jagung dan Jerami Padi yang
telah dipotong potong dengan ukuran 3-5 cm. Proses fermentasi memakan waktu selama 21
hari sebelum dilakukan analisa nilai nutrisinya. Sedangkan Sari (2016) menggunakan Urea
5%, Molases 10% dan kalsium karbonat 0,5% untuk pembuatan Jerami Jagung dan Jerami
Padi.
proses fermentasi dilakukan selama 21 hari sebelum digunakan sebagai pakan ternak.
Menurut Saenger et al. (1982) dan Dias-Da-Silva and Sundstol (1986) di antara berbagai
macam bahan kimia yang dimanfaatkan untuk proses peningkatan kualitas pakan, NH3 dan
urea merupakan pilihan paling tepat karena dapat meningkatkan palatabilitas melalui
kemampuan melarutkan fraksi hemiselulosa sehingga terjadi peningkatan kecernaan dan
asupan bahan kering pada ternak yang mengonsumsinya. Kelebihan lain dari amoniasi adalah
mudah dilakukan, murah dan tidak mencemari lingkungan (Castillo et al., 2000). Berbagai
macam contoh bahan aditif dan waktu pembuatan silase jerami jagung serta pengaruhnya
terhadap kandungan protein kasar (PK) disajikan
Nilai lebih dari pemberian Jerami Jagung dan Jerami Padi adalah tidak ada pengaruh
negatif pada kesehatan Kambing dan dapat menekan biaya pakan. Saya Enten Pranata
Sepra (2021) menambahkan bahwa silase Jerami Jagung dan Jerami Padi 70% dan
30% daun gamal dan lamtoro mampu meningkatkan palatabilitas kambing kacang
yang dibuktikan dengan pakan yang selalu habis dikonsumsi saat diberikan. Pada
akhirnya, pakan ternak yang berasal dari silase Jerami Jagung dan Jerami Padi akan
memberikan manfaat berupa penghematan biaya pakan yang dikeluarkan serta adanya
harapan untuk meningkatkan performans ternak yang dipeliharanya sehingga dapat
mendatangkan keuntungan secara ekonomis.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
Berdasarkan proses diatas maka mempengaruhi penjualan Kambing milik perternak di
Masa Pandemi ini, Penjualan Kambing diperternakan dilakukan tiga bulan sekali.
Karena keterbatasan waktu penulis dan hasil dari pangan konsumsi Kambing yang
bukan rumput melakukan penelitian selama 3 bulan lebih sejak Awal pengajuan mata
Kuliah Karya Ilmiah ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Salah satu tantangan yang dihadapi peternak Kambing di daerah Mukomuko adalah
rendahnya kualitas pakan terutama pada saat musim kemarau. Salah satu limbah tanaman
yang dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai pakan saat musim kemarau salah satunya adalah
Jerami Jagung dan Jerami Padi. Kendala pemanfaatan Jerami Jagung sebagai pakan adalah
karena rendahnya kualitas nutrisi memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan
produktivitas Ternak Kambing. Kendala tersebut dapat diatasi dengan berbagai metode
pengolahan guna meningkatkan nilai nutrisi Jerami Jagung dan Jerami Padi. Metode
pengolahan yang sederhana adalah pembuatan Jerami Jagung dan Jerami Padi. Pembuatan
Jerami Jagung dan Jerami Padi lebih ditujukan untuk mengawetkan sehingga dapat diberikan
pada saat musim kering dimana pakan hijauan segar sulit untuk diperoleh. Sedangkan proses
pembuatan Jerami Jagung dan Jerami Padi lebih ditujukan untuk meningkatkan nilai gizinya
sehingga diharapkan dapat meningkatkan Performan Ternak Kambing. Dari segi kualitas pun
Kambing tanpa rumput merupakan usaha yang sangat berpotensi Tinggi dalam upaya
meningkatkan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Terutama di Masa Pandemi Covid-19 ini,
dimana pedesaaan terdapat banyak bahan-bahan pakan alternative seperti jerami padi dan
jerami jagung yang dapat diproses melalui proses fermentasi untuk memenuhi kebutuhan
protein dan serat pada Kambing.

Produktivitas Jerami Jagung dan Jerami Padi di dataran tinggi Daerah Kota
Mukomuko lebih tinggi dari pada di dataran rendah daerah lainnya, dimana rataan
produktivitas bahan kering Jerami Jagung di Daerah Kota Mukomuko mencapai 1873 kg
haˉ¹, sedangkan di Lainnya Hanya Mencapai 1475 Kg haˉ¹, meskipun dari segi penyediaan
energy (TDN) Pada Umunya (1405,0 UT) lebih tinggi dibanding Daerah Kota Mukomuko
(559,2 UT) oleh karena Daerah Mukomuko memiliki luas lahan lebih besar dibanding
Kecamatan Lainnya protein Jerami Jagung dan Jerami Padi di dataran tinggi Kandungan
ADF, dan NDF jerami jagung di dataran rendah lebih tinggi dari pada di dataran tinggi.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
Saran

- Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan ternak sapi dan Ternak
Kambing agar diketahui pengaruh kualitas jerami jagung dan Jerami Padi terhadap
performans ternak Kambing.
- diharapkan pemerintah mampu menyikapinya secara serius dengan menggalakan
potensi-potensi yang ada dipedesaan khususnya dibidang perternakan, dengan cara
mendukung dalam hal modal dan membimbing dalam hal ilmu perternakan.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com
Daftar Pustaka

Haryanto B.Jerami Padi Fermentasi sebagai Ransum Dasar Ternak Ruminasia. Warga
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Vol.25 No.3 Tahun 2003.

KOMAR, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Cetakan


Pertama.Yayasan Dian Grahita, Bandung-Indonesia

Martawidjaja, M (2003) Pemanfaatan jerami padi sebagai pengganti rumput untuk ternak
ruminansia kecil. Vol. 13. Wartazoa

Supriyadi. 2013. Macam Bahan Pakan Sapi dan Kandungan Gizinya. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian DIY. Yogyakarta

Wurlina, Meles D.K, Rachmawati K. 2007. Materi pendidikan dan pelatihan penggemukan
sapi. Pengolahan growth promotor LPM Unair. Surabaya

Komar. 2003. Teknologi pengolahan jerami padi sebagai makanan ternak, Yayasan Dian
Grahita, Studio Anissa, Jakarta

https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/16/133000169/pertumbuhan-ekonomi--
pengertian-dan-teori-pertumbuhan-ekonomi?page=all

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/pertumbuhan-ekonomi-adalah/

Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian RI. 2007. Pengumpulan Data Tanaman
Pangan. Buku Pedoman Badan Pusat Statistik dan Departemen Pertanian RI, Jakarta

Coleman, S.W., S.P. Hart and T. Sahlu. 2003. Ralation Among Forege Chemistry,
Rumination and Retention Time with in the and Digestibility of hay by Goats. Small Rum.
Res 50: 129-140.
Howlett, C.M., E.S. Vanzant, L.H. Anderson and R.F. Bapst. 2003. Efects of Supplemental
Nutrient Source on Reiter Growth and Reproduction Performance, and on Utilization of Corn
Silase-based Diets by Beef Aters. J. Amin. Sci. 81: 2367-2378.

Iriany, R.M., H.G. Yasin dan A.M. Takdir. 2008. Asal Sejarah Taksonomi Tanaman Jagung.
Jurnal ilmiah Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Hal 1-12.

Kartasapoetra, A.G. 2006. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman.
Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta

Kuzyakov, Y. 2002. Factor Effecting Rhizophere Priming Effects. J Plant dlut Soil Sci 165:
382-396.

NRC. 1976. Nutrient Requirment of beef cattle. Fifth revised. NAS, Washington DC.

Preston, R.L. 2006. Feed Composition Tables. http://beff-mag.com/mag/beef.feed


Composition.

Sutoro, Y. Sulaeman, dan Iskandar. 1998. Budidaya Tanaman Jagung. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor

Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Universitas Gadjah Mada Press.


Yogyakarta.

Umiyasih, U dan E. Wina. 2008. Pengolahan Nilai Nutrisi Limbah Jagung sebagai Pakan
Ternak Ruminansia. Wartazoa 18 (3): 127- 136.

1
Mahasiswa Program S1 prodi Manajemen , FE Universitas Terbuka, Email : shya.hidal001@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai