Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Krisis ekonomi sejak pertengahan 1997 belum menunjukan kepulihan berarti.

Bahkan kemiskinan, pengangguran, dan masalah sosial terus meningkat secara signifikan,

sementara upaya penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah hampir tidak

memberikan dampak pengurangan terhadap proporsi rakyat yang hidup dibawah garis

kemiskinan. Bersamaan dengan meningkatnya angka kemiskinan, jurang kesenjangan

sosial dan ekonomi antara yang kaya dan miskin semakin melebar.

Agar gelembung kemiskinan tidak semakin membesar berikut dampak

multidimensi yang menyertainya, maka tindakan-tindakan nyata untuk pemulihan dan

pemupukan basis ekonomi pada lapisan bawah telah menjadi syarat mutlak. Sebab sebaran

kemiskinan yang paling besar adalah pada lapisan bawah. Hal ini disebabkan oleh

keterbatasan peluang akses mereka terhadap sektor pembangunan seperti pendidikan,

kesempatan kerja, dan permodalan sebagai akibat kendala stuktural yang mengungkung

mereka dalam keadaan yang serba lemah.

Untuk itu, tugas pembangunan itu tidak cukup digantungkan pada program yang

direkayasa pemerintah, melainkan memerlukan partisipasi kolektif segenap elemen; swasta,

lembaga-lembaga keswadayaan non pemerintah (Ornop/LSM), dan masyarakat sendiri

sebagai pelaku pembangunan dalam upaya membuka jerat-jerat kemiskinan baik karena

faktor struktural (pola kebijakan pemerintah), natural maupun kultural.


Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagai prasyarat untuk mengatasi kemiskinan

tidaklah cukup. Pertumbuhan ekonomi harus berpihak kepada pemberdayaan kaum miskin

(dhuafa) dan memaksimalkan pemanfaatan potensi lokal. Strategi pengembangan ekonomi

lokal harus menjadi fokus dasar kegiatan ekonomi dalam melepaskan diri dari himpitan

krisis yang terjadi. Kegiatan beternak kambing perah memiliki peran yang cukup penting

dalam mensuplay penyediaan bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat terutama susu

dan juga membuka lapangan kerja di pedesaan.

B GAMBARAN UMUM MODEL USAHA

Adapun gambaran umum dalam mekanisme program ini sebagai brikut :

1 Adanya bantuan modal yang diamanahkan oleh Dompet Dhuafa kepada Kelembagaan

Lokal Wilayah Lampung yaitu Koperasi Serba Usaha Peternak Motivasi Do’a Ikhtiar

Tawakkal (KSUP M.D.I.T) agar mampu mengembangkan peternakan melalui proses

pemberdayaan kelompok tani ternak di setiap wilayah yang berpotensi.

2 Pihak pengelola (Manajer) akan berkerjasama secara tim dengan anggota kelompok

untuk mengelola modal dalam usaha peternakan penggemukan kambing dan domba

(kado) pada kandang tersentral dengan menggunakan pakan dari berbagai limbah

pertanian yang diperlakukan dengan difermentasi.

3 Pola uasaha menggunakan “Sistem Bagi Hasil" dengan sistem 75 % : 25 %, artinya 70

% untuk peternak dan 30 % akan diterima oleh kelembagaan lokal untuk

pengembangan.
C. VISI DAN MISI

VISI

Terdepan dalam penggemukan kambing dan domba dengan pemanfaatan limbah.

MISI

Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak

Menjadikan KSUP M.D.I.T sebagai sentra kambing pedaging di Lampung.

D. TUJUAN

1. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mitra

2. Terbangunnya etos kemandirian kelompok petani-peternak dan sasaran

3. Meningkatkan keterampilan SDM petani-peternak dalam pemeliharaan ternak

4. Membangun keswadayaan/kemandirian masyarakat sekitar melalui program ekonomi,

sosial, dan program lain yang berbasiskan sumberdaya local

5. Terbangunnya kelembagaan dan etos kemandirian dalam komunitas peternakan


BAB II

MANAJEMEN PROGRAM

A. POTENSI SUMBERDAYA

Lokasi

Lokasi yang akan digunakan dalam pengembangan ternak berada di Pekon Gisting Atas,

Kecamatan Gisting, Kab. Tanggamus, Lampung. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan

lokasi tersebut (dikaitkan dengan proses produksi) adalah:

Þ Potensi alam: ketersedian pakan limbah dan hijauan untuk ternak cukup banyak dan mudah

didapatkan. Limbah seperti kulit singkong, onggok, tetes tebu, kulit kakao, kulit pisang, limbah

nanas, limbah jagung/janggel jagung, kulit kopi, ampas tahu, bekatul, sayuran afki, roti afkir

bekatul.

Þ Sistem pemeliharaan ternak perlu ditingkatkan karena sudah terbiasa dalam beternak.

Þ Akses pasar cukup dekat dengan Wilayah Lampung, Palembang, Riau, Batam dan Jakarta.

Þ Potensi sumber daya manusia yang belum terberdayakan.

Kambing Bibit

Langkah awal dalam memulai suatu usaha budidaya ternak yaitu memilih ternak-ternak yang

akan digemukkan atau dipelihara. Kriteria ternak yang akan dipelihara yaitu jenis kambing

boerawa, rambon super, jawarandu, domba ekor tipis, domba tanduk dan domba ekor gemuk

yang sehat dan tidak cacat, kisaran umur sekitar 7-8 bulan. Dipilihnya beberapa jenis yang
bervasiasi guna memenuhi kesukaan konsumen terhadap kebutuhan daging, akikah, syukuran

dan kurban serta harga jangkau dari konsumen dapat terpenuhi dari harga rendah sampai tinggi.

Pakan

Secara umum pakan kado adalah hijauan segar minimal sebanyak 10% dari berat badan. Jenis

pakan yang diberikan berupa fermentasi dari limbah yang tersedia secara kontinyu, murah,

belum termanfaatkan dan memiliki nilai gizi untuk ternak.

Aplikasi di lapangan setiap hari kambing yang digemukan akan diberi pakan limbah fermentasi

secara ad libitum (terus menerus) atau minimal 2 kg per ekor dengan harga Rp. 750 per kg.

Diharapkan dengan manajemen pakan yang baik seperti tersebut diatas, diharapkan akan dapat

menghasilkan produksi daging sebanyak 0,4 kg per hari dengan bobot awal kisaran 15 – 20 kg

hidup dengan pemeliharan 2-4 bulan akan menghasilkan kado 25-40 kg sesuai dengan jenis

ternak.

Pemberian Obat-obatan

Penanganan ternak yang intensif diberikan yaitu berupa obat cacing, vitamin dan antibiotik.

Setelah ternak tiba di lokasi kandang pemeliharaan maka dilakukan pemberian obat cacing,

vitamin, dan antibiotik. Perlakuan lain yang akan diterapkan yaitu memotong kuku dan

memandikan ternak.

1. B. ASPEK PASAR DAN NILAI MANFAAT


Hasil utama dalam usaha agribisnis terpadu peternakan penggemukan kado ini adalah kado

pedaging. Selain itu hasil sampingan berupa kotoran ternak yang sebagian diolah menjadi pupuk

kompos dan urinnya dijadikan pupuk cair.

v Kambing pedaging dan kambing potong

Produk utama usaha ini adalah kaambing domba dalam bentuk hidup untuk berbagai kebutuhan

konsumen yaitu warung sate, akikah, syukuran, nazar, kurban dan kedai daging. Selain menjual

kado dalam bentuk hidup usaha ini membidik pembelian konsumen yang membeli ternak

sekaligus di potongkan, penyaluran akikah, penyaluran kurban dan kesukaan kunsumen lainya.

v Kompos dan pupuk cair

Limbah peternakan kambing yang dapat memberikan nilai tambah berupa kotoran (feces) yang

selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos. Kompos adalah campuran dari kotoran ternak, yang

dicampur dengan sisa-sisa pakan atau limbah organik lainnya dan bahan pengolah limbah

sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu kesuburan tanah.

1. C. ASPEK PRODUKSI DAN SOSIAL EKONOMI

v Proses Produksi

Kegiatan usaha penggemukan kado meliputi:


1. Pembuatan kandang, gudang pakan dan rumah jagal

2. Penyediaan dan pengolahan pakan secara kontinyu

3. Pembelian ternak untuk digemukan dari mitra di kelompok produksi

4. Pemberian obat-obatan

5. Pemeliharaan ternak

6. Pemberian pakan

7. Pembersihan kandang secara rutin

8. Pemasaran dan promosi

v Aspek Sosial Ekonomi

Diharapkan dengan adanya usaha penggemukan kado ini akan membawa dampak sebagai

berikut:

1. Membuka lapangan kerja baru di bidang peternakan, sedikitnya sebanyak 10 orang

peternak akan terlibat dalam kegiatan usaha

2. Meningkatkan pendapatan dan konsumsi masyarakat sekitar usaha

3. Membuka usaha yang berbasis pada sumber daya lokal

4. Menciptakan keterkaitan usaha antara beberapa sektor (pertanian-peternakan dan

pengolahan hasil).
BAB III. ANALISIS USAHA

Analisa usaha yang dipaparkan pada bab ini adalah analisa usaha dengan asumsi waktu investasi

3 tahun dengan investasi awal yang kami butuhkan untuk dukungannya sebesar Rp 30.000.000,-

(tiga puluh juta rupiah).


1. A. KEBUTUHAN MODAL USAHA

Kebutuhan modal untuk usaha penggemukan kado secara rinci digambarkan dalam tabel

dibawah ini.

1. Asumsi – asumsi

1. Masa produksi 2-4 bulan pemeliharaan selama 3 tahun

2. Kandang seniali 10 juta untuk kapasitas 100 ekor dibuat dan dibiayai pengelola.

3. Pakan 100% dari fermentasi limbah buatan sendiri terdiri dari bahan

- Kulit singkong; diperoleh dari pabrik tapioka dan industry keripik rumahan

- Onggok; diperoleh dari pabrik tapioka

- Kulit kakao; di peroleh dari perkebunan kakao di masyarakat Kab. Tanggamus

- Kulit pisang; diperoleh dari industry keripik pisang

- Pisang afkir; diperileh dari gudang pengiriman/penjualan pisang

- Limbah nanas; diperoleh dari pabrik pengolahan nanas

- Limbah jagung/janggel jagung; diperoleh dari penggilingan jagung

- Kulit kopi; diperoleh dari pengilingan kopi

- Ampas tahu; diperoleh dari usaha produksi tahu

- Bekatul; diperoleh dari pabrik penggilingan padi

- Roti afkir; diperoleh dari sales penjual roti

- Limbah sayuran; diperoleh dari sisa pedagang besar penjual sayur

- Ubi jalar/mantang afkir dan kecil; diperoleh dari petani atau pedagang sayuran

- Hijauan; diperileh dari coverland perkebunan kelapa dan produksi


Guna kebutuhan starter fermentasi limbah-limbah pertanian diatas akan dibuat sendiri yaitu:

- Tetes tebu; diperoleh dari limbah pabrik gula putih

- Gula merah afkir; diperoleh dari pembuat gula merah

- Air cucian beras; diperoleh dari mencucui beras rumah tangga

- Buah afkir; diperoleh dari pedagang buah

- Mikroba; bisa mengembangkan dari produk merekan atau bisa dari usus 12 ternak kado

1. Kebutuhan modal dari Dompet Dhuafa meliputi :

Biaya modal Dompet Dhuafa

Jumlah (Rp.)

Pembelian bakalan kambing (jenis; boerawa, rambon, jawarandu, dan kacang)

(25 ekor x @Rp.600.000,-)

15.000.000,-

Pembelian bakalan domba (jenis; ekor gemuk, ekor tipis, tanduk)

(20 ekor x @Rp.500.000,-)

10.000.000,-

Bahan pakan dan bahan fermntasi dengan rata2 harga Rp.500,- x 5000 kg

2.500.000,-

Peralatan berupa coper pencacah limbah bahan pakan 1 unit


2.000.000,-

Peralatan penyimpanan fermentasi pakan limbah 5 unit drum kapasitas @200 kg

500.000,-

Total modal dari Dompet Dhuafa

30.000.000,-

1. Modal dari pengelola meliputi :

Pengelola menyiapkan kandang kapasitas 60 ekor seniali Rp.10.000.000,- dan gudang pakan

seniali Rp.5.000.000,-

1. 1. ANALISA USAHA

PENGELUARAN (I)

Jumlah (Rp.)

Biaya produksi penggemukan per 1 periode (3 bulan)

Pembelian bakalan kambing (jenis; boerawa, rambon, jawarandu, dan kacang) (25 ekor x

@Rp.600.000,-)

15,000,000

2
Pembelian bakalan domba (jenis; ekor gemuk, ekor tipis, tanduk) (20 ekor x @Rp.500.000,-)

10,000,000

Bahan pakan dan bahan fermntasi dengan rata2 harga Rp.500,- x 5000 kg

2,500,000

Obat-obatan (Rp. 12000/periode x 45 ekor)

540,000

Total biaya produksi / 3 bulan (A)

28,040,000

Biaya operasional per 1 periode (3 bulan)

Pemeliharaan aktiva dan listrik (Rp. 50.000/bulan)

150,000

Transportasi dan komunikasi (Rp. 100.000/bulan)

300,000

Tenaga kerja 1 orang x 3 bulan x Rp.500.000,-

1,500,000

Total biaya operasional / 3 bulan (B)

1,950,000
Total Pengeluaran (I) (A+B+C)

29,990,000

PEMASUKAN (II)

Penjualan kambing (25 ekor x Rp.1.200.000,-)

30,000,000

Penjualan domba (20 ekor x Rp.1.000.000,-)

20,000,000

Penjualan kompos (150 karung x Rp.10.000,-)

1,500,000

Total Pemasukan (II)

51,500,000

Laba/(Rugi) per 1 beriode/3 bulan (II - I)

21,510,000
Laba/(Rugi) per bulan

7,170,000

BAB IV. PENUTUP

Proposal ini dibuat dengan sebuah harapan dan cita-cita yang tinggi untuk membentuk

konfigurasi praktek ekonomi yang berkeadilan. Secara faktual proses kewirausahaan sosial

memerlukan proses partisipatif secara terus-menerus. Melihat kondisi ini maka program

pemberdayaan peternak memerlukan energi sosial yang tidak sedikit. Upaya membangun

sinergisitas dari berbagai kalangan akan sangat berguna untuk menyelesaikan berbagai

kelemahan yang ada sekaligus mengakumulasikan energi yang memberikan efek kuantum.

Demikian usulan proposal “Penggemukan Kambing & Domba Dengan Pakan Limbah” ini

disusun, sebagai bahan acuan untuk memulai suatu harapan dan usaha baru dalam pelaksanaan

dan kesuksesan program. Semoga Bapak/Ibu berkenan dan mengabulkan permohonan kami ini.

Mohon maaf jika ada kekurangan. Atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.

Lampung, Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai