PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahkan kemiskinan, pengangguran, dan masalah sosial terus meningkat secara signifikan,
memberikan dampak pengurangan terhadap proporsi rakyat yang hidup dibawah garis
sosial dan ekonomi antara yang kaya dan miskin semakin melebar.
pemupukan basis ekonomi pada lapisan bawah telah menjadi syarat mutlak. Sebab sebaran
kemiskinan yang paling besar adalah pada lapisan bawah. Hal ini disebabkan oleh
kesempatan kerja, dan permodalan sebagai akibat kendala stuktural yang mengungkung
Untuk itu, tugas pembangunan itu tidak cukup digantungkan pada program yang
sebagai pelaku pembangunan dalam upaya membuka jerat-jerat kemiskinan baik karena
tidaklah cukup. Pertumbuhan ekonomi harus berpihak kepada pemberdayaan kaum miskin
lokal harus menjadi fokus dasar kegiatan ekonomi dalam melepaskan diri dari himpitan
krisis yang terjadi. Kegiatan beternak kambing perah memiliki peran yang cukup penting
dalam mensuplay penyediaan bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat terutama susu
1 Adanya bantuan modal yang diamanahkan oleh Dompet Dhuafa kepada Kelembagaan
Lokal Wilayah Lampung yaitu Koperasi Serba Usaha Peternak Motivasi Do’a Ikhtiar
2 Pihak pengelola (Manajer) akan berkerjasama secara tim dengan anggota kelompok
untuk mengelola modal dalam usaha peternakan penggemukan kambing dan domba
(kado) pada kandang tersentral dengan menggunakan pakan dari berbagai limbah
pengembangan.
C. VISI DAN MISI
VISI
MISI
D. TUJUAN
MANAJEMEN PROGRAM
A. POTENSI SUMBERDAYA
Lokasi
Lokasi yang akan digunakan dalam pengembangan ternak berada di Pekon Gisting Atas,
Kecamatan Gisting, Kab. Tanggamus, Lampung. Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan
Þ Potensi alam: ketersedian pakan limbah dan hijauan untuk ternak cukup banyak dan mudah
didapatkan. Limbah seperti kulit singkong, onggok, tetes tebu, kulit kakao, kulit pisang, limbah
nanas, limbah jagung/janggel jagung, kulit kopi, ampas tahu, bekatul, sayuran afki, roti afkir
bekatul.
Þ Sistem pemeliharaan ternak perlu ditingkatkan karena sudah terbiasa dalam beternak.
Þ Akses pasar cukup dekat dengan Wilayah Lampung, Palembang, Riau, Batam dan Jakarta.
Kambing Bibit
Langkah awal dalam memulai suatu usaha budidaya ternak yaitu memilih ternak-ternak yang
akan digemukkan atau dipelihara. Kriteria ternak yang akan dipelihara yaitu jenis kambing
boerawa, rambon super, jawarandu, domba ekor tipis, domba tanduk dan domba ekor gemuk
yang sehat dan tidak cacat, kisaran umur sekitar 7-8 bulan. Dipilihnya beberapa jenis yang
bervasiasi guna memenuhi kesukaan konsumen terhadap kebutuhan daging, akikah, syukuran
dan kurban serta harga jangkau dari konsumen dapat terpenuhi dari harga rendah sampai tinggi.
Pakan
Secara umum pakan kado adalah hijauan segar minimal sebanyak 10% dari berat badan. Jenis
pakan yang diberikan berupa fermentasi dari limbah yang tersedia secara kontinyu, murah,
Aplikasi di lapangan setiap hari kambing yang digemukan akan diberi pakan limbah fermentasi
secara ad libitum (terus menerus) atau minimal 2 kg per ekor dengan harga Rp. 750 per kg.
Diharapkan dengan manajemen pakan yang baik seperti tersebut diatas, diharapkan akan dapat
menghasilkan produksi daging sebanyak 0,4 kg per hari dengan bobot awal kisaran 15 – 20 kg
hidup dengan pemeliharan 2-4 bulan akan menghasilkan kado 25-40 kg sesuai dengan jenis
ternak.
Pemberian Obat-obatan
Penanganan ternak yang intensif diberikan yaitu berupa obat cacing, vitamin dan antibiotik.
Setelah ternak tiba di lokasi kandang pemeliharaan maka dilakukan pemberian obat cacing,
vitamin, dan antibiotik. Perlakuan lain yang akan diterapkan yaitu memotong kuku dan
memandikan ternak.
pedaging. Selain itu hasil sampingan berupa kotoran ternak yang sebagian diolah menjadi pupuk
Produk utama usaha ini adalah kaambing domba dalam bentuk hidup untuk berbagai kebutuhan
konsumen yaitu warung sate, akikah, syukuran, nazar, kurban dan kedai daging. Selain menjual
kado dalam bentuk hidup usaha ini membidik pembelian konsumen yang membeli ternak
sekaligus di potongkan, penyaluran akikah, penyaluran kurban dan kesukaan kunsumen lainya.
Limbah peternakan kambing yang dapat memberikan nilai tambah berupa kotoran (feces) yang
selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos. Kompos adalah campuran dari kotoran ternak, yang
dicampur dengan sisa-sisa pakan atau limbah organik lainnya dan bahan pengolah limbah
v Proses Produksi
4. Pemberian obat-obatan
5. Pemeliharaan ternak
6. Pemberian pakan
Diharapkan dengan adanya usaha penggemukan kado ini akan membawa dampak sebagai
berikut:
pengolahan hasil).
BAB III. ANALISIS USAHA
Analisa usaha yang dipaparkan pada bab ini adalah analisa usaha dengan asumsi waktu investasi
3 tahun dengan investasi awal yang kami butuhkan untuk dukungannya sebesar Rp 30.000.000,-
Kebutuhan modal untuk usaha penggemukan kado secara rinci digambarkan dalam tabel
dibawah ini.
1. Asumsi – asumsi
2. Kandang seniali 10 juta untuk kapasitas 100 ekor dibuat dan dibiayai pengelola.
3. Pakan 100% dari fermentasi limbah buatan sendiri terdiri dari bahan
- Kulit singkong; diperoleh dari pabrik tapioka dan industry keripik rumahan
- Ubi jalar/mantang afkir dan kecil; diperoleh dari petani atau pedagang sayuran
- Mikroba; bisa mengembangkan dari produk merekan atau bisa dari usus 12 ternak kado
Jumlah (Rp.)
15.000.000,-
10.000.000,-
Bahan pakan dan bahan fermntasi dengan rata2 harga Rp.500,- x 5000 kg
2.500.000,-
500.000,-
30.000.000,-
Pengelola menyiapkan kandang kapasitas 60 ekor seniali Rp.10.000.000,- dan gudang pakan
seniali Rp.5.000.000,-
1. 1. ANALISA USAHA
PENGELUARAN (I)
Jumlah (Rp.)
Pembelian bakalan kambing (jenis; boerawa, rambon, jawarandu, dan kacang) (25 ekor x
@Rp.600.000,-)
15,000,000
2
Pembelian bakalan domba (jenis; ekor gemuk, ekor tipis, tanduk) (20 ekor x @Rp.500.000,-)
10,000,000
Bahan pakan dan bahan fermntasi dengan rata2 harga Rp.500,- x 5000 kg
2,500,000
540,000
28,040,000
150,000
300,000
1,500,000
1,950,000
Total Pengeluaran (I) (A+B+C)
29,990,000
PEMASUKAN (II)
30,000,000
20,000,000
1,500,000
51,500,000
21,510,000
Laba/(Rugi) per bulan
7,170,000
Proposal ini dibuat dengan sebuah harapan dan cita-cita yang tinggi untuk membentuk
konfigurasi praktek ekonomi yang berkeadilan. Secara faktual proses kewirausahaan sosial
memerlukan proses partisipatif secara terus-menerus. Melihat kondisi ini maka program
pemberdayaan peternak memerlukan energi sosial yang tidak sedikit. Upaya membangun
sinergisitas dari berbagai kalangan akan sangat berguna untuk menyelesaikan berbagai
kelemahan yang ada sekaligus mengakumulasikan energi yang memberikan efek kuantum.
Demikian usulan proposal “Penggemukan Kambing & Domba Dengan Pakan Limbah” ini
disusun, sebagai bahan acuan untuk memulai suatu harapan dan usaha baru dalam pelaksanaan
dan kesuksesan program. Semoga Bapak/Ibu berkenan dan mengabulkan permohonan kami ini.
Mohon maaf jika ada kekurangan. Atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.