Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI

KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Mataram

Oleh :

Johan Eka Wahyudi


C1G010078

Dosen Pembimbing :
1. Ir. Asri Hidayati, M.si
2. Ir. M. Zubair, M.P

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
JOHAN EKA WAHYUDI. Analisis Biaya Dan Pendapatan Usahatani Padi Di
Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. Dibimbing oleh Ir. Asri Hidayati,M.si dan
Ir. M. Zubair, MP.

ABSTRAK

Negara Indonesia terkenal dengan negara agraris yang mempunyai areal pertanian
yang cukup luas, dengan sumber daya alam yang masih sangat perlu digali dan dimanfaatkan
untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai
prospek cerah guna menambah pendapatan para petani. Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan salah satu dari beberapa provinsi penyumbang sumber pangan di indonesia.
Daerah penghasil padi yang ada beberapa daerah seperti daerah Kabupaten Lombok Barat.
Pusat pemerintahan Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Gerung adalah sumber
penghasil padi dari wilayah tersebut. Melihat luas panen dan produksi padi sawah yang besar
di Kecamatan Gerung ternyata masih banyak permasalahan yang mungkin dihadapi petani di
antaranya ketika saat panen tiba dengan hasil yang melimpah pendapatan mereka masih
sangat kurang dibandingkan dengan biaya pengelolaan produksi padi sawah. Sehingga hal ini
mendorong penulis melakukan penelitian tentang analisis biaya dan pendapatan usahatani
padi di daerah penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1.) Untuk mengetahui biaya usahatani padi sawah di
Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. (2.) Untuk mengetahui pendapatan usahatani
padi sawah di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat. (3.) Untuk mengetahui
keuntungan yang diperoleh usahatani padi sawah di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok
Barat. Metode analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan data kualitatif dengan
menggunakan kuisioner melalui kegiatan wawancara dan tabulasi data dan data kuantitatif
dengan perhitungan biaya produksi dan perhitungan pendapatan petani. Hasil yang diperoleh
yaitu :
1. Untuk melakukan usahatani padi, petani di Kecamatan Gerung mengeluarkan total
biaya usahatani yang rata – rata sebesar Rp. 6.930.545/LLG atau Rp. 7.525.021/Ha
dalam satu kali musim tanam.
2. Rata- rata pendapatan yang didapatkan usahatani padi di Kecamatan Gerung
Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. Rp. 9.089.830/LLG atau Rp. 9.869.523/Ha
dalam satu kali musim tanamnya.
3. Dalam melakukan usahatani padi, petani rata – rata mendapatkan keuntungan sebesar
Rp. 3.806.071/LLG atau Rp. 4.132.542/Ha dalam satu kali penjualan hasil produksi.

Saran untuk penelitian ini adalah (1.) Untuk meningkatkan produksi padi maka perlu
ditunjang oleh adanya dukungan dari berbagai faktor-faktor produksi, seperti luas lahan,
pupuk dan pestisida. (2.) Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat terutama Dinas
Pertanian dan Tanaman Pangan agar lebih efektif dalam memberikan penyuluhan kepada
para petani padi sawah dalam rangka meningkatkan produksi. Selain itu perlu dibuat program
pengembangan sektor pertanian khususnya padi sawah, termasuk upaya – upaya peningkatan
kemampuan, pemberian modal serta perbaikan saluran irigasi.
Kata kunci: Padi, Usahatani, Analisis biaya, Pendapatan, Keuntungan
ABSTRACT

Indonesia country is famous for an agricultural country which has agricultural area
which is quite spacious, with natural resources is still very necessary dug and exploited for
the fulfillment of human needs. Rice is one of the commodities that have a bright prospect in
order to increase the income of farmers. The province of West Nusa Tenggara is one of the
few food sources contributing provinces in indonesia. Rice-producing area that there are
some areas, such as West Lombok Regency area. The West Lombok Regency i.e. Subdistrict
Gerung is the source of rice producers from the area. See the extensive harvesting and
production of rice in the Subdistrict Gerung still turned out many of the problems that may be
faced by farmers in them when the moment of harvesting abundant results arrived with their
income is still very less compared to the costs of managing the production of paddy rice
fields. So this encourages writers to do research about the cost and revenue analysis of rice
farming in the area of research. This research aims to: (1) to find out the cost of rice farming
in West Lombok Regency Gerung. (2.) to find out the income of farming rice in West
Lombok Regency Gerung. (3.) to find out the advantages that accrue to rice farming in West
Lombok Regency Gerung. Methods of analysis used i.e. descriptive methods with qualitative
data using a detailed questionnaire through interviews and tabulate data and quantitative data
with the calculation of production costs and the calculation of the income of farmers. The
results obtained are:

1. To do the farming of rice, farmers in district Gerung issued a total costs of farming the
median is Rp. 6.930.545/LLG or Rp. 7.525.021/Ha in a single growing season.
2. The average revenue earned farming rice in West Lombok Regency Gerung Rp. Rp.
9.089.830/LLG or Rp. 9.869.523/Ha in one of his planting season.
3. In doing farming rice, farmers averaged a profit of Rp. 3.806.071/LLG or Rp.
4.132.542/Ha in a one time sale results production.

Suggestions for research is (1.) To boost rice production then needs to be supported
by the existence of the support of the various factors of production, such as land area,
fertilizers and pesticides. (2.) the local government in West Lombok especially Department of
agriculture and food crops in order to be more effective in providing extension services to
farmers in order to increase rice production. In addition needs to be made to the agricultural
sector development program in particular rice, including an effort – effort capacity, delivery
of capital as well as the repair of irrigation canals.
Keywords: rice, Farming, analysis of costs, revenues, profits.
I
. PENDAHULUAN keseluruhan luas panen seluas 4.327 Ha,

1.1. Latar Belakang dengan produktifitas atau hasil perhektar

Negara Indonesia terkenal dengan 5,53 ton dan produksinya sebesar 23.932

negara agraris yang mempunyai areal ton yang mana Desa Kebon Ayu adalah

pertanian yang cukup luas, dengan sumber desa yang mempunyai areal luas panen

daya alam yang masih sangat perlu digali paling luas yaitu 792 Ha, dengan diikuti

dan dimanfaatkan untuk pemenuhan produksi padinya yang juga tinggi yaitu

kebutuhan manusia. Padi merupakan salah sebesar 4.381 ton (Kecamatan Gerung

satu komoditi yang mempunyai prospek Dalam Angka, 2014).

cerah guna menambah pendapatan para Melihat luas panen dan produksi

petani. Tetapi, yang terjadi dalam kondisi padi sawah yang besar di Kecamatan

saat ini. Ketika saat panen tiba, hasil Gerung ternyata masih banyak

melimpah tetapi harga mendadak turun, permasalahan yang mungkin dihadapi

dan lebih parah lagi jika hasil produksi petani di antaranya ketika saat panen tiba

yang telah diprediksikan jauh melenceng dengan hasil yang melimpah pendapatan

dari jumlah produksi yang dihasilkan. mereka masih sangat kurang dibandingkan

Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan biaya pengelolaan produksi padi

merupakan salah satu dari beberapa sawah mulai dari pengadaan bibit, pupuk,

provinsi penyumbang sumber pangan di pengolahan, pestisida dan biaya lainnya

indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Barat yang tidak terduga sehingga

memiliki jumlah produksi padi sebesar mengakibatkan belum meratanya

2.116.637 Ton, dengan jumlah luas panen pendapatan yang diterima oleh petani di

sebesar 433.712 Hektar dan produktivitas Kecamatan Gerung ini.

sebesar 48,8 Kuintal/Hektar ( BPS Berdasarkan uraian di atas maka

Provinsi NTB Tahun 2014 ). Pusat perlu dilakukan penelitian dengan

pemerintahan Kabupaten Lombok Barat mengambil judul “Analisis Biaya Dan

yaitu Kecamatan Gerung adalah sumber Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan

penghasil padi dari wilayah tersebut. Gerung Kabupaten Lombok Barat”

Kecamatan Gerung menjadikan 1.2. Rumusan Masalah


padi sebagai mata pencaharian utama
Berdasarkan latar belakang
mereka ini dapat dilihat dari hasil produksi
penelitian di atas, maka yang menjadi
mereka yang meningkat meskipun lahan
perumusan masalah penelitian ini adalah:
pertanian juga semakin berkurang, secara
1. Berapa biaya usahatani yg dikeluarkan 2. Untuk menambah pengalaman dan
dalam produksi padi sawah ? pengetahuan penulis tentang masalah
2. Berapa pendapatan usahatani dari pertanian khususnya sektor tanaman
hasil produksi padi sawah di padi.
Kecamatan Gerung Kabupaten 3. Sebagai bahan masukan bagi instansi
Lombok Barat ? yang terkait untuk merumuskan
3. Berapa keuntungan yang diproleh kebijakan pengembangan padi sawah
usahatani dari hasil penjualan yang bermanfaat bagi peningkatan
produksi padi sawah ? kesejahteraan para petani padi sawah.
4. Sebagai bahan perbandingan bagi
1.3. Tujuan Penelitian
pihak lain yang akan melanjutkan
Adapun tujuan dari penelitian ini penelitian lebih lanjut.
adalah:
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Untuk mengetahui biaya usahatani
2.1. Definisi Operasional
padi sawah di Kecamatan Gerung
Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini diarahkan pada
2. Untuk mengetahui pendapatan perhitungan pendapatan dan produksi
usahatani padi sawah di Kecamatan usahatani padi sawah di Kecamatan
Gerung Kabupaten Lombok Barat. Gerung. Perhitungan ini dilakukan pada
3. Untuk mengetahui keuntungan yang satu kali musim tanam atau 4 bulan. Untuk
diperoleh usahatani padi sawah di memudahkan ukuran variabel – variabel,
Kecamatan Gerung Kabupaten maka diberikan batasan – batasan sebagai
Lombok Barat. berikut:
1. Petani responden yang dimaksud
1.4. Manfaat Penelitian
dalam penelitian ini adalah petani padi
Dari hasil penelitian tersebut
sawah yang berada di Kecamatan
diharapkan dapat memberi manfaat
Gerung Kabupaten Lombok Barat.
sebagai berikut :
2. Musim tanam yang dilakukan adalah
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi
musim tanam pertama yaitu bulan
pemerintah daerah khususnya dalam
oktober sampai maret.
hal ini adalah Kecamatan Gerung,
3. Luas lahan adalah luas tanah sawah
dalam rangka pembinaan terhadap
yang ditanami padi sawah oleh petani
petani padi dalam upaya peningkatan
responden yang dinyatakan kedalam
hasil produksi dan tingkat pendapatan
satuan hektar (Ha).
petani.
4. Proses penanaman yaitu proses dari jumlah produksi yang diperoleh
pembibitan, pemupukan tanaman, seperti biaya pupuk, pestisida, dan
pengendalian tanaman dan penyakit upah tenaga kerja dinyatakan dalam
sampai panen. satuan rupiah (Rp).
5. Biaya produksi adalah seluruh biaya 12. Biaya saprodi (input) yaitu jumlah
yang dikeluarkan selama kegiatan biaya yang dikeluarkan untuk
usaha tani dinyatakan dalam satuan membeli sarana produksi (benih,
rupiah ( Rp). pupuk dan obat-obatan), dinyatakan
6. Biaya tetap adalah biaya yang relatif dalam satuan rupiah (Rp) .
tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan Pengukurannya dilakukan dengan cara
walaupun produksi yang di peroleh menyediakan jumlah penggunaan
banyak atau sedikit. Seperti pajak, saprodi dengan harga saprodi pada
sewa tanah, biaya penyusutan alat dan tahun bersangkutan.
iuran irigasi dinyatakan dalam satuan 13. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang
rupiah (Rp). dikeluarkan oleh petani untuk
7. Biaya penyusutan alat pertanian membayar tenaga kerja yang bekerja
meliputi pembelian sabit, sprayer, dalam proses produksi antara lain:
cangkul, dan lain-lain dimana biaya penanaman, pemupukan,
dinyatakan dalam satuan rupiah ( Rp ). penyiangan, penyemprotan dan panen.
8. Biaya Pajak yaitu biaya yang dinyatakan dalam satuan Rupiah ( Rp
dikeluarkan petani dalam pajak tanah ).
yang dimiliki dinyatakan dalam rupiah 14. Total biaya adalah semua biaya yang
( Rp ). dikeluarkan oleh petani atau
9. Biaya iuran air adalah biaya yang penambahan dari biaya tetap dengan
dikeluarkan petani untuk membayar biaya variabel dinyatakan dalam
jasa pengairan yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).
satuan rupiah ( Rp ). 15. Produksi adalah jumlah padi sawah
10. Biaya sewa lahan adalah biaya yang berupa gabah kering panen, yang
dikeluarkan petani yang tidak dihasilkan oleh petani responden
memiliki lahan yang menyewa lahan dalam satu kali musim tanam, diukur
milik orang lain yang dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg).
dalam satuan rupiah ( Rp ). 16. Harga adalah nilai barang hasil
11. Biaya variabel adalah biaya yang produksi yang didapatkan petani
besar dan kecilnya tergantung pada dalam satuan rupiah (Rp).
17. Penerimaan merupakan hasil kali dari Di dalam penelitian ini berlokasi di
jumlah produksi dalam satuan Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok
kilogram dikalikan dengan harga jual Barat. Penentuan daerah sampel dalam
dalam satuan rupiah (Rp). penelitian ini dipilih 3 desa/kelurahan
18. Pendapatan merupakan selisih dari secara purposive sampling dari 14
jumlah peneriamaan dengan total desa/kelurahan yang ada di Kecamatan
biaya produksi, yang dinyatakan ke Gerung Kabupaten Lombok Barat yaitu
dalam satuan rupiah (Rp). Desa Kebon Ayu, Desa Gerung Utara dan
19. Keuntungan adalah total penerimaan Desa Banyu Urip. Karena dengan
setelah dikurangi biaya produksi pertimbangan bahwa di 3 desa tersebut
(biaya yang dibayarkan) dan biaya terdapat luas tanam yg lebih banyak dan
yang diperhitungkan dinyatakan produksi usahatani padi sawah yang paling
dalam satuan rupiah ( Rp ). besar.
20. Biaya yang diperhitungkan meliputi
3.3.2 Penentuan Sampel Responden
biaya tenaga kerja dalam keluarga,
Dalam penelitian ini, penentuan
bunga modal, dan nilai penggunaan
sampel dilakukan dengan Quota sampling.
lahan dinyatakan dalam satuan rupiah
di tetapkan sebanyak 30 sampel.
(Rp).
Pengambilan jumlah sample ini dilakukan
berdasarkan purposive atau kesengajaan.
Jumlah tersebut kemudian didistribusikan
III. METODOLOGI PENELITIAN secara Propotional sampling dengan

3.1. Metode Dan Teknik rincian 9 responden untuk petani padi di

Pengumpulan Data Desa Kebon Ayu, 9 responden di Desa

Metode yang digunakan dalam Gerung Utara dan 12 responden di Desa

penelitian ini adalah metode deskriptif. Banyu Urip. Jadi total keseluruhan
responden adalah 30 orang dari 3 desa
3.2. Unit Analisis yang ada di Kecamatan Gerung yang
Unit analisis pada penelitian ini melakukan usahatani Padi Sawah.
adalah petani yang melakukan usahatani Perhitungannya dapat dilihat sebagai
padi di Kecamatan Gerung Kabupaten berikut :
Lombok Barat
451
Desa Kebon Ayu = x30  9
1454
3.3. Teknik Penentuan Sampel
416
3.3.1 Penentuan Daerah Sampel Desa Gerung Utara = x30  9
1454
Utara, dan 4 responden dari Desa Banyu
587
x30  12 Urip.
Desa Banyu Urip = 1454

Setelah ditentukan jumlah


3.4 Jenis Dan Sumber Data
responden, selanjutnya menentukan
3.4.1 Jenis Data
pembagian jumlah responden pada setiap
Jenis data yang digunakan dalam
strata luas lahan responden. Dalam hal ini,
penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu:
responden akan diklasifikasikan
1. Data kuantitatif, yaitu data
berdasarkan luas lahan tanaman padi yang
dalam bentuk angka yang
digarap oleh petani, yaitu petani responden
meliputi biaya produksi,
lahan sempit, lahan sedang, dan lahan luas.
jumlah produksi, harga
Pengklasifikasian responden berdasarkan
produk dan pendapatan.
luas lahan yang digarap dilakukan agar
2. Data kualitatif, yaitu data
data yang akan didapatkan nantinya akan
yang tidak berupa angka yang
menyebar pada seluruh lapisan petani, baik
meliputi identitas responden
yang berlahan sempit, sedang maupun
dan keterangan dalam proses
luas. Sehingga hasil analisis tidak terpusat
produksi.
Dalam pengambilan jumlah
responden diatas menggunakan metode 3.4.2 Sumber Data
propotional stratified random sampling. Data yang digunakan dalam
Jumlah responden ditentukan proporsi penelitian ini berasal dari dua sumber data
dalam setiap strata yang akan diambil yaitu data primer dan data sekunder :
secara random atau acak. Dalam penelitian
1. Data Primer
ini diambil responden luas lahan yang
Data primer yaitu data yang
kurang dari 0,5 Ha sebanyak 3 responden
diperoleh langsung dari
dari Desa Kebon Ayu, 3 responden dari
petani yang menjadi
Desa Gerung Utara, dan 4 responden dari
responden dengan
Desa Banyu Urip. Responden yang luas
mengadakan wawancara
lahan 0,5 – 1 Ha diambil sebanyak 3
langsung berdasarkan daftar
responden dari Desa Kebon Ayu, 3
pertanyaan yang telah
responden dari Desa Gerung Utara, dan 4
disiapkan.
responden dari Desa Banyu Urip. Dan
responden yang luas lahan lebih dari 1 Ha 2. Data Sekunder
diambil sebanyak 3 responden dari Desa Data sekunder yaitu data yang diperoleh
Kebon Ayu, 3 responden dari Desa Gerung dari instansi pemerintah atau lembaga –
lembaga yang berkaitan dengan penelitian penggunaan saprodi dengan harga
ini. Instansi pemerintah tersebut seperti saprodi pada tahun bersangkutan.
Badan Pusat Staistisk, dll 6. Biaya tenaga kerja adalah biaya
3.5 Variabel Dan Cara yang dikeluarkan oleh petani untuk
Pengukurannya membayar tenaga kerja yang
Untuk memudahkan pengolahan bekerja dalam proses produksi
data, maka rincian data yang akan antara lain: biaya penanaman,
diperlukan pada penelitian ini adalah pemupukan, penyiangan,
sebagai berikut : penyemprotan dan panen.
1. Data Kecamatan Gerung meliputi dinyatakan dalam satuan Rupiah (
penduduk, luas wilayah, letak Rp ).
geografis dan lain-lain. 7. Biaya penyusutan alat pertanian
2. Profil responden atau petani sawah meliputi pembelian sabit, sprayer,
di Kecamatan Gerung yang cangkul, dan lain-lain dimana
meliputi keseluruhan kelompok dinyatakan dalam satuan rupiah (
petani, luas lahan dan status Rp ).
kepemilikan, komonditas yang 8. Biaya Pajak yaitu biaya yang
ditanam dan umur petani. dikeluarkan petani dalam pajak
3. Luas lahan adalah luas tanah sawah tanah yang dimiliki dinyatakan
yang ditanami padi sawah oleh dalam rupiah ( Rp ).
petani responden yang dinyatakan 9. Biaya iuran air adalah biaya yang
kedalam satuan hektar ( Ha ). dikeluarkan petani untuk
4. Jumlah produksi yang dihasilkan membayar jasa pengairan yang
yaitu jumlah produksi padi pada dinyatakan dalam satuan rupiah (
satu kali musim tanam dalam Rp ).
satuan kilogram ( Kg ). 10. Biaya sewa lahan adalah biaya
5. Biaya saprodi (input) yaitu jumlah yang dikeluarkan petani yang tidak
biaya yang dikeluarkan untuk memiliki lahan yang menyewa
membeli sarana produksi (benih, lahan milik orang lain yang
pupuk dan obat-obatan), dinyatakan dalam satuan rupiah (
dinyatakan dalam satuan rupiah Rp ).
(Rp) . Pengukurannya dilakukan 11. Produksi adalah jumlah padi sawah
dengan cara menyediakan jumlah berupa gabah kering panen, yang
dihasilkan oleh petani responden
dalam satu kali musim tanam, mengumpulkan data-data dari
diukur dalam satuan kilogram ( Kg bahan kepustakaan dilanjutkan
). dengan pengutipan bagian-bagian
12. Harga adalah nilai barang hasil releven yang ada hubungannya
produksi yang didapatkan petani. dengan peneliti.
Dinyatakan dalam satuan rupiah (
3.7. Alat Analisis Data
Rp ).
Data yang diperoleh dari hasil
13. Nilai produksi atau penerimaan
pengamatan langsung dilapangan dengan
merupakan hasil kali dari jumlah
wawancara kepada petani padi sawah
produksi dalam satuan kilogram (
dengan mengunakan pertanyaan
Kg ) dikalikan dengan harga jual
(kuisioner) sesuai dengan tujuan penelitian
dalam satuan rupiah (Rp).
maka digunakan perhitungan sebagai
14. Pendapatan merupakan selisih dari
berikut: untuk menghitung penerimaan
jumlah peneriamaan dengan total
mengunakan rumus (Soekartawi, 2006),
biaya produksi, yang dinyatakan ke
yaitu :
dalam satuan rupiah (Rp).
15. Keuntungan adalah total TR = P.Q
penerimaan setelah dikurangi biaya
produksi (biaya yang dibayarkan)
Keterangan :
dan biaya yang diperhitungkan
TR = Jumlah Penerimaan / total revenue(
dinyatakan dalam satuan rupiah (
Kg )
Rp ).
P = Harga / Price( Rp )
Q = Produksi / Quantity( Rp )
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghitung jumlah biaya yg
Adapun teknik pengumpulan data
dikeluarkan, maka digunakan rumus yaitu :
dilakukan dengan dua cara yaitu:
TC = FC + VC
1. Penelitian lapangan ( field work
research ), yaitu melakukan Keterangan :
wawancara langsung dengan TC = Jumlah Biaya Produksi / Total Cost
responden, mengunakan kuisioner FC = Biaya Tetap
dan mendatangi atau observasi VC = Biaya Variable
langsung kelapangan.
2. Penelitian kepustakaan ( library Pendapatan usaha tani padi dengan
research ), yaitu dengan cara menggunakan konsep pendapatan
dikemukakan oleh ( Soekartawi, 2006 ) Penggunaan bibit untuk kegiatan
dengan mengunakan total biaya dengan usahatani padi di Kecamatan Gerung
rumus: Kabupaten Lombok Barat menggunakan
tiga macam varietas yaitu IR-64, Ciherang,
I = TR – TC ciliwung. Dari ketiga varietas tersebut,
responden lebih banyak menggunakan
Keterangan : varietas Ciherang sebanyak 20 orang,
I = Pendapatan usaha tani padi / Income diikuti IR- 64 sebanyak 6 orang dan
TR = Total Penerimaan / Total Revenue Ciliwung 4 orang. Dapat diketahui bahwa
TC = Jumlah Biaya Produksi / Total Cost petani responden menggunakan bibit rata –
rata sebanyak 28,93 Kg/LLG atau 31,42
V. HASIL DAN Kg/Ha dengan biaya rata – rata Rp.
PEMBAHASAN 271.550/LLG atau Rp. 294.843/Ha.

4.1 Analisis Biaya Dan Pendapatan


4.1.1 Biaya Produksi 1.2 Pestisida

Biaya produksi yang dimaksud Obat – obatan yang digunakan oleh

dalam penelitian ini adalah jumlah biaya petani responden yaitu Disis, Trisula, Bom

yang dikeluarkan petani selama Padi, Matador, Regen, Kever, Winder,

berlangsungnya proses produksi dalam Entrakol, Grantonik, Pabrio, Topsin, dan

usahatani padi. Biaya produksi pada Rimbon Ajaib. . Untuk penggunaan

usahatani padi dibedakan biaya tetap dan pestisida, petani responden mengeluarkan

biaya variabel. Biaya tetap meliputi biaya biaya rata – rata sebesar Rp. 185.640/LLG

penyusutan alat, biaya pajak, biaya iuran atau Rp. 178.294/Ha.

air, dan biaya sewa lahan. Sedangkan


biaya variabel yaitu biaya saprodi dan 1.3 Pupuk

tenaga kerja. Rincian biaya produksi Penggunaan pupuk yang umum


diuraikan sebagai berikut : digunakan untuk kegiatan usahatani padi

1. Biaya Saprodi yaitu pupuk Urea, SP-36, NPK dan

Biaya sarana produksi yang tambahan lain seperti ZA dan Organik.

dikeluarkan petani usahatani padi meliputi Dalam pemupukan dilakukan sebanyak 2

biaya benih, pupuk, dan pestisida, untuk kali yaitu pada umur tanaman 15 hari dan

lebih jelasnya dilihat pada berikut : pemupukan kedua pada umur tanaman 30

1.1 Bibit hari.


Untuk penggunaan pupuk, petani biaya dalam pengolahan tanah,
responden dalam usahatani padinya penanaman, pemupukan, penyiangan,
menggunakan pupuk Urea rata – rata penyemprotan dan pemanenan. Untuk
sebanyak 202,17 Kg/LLG atau 219,51 lebih rincinya tentang biaya tenaga kerja
Kg/Ha dengan rata – rata biaya Rp. yang harus dikeluarkan oleh petani dapat
399.183/LLG atau Rp. 433.424/Ha, untuk dilihat pada berikut:
SP-36 sebanyak 101,35 Kg/LLG atau 2.1 Pengolahan Tanah
113,33 Kg/Ha dengan biaya Rp Dalam pengolahan tanah petani
239.702/LLG atau Rp. 268.054/Ha, untuk menggunakan tenaga kerja pada tahap
NPK sebanyak 128,48 Kg/LLG atau pengolahan tanah sebanyak 3 HKO/LLG
131,16 Kg/Ha dengan biaya sebanyak Rp. atau 3 HKO/Ha dengan biaya yang
313.370/LLG atau Rp. 319.907/Ha, dan dikeluarkan sejumlah Rp. 1.208.500/LLG
penggunaan pupuk lainnya sebanyak 46 atau Rp. 1.312.161/Ha. Dalam pengolahan
Kg/LLG atau 40,17 Kg/Ha dengan biaya tanah ini, petani mengeluarkan uang
Rp. 87.250/LLG atau Rp. 76.201 /Ha. dengan nilai tersebut untuk membayar
Pupuk lainnya yang dimaksud disini yaitu orang untuk membajak sawahnya yang alat
ZA dan Organik, tergantung petani bajak beserta mesinnya berasal dari orang
menggunakan tambahan pupuk yang yang dibayarkan.
diinginkan.
2.2 Penanaman
Total penggunaan pupuk yang Dalam tahap penanaman, petani
digunakan petani dalam usahatani padi menggunakan tenaga kerja sebanyak 12
yaitu rata – rata sebanyak 404,00 Kg/LLG HKO/LLG atau 12 HKO/Ha dengan biaya
atau 438,47 Kg/Ha dengan total biaya sebesar Rp. 940.833/LLG atau Rp.
yang digunakan sebanyak Rp. 1.021.535 /Ha. Tenaga kerja yang
876.258/LLG atau Rp. 951.421 /Ha diperoleh dari luar keluarga yang secara
berkelompok berjumlah 5 – 20 orang
Jadi,. Petani ushatani padi di
tergantung luas lahan yang ditanam
Kecamatan Gerung dalam melakukan
dengan upah dibayar secara hitungan
usahatani padi mengalokasikan biaya
perorang atau perkelompok. Yang nilai
saprodi rata – rata sebesar Rp.
upah perorangannya rata – rata sebesar Rp.
1.302.508/LLG atau 1.414.233/Ha.
76.934/LLG atau Rp. 83.533 /Ha.
2. Biaya Tenaga Kerja
2.3 Pemupukan
Biaya tenaga kerja yang
dikeluarkan dalam usahatani padi meliputi
Dalam tahap pemupukan 2.6 Pemanenan
menggunakan tenaga kerja sebanyak 3 Dalam tahap pemanenan tenaga
HKO/LLG atau 2 HKO/Ha dengan biaya kerja yang digunakan sebanyak 9
sebesar Rp. 129.615/LLG atau Rp. HKO/LLG atau 9 HKO/LLG dengan biaya
103.419/Ha. Dalam melakukan yang dikeluarkan sebesar Rp.
pemupukan,petani membayarkan upah 1.961.018/LLG atau Rp. 2.129.226/Ha.
dengan hitungan per karungnya atau Dalam tahap pemanenan ini menggunakan
hitungan perorangnya rata – rata sebesar sistem bagi hasil dari hasil panen padi.
Rp. 53.393/LLG atau Rp. 42.593 /Ha. Pembagian hasil yang didapat petani
dengan tenaga kerja yaitu berbanding 9 : 1
2.4 Penyiangan
atau 8 : 1 yaitu apabila hasil padi yang
Dalam tahap penyiangan tenaga
diperoleh 900 Kg atau 800 Kg maka
kerja yang digunakan sebanyak 9
tenaga kerja yang ada mendapatkan 100
HKO/LLG atau 8 HKO/Ha dengan biaya
Kg dari hasil tersebut. Untuk memudahkan
sebesar Rp. 449.474/LLG atau Rp.
dalam perhitungan maka jumlah hasil padi
410.972/Ha. Tenaga kerja yang diperoleh
yang diperoleh tenaga kerja tersebut
yang secara berkelompok berjumlah 3 – 15
dikalikan dengan harga jual padi yang
orang tergantung luas lahan yang ditanam
didapatkan petani sehingga mendapatkan
dengan upah dibayar secara hitungan
hasil yang lebih nyata dalam perhitungan
perorang atau perkelompok. Yang nilai
biaya.
upah perorangannya rata – rata sebesar Rp.
55.263/LLG atau Rp. 50.529/Ha. Jadi, total biaya yang dikeluarkan
petani dalam penggunaan tenaga kerja
2.5 Penyemprotan
sebesar Rp. 4.511.684/LLG atau Rp.
Dalam tahap penyemprotan tenaga
4.898.680/Ha.
kerja yang digunakan sebanyak 2
HKO/LLG atau 2 HKO/Ha dengan biaya
3. Biaya Penyusutan Alat
sebesar Rp. 129.615/LLG atau Rp.
Dalam melakukan usahatani padi,
97.965/Ha. Petani lebih banyak melakukan
petani menggunakan alat - alat pertanian
penyemprotan sendiri dalam usahatani
untuk menunjang dalam hal melakukan
padinya dan melakukan penyemprotan
usahatani tersebut. Alat – alat pertanian
dengan melihat kondisi tanaman ataupun
yang secara umum banyak digunakan oeh
apabila tanaman terserang hama dan
petani antara lain cangkul, sabit, sprayer,
penyakit. Petani melakukan penyemprotan
bakul atau ember , mesin tracktor, bajak,
juga untuk menyuburkan tanaman.
garu, dan perontok. Tetapi petani sekarang
ini hanya mempunyai alat – alat pertanian tanah sawah petani jauh dari jalan raya
yang tradisional saja, sedangkan seperti besar maka nilai yang dibayarkan semakin
mesin tracktor, bajak, garu dan perontok sedikit. Dari hasil yang diperoleh, petani
kebanyakan dimiliki oleh pekerja yang rata – rata mengeluarkan biaya pajak per
memang menjual jasanya untuk mengolah musim tanamnya sebesar Rp. 96.456/LLG
tanah sawah petani dan pekerja pada saat atau Rp. 97.431/Ha..
panen padi.
5. Biaya Iuran Air
Petani usahatani padi Biaya iuran air merupakan biaya
menggunakan alat cangkul rata - rata yang dikeluarkan petani untuk membayar
sebanyak 2 unit dengan nilai penyusutan jasa pekasih atau pengelola pengairan air
pertahunnya sebesar Rp. 23.387/LLG atau sawah. Dalam hal ini, petani membayarkan
Rp. 25.393/Ha. Untuk Sabit rata – rata dengan memberikan hasil padi sebanyak
menggunakan 3 unit dengan biaya 10 Kg sampai 100 Kg per musim
penyusutan pertahunnya sebesar Rp. tanamnya. Petani rata – rata mengeluarkan
20.000/LLG atau 21.716/Ha. Untuk 33,16 Kg/LLG atau 36,01 Kg/Ha. Untuk
Sprayer rata – rata menggunakan 1 unit memudahkan dalam perhitungan maka
dengan biaya penyusutan pertahunnya jumlah hasil padi yang diberikan petani
sebesar Rp. 28.5112/LLg atau Rp. tersebut dikalikan dengan harga jual padi
29.211/Ha, dan untuk bakul rata – rata yang didapatkan petani sehingga
menggunakan sebanyak 5 unit dengan nilai mendapatkan hasil yang lebih nyata dalam
penyusutan pertahunnya sebesar Rp. perhitungan biaya. Dari hasil yang
66.333/LLG atau 55.602/Ha. Jadi, total diperoleh, petani mengeluarkan biaya
biaya penyusutan alat pertahunnya sebesar iuran air rata – rata sebesar Rp.
Rp. 92.1009/LLg atau Rp. 100.010/Ha. 126.862/LLG atau Rp. 137.744/Ha.

4. Biaya Pajak 6. Biaya Sewa Lahan


Biaya pajak merupakan hal yang Biaya sewa lahan adalah biaya
rutin yang harus dibayar oleh petani yang dikeluarkan petani bagi petani yang
pertahunnya. Nilai yang dikeluarkan oleh tidak memiliki lahan swah. Petani
petani dihitung sesuai dengan posisi letak menyewa lahan sawah dari pemilik tanah
tanah sawah petani yang jika letak tanah sawah yang besar kecil nilainya sesuai
sawah petani dekat dengan jalan raya besar dengan kesepakatan atau perjanjian
maka akan semakin mahal nilai pajak yang keduanya. Dari petani yang ada di
dikeluarkan ataupun sebaliknya jika letak Kecamatan Gerung kebanyakan memiliki
lahan sawah sendiri dan sebagian kecilnya Produksi (
1 4.188
Kg ) 4.547,59
sewa dan gadai. Untuk biaya sewa lahan,
Harga ( Rp
2 3.825 3.825
petani rata – rata mengeluarkan biaya )
Penerimaan
permusim tanamnya sebesar Rp.3
( Rp ) 16.019.100 17.394.544
3.811.111/LLG atau Rp. 5.688.225/Ha. Sumber: Data Premier Diolah 2015

Data rincian terlampir. Dari tabel 15.1 diatas dapat dilihat


bahwa rata – rata jumlah produksi padi
Dari rincian biaya diatas, dapat petani di kecamatan Gerung Kabupaten
dihitung total biaya produksi yang Lombok Barat adalah sebesar 4.188
dikeluarkan oleh petani. Dari hasil yang Kg/LLG atau 4.547,59 Kg/Ha yang
diperoleh, rata – rata petani mengeluarkan dimana jumlah produksi rata – ratanya
biaya produksi sebesar Rp. 6.756.922/LLG masih dibawah dari target produksi rata –
atau Rp. 7.336.506/Ha. Untuk lebih rata nasional sebesar 5,2 Ton/Ha.
jelasnya dapat dilihat pada tabel 14.1 Sedangkan harga jual rata – rata produksi
berikut. sebesar Rp. 3.825/Kg per LLG atau Rp.
3.825/Kg per Ha. Harga yang diperoleh
4.1.2 Produksi Dan Penerimaan
petani sudah melampaui harga pokok
Produksi merupakan besarnya hasil
pembelian (HPP) yang ditetapkan
fisik padi yang dihasilkan oleh petani yang
pemerintah sebesar Rp. 3.700/Kg. Dan
melakukan usahatani padi untuk satu kali
penerimaan rata – rata sebesar Rp.
musim tanam. Tingkat besarnya produksi
16.019.100/LLG atau Rp. 17.394.544/Ha.
berpengaruh terhadap pendapatan
usahatani yang diperoleh. Bentuk fisik
4.1.3 Pendapatan
produksi yang dimaksud pada penelitian
Pendapatan usahatani yang
ini adalah gabah padi basah. Petani padi di
dimaksud dalam penelitian ini adalah
Kecamatan Gerung langsung menjual hasil
selisih antara penerimaan dengan biaya
produksi padinya setelah panen. Berikut
produksi yang dikeluarkan oleh petani
ini adalah rata – rata produksi, harga
padi. Rata – rata pendapatan usahatani
produksi dan penerimaan usahatani padi
padi di Kecamatan Gerung Kabupaten
yang dapat dilihat pada tabel 15.1 berikut.
Lombok Barat dapat dilihat pada tabel
Tabel. 15.1 Rata – Rata Produksi, Harga 16.1 berikut.
Produksi Dan Nilai Produksi
Usahatani Padi Di Tabel. 16.1 Rata- rata Pendapatan
Kecamatan Gerung Usahatani Padi Di
Kabupaten Lombok Barat Kecamatan Gerung
No Uraian Per LLG Per Ha Kabupaten Lombok Barat
N Per LLG Per Ha 1 Penerimaan 16.019.100 17.394.544
Uraian
o (Rp) (Rp) Biaya
2 6.756.922 7.336.506
Penerima Produksi
1 16.019.100 17.394.544
an 3 Biaya Yg
Biaya Diperhitung
2 6.756.922 7.336.506
Produksi kan
Pendapat a. Biay
3 9.262.178 10.058.038
an a
251.667 273.254
Sumber: Data Primer Diolah 2015 TKD
K
Tabel 16.1 diatas menunjukan b. Bung
a
bahwa rata- rata penerimaan petani 176.093 191.197
Mod
responden sebesar Rp. 16.019.100/LLG al
c. Nilai
atau 17.394.544/Ha. Dengan biaya Peng
produksi rata – rata sebesar Rp. guna
5.827.200 6.000.000
an
6.756.922/LLG atau Rp. 7.336.506/Ha. Laha
Dan pendapatan rata rata usahatani padi di n
Rata – rata
Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok total Biaya
Barat sebesar Rp. 9.262.178/LLG atau Rp. yang 5.736.981
5.283.759
Diperhitung
10.058.038/Ha. kan
4 Keuntungan 3.978.418 4.321.057
Sumber: Data Primer Diolah 2015
4.1.4 Keuntungan
Keuntungan adalah total Dari tabel 16.1 diatas
penerimaan setelah dikurangi dengan biaya menunjukan bahwa rata- rata keuntungan
produksi dan biaya yang diperhitungkan. usahatani padi di Kecamatan Gerung
Biaya produksi adalah semua biaya yang Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp.
dikeluarkan selama proses usahatani 3.978.418/LLG atau Rp. 4.321.057/Ha.
sedangkan biaya yang diperhitungkan
adalah semua biaya yang tidak dikeluarkan V. KESIMPULAN DAN SARAN
tapi dihitung secara ekonomi. Rata – rata 5.1 Kesimpulan
keuntungan usahatani padi di Kecamatan Berdasarkan hasil penelitian yang
Gerung Kabupaten Lombok Barat dapat telah dilakukan terhadap usahatani padi di
dilihat pada tabel 17.1 berikut. Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok
Barat, maka dapat disimpulkan bahwa:
Tabel. 17.1 Rata- Rata Keuntungan
Usahatani Padi Di 4. Untuk melakukan usahatani padi,
Kecamatan Gerung
petani di Kecamatan Gerung
Kabupaten Lombok Barat
N Per LLG Per Ha mengeluarkan total biaya usahatani
Uraian
o (Rp) (Rp)
yang rata – rata sebesar Rp. kemampuan, pemberian modal serta
6.756.922/LLG atau Rp. perbaikan saluran irigasi.
7.336.506/Ha dalam satu kali musim
tanam.
AFTAR PUSTAKA
5. Rata- rata pendapatan yang didapatkan
usahatani padi di Kecamatan Gerung Ahmad. 2004. Analisis pendapatan
Usahatani Padi di Bentua
Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. Mandai. Journal Budidaya
9.262.178/LLG atau Rp. Pertanian. Universitas Negeri
Makassar. (
10.058.038/Ha dalam satu kali musim Http://translationjournal.net/jour
tanamnya. nal/65naive.htm, diakses 17
agustus 2015 ).
6. Dalam melakukan usahatani padi,
petani rata – rata mendapatkan Anonim: 2014.Membedakan Pendapatan
dan Keuntungan Dalam
keuntungan sebesar Rp. Usahatani. http://Ikhlas-
3.978.418/LLG atau Rp. 4.321.057/Ha hasan.blogspot.com/, diakses 15
Februari 2016 )
dalam satu kali penjualan hasil
produksi. Bambang Dan Aristanti.2007. Mengasah
Kemanpuan Ekonomi. Citra
Praya. Bandung.
5.2 Saran
BPS Lombok Barat. 2014. Kecamatan
1) Untuk meningkatkan produksi padi Gerung Dalam Angka. BPS
maka perlu ditunjang oleh adanya Lombok Barat. Lombok Barat.

dukungan dari berbagai faktor-faktor BPS Lombok Barat. 2014. Lombok Barat
produksi, seperti luas lahan, pupuk Dalam Angka. BPS Lombok
Barat. Lombok Barat.
dan pestisida.
2) Pemerintah daerah Kabupaten BPS Nasional. 2014. Provinsi Nusa
Tenggara Barat Dalam Angka.
Lombok Barat terutama Dinas BPS Nusa Tenggara Barat.
Pertanian dan Tanaman Pangan agar NTB.

lebih efektif dalam memberikan Daniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi


penyuluhan kepada para petani padi Pertanian. PT. Bumi Aksara. Jakarta

sawah dalam rangka meningkatkan Dinas Penyuluhan Kabupaten Lombok


produksi. Selain itu perlu dibuat Barat. 2015. Unit Penyuluhan
Terpadu Daerah. Kecamatan
program pengembangan sektor Gerung. Lombok Barat.
pertanian khususnya padi sawah,
Pattiasina, Suripatty. 2012. Analisis
termasuk upaya – upaya peningkatan Pendapatan Usahatani Padi di
Desa Latu. Journal Fakultas
Pertanian. Universitas
Pattimura. Volume 8 Nomor 1.

Soekartawi, A. Suharjo, John L. Dillon, J.


Brian Hardaker. 2011. Ilmu
Usahatani dan Penelitian Untuk
Pengembangan Petani Kecil. UI
Press. Jakarta.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI


– Press. Jakarta.

Sugeng, HR. 2001. Bercocok Tanam Padi.


Aneka Ilmu. Semarang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Administrasi Dilengkapi dengan
Metode R&D. Alvabeta.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai