Anda di halaman 1dari 9

ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 10, No.

1, Juni 2019

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI


USAHATANI PADI SAWAH DI DISTRIK ORANSBARI KABUPATEN
MANOKWARI SELATAN

ANALYSIS OF PRODUCTION FACTORS ON PRODUCTION OF RICE


FARMING IN ORANSBARI DISTRICT SOUTH MANOKWARI
REGENCY
Junita Br Nambela*, Apresus Sinaga

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat


Jln. Brigjen Marinir (Purn) Abraham O. Atururi Kompleks Kantor Gubernur Arfai
Manokwari Papua Barat 98315

*Korespondensi penulis, email: junitanambela@pertanian.go.id

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi
produksi padi sawah di Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan. Penelitian ini
menggunakan metode survey. Teknik pengambilan sampel petani padi sawah dilakukan dengan
memakai metode Purposive Random Sampling dan jumlah petani sebanyak 45 orang. Secara
simultan penggunaan faktor produksi luas lahan, jumlah jumlah benih, jumlah pupuk dan lama
berusahatani memberikan pengaruh yang sangat nyata. Berdasarkan nilai Koefisien determinan
masing-masing, hanya faktor produksi lama bertani yang memberikan pengaruh yang tidak nyata,
sedangkan faktor produksi luas lahan, jumlah jumlah benih, dan jumlah pupuk memberikan
pengaruh yang sangat nyata. Nilai koofisien sebesar 3,014 menunjukkan bahwa meningkatnya Luas
lahan sebesar 1 akan meningkatkan Produksi sebesar 3,014. Oleh karena itu, petani dapat lebih
mengoptimalkan produksi melalui penambahan luas tambah tanam padi sawah. Selain
ekstensifikasi, melakukan penanaman serentak juga sangat dianjurkan.
Kata kunci: faktor produksi, usahatani, padi sawah.

ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the factors that influence the production of lowland rice
production in Oransbari District, South Manokwari Regency. This research used survey method. The
sampling technique lowland rice farmers carried out using methods Purposive Random Sampling
method and the number of farmers is 45 people. Simultaneously the use of land area production
factors, the number of seeds, the amount of fertilizer and the length of the business have a very real
effect. Based on the determinant coefficient value of each, only the factor of long-time production of
farming which gives no real effect, while the factor of land area production, the number of seeds,
and the amount of fertilizer gives a very real effect. The coefficient value of 3,014 indicates that an
increase in land area of 1 will increase production by 3,014. Therefore, farmers can further optimize
production through the addition of paddy planting area. Beside extensification, planting
simultaneously is also highly recommended.
Keywords: production factors, farming, lowland rice.

11
Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Distrik Oransbari
Kabupaten Manokwari Selatan. Junita Br Nambela, Apresus Sinaga.

PENDAHULUAN mengkombinasikan berbagai macam


faktor produksi untuk menghasilkan
Salah satu komoditas pertanian yang
produksi tertentu (Sunge, 2014).
saat ini masih sebagai komoditas unggulan
Berdasarkan data BPS (2018)
adalah tanaman padi. Padi merupakan
kabupaten dengan produksi padi (GKG)
tanaman pangan penghasil beras yang
tertinggi di Papua Barat terdapat di
merupakan bahan pangan pokok, sehingga
Kabupaten Manokwari, Sorong, dan
keberlanjutan produksi padi sangat
Manokwari Selatan dengan produksi
penting untuk dijaga. Kebutuhan akan
masing-masing sebesar 12.519 ton, 719
pangan meningkat seiring dengan
ton, dan 409 ton. Adapun Kabupaten
meningkatnya pertumbuhan jumlah
Manokwari Selatan, sentra produksi padi
penduduk. Oleh karena itu, di Indonesia
terkonsentrasi di distrik Oransbari.
beras juga sebagai komoditas yang
Mayoritas petani padi sawah distrik
strategis dalam menjaga ketahanan
Oransbari adalah penduduk transmigran
pangan (Zia, 2016).
Jawa. Menurut data BPP Distrik Oransbari
Secara umum, produksi merupakan
per Februari 2018 luas lahan sawah distrik
perangkat prosedur dan kegiatan yang
Oransbari adalah 614 hektar. Sedangkan
menyebabkan terjadinya penciptaan
luasan lahan bukan sawah yang ditanami
komoditas berupa kegiatan usahatani
padi ada 38 hektar. Sehingga total luas
maupun usaha lainnya. Sebelum
lahan pertanaman padi potensial sekitar
dilakukan proses produksi di lahan,
652 hektar. Berdasarkan proyeksi
terlebih dahulu dilakukan proses
penduduk Indonesia 2010 – 2035 jumlah
pengadaan saprodi (sarana produksi)
penduduk distrik Oransbari tahun 2017
pertanian berupa industri agro-kimia
adalah 6.437 jiwa. Jika diestimasi dengan
(pupuk dan pestisida), industri agro-
rata-rata konsumsi beras orang Indonesia
otomotif (mesin dan peralatan pertanian),
120 kg/kapita/tahun maka diperlukan
dan industri pembenihan dan pembibitan.
772,44 ton beras atau setara 1.287,4 ton
Untuk proses produksi budidaya, dapat
GKG. Jadi produksi padi distrik Oransbari
digunakan faktor-faktor produksi seperti
hanya dapat memenuhi sekitar 31,76 %
lahan, tenaga kerja, modal, pupuk,
dari total kebutuhannya.
pestisida, teknologi, serta manajemen.
Produksi padi sawah Distrik
Dalam teori produksi akan dianalisis
bagaimana seharusnya seorang petani Oransbari tergolong sangat rendah jika
dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal
dalam tingkat teknologi tertentu

12
Jurnal Triton, Vol. 10, No. 1, Juni 2019

ini disebabkan beberapa faktor antara lain: menggunakan teknik pengumpulan data
alif fungsi lahan sawah menjadi berupa: data primer, yaitu data yang
pemukiman; input produksi yang masih diperoleh dari petani responden dengan
rendah; dan sarana prasarana pertanian teknik wawancara langsung dengan
yang belum memadai. Sebagian besar menggunakan daftar pertanyaan yang
petani padi sawah di distrik ini sudah dipersiapkan sebelumnya dan data
menggunakan input produksi berdasarkan sekunder yaitu data yang diperoleh dari
kebiasaan-kebiasaan semata tanpa studi pustaka yang ada kaitannya dengan
mempertimbangkan pengunaan input penelitian ini. Berikut ini adalah proporsi
yang tepat yang dapat memberikan hasil sebaran responden yang tedapat pada di 5
yang optimal. Oleh sebab itu, analisis (lima) kampung yaitu Sindang Jaya,
faktor-faktor produksi terhadap usahatani Akeju, Sidomulyo, Margomulyo, dan
padi sawah di Distrik Oransbari menarik Margorukun.
untuk dilakukan.
Tabel 1. Sebaran petani responden pada
beberapa kampung di distrik
METODE PENELITIAN Oransbari
Jumlah
Penelitian ini dilakukan di Distrik No Kampung
(Orang)
Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan. 1 Sindang Jaya 11
2 Akeju 6
Durasi penelitian adalah tiga bulan yaitu 3 Sidomulyo 22
dari bulan April hingga bulan Juni 2019. 4 Margomulyo 5
5 Margorukun 1
Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja Total 45
(purposive) dengan pertimbangan bahwa
lokasi tersebut merupakan salah satu
daerah yang mayoritas masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN
bermata pencaharian sebagai petani padi
sawah. Populasi dalam penelitian ini Karakteristik Responden
adalah petani yang melakukan usahatani
Responden dalam penelitian ini
padi sawah yang berjumlah 334 kepala
sebanyak 45 orang dan dapat
keluarga. Pengambilan sampel dalam
diklasifikasikan ke dalam beberapa ciri
penelitian ini menggunakan teknik
atau karakteristik antara lain usia dan
Purposive Random Sampling dengan 45
tingkat pendidikan.
responden.
Usia seorang petani padi sawah
Dalam penelitian ini peneliti
13
Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Distrik Oransbari
Kabupaten Manokwari Selatan. Junita Br Nambela, Apresus Sinaga.

berpengaruh terhadap kinerja dalam pendidikan formal yang tinggi. Keadaan


produksi. Responden yang memiliki usia responden berdasarkan tingkat pendidikan
lebih muda biasanya memiliki fisik yang dapat dilihat pada Tabel 3.
lebih kuat dalam bekerja. Untuk lebih Tabel 3. Tingkat pendidikan petani
responden di distrik Oransbari
jelasnya, usia petani responden dapat
Jumlah Persentase
dilihat pada Tabel 2. Pendidikan
(Orang) (%)
Tabel 2. Usia petani responden di distrik SD 15 33,33
Oransbari SLTP 11 24,45
Jumlah Persentase SLTA 19 42,22
Usia Total 45 100
(Orang) (%)
35-39 5 11,11
40-44 10 22,22 Menurut Tabel 3 diketahui bahwa
45-49 7 15,56
mayoritas responden berpendidikan
50-54 9 20
55-59 6 13,33 SLTA yaitu sekitar 42,22%. Oleh karena
60-64 5 11,11 itu, introduksi inovasi budidaya padi
>65 3 6,67
sawah akan lebih mudah dilakukan
Total 45 100
kedepannya.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
Luas Lahan
bahwa rata-rata usia petani padi sawah
Tabel 4. Tabel hasil analisis faktor-faktor
masih dalam usia produktif dimana
produksi yang memengaruhi
kemampuan fisik yang dimiliki masih produksi padi sawah di Distrik
memungkinkan untuk melakukan Oransbari
Nilai
usahatani padi sawah yang sarat energi Variabel Koefisien
Signifikan
dan waktu. Mayoritas responden atau Lama Bertani -0,023 0,882
sekitar 93,34% masih berusia antara 35 Luas Lahan 0,694** 0,000
Jumlah Benih 0,463** 0,001
hingga 65 tahun.
Jumlah Pupuk 0,517** 0,000
Pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan formal yang pernah diikuti Luas lahan yaitu besarnya lahan
oleh responden. Pada umumnya petani garapan petani responden yang ditanami
padi sawah yang memiliki tingkat padi sawah. Berdasarkan penelitian
pendidikan lebih tinggi akan memiliki terdahulu luas lahan berpengaruh positif
kemampuan lebih baik dalam menerima dan signifikan terhadap produksi dan
inovasi bila dibandingkan dengan petani pendapatan usahatani padi sawah (Andrias
yang tidak pernah melalui jenjang et al., 2017). Bukan hanya pada komoditas

14
Jurnal Triton, Vol. 10, No. 1, Juni 2019

padi sawah luas, bahkan luas lahan juga berpengalaman karena terdapat faktor lain
berpengaruh terhadap produksi komoditas juga mempengaruhi hasil dan harus
lain seperti jagung (Sugiartiningsih, dipertimbangkan. Pada penelitian ini,
2012). Terlihat bahwa terjadi peningkatan lama berusahatani tidak mempengaruhi
produksi yang sangat tinggi dengan produksi padi sawah. Kemungkinan
adanya perluasan lahan, namun untuk penyebab hal ini yaitu petani yang telah
pengembangan lahan usahatani padi lama berusahatani kurang mengadopsi
sawah saat ini sudah agak sulit karena inovasi teknologi yang diintroduksikan
banyak lahan pertanian beralih fungsi karena petani-petani berpengalaman
sebagai pemukiman dan perkebunan. tersebut lebih mengandalkan kebiasaan-
Dari Tabel 4 diketahui nilai kebiasaan dan cara-cara konvensional
koefisien korelasi sebesar 0,694 (positif) tanpa mempertimbangkan pengunaan
dan nilai Signifikan adalah 0,000 < 0,05 input yang tepat yang dapat memberikan
maka disimpulkan bahwa ada hubungan hasil yang optimal.
yang positif dan signifikan antara luas Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel
lahan dan produksi yang dihasilkan. Pada 4 bahwa nilai koefisien korelasi sebesar -
koefisien korelasi antara 0,600 hingga 0,023 (negatif) dan nilai Signifikan adalah
0,799 masuk dalam kategori tingkat 0,882 > 0,05 maka disimpulkan bahwa
hubungan yang kuat. semakin lama berusahatani tidak serta
merta dapat meningkatkan produksi padi
Lama Bertani
sawah.
Lama pengalaman bertani akan
mempengaruhi persepsi petani dalam Jumlah Benih

menerima inovasi teknologi dari luar. Berdasarkan penelitian Susilo, et al.


Biasanya petani yang berusahatani lebih (2015) jumlah bibit per lubang tanam
lama lebih mudah dalam menerapkan berpengaruh nyata terhadap jumlah
inovasi daripada petani pemula sehingga anakan produktif dan bobot 1000 biji
produksinya juga secara selaras akan tanaman padi sawah. Perbedaan jumlah
meningkat (Soekartawi, 1999; Kusuma, bibit per lubang tanam menunjukkan
2006). Namun hal ini bukanlah suatu hal pengaruh nyata pada jumlah anakan total
yang mutlak bahwa petani yang dan jumlah anakan produktif, serta berat
berpengalaman akan lebih baik 100 biji gabah dan berat gabah kering
dibandingkan dengan yang kurang giling per rumpun. Perlakuan penggunaan

15
Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Distrik Oransbari
Kabupaten Manokwari Selatan. Junita Br Nambela, Apresus Sinaga.

2 (dua) bibit per lubang tanam Jumlah Pupuk


menghasilkan produksi yang maksimum, Menurut penelitian Marzuki et al.
sedangkan hasil yang optimum (2013) dosis pemupukan berpengaruh
ditunjukkan perlakuan penggunaan 1 nyata terhadap jumlah anakan total,
(satu) bibit per lubang tanam (Ali et al., jumlah anakan produktif dan jumlah
2017 & Simangunsong, et al., 2018). cabang per malai. Secara umum
Dengan demikian jumlah benih yang lebih pemupukan yang tepat akan
sedikit ataupun jarak tanam yang lebih meningkatkan produksi padi sawah.
lebar cenderung lebih meningkatkan Hanya saja, pada praktiknya pemupukan
produksi daripada jumlah benih yang sesuai rekomedasi belum dijalankan
banyak dengan luasan yang sama pada sepenuhnya oleh petani sehingga produksi
budidaya padi sawah. yang diperoleh kurang optimal.
Pada Tabel 4 tersebut dapat dilihat Berdasarkan Tabel 4 tersebut
nilai koefisien korelasinya yaitu 0,463 diketahui nilai koefisien jumlah pupuk
(positif) dan nilai Signifikan adalah 0,001 terhadap produksi adalah 0,517 (positif)
< 0,05 maka disimpulkan bahwa ada dan nilai Signifikan adalah 0,000 < 0,05
hubungan yang positif dan signifikan maka disimpulkan bahwa ada hubungan
antara jumlah benih dan produksi padi yang positif dan signifikan antara jumlah
sawah. Tingkat hubungan berdasarkan pupuk dan produksi padi sawah. Tingkat
angka koefisien korelasi tersebut adalah hubungan berdasarkan angka koefisien
hubungan cukup kuat.
korelasi tersebut juga adalah hubungan
cukup kuat.

Tabel 5. Model Summary


Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 ,709 ,503 ,453 ,84894
a. Predictors: (Constant), Jlh_pupuk, Lama_bertani, Jlh_benih, Luas_Lahan

Penjelasaan Model Summary dari dengan produksi. Sedangkan untuk


hasil perhitungan SPSS diperoleh R = mengetahui seberapa besar kualitas model
0.709, dengan R square = 0.503. Nilai R regresi linier berganda yang terbentuk,
merupakan hubungan antara luas lahan, perhatikan nilai koefisien determinasi (R
jumlah benih, jumlah pupuk, lama bertani square) = 0.503. Nilai tersebut

16
Jurnal Triton, Vol. 10, No. 1, Juni 2019

menunjukkan informasi bahwa 45.3% Sedangkan sisanya 54.7% informasi


nilai dari besarnya produksi telah dapat mengenai besarnya produksi belum dapat
dijelaskan oleh data luas lahan, jumlah dijelaskan oleh variabel-variabel bebas
benih, jumlah pupuk, lama bertani. tersebut.

Tabel 6. ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 29,171 4 7,293 10,119 ,000b
Residual 28,828 40 ,721
Total 57,998 44
a. Dependent Variable: Produksi
b. Predictors: (Constant), Jlh_pupuk, Lama_bertani, Jlh_benih, Luas_Lahan

Untuk melihat signifikansi koefisien nilai Fhitung > Ftabel dan nilai Sig. < dari
determinasi kita dapat melihat nilai nilai α (0.05), maka kesimpulan yang bisa
Fhitung dan nilai Sig. atau dengan diambil adalah menolak Ho yang berarti
membandingkan nilai Ftabel. Dari tabel koefisien determinasi adalah signifikan
ANOVA diperoleh nilai Fhitung sebesar secara statistik serta menunjukkan
7.293 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. persamaan regresi berganda yang
Sedangkan nilai Ftabel diperoleh pada dihasilkan dapat digunakan untuk
table F Ftabel (0,05 ; 40 ; 4) yaitu sebesar memprediksi produksi.
2,61. Dari kondisi tersebut terlihat bahwa

Tabel 7. Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,674 ,442 1,526 ,135
Lama_bertani -,009 ,011 -,095 -,839 ,407
Luas_Lahan 3,014 ,776 ,778 3,886 ,000
Jlh_benih -,014 ,015 -,167 -,946 ,350
Jlh_pupuk ,025 ,054 ,075 ,457 ,650
a. Dependent Variable: Produksi

Dari nilai persamaan yang produksi = 0,674 + 0,09 lama bertani


dihasilkan oleh regresi diperoleh 0,225 + 3,014 Luas lahan + 0,014 Jumlah
persamaan sebagai berikut: benih + 0,025 Jumlah pupuk. Produksi

17
Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Distrik Oransbari
Kabupaten Manokwari Selatan. Junita Br Nambela, Apresus Sinaga.

nilai konstanta sebesar 0,674 menyatakan petani dapat lebih mengoptimalkan


jika tidak ada keempat variabel bebas, produksi melalui penambahan luas
maka Produksi sebesar 0,674. tambah tanam padi sawah. Selain
Nilai koefisien sebesar 3,014 ekstensifikasi melakukan penanaman
menunjukkan bahwa meningkatnya luas serentak juga sangat dianjurkan.
lahan sebesar 1 akan meningkatkan
produksi sebesar 3,014. Nilai uji t DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan tingkat signifikansi
Ali, M., Hosir, A., dan Nurlina. 2017.
konstanta dan variabel independen. Perbedaan Jumlah Bibit Per Lubang
Signifikansi variabel konstanta; sig. = Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Padi. Gontor
0.000 < 0.05 ini menunjukkan bahwa Agrotech Science Journal Vol. 3 No.
konstanta mempengaruhi secara 1.

signifikan dalam regresi ganda. Andrias, A.A., Darusman, Y., dan


Ramdan, M. 2017 Pengaruh Luas
Signifikansi variable luas lahan nilai; sig. Lahan Terhadap Produksi dan
= 0.000 < 0.05 ini menunjukkan bahwa Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah
(Suatu kasus di Desa Jelat
luas lahan mempengaruhi secara Kecamatan Baregbeg Kabupaten
signifikan dalam regresi ganda. Ciamis). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Agroinfo Galuh Volume 4 Nomor 1.
BPS Kabupaten Manokwari Selatan.
KESIMPULAN 2018. Distrik Oransbari Dalam
Angka 2018. Manokwari. CV
Secara simultan penggunaan faktor Kreatifo.
produksi luas lahan, jumlah jumlah benih, BPS Kabupaten Manokwari Selatan.
2018. Kabupaten Manokwari
jumlah pupuk dan lama berusahatani Selatan Dalam Angka 2018.
memberikan pengaruh yang sangat nyata. Manokwari. CV Kreatifo.
Berdasarkan nilai koefisien determinan Jamalluddin. 2016. Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Produksi Padi
masing-masing, hanya faktor produksi Varietas Unggul Lokal dan Varietas
lama bertani yang memberikan pengaruh Hibrida Pada Padi Sawah Tadah
Hujan di Kecamatan Bangkinang
yang tidak nyata, sedangkan faktor Kabupaten Kampar. Jurnal
produksi luas lahan, jumlah benih, dan Dinamika Pertanian Volume 32
Nomor 1.
jumlah pupuk memberikan pengaruh yang
Kusuma, P.P. 2006. Skripsi Karakteristik
sangat nyata. Nilai koefisien sebesar 3,014 Sosial Ekonomi Petani Bunga dan
menunjukkan bahwa meningkatnya luas Hubungannya dengan Pendapatan.
Fakultas Pertanian USU. Medan.
lahan sebesar 1 akan meningkatkan
Marzuki, Murniati, dan Ardian. 2013.
produksi sebesar 3,014. Oleh karena itu,
18
Jurnal Triton, Vol. 10, No. 1, Juni 2019

Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Jurnal Ekono Insentif Kopwil 4


Pupuk Terhadap Pertumbuhan dan Volume 6 Nomor 1.
Produksi Padi Sawah (Oryza sativa Sunge, R.D.S. 2014. Analisis Faktor-
L.) Dengan Metode SRI. Fakultas Faktor Produksi Terhadap Produksi
Pertanian Universitas Riau. Usahatani Jagung di Provinsi
Simangunsong, E.R.A., Harahap, E.M., Gorontalo. Skripsi. Universitas
Lubis A. 2018. Pengaruh Jumlah Negeri Gorontalo. Gorontalo.
Bibit dan Modifikasi Sistem Tanam Susilo, J., Ardian, Ariani, E. 2015.
Jajar Legowo Terhadap Pengaruh Jumlah Bibit Per Lubang
Pertumbuhan dan Produksi Padi Tanam dan Dosis Pupuk N, P, dan K
Sawah (Oryza sativa L.) Di Desa Terhadap Pertumbuhan dan
Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung
Produksi Padi Sawah (Oryza sativa
Morawa Kabupaten Deli Serdang. L.) Dengan Metode SRI. Jom
Jurnal Pertanian Tropik Vol. 5 No. Faperta Vol. 2 No. 1.
2.
Zia, A.T. 2016. Analisis Efisiensi
Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Produksi Padi dengan Metode Jajar
Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Legowo pada SRI (System of Rice
Jakarta Intensification) di Nagari Situjuah
Sugiartiningsih. 2012. Pengaruh Luas Gadang Kecamatan Situjuah Limo
Lahan Terhadap Produksi Jagung di Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota.
Indonesia Periode 1990-2006. Padang. Universitas Andalas.

19

Anda mungkin juga menyukai