Nian Riawati
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Universitas Jember, Indonesia
nian.fisip@unej.ac.id
Abstract
This research resulted in the superior product development strategy of Bondowoso
Regency that is tape. By analyzing tape problems from upstream to downstream, the results of
the analysis resulted in policy recommendations for the development of superior products of
Tape Bondowoso. The research approach used is Qualitative with Descriptive Method by
explaining the context and setting naturally. The results of this study provide an overview,
first, Decrease in Cassava Production caused cassava farmers to switch to other commodities
such as coffee or corn. Second, the pattern of cassava farming is still traditional. Third, the
lack of skills (life skills) owned by cassava farmers. Fourthly, the instability of cassava prices
caused cassava farmers to suffer losses. Fifth, Difficulty Accessing Capital and the market.
Abstrak
Permasalahan penelitian ini berawal dari Produksi singkong di Kabupaten Bondowoso
mengalami penurunan pada tahun 2013 sampai 2014 (BPS,2010). Tujuan penelitian ini
menghasilkan inovasi kebijakan pertanian terkait dengan pengembangan tape sebagai produk
unggulan Kabupaten Bondowoso endekatan penelitian yang digunakan adalah Kualitatif
dengan Metode Deskriptif dengan menjelaskan konteks dan setting secara alamiah. Hasil
Penelitian ini memberikan gambaran, pertama, Penurunan Produksi Singkong disebabkan
petani singkong beralih pada komoditas lainnya seperti kopi atau jagung. Kedua, Corak
pertanian petani Singkong masih tradisional. Ketiga, Minimnya keterampilan (life skill) yang
dimiliki oleh petani singkong. Keempat, Ketidakstabilan harga singkong menyebabkan petani
Singkong mengalami kerugian. Kelima, Kesulitan Akses Modal dan pasar.
Diterima 8 September 2018; Diterima dengan revisi 4 Oktober 2018; Dipublikasikan 1 Desember 2018
2406-9515 (p) / 2528-441X (e)
© 2018 Nian Riawati. Dipublikasikan oleh JIAN FIS UNY
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
164
Nian Riawati – Strategi Pengembangan Produk . . .
165
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
166
Nian Riawati – Strategi Pengembangan Produk . . .
167
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
168
Nian Riawati – Strategi Pengembangan Produk . . .
169
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
170
Nian Riawati – Strategi Pengembangan Produk . . .
171
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
172
Nian Riawati – Strategi Pengembangan Produk . . .
173
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
174
Nian Riawati – Strategi Pengembangan Produk . . .
dan hasilnya. untuk mencari strategi yang Zonic/Pewilayahan tanaman yang dikenal
tepat mengenai kebijakan-kebijakan yang dengan kampung tape/cluster tape.
harus dilakukan pemerintah, maka akan Beberapa daerah yang termasuk kampung
dianalisis melalui faktor pendukung dan tape diantaranya adalah Daerah Wringin,
Penghambat dalam Ketersediaan Bahan Curahdami, Tamanan dan Pakem. Proteksi
Baku Singkong untuk bahan baku Industri tersebut dilakukan untuk menjaga
Unggulan (tape). Melalui ketersediaan ketersediaan Bahan Baku singkong guna
bahan baku singkong dapat dianalisis memenuhi kebutuhan industri tape di
mengenai jumlah produksi singkong dari Kabupaten Bondowoso.
tahun ketahun mengalami kenaikan Selain itu, Corak pertanian Petani
ataukah penurunan. Kemudian stelah itu singkong yang masih tradisional membuat
akan dianalisis mengenai penyebab petani singkong belum dapat
kenaikan dan penurunan produksi memaksimalkan keuntungan yang
singkong di Kabupaten Bondowoso. lebih dihasilkan sehingga berpindah pada
lanjut akan dirumuskan sebuah strategi komoditas lainnya seperti kopi dan jagung.
Pemberdayaan Masyarakat Tape. Petani singkong juga minim keterampilan
Produksi singkong di Kabupaten (life skill) sehingga singkong yang
Bondowoso mengalami penurunan dari dihasilkan masih belum memenuhi standart
tahun 2013-2014. Penurunan tersebut kualitas singkong unggulan untuk bahan
disebabkan oleh banyaknya lahan baku tape. Campur tangan pemerintah
Singkong yang beralih fungsi kepada terhadap permasalahan diatas adalah
komoditas lainnya seperti kopi dan jagung. Pemerintah bisa membuat Lembaga
Penyebab para Petani singkong beralih penelitian dan pengembangan produk
pada komoditas lainnya karena harga Singkong unggulan (tape) di Kabupaten
singkong yang terus menurun sehingga Bondowoso. dengan adanya lembaga
tidak menguntungkan petani. Campur penelitian dan pengembangan tentang
tangan pemerintah diperlukan Untuk singkong, Produk singkong dapat
mengatasi permasalahan tersebut. Maka dikembangkan lebih baik lagi dalam hal
untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah mencari formula menemukan dan
Kabupaten Bondowoso membuat regulasi membuat singkong unggul untuk produksi
Kebijakan melalui strategi Pengembangan tape. Pemerintah dapat memberikan
pertanian dengan metode bimbingan kepada petani Singkong untuk
175
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
mendapatkan hasil singkong yang sesuai keengganan petani singkong yang akhirnya
dengan permintaan industri. beralih ke komoditas lainnya dikarenakan
Selain Standart Kualitas singkong anjloknya harga singkong. Dengan adanya
yang rendah, Petani singkong juga minim kontrol harga dari pemerintah, petani
keterampilan dalam memanfaatkan bahan singkong memperoleh harga yang layak
singkong. Padahal Singkong merupakan atas penjualan singkong.
bahan tanaman yang dapat diolah menjadi Permasalahan lebih lanjut adalah
barang yang mempunyai nilai ekonomis terkait akses modal dan Pasar.
tinggi seperti mengolah singkong menjadi Permasalahan klasik yang masih menjadi
keripik. Keripik merupakan olahan permasalahan petani adalah akses modal.
singkong yang dapat dimanfaatkan oleh Minimnya modal untuk pengembangan
masyarakat untuk menjadi usaha rumahan pertanian membuat petani kesulitan untuk
(home industry) untuk menambah mengembangkan hasil pertanian dengan
perekonomian keluarga. Maka Pemerintah kesulitannya memenuhi pasokan bibit,
Daerah juga harus memberikan pupuk yang dibutuhkan sewaktu-waktu.
tekhnologi tepat guna pada masyarakat. Maka dalam hal ini dibutuhkan andil
Tekhnologi tepat guna tersebut bertujuan pemerintah dalam memberikan modal
untuk membantu petani singkong dalam dengan suku bunga yang rendah kepada
mengembangkan hasil pertaniannya. petani singkong. Begitu juga dengan akses
Tekhnologi tepat guna seperti mesin pasar, petani singkong kesulitan dengan
perajang singkong otomatis skala home penjualan hasil singkong. Banyak dari
industri sangat bermanfaat untuk petani mereka mengeluhkan kesulitan dalam
singkong untuk membuat olahan singkong menjual hasil pertaniannya. Maka
menjadi keripik yang mempinyai nilai diperlukan peran pemerintah dengan
tambah. memberikan akses pasar pada mereka.
Pemerintah juga harus turut campur Seperti contoh di lumajang yang terkenal
tangan dalam penetapan harga singkong. dengan pisangnya. Pemerintah lumajang
Dalam hal ini, Dinas Pertanian akan turut dalam hal ini menyediakan pasar khusus
menentukan harga hasil pertanian dan pisang bagi petani pisang untuk
mengenadalikan harga supaya layak bagi menjualnya kepada tengkulak atau
masyarakat. Beberapa persoalan yang telah konsumen langsung. Maka dengan
banyak dikemukakan antara lain mencontoh lumajang, pemerintah
176
Nian Riawati – Strategi Pengembangan Produk . . .
177
NATAPRAJA Vol, 6 No.2, 2018
Esman, Milton J., Uphoff, Norman T; Purbathin Hadi, Agus. 2013. Konsep
1984; Local Organizations Pemberdayaan, Partisipasi dan
Intermediaries in Rural kelembagaan dalam pembangunan.
Development; Cornell University Pusat Pengembangan masyarakat
Press; Ithaca and London agrikarya
178