Anda di halaman 1dari 15

KAJIAN KEARIFAN LOKAL UBI KAYU DALAM USAHA KERUPUK SANJAI

DI KOTA BUKITTINGGI

Helmi Rifqi Mahdi*, Eri Sayamar*, Rosnita*


*)
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau
Email: helmi.rifqimahdi@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research are : 1) identifying and knowing the application of local
wisdom about plants ranging from cassava planting up to the processing to be sanjai
crackers in Bukittinggi city, 2) Strategize the development done in maintaining local
wisdom sanjai crackers in Bukittinggi. The number of samples taken for as much as 17
respondents from the city of Bukittinggi. Sampling techniques using Snowball Sampling.
The data analysis done in a descriptive and SWOT analysis. The results showed that
there were 48 local wisdom to plant cassava, which consists of 8 wisdom that there used
to be but not preserved, 35 wisdom that there used to be and is still maintained, as well as
5 new wisdom and is still maintained, while 30 local wisdom Sanjai crackers, which
consists of 12 wisdom that there used to be but not preserved, 9 wisdom that there used to
be and is still maintained and 9 new wisdom and is still maintained. Development
strategies are done in maintaining local wisdom there are 3 :1) maintains the use of
traditional tools and the ways earlier in the cultivation of sweet kayuuntuk retain local
wisdom and cassava plants save on production costs, 2) Establish communication with
the Government to preserve and keep develops business Sanjai Crackers, 3) maintain and
improve the quality and quantity of Sanjai Crackers.
Keywords : Local Wisdom, Cassava, Sanjai Crackers

PENDAHULUAN lama dikenal dan dibudidayakan oleh


Pertanian adalah salah satu petani di seluruh wilayah nusantara
wujud dari pembangunan nasional yang adalah ubi kayu. Potensi nilai ekonomi
merupakan salah satu keunggulan dan sosial ubi kayu merupakan bahan
bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, pangan masa depan yang berdaya guna,
pembangunan nasional adalah bahan baku berbagai industri dan pakan
pembangunan manusia Indonesia ternak.
seutuhnya dan seluruhnya, dengan Indonesia dikenal sebagai
pancasila sebagai dasar tujuan serta negara yang sangat cocok sebagai media
pedoman pembangunan nasional. Salah tanam untuk tanaman pangan salah
satu cara untuk mewujudkan satunya yaitu ubi kayu (Manihot
pembangunan nasional ialah dengan utilissima). Ubi kayu merupakan
cara memperkokoh ketahanan pangan komoditas tanaman pangan di Indonesia
yaitu melalui sektor pertanian. Salah yang menempati urutan ketiga setelah
satu jenis tanaman pangan yang sudah padi dan jagung. Ubi kayu dikonsumsi

12
Jurnal Sungkai Vol.7 No.1, Edisi Februari 2019 Hal : 12-26

sebanyak 71,69% sebagai bahan adalah 10.468,15 ton, 732 ton, dan 588
pangan (langsung atau melalui proses ton (Badan Pusat Statistik Sumatera
pengolahan), 13,63% untuk keperluan Barat, 2015). Terdapat 3 kecamatan di
industri non pangan, 2,00% untuk Kota Bukittinggi yang memiliki
pakan, dan 12,68% terbuang (sisa di produksi tanaman ubi kayu diantaranya
lahan pertanian). Ubi kayu mempunyai yaitu Kecamatan Guguk Panjang,
produktivitas biomasa tinggi sehingga Mandiangin Koto Selayan, dan Aua
mampu dikembangkan feedstock Birugo Tigo Baleh. Luas areal tanaman
bioindustry yaitu menjadi bioenergi dan ubi kayu pada tahun 2017 di 3
produk biomasa utamanya akan menjadi kecamatan tersebut adalah Guguk
pakan ternak (Simatupang, 2012). Panjang 8 Ha, Mandiangin Koto Selayan
Usahatani ubi kayu memiliki beberapa 5 Ha, sedangkan Aua Birugo Tigo Baleh
keunggulan dari tanaman pangan tidak ada sama sekali pada tahun 2017
lainnya. Peluang peningkatan hasil ubi (Badan Pusat Statistik Kota Bukittingi,
ditingkat petani masih besar dengan cara 2018). Kota Bukittinggi merupakan
perbaikan budidaya dan penggunaan tempat pertama melakukan pengolahan
varietas unggul (Prastiawati et al., kerupuk sanjai yaitu tepatnya terdapat di
2011). Untuk bahan makanan, ubi kayu Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
merupakan komoditas pangan yaitu di Desa Sanjai. Desa Sanjai
tradisional yang dapat dijadikan sebagai merupakan tempat pengolahan pertama
sumber karbohidrat, dan melalui usaha produksi Kerupuk Sanjai, dimana
diversifikasi konsumsi dapat nama sanjai ini pun diambil dari nama
dimanfaatkan sebagai substitusi atau daerah pembuatan pertamanya juga.
pengganti asal beras. Kerupuk Sanjai merupakan makanan
Indonesia sendiri sudah banyak khas yang digemari dan diminati oleh
daerah yang memproduksi tanaman ubi wisatawan lokal maupun wisatawan
kayu yang salah satu daerahnya adalah asing yang berkunjung ke Bukittinggi.
Sumatera Barat. Menurut data (Badan Dengan seiring perkembangan zaman
Pusat Statistik Sumatera Barat,2015), Kerupuk Sanjai telah dijual dengan
salah satu daerah pengembangan dan berbagai varian rasa untuk
pemasok ubi kayu di Provinsi Sumatera meningkatkan minat konsumen.
Barat adalah Kota Bukittinggi. Produksi Banyak yang tahu dan mungkin
ubi kayu di Kota Bukittingi pada tahun juga tidak, asal mula Kerupuk Sanjai ini.
2012, 2013 dan 2014 berturut-turut Akhir-akhir ini mulai disebut dengan

13
Kajian Kearifan Lokal Ubi Kayu ……

sebutan keripik balado. Penyebutan penghubung Bukittinggi dengan


istilah “keripik balado” mungkin bisa Padang, sampai keluar kota seperti Kota
menjadi alasan pertama mengapa daerah Payakumbuh dan bahkan Kota Padang.
asal “keripik balado” tersamarkan. Bukan bermaksud mengurangi
Istilah “keripik balado” lebih umum nilai Kerupuk Sanjai produksi luar
digunakan untuk menunjukkan produk Sanjai, pengusaha Kerupuk Sanjai
olahan ubi tersebut, apalagi di pasar percaya dan masih memegang prinsip
nasional yang sebagian besar keluar “Beda Tangan, Beda Hasil”. Setiap
melalui bandara di Kota Padang, ibukota orang boleh saja mengembangkan
Sumatera Barat. Keripik atau kerupuk produk Karupuak Sanjai tanpa harus
merupakan Bahasa Indonesia yang tepat berasal dari Desa Sanjai. Justru dilihat
menggantikan karupuak, dalam bahasa secara positif, dengan semakin
aslinya Minangkabau. Namun, ada banyaknya pengusaha kerupuk sanjai
penyebutan yang berbeda di Kota memberikan jaminan kelestarian kuliner
Bukittinggi terhadap produk yang sama, khas Sumatera Barat tersebut. Untuk
yaitu sanjai. Sanjai merupakan nama bisa bersaing dan memperebutkan pasar,
sebuah kampung tempat asal mula mereka dituntut menciptakan gebrakan
karupuak sanjai. Dari sanalah produk inovasi baru terhadap produk Kerupuk
tersebut mulai diproduksi dan menjadi Sanjai. Oleh karena itulah sekarang kita
usaha dan mata pencaharian beberapa bisa menikmati sebagai contoh Kerupuk
keluarga. Diketahui saat ini usaha Sanjai rasa durian dan beberapa bentuk
tersebut sudah turun-temurun berlanjut olahan baru dengan kemasan yang
hingga generasi ketiga atau keempat. semakin menarik dan menggugah selera.
Industri Kerupuk Sanjai yang semakin Itulah sedikit tentang pembahasan hasil
banyak dan juga tergolong relatif mudah olahan tanaman ubi kayu menjadi
ditiru dan ditambah posisi Desa Sanjai Kerupuk Sanjai yang berada di kota
yang tidak berada pada akses masuk Bukittinggi. Namun dalam hal
wisatawan, membuat industri Karupuak pemasaran Kerupuk Sanjai khususnya di
Sanjai ini berkembang meluas keluar Kota Bukittinggi mereka masih
daerah Sanjai mulai dari yang terdekat memasarkan produk di toko-toko
ke Ganting di salah satu pinggiran jalan mereka sendiri atau menjualnya kepasar.
penghubung Bukittinggi dengan Kota Masih sedikit pengusaha yang
Pekanbaru di Provinsi Riau, Padang memasarkan melalui media online
Luar di salah satu pinggiran jalan ataupun media sosial yang pada saat

14
Jurnal Sungkai Vol.7 No.1, Edisi Februari 2019 Hal : 12-26

sekarang telah masuk pada zaman Data sekunder diperoleh dari instansi-
tersebut. Pemanfaatan media sosial atau instansi terkait seperti kantor kelurahan,
media online juga harus ditingkatkan Badan Pusat Statistik, Dinas, Internet,
oleh pengusaha Kerupuk Sanjai yang dan lain-lain. Metode pengumpulan data
bertujuan untuk lebih memperkenalkan yang digunakan penulis melalui
produk mereka keluar sehingga meluas beberapa aspek metodologi diantaranya
sampai ke seluruh Indonesia. dengan menggunakan metode observasi
(pengamatan). Metode observasi
METODE PENELITIAN dilakukan dengan cara mencurahkan
Penelitian ini dilakukan di Kota segenap alat indera terutama
Bukittinggi. Pemilihan lokasi ini dengan pengamatan mata untuk mengamati
pertimbangan karena Kota Bukitinggi fokus objek yang diteliti. Dalam
merupakan salah satu sentra usaha pengumpulan data digunakan beberapa
dalam pembuatan usaha Kerupuk Sanjai. teknik, yaitu wawancara sistematis,
Kemudian tradisi adat yang masih kental observasi langsung, dan dokumentasi.
dalam masyarakat. Penelitian ini Analisis Deskriptif
dilaksanakan mulai dari bulan Analisis Deskriptif digunakan
November tahun 2017 sampai dengan untuk menjawab tujuan penelitian
bulan November tahun 2018. pertama yaitu untuk mengetahui
Teknik pengambilan sampel kearifan lokal tanaman ubi kayu dalam
yang digunakan dalam penelitian ini usaha Kerupuk Sanjai. Analisis
adalah Snowball Sampling. Teknik deskriptif kualitatif yaitu menguraikan
Snowball Sampling yaitu pengambilan data-data yang diperoleh dilapangan,
sampel secara berantai (multi level) kemudian dirangkai menjadi suatu
untuk informan kunci (key informan). kalimat terpisah sesuai dengan
Berdasarkan metode tersebut jumlah kategorinya sehingga diperoleh
responden yang diambil adalah gambaran yang jelas tentang objek yang
sebanyak 17 orang diteliti dan kemudian ditarik beberapa
Jenis data yang digunakan kesimpulan. Adapun tujuan dari metode
dalam penelitian ini adalah data primer ini adalah untuk melukiskan secara
dan data sekunder. Data primer meliputi sistematis, faktual dan akurat mengenai
karakteristik internal (nama, jenis faktor-faktor sifat serta hubungan antar
kelamin, umur, luas lahan, pendidikan fenomena yang diselidiki.
terakhir, dan kedudukan di masyarakat).

15
Kajian Kearifan Lokal Ubi Kayu ……

Analisis SWOT yang dilakukan dalam mempertahankan


Analisis SWOT digunakan kearifan lokal Kerupuk Sanjai di Kota
untuk menjawab tujuan penelitian kedua Bukittinggi yang dilihat dari faktor
tentang strategi pengembangan dalam internal (kekuatan, kelemahan) dan
usaha Kerupuk Sanjai. Analisis SWOT faktor eksternal (Peluang Ancaman).
yaitu menyusun strategi pengembangan
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
Faktor Internal

Daftar Kekuatan Internal Daftar Kelemahan Internal

Faktor Eksternal

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

Daftar Peluang Eksternal Memakai kekuatan untuk Menanggulangi kelemahan


memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang

THREATS (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

Daftar Ancaman Eksternal Memakai kekuatan untuk Memperkecil kelemahan dan


mengatasi ancaman menghindari ancaman

Gambar 1. Bagan matriks swot

Untuk dapat memilih strategi yang baik, mulai dari 3 (sangat penting), 2
dapat dilakukan dengan menerapkan (penting), 1 (kurang penting).
langkah-langkah sebagai berikut: 3. Tentukan alternatif strategi
1. Tentukan unsur-unsur SWOT yang berdasarkan kombinasi masing-
ada yaitu S, W, O, T. masing, yaitu alternatif strategi SO,
2. Beri nilai untuk masing-masing ST, WO, dan WT berdasarkan
faktor menurut urutan pentingnya kombinasi faktor internal dan
unsur tersebut terhadap kondisi eksternal
perusahaan dengan memberi skala

16
Jurnal Sungkai Vol.7 No.1, Edisi Februari 2019 Hal : 12-26

4. Tentukan keterkaitan antara Kecamatan Banuhampu Kabupaten


alternatif strategi dengan unsur- Agam, Sebelah Barat dengan Nagari
unsur SWOT yang telah dibuat Sianok, Guguk dan Koto Gadang
5. Hitung bobot masing-masing Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam,
alternatif strategi berdasarkan Sebelah Timur denganNagari Tanjung
penjumlahan nilai masing-masing Alam, Ampang Gadang Kecamatan IV
unsur yang terkait dengan strategi Angkat Kabupaten Agam.
itu. Karakteristik Responden
6. Menanyakan kepada pihak-pihak Responden adalah pihak-pihak
terkait setelah itu baru yang memberikan informasi dalam suatu
mengeluarkan strategi yang tepat. penelitian. Dalam penelitian ini jumlah
responden yaitu sebanyak 17 orang,
HASIL DAN PEMBAHASAN maka dapat dikemukakan karakteristik
Keadaan Umum Tempat Penelitian responden khususnya yang menyangkut
Kota Bukittinggi merupakan salah satu jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,
Kota di Provinsi Sumatera Barat, dan status kedudukan di masyarakat.
Indonesia, yang beribukota di Kota Responden yang terdiri dari Tokoh
Padang. Kota Bukittinggi dibagi menjadi Adat, Tokoh Agama, Pengusaha
3 Kecamatan. Luas wilayah yaitu 25.239 Kerupuk Sanjai, Ketua Asosiasi Sanjai,
2
Km , dengan jumlah penduduk sebanyak Wali Jorong, Ninik Mamak, Petani.
124.715 jiwa. Kecamatan yang paling Identifikasi Kearifan Lokal Tanaman
banyak penduduknya yaitu Kecamatan Ubi kayu
Mandiangin Koto Selayan sedangkan Bentuk kearifan lokal
kecamatan yang paling sedikit di merupakan salah satu produk
Kecamtan Aua Birugo Tigo Baleh. kebudayaan. Sebagai produk kebudayan
Secara geografis, Letak geografis Kota kearifan lokal lahir karena kebutuhan
Bukittinggi terletak antara 100 20’ - 0
akan nilai, norma, aturan yang menjadi
100 25’ Bujur Timur dan 00 16’ -
0 0
modal untuk melakukan suatu tindakan.
00020’ Lintang Selatan, dengan batas- Kearifan lokal merupakan salah satu
batas administratif sebagai berikut: sumber pengetahuan (kebudayaan)
Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari masyarakat, ada dalam tradisi sejarah
Gadut dan Kapau Kecamatan Tilatang dalam pendidikan formal dan informal,
Kamang Kabupaten Agam, Sebelah seni, agama, dan interpretasi kearifan
Selatan dengan Taluak IV Suku lainnya. Kearifan lokal dalam tanaman

17
Kajian Kearifan Lokal Ubi Kayu ……

ubi kayu yang dilakukan petani ubi kayu merupakan bentuk interaksi dengan
di daerah Nagari Gaduik merupakan lingkungan yang memiliki tujuan untuk
kearifan lokal yang turun temurunkan mengelola alam secara arif dan
oleh nenek moyang. Setiap kearifan bijaksana.
lokal yang dilakukan petani ubi kayu
Tabel 1. Reakapitulasi Kearifan Lokal Tanaman Ubi kayu
Penerapan Kearifan Lokal
Dahulu
No Kearifan Lokal Dahulu Ada, Sekarang dan Tidak Ada,
Sekarang Tidak Dahulu Ada Sekarang
Ada

1 Pembukaan lahan 3 5 -
2 Pembibitan - 7 -
3 Penanaman 2 6 1
4 Pemeliharaan Tanaman 2 11 1
5 Masa Sebelum Produksi - 2 1
6 Pasca Panen 1 4 2
Jumlah penerapan kearifan lokal 8 35 5
Jumlah kearifan lokal 48

Berdasarkan Tabel 1 didapat Meskipun yang dahulu sudah ada yang


bahwa kearifan lokal yang dilakukan dihilangkan dan pada saat sekarang telah
petani ubi kayu berjumlah 48 kearifan dilakukan dengan cara mereka sendiri.
lokal yang dijalani dahulu maupun Penjabarannya dapat dilihat pada
sekarang. Kearifan lokal yang dijalani lampiran 1.
dahulu sebanyak 8 kearifan lokal yang Identifikasi Kearifan Lokal Kerupuk
pernah ada, yang masih ada sebanyak 35 Sanjai
kearifan lokal, sedangkan kearifan lokal Kearifan lokal Kerupuk Sanjai
yang dahulu tidak dilakukan tetapi yang dilakukan di Desa Sanjai
sekarang dilakukan sebanyak 5 kearifan merupakan kearifan lokal yang turun
lokal. Dengan hal ini dapat diketahui temurun yang telah dilakukan oleh
bahwa kearfian lokal tanaman ubi kayu nenek moyang. Setiap kearifan lokal
dari dahulu sampai sekarang masih tetap yang dilakukan merupakan bentuk
dipertahankan dan tidak menghilangkan interaksi dengan lingkungan yang
kebiasaan yang dahulu dimulai dari memiliki tujuan untuk mengelola alam
petani ubi kayu membuka lahan sampai secara arif dan bijaksana.
dengan pasca panen tanaman ubi kayu.

18
Jurnal Sungkai Vol.7 No.1, Edisi Februari 2019 Hal : 12-26

Tabel 2. Rekapitulasi Kearifan Lokal Kerupuk Sanjai


Penerapan Kearifan Lokal
Dahulu
No Kearifan Lokal Dahulu Ada, Sekarang dan Tidak Ada,
Sekarang Tidak Dahulu Ada Sekarang
Ada

1 Pengolahan Kerupuk Sanjai 6 7 7


2 Pemasaran Kerupuk Sanjai 6 2 2
Jumlah penerapan kearifan lokal 12 9 9
Jumlah kearifan lokal 30

Tabel 2 didapat bahwa kearifan lokal dahulu sudah telah banyak ditinggalkan
Kerupuk Sanjai yang dilakukan di Desa yaitu 12 kearifan lokal dari 30 kearifan
Sanjai berjumlah 30 kearifan lokal yang lokal yang masih ada. Penjabarannya
dijalani dahulu maupun sekarang. dapat dilihat pada lampiran 2.
Kearifan lokal yang dijalani dahulu Analisis SWOT
sebanyak 12 kearifan lokal yang pernah Salah satu strategi untuk
ada, yang masih ada sebanyak 9 kearifan meminimalkan dan memaksimalkan
lokal, sedangkan kearifan lokal yang kekuatan dengan analisis SWOT.
dahulu tidak dilakukan tetapi sekarang Analisis ini dilakukan untuk melihat
dilakukan sebanyak 9 kearifan lokal. strategi dalam mempertahankan kearifan
Dengan hal ini bahwa beberapa kearifan lokal kerupuk sanjai yang dilakukan
lokal yang pernah ada dan sekarang dengan melihat faktor internal (kekuatan
ditinggal oleh petani. Kearifan lokal dan kelemahan) dan eksternal (peluang
yang ditinggal oleh petani menunjukan dan ancaman).
kondisi kearifan lokal kerupuk sanjai

19
Kajian Kearifan Lokal Ubi Kayu ……

Tabel 3. Analisis SWOT


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Internal
1. Alat-alat tradisional tetap 1. Lahan petani ubi kayu
dipertahankan dalam usaha masih bersifat pinjam/sewa
produksi tanaman ubi kayu 2. Penggunaan bahan dan zat
2. Bibit lokal yang tetap kimia dalam pembasmian
digunakan dalam hama dan penyakit sehingga
penanaman ubi kayu menyebabkan polusi
3. Pemanfaatan limbah ubi 3. Bentuk kerupuk sanjai asli
kayu menjadi bibit sudah jarang untuk dijumpai
4. Kerupuk Sanjai telah
memiliki hak paten untuk
Eksternal
nama sanjai
5. Memiliki asosiasi organisasi
sanjai kota Bukittinggi
6. Saprodi mudah untuk
didapatkan
7. Pemasaran kerupuk sanjai
yang telah menyebar luas
sampai ke Pulau Jawa
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

1. Kota Bukittingi sudah 1. Mempertahankan 1. Menjadikan Kota


terkenal dengan kota penggunaan alat-alat Bukittinggi daerah
wisata kuliner tradisional dengan cara berwawasan kearifan lokal
2. Letak desa wisata Sanjai terdahulu dalam budidaya 2. Memberikan daya tarik
yang strategis tanaman ubi kayu untuk terhadap wisatawan yang
3. Target pasar yang mempertahankan kearifan datang untuk mengetahui
tersedia untuk penjualan lokal tanaman ubi kayu dan kearifan lokal masyarakat
menghemat biaya produksi 3. Memberikan kesadaran dari
2. Pengusaha Kerupuk Sanjai generasi muda dan kalangan
tetap mengajarkan kearifan masyarakat untuk
lokal secara turun temurun melestarikan kearifan lokal
dalam pengolahan Kerupuk
Sanjai untuk tetap
menggembangkan usaha
produksi Kerupuk Sanjai
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

1. Tingkat persaingan yang 1. Meningkatkan dan 1. Mengurangi penggunaan zat


tinggi mempertahankan kualitas kimia yang menyebabkan
2. Terjadi pengalihfungsian dan kuantitas produk kerusakan lahan dan polusi
lahan Kerupuk Santai 2. Pemerintah lebih
3. Desa Sanjai kurang 2. Pengelolaan sumber daya memperhatikan untuk
berbenah diri untuk alam dan limbah maksimal penyediaan lahan untuk
mempertahankan oleh pemerintah dan pertanian tanaman ubi kayu
kearifan lokal kerupuk masyarakat 3. Desa Sanjai berbenah diri
sanjai 3. Meningkatkan kerja sama untuk mempertahankan
4. Perkembangan teknologi antara Pengusaha Kerupuk kearifan lokal Kerupuk
pengolahan bahan pangan Sanjai dan petani ubi kayu Sanjai

20
Jurnal Sungkai Vol.7 No.1, Edisi Februari 2019 Hal : 12-26

Dari hasil Analisis SWOT yang mulai dari pengolahan ubi kayu
dilakukan dapat kita ketahui bahwa menjadi kerupuk sanjai sampai
strategi dalam mempertahankan kearifan dengan pemasaran Kerupuk Sanjai.
lokal tanaman ubi kayu dalam usaha Penerapan Kearifan lokal masih
kerupuk sanjai adalah sebagai berikut : banyak dipertahankan dari dahulu
1. Mempertahankan penggunaan alat- sampai dengan sekarang, meskipun
alat tradisional dan cara-cara telah banyak hal baru yang masuk
terdahulu dalam budidaya tanaman didalamnya.
ubi kayu untuk mempertahankan 2. Strategi yang dilakukan untuk
kearifan lokal tanaman ubi kayu dan pengembangan kearifan lokal ubi
menghemat biaya produksi. kayu dalam usaha kerupuk sanjai di
2. Menjalin komunikasi dengan Kota Bukittinggi adalah :
pemerintah untuk tetap melestarikan a. Mempertahankan penggunaan
dan mengembangkan usaha kerupuk alat-alat tradisional dan cara-cara
Sanjai. terdahulu dalam budidaya
3. Meningkatkan dan mempertahankan tanaman ubi kayu untuk
kualitas dan kuantitas dari kerupuk mempertahankan kearifan lokal
sanjai. tanaman ubi kayu dan menghemat
Simpulan biaya produksi.
Berdasarkan hasil penelitian b. menjalin komunikasi dengan
yang dilakukan dapat diambil pemerintah untuk tetap
kesimpulan sebagai berikut : melestarikan dan
1. Kearifan lokal tanaman ubi kayu mengembangkan usaha kerupuk
yang masih ada dan pernah ada yang sanjai
masih di jalankan oleh masyarakat c. Mempertahankan dan
petani ubi kayu berjumlah 48 meningkatkan kualitas dan
kearifan lokal, yang mulai dari cara kuantitas usaha Kerupuk Sanjai.
pembukaan lahan, pembibitan, Saran
penanaman, penyiangan, masa 1. Tetap mempertahankan kearifan
sebelum produksi dan pasca panen. lokal yang telah ada dan telah
Kearifan lokal Kerupuk Sanjai yang dijalankan seperti biasa dari dahulu
masih ada dan pernah ada yang sehingga masyarakat masih
masih di jalankan oleh masyarakat mengetahui kearifan lokal yang
berjumlah 30 kearifan lokal, yang masih tetap dijalankan meskipun

21
Kajian Kearifan Lokal Ubi Kayu ……

pada saat sekarang telah masuk


Prasetiawati, Nila., Budhi S. dan Nasir
berbagai budaya baru.
Saleh. 2011. Kelayakan
2. Peran pemerintah untuk Usahatani Ubi kayu sambung
Randan I Pada Berbagai Dosis
mempertahakan kearifan lokal
Pupuk. Prosiding Seminar Hasil
Kerupuk Sanjai melalui dengan Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi. Pusat
adanya Organisasi Sanjai Kota
Penelitian dan Pengembangan
Bukittinggi dapat lebih ditingkatkan Tanaman Pangan. Bogor. Hal:
596-603.
dan berkembang sehingga tidak
menghilangkan kebudayaan lokal Simatupang, P. 2012. Meningkatkan
Daya Saing Ubi kayu, Kedelai,
tentang Kerupuk Sanjai untuk Kota
dan Kacang Tanah Untuk
Bukittinggi. Meningkatkan Pendapatan
Petani, Ketahanan Pangan, Nilai
Tambah, dan Penerimaan
DAFTAR PUSTAKA
Devisa. Prosiding Seminar
Badan Pusat Statistik. 2015. Provinsi
Nasional Tanaman Pangan
Sumatera Barat Dalam Angka
Inovasi Teknologi Berbasis
2015. Badan Pusat Statistik
KetahananPangan Berkelanjutan
Provinsi Sumatera Barat.
Buku 3. Pusat Penelitian dan
Padang.
Pengembangan Tanaman
Pangan. Bogor. Hal: 704-713.
Badan Pusat Statistik. 2018. Kota
Bukittinggi Dalam Angka 2018:
Rangkuti, Fredy. 2001. Analisis SWOT:
Basis Data Statistik Kota
Teknik Membedah Kasus
Bukittinggi. Badan Pusat
Bisnis. PT.Gramedia Pustaka
Statistik Kota Bukittinggi.
Utama. Jakarta.
Bukittinggi.

22
Jurnal Sungkai Vol.7 No.1, Edisi Februari 2019 Hal : 12-26

Lampiran 1. Rekapitulasi Kearifan Lokal Tanaman Ubi kayu

Penerapan Kearifan Lokal


Dahulu Tidak
No Kearifan Lokal Dahulu Ada, Sekarang dan
Ada, Sekarang
Sekarang Tidak Dahulu Ada
Ada
A. Pembukaan Lahan
1 Mengucapkan Basmallah
sebelum membuka lahan √
2 Lahan dibiarkan semak √
3 Sistem pinjam lahan √
4 Menggunakan alat tradisional
cangkul dan sabit √
5 Pembukaan lahan dimulai dari
setelah solat shubuh √
6 Memanfaatkan sisa pembukaan
lahan √
7 Memberikan jariah sebelum
meminta bantuan √
8 Dilarang berbicara tidak sopan √
Jumlah penerapan kearifan lokal 3 5 0
Jumlah kearifan lokal 8

B. Pembibitan
1 Menggunakan bibit lokal √
2 Panjang bibit yang digunakan 10-
15 cm √
3 Mata tunas menghadap keatas √
4 Memilih bibit yang batangnya
berwarna gelap (coklat) atau
tidak berwarna putih √
5 Membaca basmallah √
6 Memilih bibit yang bertunas rapat √
7 Memotong bibit yang akan
digunakan sekali potong √
Jumlah penerapan kearifan lokal 7
Jumlah kearifan lokal 7
C. Penanaman
1 Membaca basmallah sebelum
melakukan penanaman √
2 Menentukan jarak tanam √
3 Menanam menggunakan alat
tradisional √
4 Arah penanaman bibit tidak
diatuur (bebas) √
5 Membuat jalan ditengah-tengah
tanaman ubi kayu √
6 Menggunakan baju
panjang,celana panjang,dan topi √
7 Menanam ubi kayu hanya untuk
kebutuhan sehari-hari √
8 Bibit (pungkam) ditanam searah √
9 Bibit (pungkam) ditanam
berlawanan arah √

23
Kajian Kearifan Lokal Ubi Kayu ……

Penerapan Kearifan Lokal


Dahulu Tidak
No Kearifan Lokal Dahulu Ada, Sekarang dan
Ada, Sekarang
Sekarang Tidak Dahulu Ada
Ada
Jumlah penerapan kearifan lokal 2 6 1
Jumlah kearifan lokal 9
D. Pemeliharaan
Penyiangan
1 Membaca basmallah √
2 Penyiangan dilakukan apabila
gulma mulai tinggi √
3 Penyiangan menggunakan alat-
alat tradisional √
4 Menentukan lahan yang harus
dilakukan penyiangan umumnya
melihat tinggi gulma √
5 Pembersihan tunas √
Pemupukan
6 Pemupukan dilakukan pada
bulan ke-3 dan bulan ke-9 √
7 Membaca basmallah √
8 Pupuk diberikan jarak satu
jengkal dari pungkam √
9 Tidak menggunakan pupuk
dalam penanaman √
Penanggulangan Hama Dan Penyakit
10 Membersihkan lahan secara
berkala dengan menggunakan
alat tradisional (cangkul dan
sabit) √
11 Membaca basmallah √
12 Menggunakan racun/obat tikus √

Pencurian Ubi Kayu


13 Lahan tidak menggunakan pagar √
14 Penyelesaian masalah secara
kekeluargaan melalui wali jorong √
Jumlah penerapan kearifan lokal 2 11 1
Jumlah kearifan lokal 14
E. Masa sebelum produksi
1 Turun kesawah sambil
menunggu waktu panen √
2 Menanam tanaman jagung √
3 Memanen pucuk ubi (daun) √
Jumlah penerapan kearifan lokal 2 1
Jumlah kearifan lokal 3
F. Pasca Panen
1 Limbah batang ubi dijadikan
bibit √
2 Toke mengambil hasil panen
dengan pedati √
3 Toke mengambil hasil panen
mengunakan motor √
4 Sisa-sisa panen dibakar √
5 Sisa-sisa panen dilahan ditimbun √

24
Jurnal Sungkai Vol.7 No.1, Edisi Februari 2019 Hal : 12-26

Penerapan Kearifan Lokal


Dahulu Tidak
No Kearifan Lokal Dahulu Ada, Sekarang dan
Ada, Sekarang
Sekarang Tidak Dahulu Ada
Ada
6 Toke lansung memanen sendiri
dilahan bila ingin membeli √
7 Harga tanaman ubi kayu
berdasarkan harga pasaran dan
toke √
Jumlah penerapan kearifan lokal 1 4 2
Jumlah kearifan lokal 7
Jumlah Penerapan Kearifan Lokal 8 35 5
Keseluruhan (A + B + C + D + E + F)

Jumlah Kearifan Keseluruhan (A + B 48


+ C + D + E + F)

Lampiran 2. Rekapitulasi Kearifan Lokal Kerupuk Sanjai

Penerapan Kearifan Lokal


Dahulu
Dahulu Ada,
No Kearifan Lokal Sekarang dan Tidak Ada,
Sekarang
Dahulu Ada Sekarang
Tidak
Ada
A. Pengolahan Kerupuk Sanjai
1 Nyanyian ketika menggoreng kerupuk
sanjai "sansai den,sansai den" √
2 Menggunakan minyak kelapa (karambia) √
3 Menggunakan minyak kelapa sawit √
4 Kemasan menggunakan karisiak pisang
(daun pisang kering) √
5 Kemasan menggunakan plastik √
6 Menggunakan bahan bakar kayu manis √
7 Membaca basmallah √
8 Menggunakan pisau untuk mengiris ubi
kayu √
9 Menggunakan mesin (mesin khatam)
untuk memotong ubi kayu √
10 Mengiris ubi kayu diatas paha √
11 Bahan baku dari tanah liat √
12 Bahan tungku dari semen √
13 Bentuk potongan kerupuk memanjang
atau panjang-panjang √
14 Bentuk potongan kerupuk bulat-bulat √
15 Bahan baku diantar lansung kedapur
pengolahan sanjai √
16 Mencuci ubi dengan air mengalir √
17 Tempat penggorengan (kuali) terbuat
dari besi √
18 Tempat penggorengan (kuali) terbuat
dari alumunium √
19 Mengupas ubi dengan sarung tangan √

25
Kajian Kearifan Lokal Ubi Kayu ……

Penerapan Kearifan Lokal


Dahulu
Dahulu Ada,
No Kearifan Lokal Sekarang dan Tidak Ada,
Sekarang
Dahulu Ada Sekarang
Tidak
Ada
20 Mengupas ubi dengan pisau bermata dua √
Jumlah penerapan kearifan lokal 6 7 7
Jumlah kearifan lokal 20
B. Pemasaran
1 Langsung memasarkan kepada
konsumen (sendiri) √
2 Dititipkan ketoko oleh-oleh √
3 Toke langsung datang membeli di dapur
produksi √
4 Memasarkan produk sanjai keluar kota √
5 Diproduksi hanya untuk makanan sehari-
hari √
6 Menggunakan katidiang untuk menjual
kerupuk sanjai kepasar √
7 Menggunakan gerobak untuk menjual
kerupuk sanjai kepasar √
8 Menggunakan becak untuk menjual
kerupuk sanjai kepasar √
9 Mengikat bungkus kerupuk sanjai
kemasan kecil menggunakan karet
gelang √
10 Mengikat bungkus kerupuk sanjai
kemasan besar menggunakan pelepah
pisang kering √
Jumlah penerapan kearifan lokal 6 2 2
Jumlah kearifan lokal 9
Jumlah Penerapan Kearifan Lokal 12 9 9
Keseluruhan (A + B)

Jumlah Kearifan Keseluruhan (A + B) 30

26

Anda mungkin juga menyukai