1 Maret 2020
*candra.hidayat@stptrisakti.ac.id
ABSTRACT
Indonesia ranks fifth in the world’s cassava production with a total production of 19,436,640
tons. Cassava is a staple food for Indonesians and growns in almost all parts of Indonesia.
However nowadays, the existence of cassava as a staple is replaced by other types of food,
especially with the arrival of fast food from abroad. This study aims to determine the extent and
how to use cassava as the main raw material for traditional food in the community. Because if it
is ignored one day cassava would no longer be a food commodity. The research method used
were interviews and questionnaires. Interviews were conducted with ten respondents who were
considered randomly representative (random sampling). As results of this study, it turned out
that some people still faithfully consume cassava but not as a staple but as a side dish. Then it
was observed that packaging and product innovation were also needed in this regard.
ABSTRAK
Indonesia menempati posisi ke lima dalam produksi ubi kayu di dunia dengan jumlah produksi
19.436.640 ton. Dan singkong adalah makanan sehari-hari orang Indonesia dan tumbuh
dihampir seluruh wilayah Indonesia. Namun kini, keberadaan singkong sebagai makanan utama
tergantikan oleh jenis makanan lain terutama dengan datangnya makanan cepat saji dari luar
negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana dan bagaimana memanfaatkan
singkong sebagai bahan baku utama makanan tradisional di masyarakat. Karena jika dibiarkan
suatu saat singkong tidak menjadi komoditas pangan lagi. Metode penelitian yang dilakukan
ialah dengan melakukan wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan terhadap sepuluh
orang responden yang dianggap mewakili secara acak (random sampling). Dari hasil penelitian
ini ternyata bahwa sebagian masyarakat masih setia mengkonsumsi singkong namun bukan
sebagai makanan utama tetapi sebagai makanan sampingan. Kemudian dicermati bahwa,
pengemasan dan inovasi produk juga dibutuhkan dalam hal ini.
53
Persepsi Masyarakat terhadap Makanan Berbahan Dasar Singkong yang diolah Secara
Tradisional dan Kekinian
(Candra Hidayat dan Mohammad Syaltut Abduh)
54
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020
Gambar 1. Luas Panen, Produksi dan Produktifitas Ubi Kayu dan Ubi Jalar Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, 2014
55
Persepsi Masyarakat terhadap Makanan Berbahan Dasar Singkong yang diolah Secara
Tradisional dan Kekinian
(Candra Hidayat dan Mohammad Syaltut Abduh)
Nagasari, lapis, apem, serabi, cara, jenang kulit tipis dan mudah dikupas, warna
sum-sum, jenang abang, dan kue cucur putih dan ukurannya tidak terlalu kecil.
merupakan produk olahan pangan Pada dasarnya semua jenis singkong dapat
tradisional dengan bahan bakutepung diolah dan diproduksi menjadi tepung
beras (nurhayati, dkk, 2013). Singkong mocaf, tetapi jenis singkong akan
dapat diolah menjadi produk olahan berpengaruh pada mutu dan hasil produksi
bernilai jual tinggi, selain itu ubikayu atau tepung mocaf (salim, 2011)
singkong merupakan sumber karbohidrat
terpenting ketiga setelah beras dan jagung, METODOLOGI PENELITIAN
sehingga dapat dijadikan sebagai pangan Penelitian ini menggunakan
pokok atau cadangan (bufferstock) pangan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
(kementan, 2012). melakukan wawancara, observasi dan
Turunan Ubi Kayu penyebaran kuisioner serta di provinsi
1. Tepung Tapioka Jawa barat-Kabupaten Bogor dengan
Tepung tapioka(cassava-root flour) responden berjumlah 150 orang dengan
atau sering di sebut tepung kanji adalah dilakukan random sampling. Pengertian
tepung yang di peroleh dari ketela pohon deskriptif menurut Sugiyono (2014:26)
atau singkong. Tapioka memiliki sifat- yaitu: “Penelitian deskriptif adalah
sifat fisik yang serupa dengan tepung penelitian yang dilakukan untuk
sagu, sehingga penggunaan keduanya mengetahui nilai variabel mandiri, baik
dapat saling menggantikan satu variabel atau lebih (independen)
(gursharansinghkainth, 2010). Tepung tanpa membuat perbandingan, atau
tapioka banyak digunakan sebagai bahan menghubungkan antara variabel satu
pengental dan bahan pengikat dalam dengan variabel lain. Tipe yang paling
industri makanan. umum dari penelitian deskriptif ini
2. Tepung Mocaf (Modified Cassava meliputi penelitian sikap atau pendapat
Flour) terhadap individu, organisasi, keadaan
Mocaf adalah tepung dari ubi kayu ataupun prosedur. Data deskriptif pada
yang diproduksi dengan prinsip umumnya dikumpulkan melalui daftar
memodifikasi sel ubi kayu melalui pertanyaan dalam angket, wawancara
fermentasi bakteri asam laktat (bal). maupun observasi. ”Dengan
Mocaf adalah singkatan dari modified menggunakan metode deskriptif ini,
cassava flour yang berarti tepung ubi kayu penulis melaporkan keadaan objek atau
yang dimodifikasi. Cara lain pembuatan subjek yang diteliti sesuai dengan apa
mocaf adalah dengan cara memendam adanya. Sedangkan unit analisis menurut
sawut ubi kayu dengan penambahan Hamidi (2005 :75-76) adalah satuan yang
enzim tertentu (subagio, 2009). Secara diteliti yang bisa berupa individu,
umum proses pembuatan mocaf meliputi kelompok, benda atau suatu latar peristiwa
tahap-tahap penimbangan, pengupasan, sosial seperti misalnya aktivitas individu
pemotongan, perendaman (fermentasi), atau kelompok sebagai subyek penelitian.
pengeringan dan penepungan. Pengujian data dilakukan dengan
Karakteristik mocaf dipengaruhi oleh jenis menggunakan bantuan SPSS (Statistical
kulturdan lama fermentasi ubi kayu Package For social Science) 21 for
(amanu, 2014). Jenis singkong yang Windows.Tujuan yang ingin diperoleh
digunakan untuk produksi tepung mocaf dari analisis data adalah unutk
sebaiknya dipilih dari varietas unggul, menyederhanakan data kedalam bentuk
yaitu memiliki kadar pati yang tinggi, yang lebih mudah untuk dibaca dan di
rendemen yang tinggi, kadar air rendah, interprestasikan.
56
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kuesioner
Berdasarkan hasil survei dapat persentase 13.0%. Dari hasil diatas, maka
diketahui bahwa responden yang dapat disimpulkan bahwa responden yang
berpendidikan SMP - SMA sebanyak 48 mengisi survey terdiri dari semua
responden dengan nilai persentase 32.0%, golongan latar belakang pendidikan, kita
responden yang berpendidikan D3 – S1, dapat menilai makanan olahan berbahan
82 responden dengan nilai persentase dasar singkong di sukai oleh masyarakat
55%, responden yang berpendidikan S2 – kabupaten Bogor dari berbagai latar
S3 sebanyak 20 responden dengan nilai belakang pendidikan.
57
Persepsi Masyarakat terhadap Makanan Berbahan Dasar Singkong yang diolah Secara
Tradisional dan Kekinian
(Candra Hidayat dan Mohammad Syaltut Abduh)
Menurut hasil survei dapat dilihat setuju 8 orang (5.3%), cukup setuju 33
150 responden yang mengisi kuesioner orang (22.0%), setuju 63 orang (42.0%),
sangat tidak setuju 3 orang (2.0%), tidak
58
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020
sangat setuju 43 orang (28.7%). Maka setuju bahwa merekamengetahui berbagai
dapat disimpulkan responden sebanyak jenis makanan berbahan dasar singkong.
139 orang (92.7%) responden menyatakan
Berdasarkan hasil survei dapat orang (38,0 %), sangat setuju sebanyak 38
dilihat 150 responden yang mengisi orang (25,3%). Maka dapat disimpulkan
kuesioner terdapat sangat tidak setuju bahwa responden sebanyak 135 orang
sebanyak 2 orang (1.3%), tidak setuju (90.0%) responden menyatakan setuju
sebanyak 13 orang (8.6%) cukup setuju bahwa menurut mereka bahan baku
sebanyak 40 orang (26.6%), setuju 57 singkong mudah didapat.
59
Persepsi Masyarakat terhadap Makanan Berbahan Dasar Singkong yang diolah Secara
Tradisional dan Kekinian
(Candra Hidayat dan Mohammad Syaltut Abduh)
Menurut hasil survei dapat dilihat Singkong Rebus (36,7%) dan 5 responden
150 responden yang berusia 20-25 tahun tidak menyukai Singkong Rebus (3,3%).
mengisi kuesioner 55 responden menyukai Responden yang berusia > 26 tahun
60
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020
mengisi kuesioner 83 responden menyukai Maka dapat disimpulkan responden
Singkong Rebus (55.3%) dan 7 responden sebanyak 138 orang (92.0%) responden
tidak menyukai Singkong Rebus (4,7%). menyatakan menyukai singkong rebus.
61
Persepsi Masyarakat terhadap Makanan Berbahan Dasar Singkong yang diolah Secara
Tradisional dan Kekinian
(Candra Hidayat dan Mohammad Syaltut Abduh)
62
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020
Menurut hasil survei dapat dilihat sebanyak 67 responden menyukai Donat
150 responden yang berusia 20-25 tahun Singkong (44,7%) dan sebanyak 23
mengisi kuesioner 36 responden menyukai responden tidak menyukai Donat
Donat Singkong (24,0%) dan 24 Singkong (15,3%). Maka dapat
responden tidak menyukai Donat disimpulkan responden sebanyak 103
Singkong (16,0%). Responden yang orang (68.7 %) responden menyatakan
berusia > 26 tahun mengisi kuesioner menyukai Donat Singkong.
63
Persepsi Masyarakat terhadap Makanan Berbahan Dasar Singkong yang diolah Secara
Tradisional dan Kekinian
(Candra Hidayat dan Mohammad Syaltut Abduh)
64
Jurnal Ilmiah Pariwisata, Volume 25 No. 1 Maret 2020
hanya 67 responden menyukai Cake m/read/2014/12/01/15424731/J
Singkong, 59 responden menyukai amu.Tamu.Pemkot.Bandung
Croisant Singkong dan 49 responden Provinsi Jawa Barat dalam angka
menyukai Pizza Singkong. Membuat (2016)
pelatihan untuk masyarakat di daerah http://pusdalisbang.jabarprov.g
Bogor, mengenai cara membuat o.id/pusdalisbang/berkas/jabar
makanan olahan berbahan dasar dalamangka/747Provinsi-Jawa-
singkong serta pengemasan yang Barat-Dalam-Angka-2016.pdf
menarik dan inovasi-inovasi dalam Subagio, A. (2009)Modified Cassava
olahan makanan berbahan dasar Flour Sebuah Masa Depan
singkong untuk makanan kekinian. Ketahanan Pangan Nasional
Berbasis Potensi
DAFTAR PUSTAKA Lokal.Jember: FTP
Universitas Jember.
Agoes, A. (2010). Tanaman Obat Sugiyono, (2014). Metode Penelitian
Indonesia. Jakarta: Salemba Kuanti tatif, Kualitatif dan
Medika R&D,Bandung : Alfabeta
Amanu, F. N. dan W. H. Susanto.
(2014). Pembuatan Tepung
Mocaf di Madura (Kajian
Varietas dan Lokasi
Penanaman) Terhadap Mutu
dan Rendemen. malang: FTP
Universitas Brawijaya Malang
Djaeni, M. dan A. Prasetyaningrum.
(2010). Kelayakan Biji Durian
sebagai Bahan Pangan
Alternatif: Aspek Nutrisi dan
Tekno Ekonomi. Semarang:
Bappeda Semarang Kota.
Gardjito,M. Djuwardi, A. dan
Harmayanti, E. (2013). Pangan
Nusantara, Karakteristik dan
Prospek untuk Percepatan
Diversifikasi Pangan. Jakarta:
Kencana.
Kainth, Gursharan Singh. (2010). Food
security and sustainability.
Amritsar: GAD Institute of
Development Studies
Kabupaten Bogor “profil daerah
kabupaten bogor”
https://jabarprov.go.id/index.ph
p/pages/id/1041
Kuantitas produksi ubi kayu
http://www.fao.org/faostat/en/#
data/QC/visualize
Pemerintah Kota Bandung “jamu tamu,
pemkot bandung juga sediakan
kacang dan
ubi”https://regional.kompas.co
65